Anda di halaman 1dari 3

MENGENAL POLIMER CERDAS (SMART POLYMER)

Oleh Sinly Evan Putra

Smart PolymersIstilah polimer cerdas (smart polymer) mungkin masih terdengar asing di telingga
kita. Kata “cerdas” disini janganlah diintreprestasikan seperti “cerdas” yang dimiliki oleh manusia
yang cakupannya sangat luas. Di sini karena polimer adalah benda mati, sehingga apablia polimer
tersebut mampu beradaptasi atau memberikan respon kecil terhadap berubahnya kondisi
lingkungan, sudah cukup untuk menyebut polimer tersebut sebagai polimer cerdas.

Kondisi lingkungan pada polimer biasanya meliputi pH, temperatur, medan listrik, medan magnet,
cahaya, pelarut, agen biokimia (enzim), tekanan, faktor ionik, dan sebagainya. Dari kondisi
lingkungan ini, kita dapat mengklasifikasikan jenis polimer cerdas. Untuk polimer yang mampu
merespon perubahan pH disebut polimer cerdas peka pH atau lazim dinamakan polimer peka pH.
Untuk yang mampu merespon perubahan temperatur, dinamakan polimer peka temperatur, dan
seterusnya.

Respon yang diberikan polimer cerdas terhadap berubahnya kondisi lingkungan dapat berupa
dengan menjadi mengkerut, mengembung, melarut, mengendap, membentuk misel ataupun
membentuk transisi antara sol dan gel (sol-gel) bergantung pada bentuk fisik ikatannya, bentuk fisik
ini dapat dilihat secara makroskopis.

tabel polimer cerdas

Respon diatas umumnya bersifat reversible (dalam artian dapat bolak-balik). Sebagai contoh polimer
cerdas adalah hidrogel poli Asam Akrilat (AA) yang mampu beradaptasi sesuai perubahan pH
lingkungannya. Pada pH rendah hidrogel AA akan mengkerut (Unswell/Shrinking) dan apabila pH
bertambah naik (tinggi), AA akan menggembung (swelling).

smart polymerGambar ilustrasi respon hidrogel poli asam akrilat terhadap pH


Aplikasi Polimer Cerdas

Dewasa ini polimer cerdas telah dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi. Sebut saja untuk baju
olahragawan pada Olimpiade Beijing 2008, telah memanfaatkan polimer peka temperatur untuk
mengatur suhu tubuh atlet. Begitupun dengan produk plastik kemasan yang juga telah
memanfaatkan berbagai jenis polimer cerdas. Selain sebagian kecil pemanfaatan diatas, polimer
cerdas juga telah dikembangkan sebagai biomaterial dalam bidang medis.

Smart Polymer For Drug Delivery

Pemanfaatan polimer cerdas di bidang medis terutama dalam aplikasi pada sistem drug delivery
(penyampai obat), gen carier, sensor glukosa, tes diagnosis, kontak lensa mata, pemisahan
membran, mempertinggi biokompaktibel permukaan, penyerapan air (water-sorption), dan lain-lain.
Semua pemanfaatan ini didasarkan pada sifat kepekaan dari polimer cerdas. Sebagai contoh untuk
sistem drug delivery digunakan polimer yang mempunyai kemampuan dalam hal peka pH ataupun
temperatur.

Cara kerja dari drug delivery dari polimer cerdas ini adalah dengan memanfaatkan variasi pH yang
terdapat pada gastrointestinal tract (GIT) atau lambung perut yang mempunyai variasi pH antara 2
(pada perut) dan 10 (pada usus besar). Dalam lingkungan asam, drug delivery (polimer cerdas)
menahan obat yang dikandungnya untuk tidak terdegradasi dengan cara mengkerut, dan ketika
telah tiba pada lokasi spesifiknya yang bermedium basa, polimer cerdas akan mengembung sekaligus
melepas obat yang dikandungnya ke target. Variasi pH ini, juga terdapat pada lokasi spesifik lainnya
seperti pada jaringan (termasuk pada jaringan tumor) atau pada sub-sub sel. Polimer peka
temperatur dengan T kritis juga ideal untuk digunakan sebagai drug delivery pada daerah fisiologis
ini.

Pada beberapa tahun belakangan, pengembangan polimer cerdas mulai dikembangkan kearah
polimer yang mempunyai dua kepekaan sekaligus. Umumnya metode yang digunakan adalah
dengan pencangkokan atau dikenal dengan istilah grafting. Beberapa peneliti telah sukses
mengrafting seperti Leung et al (2005) yang telah mempreparasi mikrogel kulit-inti (core-shell)
cerdas bebasis PNIPAAm, MBAAm, dan kitosan (Polyethyleneimine) yang menghasilkan mikrogel
yang dapat peka pH sekaligus peka temperatur. Kurata dan Dobashi (2004) yang telah berhasil
membuat kopolimer baru dari N,N-dimethylaminoethylmethacrylate (DMAEM) dan asam akrilat
(AA) yang mampu peka pH dan temperatur. Begitupun dengan Gonzalez et al (2005) yang telah
menemukan polimer baru turunan dari ethylpyrrolidine yaitu N-ethylpyrrolidine methacrylate
(EPyM) yang juga peka pH dan temperatur.

Polimer yang mempunyai dua kepekaan sekaligus ini juga sangat potensial dikembangkan baik
sebagai drug delivery maupun pemanfaatan di bidang lain. Sebagai contoh polimer cerdas dalam
bentuk selaput yang telah ditemukan oleh Andrea Puci dari Universitas Pisa yang mempunyai
kemampuan peka tekanan (pressure) sekaligus peka temperatur. Polimer ini dapat dimanfaatkan
dalam produk plastik kemasan makanan/minuman yang rentan terpapar tekanan dan temperatur
yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai