PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks
dari perasaan, sikap dan persepsi bawa sadar maupun sadar. Konsep diri
memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu
yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri. Jika
seseorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep
diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil.
Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat
menjadi sumber stress atau konflik.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagi organisme yang memiliki dorongan
untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan
dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia
tidak memiliki kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak
bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi gangguan konsep diri ?
2. Apa saja penyebab gangguan konsep diri ?
3. Apa saja jenis gangguan konsep diri ?
4. Bagaimana rentang respon gangguan konsep diri?
5. Bagaimana proses terjadinya masalah gangguan konsep diri?
6. Bagaimana tanda dan gejala gangguan konsep diri?
7. Apa akibat gangguan konsep diri?
8. Bagaimana mekanisme koping gangguan konsep diri?
9. Bagaimana penatalaksanaan gangguan konsep diri?
10. Bagaimana pohon masalah gangguan konsep diri?
11. Apa diagnosa keperawatan gangguan konsep diri?
12. Bagaimana rencana asuhan keperawatan gangguan konsep diri?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti definisi gangguan konsep diri
2. Agar mahasiswa mengerti penyebab gangguan konsep diri
3. Agar mahasiswa mengerti jenis gangguan konsep diri
4. Agar mahasiswa mengerti rentang respon gangguan konsep diri
5. Agar mahasiswa mengerti proses terjadinya masalah gangguan konsep diri
6. Agar mahasiswa mengerti tanda dan gejala gangguan konsep diri
7. Agar mahasiswa mengerti akibat gangguan konsep diri
8. Agar mahasiswa mengerti mekanisme koping gangguan konsep diri
9. Agar mahasiswa mengerti penatalaksanaan gangguan konsep diri
10. Agar mahasiswa mengerti pohon masalah gangguan konsep diri
11. Agar mahasiswa mengerti diagnosa keperawatan gangguan konsep diri
12. Agar mahasiswa mengerti rencana asuhan keperawatan gangguan konsep diri
BAB II
ISI
b. Psikologi
Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Stressor
yang lain adalah konflik, tekanan, krisis dan kegagalan.
c. Sosio Kultural
Stereotipi peran gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar
individu terdiri dari :
5. Penampilan peran
Peran adalah sekumpulan pola perilaku yang diharapkan secara sosial
berhubungan dengan fungsi seseorang dalam kelompok sosial yang berbeda.
Perilaku peran berkaitan erat dengan konsep diri dan identitas, dan gangguan
peran yang sering melibatkan konflik antara fungsi independen dan dependen.
Harga diri tinggi dihasilkan dari peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai
dengan ideal diri seseorang.
6. Identitas diri
Merupakan kesadaran diri yang didasarkan pada observasi dan penilaian
diri. Hal ini tidak terkait dengan satu prestasi, aktivitas, karakteristik, atau
peran. Identitas berbeda dari konsep diri yaitu perasaan berbeda dari orang
lain. Orang dengan rasa identitas positif melihat dirinya sebagai individu yang
unik dan berharga (Stuart,2016:216).
D. Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif
Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah Difusi identitas
Disosiasi Depersonalisasi
E. Proses Terjadinya
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan,dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya denga orang lain. Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun
dipelajari. Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu
sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan
dari orang lain. Gangguan harga diri digambarkan sebagai oerasaan yang negetiv
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktifitas, perasaan
tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secar sosial.
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistik (Keliat, 2001).
2) harapan pasien
4) Aspirasi pasien
c. Harga diri
Harga diri adalah penilaian tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Yang
perlu dikembangkan dalam harga diri pasien sebagai berikut :
1) percaya diri
d. Peran
2) Aktualisasi diri
e. Identitas
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsisten dan keunikan individu.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung
sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Yang
perlu dikembangkan dalam identitas diri :
1) Nama pasien
2) Usia pasien
3) Agama pasien
5) Status pasien
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa : ketidak efektifan Koping berhubungan dengan gangguan konsep
( Harga diri rendah) diri dikarenakan harapan diri yang tidak realistis.
b. Diagnosa : Kehilangan harapan berhubungan dengan gangguan konsep diri
(ideal diri) dikarenakan harapan orang tua yang tidak realistis.
c. ketidakefektifan Performa peran, berhubungan dengan gangguan konsep diri
( peran ) dikarenakan ketidakmampuan menerima peran baru dalam diri.
3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa : Koping, ketidak efektifan berhubungan dengan gangguan
konsep diri dikarenakan harapan diri yang tidak realistis.
Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadap
stressor, pilihan yang tidak adekuat terhadap respons untuk bertindak dan
ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia.
Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan harga diri yang realistis
Tujuan Khusus : Klien dapat menunjukkan penyelesaian masalah yang ia
hadapi
Kriteria Evaluasi :
1) Menunjukkan koping yang efektif
2) Menggunakan perilaku untuk menurunkan stress
3) Menggunakan strategi koping yang paling efektif
4) Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari hari
5) Mengungkapakan secara verbal tentang rencana penerimaan atau
mengubah situasi
Intervensi :
1) Peningkatan koping
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan presepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menggangu pemenuhan tuntutan dan
peran hidup
2) Konseling
Menggunakan proses bantuan interaktif yang berfokus pada
kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekatuntuk
meningkatkan atau mendukung koping, penyelesaian masalah, dan
berhubungan interpersonal.
3) Bantuan emosi
Memberikan penenangan, penerimaan dan dorongan selama periode
stress
4) Peningkatan peran
Membantu pasien, orang terdekat paseien, atau anggota keluarga untuk
memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan menambahkan
perilaku peran tertentu
5) Peningkatan harga diri
Membantu pasien untuk meningkatkan personal terhadap harga dirinya
Rasional :
1) Kebiasaan dan psikologis respon terhadap stress dapat berbeda beda
dan menunjukkan tingkatan ketidakefektifan koping.
2) Penilaian yang akurat dapat memfasilitasi pencarian dari strategi
koping yang sesuai. Pasien yang memiliki status kesehatan yang
berubah ubah bukan berarti kesulitan koping yang dialami pasien
menjadi satu satunya penyeban yang berhubungan.
3) Keberhasilan penyesuaian disebabkan oleh koping yang dialami
sebelumnya berhasil.
4) Pasien dengan riwayat gangguan beradaptasi koping bisa
membutuhkan sumber tamabahan seperti ; kemampuan koping
sebelumnya dapat mencukupi dalam situasi yang ada.
5) Pasien dapat didukung dengan strstegi yang sudah disiapkan seperti
saat perawatan dirumah sakit, sebelum pasien diizinkan pulang tanpa
dukungan yang cukup untuk keefektifan koping. Misalnya ; pelayanan
kesehatan dapat dilakukan oleh orang orang yang perduli dengannya
seperti perawat yang ada dirumah, komunitas, dan konseling spiritual.
6) penyelesaian masalah yang sesuai memerlukan informasi yang akurat
dan pilihan yang sesuai. Pasien dengan ketidakefektifan koping yang
tidak dapat mendengar dan mengasimilasi informasi yang dibutuhkan
7) pasien dapat merasakan perawatan lebih baik dari pada mereka
mengatasi sendiri dan merasa sedikit lepas kendali dalam
menyelesaikan masalah.
Aktifitas Kolaboratif
1) Awali dengan diskusi tentang perawatan pasien untuk meninjau
mekanisme koping pasien dan untuk menyusun rencana perawatan
2) Libatkan sumber sumber dirumah sakit dalam memberi dukungan
emosional untuk pasien dan keluarga
3) Perawat berperan sebagai penghubung antara pasien, penyedia layanan
kesehatan laindan sumber komunitas.
b. Diagnosa : Kehilangan harapan gangguan konsep diri (ideal diri)
dikarenakan harapan yang tidak realistis.
Definisi :Kehilangan harapan dapat terjadi seiring dengan sakit yang di
derita. Itu dapat terjadi dua kali dengan kejadian yang lebih parah yang
dapat mengakibatkan keadaan yang permanen atau menjadikan penyebab
stress yang lebih akut, sehingga pasien tidak dapat membuat keputusan
dalam dirinya.
Tujuan Umum : Menentukan ideal diri yang realistis
Tujuan Khusus :Dapat berperilaku yang sesuai dengan ideal diri yang ia
harapkan
Kriteria Evaluasi :
1) Pasien mulai mengenali pilihan dan alternatif lain yang akan diambil.
2) Pasien mulai memobilisasi energi dalam dirinya (membuat keputusan )
Intervensi :
1) Mengkaji peran penyakit dalam kehilangan harapan pasien
2) Mengkaji penampilan secara fisik
3) Mengkaji selera, latihan dan pola tidur
4) Mengkaji dukungan lingkungan sosial
Rasional :
1) Tingkat dari fuungsi fisik, daya tahan untuk beraktifitas, perawatan
yang akan berkontribusi untuk kehilangan harapan.
2) Kehilangan harapan pasien memungkinkan tidak mempunyai energi
atau ketertarikan untuk menjalankan aktifitas
3) Mengubah Perilaku yang menyimpang dari standart normal yang
terbukti sesuai dengan kehilangan harapan
4) Pasien dapat didukung dengan strstegi yang sudah disiapkan seperti
saat perawatan dirumah sakit, sebelum pasien diizinkan pulang tanpa
dukungan yang cukup untuk keefektifan koping. Misalnya ; pelayanan
kesehatan dapat dilakukan oleh orang orang yang perduli dengannya
seperti perawat yang ada dirumah, komunitas, dan konseling spiritual.
Intervensi :
1) Peningkatan koping
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan presepsi stressor,
perubahan, atau ancaman, yang menghambat pemenuhan tuntutan dan
peran hidup
2) Penumbuhan harapan
3) Peningkatan peran
Membantu pasien, orang terdekat paseien, atau anggota keluarga untuk
memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan menambahkan
perilaku peran tertentu
Rasiolnal :
1) Penilaian yang akurat dapat memfasilitasi pencarian dari strategi koping
yang sesuai. Pasien yang memiliki status kesehatan yang berubah ubah
bukan berarti kesulitan koping yang dialami pasien menjadi satu satunya
penyeban yang berhubungan.
2) Pasien dengan riwayat gangguan beradaptasi koping bisa membutuhkan
sumber tamabahan seperti ; kemampuan koping sebelumnya dapat
mencukupi dalam situasi yang ada
3) Memfasilitasi perkembangan cara pandang yang positif terhadap situasi
tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep diri merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak
didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman
seseorang terhadap dirinya. Terdapat beberapa penyebab gangguan konsep diri
yang dibagi atas jenis-jenisnya. Gangguan konsep diri dibagi menjadi persepsi diri,
citra tubuh, harga diri, penampilan peran, dan identitas diri.