PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini masih banyak sekali pemuda-pemudi yang kurang memahami
makna dari seorang warga negara. Tidak hanya itu saja, bahkan tidak mengetahui apa saja
hak dan kewajiban yang dimilikinya sebagai warga negara. Hal tersebut dikarenakan
masih kurangnya kesadaran dari para generasi muda terhadap statusnya sebagai warga
negara atau kurangnya sikap nasionalisme terhadap negaranya.
Selain itu, banyak warga negara Indonesia yang tidak mengetahui atu masih
kebingungan bagaimana cara orang asing menjadi warga Indonesia, yang realitasnya itu
banyak sekali orang asing yang menjadi warga negara Indonesia, terlebih-lebih pada dunia
sepak bola. Banyak sekali orang asing yang bermain bola di Indonesia yang kemudian
dapat menjadi warga negara Indonesia.
Masyarakat itu bertanya memangnya menjadi warga negara Indonesia itu mudah. Apa
hanya dengan menetap atau berdomisili di Indonesia orang asing dapat menjadi warga
negara Indonesia ataukah ada tahap-tahap tertentu untuk menjadi warga negara Indonesia.
Masyarakat juga bertanya, apakah kami bisa berpindah kewarganegaraan dari
kewarganegaraan Indonesia ke kewarganegaraan asing, seperti halnya yang dilakukan oleh
para pemain bola dari luar negeri yang dapat berubah menjadi kewarganegaraan Indonesia.
Contohnya, beberapa tahun yang lalu di Indonesia sering sekali melakukan
naturalisasi pemain sepak bola. Sebenarnya apa devinisi naturalisasi itu? Apakah dengan
naturalisasi itu seseorang yang berkewarganegaraan asing bisa menjadi
berkewarganegaraan Indonesia?
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari warga negara dan kewarganegaraan (Indonesia) ?
2. Apa saja asas kewarganegaraann itu ?
3. Apa saja unsur kewarganegaraan itu ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari warga negara dan kewarganegaraan (Indonesia)
2. Mengetahui asas-asas kewarganegaraan
3. Mengetahui unsur-unsur kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Jadi, berdasarkan hal di atas, bahwa yang menjadi warga negara Indonesia adalah
orang-orang Indonesia asli, orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang menjadi warga negara.
Penduduk Indonesia terdiri atas dua, yaitu warga negara dan orang asing. Hal ini di
dasarkan pada UUD 1945 pasal 26 ayat 2. Sebelumnya penduduk Indonesia terbagi
menjadi tiga golongan, yaitu golongan Eropa, golongan Timur Asing, dan golongan
Bumiputera atau Pribumi.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan ada banyak undang-undang yang mengatur tentang
kewarganegaraan dari mulai UU no.3 tahun 1946 tentang warga negara dan penduduk
negara sampai yang sekarang berlaku yaitu UU no.12 tahun 2006. Perubahan undang-
undang sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang dilakukan karena
menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan supaya tercipta kesejahteraan
rakyatnya.
Menurut Undang-Undang no.12 tahun 2006 yang menjadi warga negara Indonesia
adalah:[2]
1 Ibid., hlm. 51
2 A. Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media, 2008), hlm. 91-92
e) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f) Anak yang lahir dalam tenggang waktu tiga ratus (300) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia.
g) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia.
h) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
i) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
j) Anak yang baru lahir yang di temukan di wilayah negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui.
k) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
l) Anak yang lahir di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seoarang ayah dan
ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkuan.
m)Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibu meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Jadi, warga negara Indonesia adalah orang Indonesia asli, dan orang asing yang
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia menjadi warga negara,
yang mengakui negara Indonesia sebagai Tanah Airnya dan setia kepada Indonesia.
2. Kewarganegaraan Indonesia
Istilah kewarganearaan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang menunjukan
hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.[3] Menurut Peraturan
Penutup Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 Pasal II tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang di dalam mennjelasankan bahwa kewarganwgaraan diartikan
segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut UU
Kewarganegaraaan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang
berhubungan dengan negara.
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.[4]
a) Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis
1) Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat
hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang
bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum, misalnya akta kelahiran, surat
pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan lain-lain.
2) Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum,
tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib,
ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari
penghayatan warga negara yang bersangkuan.
B. Asas Kewarganegaraan
Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara suatu negara haruslah melalui
ketentuan-ketentuan dari suatu negara. Ketentuan inilah yang menjadi asas atau pedoman
dalam menentukan kewarganegaraan seseorang. Setiap negara memiliki kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraannya. Dalam penentuan
kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan.[5] Dalam asas
kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran ada 2 (dua) asas kewarganegaraan yang
digunakan, yaitu ius soli (tempat kelahiran) ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari asas
kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu asas
kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
5 A. Ubaedillah, dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, hlm. 74-76
6 Srijanti, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika
Berwarganegara, hlm.75
Ekuador, El Savador, Grenada, Guatemala, Guyana, Honduras, Jamaika, Lesotho,
Meksiko, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venuzuela, dan lain-lain.[7]
Ius sanguinis (asas keturunan) juga berasal dari bahasa latin, ius yang berarti hukum
atau pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atau
keturunan.[8] Jadi, ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah
atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang mendapat warga negara jika orang
tuanya adalah warga negara suatu negara. Misalkan seseorang yang lahir di Indonesia,
namun orang tuanya memiliki kewarganegaraan dari negara lain, maka ia mendapat
kewarganegaraan dari orang tuanya. Contoh negara yang menggunakan asas ini adalah
negara China, Bulgaria, Belgia, Replublik Ceko, Kroasia, Estonia, Finlandia, Jepang,
Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, India, Irlandia, Israel, Italia, Libanon, Filipina,
Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Rwanda, Serbia, Slovakia, Korea Selatan,
Spanyol, Swedia, Turki, dan Ukraina.[9]
13 Ibid.
14 Ibid. hlm. 76
Jadi, pada asas kewarganegaraan khusus ini lebih membahas atau mengatur
berdasarkan hubungan timbal balik antara negara dan warga negaranya dalam hal hak
dan kewajiban diantara keduanya, seperti menjaga kedaulatan negara, menjamin hak
asasi manusia, dan sebagainya.
C. Unsur Kewarganegaraan
Dalam penentuan keawarganegaraan seseorang ada beberapa cara yang dilakukan.
Cara tersebut didasarkan pada beberapa unsur, yaitu :
15 A. Ubaedillah, dkk., Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, hlm.77
16 Ibid.
17 Ibid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa kewarganegaraan
merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap warga negara. Ini dikarenakan bahwa
dengan pemahaman kewarganegaraan yang baik, maka kehidupan berbangsa dan bernegara
akan menjadi tentram dan jelas. Dan kita sebagai warga negara yang bertanggungjawab
terhadap masyarakat, bangsa, dan negara hendaknya kita berusaha untuk meningkatkan
pengamalan prinsip serta nilai-nilai luhur bangsa terutama memahami manusia yang pada
dasarnya memiliki harkat dan martabat yang sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan, agar
tercipta suatu keadilan dalam kehidupan bernegara.
Ensiklopedi Indonesia
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2005.