Di Susun Oleh:
Dosen Pengampu:
Andri Swasono
Segala pujia bagi Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan
pertolongan-Nya kepada kita semua yang sampai pada hari ini kita masih diberikan
keselamatan dan merasakan keni’matan-Nya
Sholawat serta salam, marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari zaman jahiliah sampai ke
zaman terang-benderang yakni Dinul Islam.
Pada kesempatan kali ini kami selaku penyusun makalah, berterimakasih
kepada dosen pengampu Mata Kuliah Peradilan Tata Usaha Negara yaitu Bpk.
Andri Swasono, yang telah menyampaikan dan menurunkan ilmunya kepda kita
semua. Dan pada kesempatan kali ini juga, kami diberikan tugas menyusun sebuah
karya ilmiah yang berjudul Pemeriksaan Dengan Acara Biasa, Singkat dan
Cepat dalam Peradilan Tata Usaha Negara.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini kami selaku penulis masih banyak
kekurangan baik itu dari segi refrensi, tulisan dan penyusunannya, oleh karena itu
kami selaku penyusun dan penulis karya ilmiah ini, kami mengharapkan dosen
pengampu untuk memaklumi dengan adanya dan memberikan kami sebuah kritik
dan saran agar dikemudian hari kami dapat memperbaikinya kembali.
Sekian dari kami kurang lebihnya kami memohon maaf sebesar-besarnya,
apabila ada suatu kebenaran itu datang dari Allah SWT dan apabila ada kekurangan
pastilah dari kami.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2
.http://www.ptun-jayapura.go.id/index.php/proses-acara-perkara/121 pemeriksaan-di-
tingkat-pertama.html
1. Acara cepat dimohonkan kepada Ketua Pengadilan TUN oleh
Penggugat dengan alasan terdapat kepentingan Penggugat yang cukup
mendesak.
2. Ketua Pengadilan TUN dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari
setelah menerima permohonan mengeluarkan penetapan yang berisi
mengabulkan atau menolak permohonan. Terhadap penetapan tersebut
tidak dapat digunakan upaya hukum.
3. Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan dengan Hakim tunggal.
Ketua Pengadilan TUN dapat menunjuk Hakim tunggal yang
memeriksa perkaranya.
4. Ketua Pengadilan TUN/Hakim tunggal yang ditunjuk memeriksa
perkaranya, dalam jangka waktu 7 hari setelah dikeluarkan penetapan,
menentukan hari, tempat dan waktu sidang tanpa melalui pemeriksaan
persiapan.
5. Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah
pihak, masing-masing tidak melebihi 14 hari.
6. Apabila karena sifat perkaranya yang sangat komplek, sehingga batas
waktu pemeriksaan dengan acara cepat menurut ketentuan undang-
undang dilampaui, maka pemeriksaan dilakukan dengan acara biasa
dengan cara Hakim tunggal tersebut menyerahkan kembali kepada
Ketua Pengadilan untuk ditetapkan Majelis Hakim yang memeriksa
perkaranya.
7. Dalam hal tertentu, acara cepat dimungkinkan diajukan oleh Tergugat,
dengan alasan ada kepentingan Tergugat yang cukup mendesak.3
3
Pedoman Teknis Administrasi Dan Teknis Peradilan Tata Usaha Negara, Edisi 2008,
Mahkamah Agung 2008, hal. 58
diterima, maka pemeriksaan terhadap perkaranya dilakukan dengan acara
biasa oleh Majelis Hakim yang sama, dengan nomor perkara yang sama.4
4
Ibid., Pedoman Teknis.,,Hal.57