PENDAHULUAN
Dalam proses kehidupan, seseorang dituntut untuk melakoni aktifitas hidup yang
tidak menyimpang. Hal ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di
lingkungan sosial. Salah satunya seperti menentukan identitas pribadi yang paling krusial.
Identitas krusial yaitu bagian di mana manusia menggolongkan dirinya sebagai perempuan
atau sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan salah satu faktor yang menentukan
peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup, manusia dihadapkan dengan berbagai
macam pilihan seperti apa yang kita kenakan dan makan, bagaimana cara berinteraksi satu
sama lain, dan di mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada.
Karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia
itu sendiri.
LGBT adalah akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an menggantikan frasa komunitas Gay, karena peristiwa ini
lebih mewakili kelompok – kelompok yang kelainan orientasi seksual
Walaupun perilaku dan fenomena LGBT sudah lama terjadi di Indonesia maupun
di sudut bumi lainnya, namun isu LGBT ini menjadi topik pembahasan yang sangat trending
di negara kita belakangan ini. Kenapa tidak? sangat wajar bagi masyarakat Indonesia yang
masih setia akan norma dan tradisi agama untuk menentang perbuatan tersebut. Bukan
hanya karena norma agama saja, juga ditambah dengan alasan yang sangat akurat yaitu
dikhawatirkan akan mempengaruhi pertumbuhan remaja yang masih dalam proses
pencarian identitas diri. Ini akan sangat berbahaya bagi remaja karena bisa membawanya ke
gaya hidup yang kebarat-baratan yang dianggap modern, padahal menyalahi adat dan norma
hukum.
Fenomena LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) saat ini telah berkembang
di dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Indonesia dengan kebudayaan timurnya masih
menganggap bahwa kaum LGBT merupakan orang orang yang menyimpang, sehingga
kaum LGBT ini masih ragu untuk membuka diri mereka kepada masyarakat. Sebagian besar
kaum LGBT mempresentasikan dirinya sebagai masyarakat heteroseksual, hal ini dilakukan
agar kaum LGBT dapat bergaul secara nyaman dalam melakukan berbagai aktifitas sosial
bermasyarakat. Presentasi diri sebagai heteroseksual membuat masyarakat tidak menyadari
secara jelas bahwa keberadaan kaum LGBT yang sebenarnya dekat dengan lingkungan kita
sehari-hari. Selain karena faktor budaya, faktor agama juga menjadi alasan bagi kelompok
LGBT untuk menutup jati dirinya dalam bermasyarakat.
Di Indonesia LGBT belum bisa diterima oleh masyarakat. Tidak sedikit
masyarakat berpandangan miring, dari benci, kotor, serta jijik ketika mendengar kata – kata
LGBT bahkan sampai mengucilkan dan menjauhi mereka. Namun, terdapat juga masyarakat
yang Pro akan kelompok LGBT ini, entah karna benar – benar menerima atau benar – benar
tidak peduli akan kehadiran mereka dilingkungannya.
Komunitas LGBT semakin terbuka akan identitas dirinya diruang publik dan
gencar memanfaatkan kecanggihan teknologi terutama di media sosial. Aplikasi chatting
dan Facebook yang dijadikan ruang untuk menemukan kaum yang penyuka sesama jenis ,
untuk mengetahui dan mengenal untuk ajang pencarian pasangan.
Kaum LGBT tentunya punya Hak Asasi di Negara ini layaknya manusia normal
pada umumnya dan memiliki hak untuk tidak di diskriminasi , namun LGBT juga tidak bisa
dijadikan sebagai gaya hidup di Indonesia . Meskipun segelintir negara lain telah
melegalkan kaum tersebut, namun wajar saja jika di Tanah Air banyak yang menentang
LGBT karena perbedaan budaya.
-
-
-
-