Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Informasi Buku 1

Judul : Pendidikan Bahasa Indonesia Edisi Revisi

Penulis :Drs. Sanggup Barus, M.Pd, Dra. Rosmaini, M.Pd, Dra. Inayah Hanum,

M.pd dan Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd.

Tahun Pembuatan : 2014

Penerbit : Unimed Press

Tebal Buku : X, 144 halaman 16,5X25cm

1.1 Rangkaian Isi

Buku berjudul “Pendidikan Bahasa Indonesia Edisi Revisi” yang ditulis oleh Drs.
Sanggup Barus, M.Pd terdiri dari 7 bab pokok pembahasan. Dari 7 pokok pembahasan saya akan
membahas bab ke 3 tentang “Ejaan Bahasa Indonesia” Didalam bab 3 memiliki6 materi yaitu
Pengertian dan pembinaan ejaan Bahasa Indonesia, Pemakaian huruf, Penulisan huruf, Penulisan
kata, Penulisan unsur serapan dan Pemakaian tanda baca.

Menurut buku berjudul “Pendidikan Bahasa Indonesia Edisi Revisi” standar


kompetensi bab tentang “Ejaan Bahasa Indonesia” adalah kompetensi afektif, kognitif, serta
psikomotorik pemakaian ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dengan baik dan benar.

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang;lambang bunyi


bahsa dan bagaimana hubungan antara lambing-lambang itu (pemisalan, penggabungannya)
dalam suatu bahasa, Secara teknis yang dimaksud dengan ejaan ialah penulisan huruf, penulisan
kata, dan pemakaian tanda baca.

Ejaan ada dua macam, yakni ejaan fenetis dan ejaan fomenis. Ejaan fonetis adalah ejaan
yang berusaha menyatakan setip bunyi bahasa dengan huruf, setelah mengukur dan mencatatnya
dengan alat pengukur bunyi bahasa. Sedangkan ejaan fonemis adalah ejaan yang berusaha
menyatakan setiap fonem dengan satu lambang atau satu huruf, sehingga jumlah lambang yang
diperlukan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah lambang dalam ejaan
fonetis.dpat Dengan demikian akan terdapat banyak lambang atau huruf yang dipergunakan
untuk menyatakan bunyi-bunyi bahasa.
Walaupun sistem ejaan bahasa Indonesia sekarang di dasarkan atas sistem fonemis, yaitu
satu tanda untuk satu bunyi, namun masih terdapat kekurangan. Ada fonem yang masih
dilambangkan dengan dua tanda, misalnya: ng, ny, kh, dan sy. Sebaliknya ada pula dua fonem
yang dilambangkan dengan satu tanda saja, yaitu: e(pepet) dan e(taling). Hal itu tentu dapat
menimbulkan dualisme dalam pengucapan.

Dengan usia yang relatif muda, bahasa Indonesia sudah tiga kali mengalami sistem ejaan.
Sistem ejaan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

a) Ejaan Ch. A. Van Ophuysen


Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1901 sampai tahun 1947. Ejaan ini merupakan
warisan dari ejaan bahasa Melayu yang menjadi dasar dan asal bahasa Indonesia.
b) Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1947 sampai dengan tahun 1972.
c) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Ejaan ini mulai berlaku pada tahun 1972 sampai sekarang. Penamaan Ejaan Bahasa
Indonesia yang di sempurnakan, biasa disingkat menjadi EYD.

1.2 Kelebihan
a) Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya
b) Setiap bab penulis membuat soal pelatihan yang membuat pembaca semakin giat untuk
lebih memahami setiap materi.
c) Dalam buku terdapat begitu banyak tabel sehingga membuat pembaca semakin tertarik
dalam membaca buku.
d) Penggunaan bahasa dalam buku cukup jelas dan mudah dimengerti
e) Setiap bab penulis menguraikan standar kompetensi, agar sebelum mendalami tiap bab
para pembaca mengetahui subjek-subjek yang akan dibahas.

1.3 Kekurangan
a) Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
b) Penulis tidak membuat kesimpulan di setiap bab, dengan adanya kesimpulan sangat
membantu pembaca untuk mengetahui poin-poin penting dalam setiap bab.
2. Informasi Buku 2

Judul : Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa Nonjurusan Bahasa Indonesia

Penulis : Atikah Wasilah, S.Pd., M.Pd., Ita Khairani S.Pd., M.Pd., dan Hera

Chairun Nisa S.Pd., M.Pd.

Tahun Pembuatan : 2017

Penerbit : Unimed Press

Tebal Buku : iii, 133 halaman 16,5X25cm

2.1 Rangkaian Isi

Buku berjudul “Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa Nonjurusan Bahasa Indonesia”


yang ditulis oleh Atikah Wasilah, S.Pd., M.Pd terdiri dari 3 bab pokok pembahasan. Dari 7
pokok pembahasan saya akan membahas bab ke 4 tentang “Ejaan Bahasa Indonesia” Didalam
bab 3 memiliki 3 materi yaitu Sejarah perkembangan ejaan di Indonesia, Ejaan yang
disempurnakan dan Ejaan bahasa Indonesia.
Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penyempurnaan tersebut menghasilkan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi
Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia.
Bab ke 4 tentang “Ejaan Bahasa Indonesia” berisi pembahsan tentang pengertian ejaan
bahasa Indonesia, penulisan huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur
serapan pada Ejaan Bahasa Indonesia. Pembahasan pada bab 4 diakhiri dengan pemberian tugas
dan latihan.
Dalam pembahasannya, penulis mengutip dari salinan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasiaonal RI Nomor 50 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

2.2 Kelebihan
f) Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya
g) Setiap bab penulis membuat soal pelatihan yang membuat pembaca semakin giat untuk
lebih memahami setiap materi.
h) Dalam buku terdapat begitu banyak tabel sehingga membuat pembaca semakin tertarik
dalam membaca buku.
i) Penggunaan bahasa dalam buku cukup jelas dan mudah dimengerti
j) Setiap bab penulis menguraikan standar kompetensi, agar sebelum mendalami tiap bab
para pembaca mengetahui subjek-subjek yang akan dibahas.

2.3 Kekurangan
c) Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
d) Penulis tidak membuat kesimpulan di setiap bab, dengan adanya kesimpulan sangat
membantu pembaca untuk mengetahui poin-poin penting dalam setiap bab.

Anda mungkin juga menyukai