Anda di halaman 1dari 13

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA


(Volume 3 Tahun 2013)

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM


PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

IB. Siwa, I W. Muderawan*, I N.Tika


Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: putu.siwa@pasca.undiksha.ac.id
iwm@undiksha.ac.id
nyoman.tika@pasca_undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap
keterampilan proses sains ditinjau dari gaya kognitif siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu dengan rancangan non-equivalent post-test only control group design. Pada kelompok
eksperimen diterapkan model pembelajaran berbasis proyek, sedangkan pada kelompok kontrol
diterapkan model pembelajaran konvensional. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik
inferensial menggunakan ANAVA dua jalur. Penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut. (1) Terdapat
perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang mengikuti model
pembelajaran proyek dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan
nilai FA = 38,5313 pada taraf signifikansi 0,05. (2) Terdapat pengaruh interaksi antara model
pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar keterampilan proses sains dengan nilai FAB =
173,5383 pada taraf signifikansi 0,05. (3) Terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains
antara kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan kelompok siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent dengan nilai FB = 14,3898 pada taraf signifikansi 0,05.

Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, gaya kognitif

Abstract
This study aimed at investigating the effect of project-based learning model to ward the science process
skills based on the students’ cognitive styles. The design of the study was quasi-experimental research
design with non-equivalent post-test only control group design. On the experimental group it was applied
project-based learning model, whereas in the control group it was applied a conventional learning model.
The data were analyzed by applying descriptive statistics and inferential statistics using Two-Way
ANOVA . The results of the research were (1) There are differences in learning out comes on the science
process skills of the students who take Project-based learning model and the students who take
conventional learning model with the value of F A = 38.5313 at significance level of 0.05. (2) There is an
interaction effect between the model of learning and cognitive style on learning out comes of science
process skills with the value of FAB= 173.5383 at significance level of 0.05. (3) There are differences in
learning out comes on the science process skills of the students who have a field independent cognitive
style and students who have a field dependent cognitive style with the value of FB = 14.3898 at
significance level of 0.05.

Keywords: project-based learning, cognitive style

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

PENDAHULUAN
Penyiapan SDM yang berkualitas dalam bentuk penugasan jarang dilakukan
menjadi sebuah kebutuhan mutlak bagi sebagai suatu model penilaian alternatif
suatu negara dan pendidikan merupakan yang lebih bermakna. Kinerja siswa perlu
senjata jitu untuk menciptakan SDM yang dinilai pada saat kegiatannya sedang
berkualitas (Mulyasa, 2004). Namun saat berlangsung (Suastra, 2007).
ini, masalah utama yang dihadapi dunia Salah satu cara untuk mengemas
pendidikan adalah menyangkut mutu masalah yaitu melalui kerja proyek. Metode
pendidikan, terutama kualitas keterampilan ini cukup menantang dan dianggap
proses sains yang masih sangat rendah sebagai suatu alat yang efektif untuk
(Nurhadi & Senduk, 2004). membelajarkan siswa secara aktif karena
Fakta di lapangan memperlihatkan mereka didorong untuk tidak tergantung
bahwa dalam mempelajari sains, siswa sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan
cenderung lebih menghafal konsep, teori, untuk dapat belajar lebih mandiri. Metode
dan prinsip tanpa memaknai proses pembelajaran berbasis proyek merupakan
perolehannya (Depdiknas, 2003). metode pembelajaran yang mengacu pada
Pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk filosofis konstruktivisme, yaitu pengetahuan
keberhasilan menempuh tes ujian yang merupakan hasil konstruksi kognitif melalui
hakikatnya lebih banyak menekankan pada suatu aktivitas siswa yang meliputi
dimensi proses kognitif yang rendah seperti keterampilan maupun sikap ilmiah siswa
menghafal konsep, memahami dan sehingga siswa dapat mengkonstruksi
mengaplikasikan rumus-rumus, pengetahuannya sendiri dan bermakna
sedangkan proses kognitif yang lebih melalui pengalaman yang nyata. Kerja
tinggi (menganalisis, mengevaluasi dan proyek memuat tugas-tugas yang
mencipta) jarang tersentuh. Selain itu kompleks berdasarkan kepada pertanyaan
aspek proses dari hakikat sains itu sendiri dan permasalahan (problem) yang sangat
telah terabaikan, begitu pula dengan menantang dan menuntut siswa untuk
aspek sikap dan aplikasinya dalam merancang, memecahkan masalah,
kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa membuat keputusan, melakukan kegiatan
menjadi kurang terlatih untuk berpikir dan investigasi, serta memberikan kesempatan
menggunakan daya nalarnya dalam kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.
memahami fenomena alam yang terjadi Untuk itu perlu melakukan penelitian
ataupun ketika menghadapi masalah. Pada tentang pengaruh pembelajaran berbasis
saat diberi permasalahan baru, mereka proyek dalam pembelajaran kimia terhadap
hanya bisa memindahkan kalimat-kalimat keterampilan proses sains ditinjau dari gaya
dari buku teks ke kertas kosong. kognitif siswa.
Proses penilaian pembelajaran Adapun tujuan penelitian ini adalah
sains sementara ini hanya difokuskan pada sebagai berikut. (1) Untuk menganalisis
ranah kognitif saja (Maryam, 2006; Rapi, perbedaan keterampilan proses sains
2005). Pernyataan tersebut didukung oleh antara kelompok siswa yang belajar
hasil penelitian (Suastra, 2006) yang dengan model pembelajaran berbasis
menunjukkan bahwa penilaian yang proyek dan model pembelajaran
digunakan untuk menilai keterampilan konvensional. (2) Untuk menganalisis
proses sains siswa 100% hanya mengukur pengaruh interaksi antara model
aspek kognitif yakni menggunakan kuis, pembelajaran berbasis proyek dengan gaya
ulangan akhir pokok bahasan, ulangan kognitif terhadap keterampilan proses sains
umum, dan tugas rumah tanpa menilai siswa. (3) Untuk menganalisis perbedaan
unjuk kerja siswa. Hal ini menyebabkan keterampilan proses sains antara kelompok
evaluasi pada aspek keterampilan dan siswa yang belajar dengan model
sikap yang juga menjadi tuntutan kurikulum pembelajaran berbasis proyek dan model
dalam penilaian proses pembelajaran di pembelajaran konvensional untuk siswa
kelas belum dilakukan secara optimal. yang memiliki gaya kognitif field
Sementara penilaian terhadap kinerja siswa independent. (4) Untuk menganalisis

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

perbedaan keterampilan proses sains model pembelajaran konvensional (PK)


antara kelompok siswa yang belajar pada kelompok kontrol. Hubungan antara
dengan model pembelajaran berbasis variabel-variabel penelitian ditunjukkan
proyek dan model pembelajaran pada Gambar 2.
konvensional untuk siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent. Model
Pembelajaran Keterampilan
1. PBL Proses Sains
METODE
2. Konvensional
Penelitian ini merupakan penelitian 3.
eksperimental semu (quasi experiment)
karena tidak semua variabel dan kondisi
eksperimen dapat diatur dan dikontrol
Gaya Kognitif
secara ketat, dengan kata lain tidak
1. Field
mungkin memanipulasi semua variabel
Independent
yang relevan (Nazir, 2003). Desain
2. Field Dependent
penelitian ini adalah non-equivalent post-
test only control group design, bertujuan Gambar 2. Hubungan antar variabel
untuk menyelidiki perbedaan keterampilan penelitian
proses sains antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Populasi penelitian
Untuk memperjelas pengertian
adalah siswa kelas XI RPL SMK Negeri 1
beberapa istilah dalam penelitian ini, maka
Negara. Sampel penelitian ini adalah 128
dijelaskan beberapa definisi konseptual
siswa yang terdiri dari empat kelas yaitu XI
sebagai berikut.
RPL1, XI RPL2, XI RPL3 , dan XI RPL4. Dari
1. Model pembelajaran berbasis proyek
keempat kelas tersebut ditentukan
(PjBL) merupakan suatu model
kelompok eksperimen dan kontrol melalui
pembelajaran yang
teknik undian. Pada kelompok eksperimen
mengkondisikan dan memaksa siswa
diterapkan model pembelajaran berbasis
mencari solusi pemecahan masalah
proyek, sedangkan pada kelompok kontrol
dalam menyelesaikan proyeknya
diterapkan model pembelajaran
(Cheong & Christine, 2002).
konvensional. Desain penelitian disajikan
2. Keterampilan proses didefinisikan
pada Gambar 1
sebagai kemampuan dasar untuk
memperoleh pengetahuan tentang
Kelompok produk sains, berupa konsep-konsep,
X O1
Eksperimen prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan
Kelompok Kontrol - O2 teori-teori sains (Suja et al., 2005).
3. Gaya kognitif adalah suatu cara yang
(Diadaptasi dari Wiersma, 1990)
disukainya oleh individu untuk
memproses informasi sebagai respon
Gambar 1.Desain penelitian eksperimen
terhadap stimuli lingkungan (Rofic,
non-equivalent post-test only
2010),
control group design
Instrumen penelitian meliputi: (1) Tes
gaya kognitif siswa ( Group Embedded
Figure Test= GEFT). GEFT merupakan tes
Variabel penelitian terdiri dari gaya kognitif yang dikembangkan oleh
variabel bebas dan variabel terikat. Philip K. Oltman, Evelyn Raskin, dan
Variabel terikat adalah keterampilan Herman A. Witkin (Liu & Ginther, 1999). (2)
proses sains. Variabel bebas terdiri dari Tes keterampilan proses sains. Dalam
dua variabel perlakuan dan gaya kognitif penelitian ini, keterampilan proses sains
(field independent dan field dependent). yang diukur meliputi kemampuan
Variabel perlakuannya adalah model menginterpretasi, merencanakan
pembelajaran project-based learning percobaan, melakukan observasi,
(PjBL) pada kelompok eksperimen dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan,

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

mengaplikasikan, membuat hipotesis, Mengajukan pertanyaan, yaitu keterampilan


memprediksi, dan mengajukan pertanyaan . untuk mengungkapkan apa yang ingin
Keterampilan proses sains siswa diukur diketahuinya, baik yang berkaitan dengan
dengan menggunakan tes keterampilan prosedur penyelidikan atau hal-hal lain
proses sains yang terdiri atas delapan yang berkaitan dengan penyelidikan.
aspek kognitif. Interpretasi mencakup Terdapat empat jenis pertanyaan (Ibrahim,
keterampilan untuk mencari hubungan 2005) berkaitan dengan kegiatan ilmiah,
antara hasil pengamatan dengan yaitu: (a) pertanyaan untuk mengungkap
pernyataan, atau menyatakan ciri-ciri suatu fakta, (b) pertanyaan tentang prosedur, (c)
benda atau peristiwa yang sudah diberikan pertanyaan menuntut argumentasi, serta
arti oleh orang lain, misalnya dalam bentuk (d) pertanyaan menuntut penelitian.
gambar, dan tabel yang menyajikan Pertanyaan dapat juga berkaitan dengan
sejumlah data untuk ditentukan polanya. taksonomi Bloom, sesuai dengan tingkat
Interpretasi atau penafsiran (inferensi) kognitif siswa, mulai dari pengetahuan,
merupakan penjelasan terhadap hasil pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
pengamatan, yang bisa jadi berupa dan evaluasi. Selain itu, Gallagher dan
alternatif dalam pembelajaran kimia. Aschner (dalam Martin, dkk, 1997)
Merencanakan percobaan/penyelidikan, mengelompokkan pertanyaan menjadi dua,
yaitu keterampilan untuk mengenali yaitu: (1) pertanyaan tingkat rendah berupa
variabel-variabel dalam percobaan, pertanyaan tertutup yang menerapkan
mengendalikan variabel, serta menentukan tingkatan berpikir operasi kognitif ingatan
alat atau bahan yang dapat digunakan (mirip tingkat pengetahuan dan
dalam penyelidikan. Observasi mencakup pemahaman dalam taksonomi Bloom) atau
keterampilan yang melibatkan semua alat operasi konvergen (perlu menerapkan dan
indera untuk menyatakan sifat yang dimiliki menganalisis informasi untuk mendapatkan
oleh suatu objek atau ciri-ciri yang satu jawaban), dan (2) pertanyaan tingkat
menyertai suatu peristiwa. Keterampilan tinggi berupa pertanyaan terbuka yang
melakukan observasi merupakan jenis KPS mengharapkan tingkat operasi berpikir
yang paling dasar dalam sains dan sangat divergen (merangsang siswa untuk berpikir
penting untuk mengembangkan jenis-jenis secara mandiri pada tingkat sintesis,
KPS yang lain. memecahkan masalah secara kreatif, dan
Komunikasi, yaitu keterampilan untuk melakukan keterampilan proses secara
mencatat hasil pengamatan yang relevan terintegrasi: hipotesis dan melaksanakan
dengan penyelidikan dan eksperimen) dan operasi berpikir evaluasi
menyampaikannya kepada orang lain, (merangsang siswa untuk membuat
secara tertulis maupun lisan, dengan prediksi, kesimpulan, dan menyusun
berbagai bentuk penyajian. Penerapan generalisasi).
konsep/prinsip, yaitu keterampilan untuk Teknik dalam pengolahan data
menemukan penjelasan tentang sesuatu menggunakan Uji ANAVA dua jalur,
berkenaan dengan suatu peristiwa, atau dengan rancangan analisis data
menerapkan pengetahuan yang sudah ada menggunakan rancangan faktorial 2  2
untuk digunakan pada situasi baru. dengan variabel moderator gaya kognitif
Hipotesis, yaitu keterampilan untuk (field independent dan field dependent).
menduga sesuatu yang menunjukkan Menurut Rofic (2010), gaya kognitif adalah
hubungan antara dua variabel atau lebih suatu cara yang disukainya oleh individu
menggunakan latar belakang pengetahuan untuk memproses informasi sebagai respon
yang telah dimiliki. Di dalam rumusan terhadap stimuli lingkungan. Ada individu
hipotesis terdapat variabel bebas yang menerima informasi seperti disajikan,
(manipulasi) dan variabel terikat (respon). sementara individu yang lain
Prediksi, yaitu keterampilan untuk mereorganisasikan informasi dengan
mengajukan dugaan/ramalan dari data caranya sendiri. Gaya kognitif siswa
yang sudah jelas pola atau definisikan sebagai variasi cara individu
kecenderungannya (ekstrapolasi). dalam menerima, mengingat, dan

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

memikirkan informasi atau sebagai tidak menunjukkan adanya keunggulan


perbedaan cara memahami, menyimpan, salah satu kutub terhadap kutub yang
mentransformasi, memanfaatkan informasi lainnya (Mrosla, 1988). Masing-masing
serta pengalaman-pengalaman tentang kutub cenderung memiliki nilai positif pada
alam sekitar, memecahkan masalah, situasi tertentu, atau sebaliknya cenderung
mengambil keputusan (Lamba, 2006). memiliki nilai negatif pada situasi yang lain.
Menurut Faiola & Matei (2005), gaya Gaya kognitif dibedakan menjadi gaya
kognitif merupakan strategi yang dimiliki kognitif field independent dan field
oleh seseorang menyaring dan menerima dependent yang dikembangkan oleh Witkin
serta memproses informasi dari (Liu & Ginther, 1999). Rancangan analisis
lingkungannya. Gaya kognitif bersifat data yang digunakan disajikan pada Tabel
bipolar yaitu memiliki dua kutub, namun 1.

Tabel 1. Rancangan analisis faktorial 2  2


Model Pembelajaran PjBL Konvensional
Gaya Kognitif (A1) (A2)
FI (B1) A1B1 A2 B1
FD (B2) A1B2 A2 B2

Berdasarkan Tabel 1. terlihat HASIL DAN PEMBAHASAN


bahwa gaya kognitif memiliki dua dimensi, Hasil penelitian merupakan data
yaitu field independent dan field hasil tes keterampilan proses sains siswa.
dependent, sedangkan model Data keterampilan proses sains diukur
pembelajaran yang diterapkan ada dua, dengan menggunakan tes dalam ranah
yaitu model pembelajaran project-based kognitif, sedangkan gaya kognitif diukur
learning dan model pembelajaran dengan menggunakan tes gaya kognitif.
konvensional.Rancangan pembelajaran Jumlah butir soal yang digunakan untuk
pada kelompok kontrol dengan model mengukur keterampilan proses sains
pembelajaran konvensional. Menurut siswa adalah 8 butir, meliputi: kemampuan
Ajiboye & Ajitoni (2008) model menginterpretasi, merencanakan
pembelajaran konvensional adalah model percobaan, melakukan observasi,
pembelajaran yang bersifat linier dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan,
sudah lazim diterapkan dalam mengaplikasikan, membuat hipotesis,
pembelajaran sehari-hari. Pembelajaran memprediksi, dan mengajukan pertanyaan
linier berarti pembelajaran dengan Jumlah butir soal yang digunakan untuk
langkah-langkah yang tidak fleksibel dan mengukur gaya kognitif siswa adalah 25
harus berurutan serta mengikuti pola-pola butir yang terbagi menjadi tiga bagian
tertentu. Kegiatan ini dilakukan secara yaitu bagian pertama berisi 7 butir, bagian
sistematis dan sistemik melalui proses kedua berisi 9 butir dan bagian ketiga
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi berisis 9 butir. Data keterampilan proses
(BNSP, 2007). Pembelajaran sains di kelas eksperimen yang belajar
Konvensional dilaksanakan melalui tiga dengan model PjBL dan di kelas kontrol
tahapan yaitu (1) Kegiatan Pembukaan, yang belajar dengan menggunakan model
(2) Kegiatan inti, (3) Kegiatan Penutup. pembelajaran konvensional, ditampilkan
pada.Tabel.2.

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Tabel 2. Data keterampilan proses sains


Kelas PjBL Kelas Konvensional
Jumlah Siswa 34 34
Mean 79,59 74,29
Standar Deviasi 8,098 5,368
Varians 65,583 28,820
Range 26 20
Nilai Minimum 66 64
Nilai Maksimum 92 84

Dari data yang dikumpulkan, Hal ini terjadi karena pembelajaran


diperoleh bahwa nilai keterampilan proses dengan model pembelajaran berbasis
sains untuk kelas eksperimen berada proyek berfokus pada konsep-konsep
pada rentang nilai 66 sampai 92 yang melibatkan siswa dalam kegiatan
sedangkan untuk kelas kontrol berada pengerjaan proyek, memberi peluang
pada rentang 64 sampai 84. Rata-rata nilai siswa bekerja secara otonom,
keterampilan proses sains untuk kelas mengkonstruk pengetahuan yang dimiliki
eksperimen adalah 79,59 dengan standar dan puncaknya menghasilkan karya atau
deviasi 8,098, dan untuk kelas kontrol produk dan hasilnya kemudian
rata-ratanya adalah 74,29 dengan standar dipresentasikan (Doppelt, 2005).
deviasi 5,368. Jika data tersebut Jika data keterampilan proses
dikategorikan berdasarkan tabel konversi sains ini dilihat secara lebih mendalam
pada bagian metodelogi penelitian, di maka untuk kelas eksperimen dan juga
mana nilai di bawah 38 dikategorikan kelas kontrol tidak ada siswa yang
sangat kurang, nilai dari 40 sampai 54 mendapatkan nilai kategori kurang dan
dikategorikan kurang, nilai dari 55 sampai sangat kurang. Untuk kategori cukup, di
69 dikategorikan cukup, nilai dari 70 kelas eksperimen besarnya 9 % dan di
sampai 84 dikategorikan tinggi, dan nilai kelas kontrol 24 %. Untuk kategori tinggi,
dari 85 sampai 100 dikategorikan sangat di kelas eksperimen besarnya 56 % dan di
tinggi. Maka untuk kelas eksperimen, kelas kontrol 76 %. Kemudian terdapat 35
keterampilan proses sains siswa berada % siswa dari kelas eksperimen dan 0 %
pada kategori tinggi, nilai keterampilan siswa dari kelas kontrol yang berada pada
proses sains di kelas kontrol berkategori kategori sangat tinggi. Hasil lengkapnya
tinggi. disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kualifikasi nilai keterampilan proses sains


fo Konvensional
Nilai Mentah Kualifikasi fo PjBL (%)
(%)
85 - 100 Sangat Tinggi 35 0
70 - 84 Tinggi 56 76
55 - 69 Cukup 9 24
40 - 54 Kurang 0 0
0 - 39 Sangat Kurang 0 0

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Model pembelajaran berbasis pengkonstruksian pengetahuan siswa, di


proyek mampu memberikan nilai mana siswa diharapkan dapat
keterampilan proses sains yang terbaik. menemukan informasi penting dalam
Model pembelajaran berbasis proyek mengkostruksi pengetahuan sendiri. Hal
mendefinisikan belajar sebagai sebuah ini sejalan dengan penelitian Moti &
proses, di mana pengetahuan dikonstruksi Barzilai (2006) yang menyimpulkan bahwa
melalui transformasi pengalaman. pembelajaran berbasis proyek efektif
Seseorang belajar jauh lebih baik melalui digunakan untuk menyiapkan para guru
keterlibatannya secara aktif dalam proses masa depan untuk mendisain dan
belajar, yakni berpikir tentang apa yang mengatur lingkungan belajar yang dapat
dipelajari dan kemudian menerapkan apa mengembangkan keterampilan proses
yang telah dipelajari dalam situasi nyata. sains.
Model ini lebih fokus pada

Tabel 4. Deskripsi nilai keterampilan proses sains


Model Pembelajaran dan Keterampilan Proses Sains.
Statistik
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Mean 86,82 72,35 70,29 78,29
Median 86,00 72,00 71,00 78,00
SD 4,202 3,587 3,771 3,350
Varians 17,654 12,868 14,221 11,221
Minimum 82 66 64 72
Maksimum 92 80 76 84
Keterangan:
A1B1 = Keterampilan proses sains yang mengikuti PjBL yang memiliki gaya FI
A1B2 = Keterampilan proses sains yang mengikuti PjBL yang memiliki gaya FD
A2B1 = Keterampilan proses sains yang mengikuti PK yang memiliki gaya FI
A2B2 = Keterampilan proses sains yang mengikuti PK yang memiliki gaya FD

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa: konvensional dengan gaya kognitif FI


pertama keterampilan proses sains siswa mempunyai rentang skor 64-76, dengan
yang mengikuti pembelajaran berbasis jumlah siswa 17, nilai minimum adalah 64,
proyek dengan gaya kognitif FI nilai maksimum adalah 76, rata-rata
mempunyai rentang nilai 82-92, dengan adalah 70,29. Keempat data keterampilan
jumlah siswa 17, skor minimum adalah 82, proses sains siswa yang mengikuti
skor maksimum adalah 92, rata-rata pembelajaran konvensional dengan gaya
adalah 86,82. Kedua data keterampilan kognitif FI mempunyai rentang skor 72-84,
proses sains siswa yang mengikuti dengan jumlah siswa 17, nilai minimum
pembelajaran berbasis proyek dengan adalah 72, nilai maksimum adalah 84,
gaya kognitif FD mempunyai rentang nilai rata-rata adalah 78,29.
66-80, dengan jumlah siswa 17, skor Dari hasil analisis data dengan
minimum adalah 66, skor maksimum ANAVA dua jalur dengan bantuan
adalah 80, rata-rata adalah 72,35. Ketiga program SPSS-PC 17.0 for Windows,
data keterampilan proses sains siswa pada taraf signifikansi 0,05 (α = 5%),
yang mengikuti pembelajaran terdapat hasil seperti Tabel 5.

Tabel 5. Hasil analisis anava dua jalur


tests of between-subjects effects
Dependent Variable:kps

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Type III Sum of


Source Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 2800.353 3 933.451 75.486 .000
Intercept 402556.235 1 402556.235 32553.975 .000
model 476.471 1 476.471 38.531 .000
gaya 177.941 1 177.941 14.390 .000
model * gaya 2145.941 1 2145.941 173.538 .000
Error 791.412 64 12.366
Total 406148.000 68
Corrected Total 3591.765 67
a. R Squared = .780 (Adjusted R Squared = .769)

Dari perhitungan di dapat nilai proses pembelajaran berlangsung, yaitu


perbandingan antara kelompok siswa siswa melakukan inkuiri, seperti mampu
yang mengikuti model pembelajaran membuat rumusan masalah, tujuan,
berbasis proyek dengan kelompok siswa menentukkan langkah-langkah pembuatan
yang mengikuti pembelajaran karya ilmiah. Merencanakan aktivitas-
konvensional nilai hitung FA = 38,5313, aktivitas, yaitu siswa merencanakan
sedangkan F0,05 (1,64) = 4,08 dan F0,01 (1,64) = proyek sesuai pada konteks belajar yang
7,31. Ternyata FA > Ftabel, sehingga H0 telah ditetapkan. Memproses aktivitas-
ditolak dan H1 diterima. aktivitas, yaitu siswa membuat sketsa atau
Jadi terdapat perbedaan rancangan proyek yang akan digarap.
keterampilan proses sains antara Penerapan aktivitas-aktivitas untuk
kelompok siswa yang belajar dengan menyelesaikan proyek, yaitu siswa
model pembelajaran berbasis proyek dan mengerjakan proyek berdasarkan sketsa,
model pembelajaran konvensional. membuat laporan/makalah terkait dengan
Berdasarkan analisis terdapat hasil belajar proyek.
keterampilan proses sains siswa yang Tujuan penelitian yang kedua
mengikuti model pembelajaran proyek adalah untuk menganalisis pengaruh
lebih baik daripada hasil belajar interaksi antara model pembelajaran
keterampilan proses sains siswa yang berbasis proyek dengan gaya kognitif
mengikuti model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa.
konvensional. Hasil penelitian ini sejalan Berdasarkan hasil perhitungan di dapat
dengan penelitian-penelitian sebelumnya FAB = 173,203, sedangkan F0,05 (1,64) = 4,08
yang menerapkan model pembelajaran dan F0,01 (1,64) = 7,31. Ternyata FAB > Ftabel,
berbasis proyek. Cahyadi (2008), Atmidha sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi
(2008), dan Hadi (2008) menunjukkan ada pengaruh interaksi antara model
hasil bahwa pembelajaran berbasis proyek pembelajaran dan gaya kognitif terhadap
dapat meningkatkan keterampilan proses keterampilan proses sains siswa. Interaksi
sains siswa. yang terjadi pada hasil penelitian ini
Penerapan model pembelajaran adalah interaksi disordinal dapat dilihat
berbasis proyek di kelas, di mulai dengan pada Gambar 3.
Menetapkan tema proyek yaitu guru
menetapkan tema proyek sesuai dengan
materi yang dibahas. Menetapkan konteks
belajar yaitu guru menyiapkan lingkungan
belajar yang mendukung proses
pembelajaran, misalnya menetapkan
pembagian kelompok dalam diskusi.
Konteks belajar yang dilakukan saat

8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Model pembelajaran berbasis


proyek (PjBL) merupakan suatu model
Gambar 3. Grafik hubungan model pembelajaran yang menyangkut
pembelajaran dengan gaya pemusatan pertanyaan dan masalah yang
kognitif bermakna, pemecahan masalah,
Pembelajaran berbasis proyek ini pengambilan keputusan, proses pencarian
tidak hanya mengkaji hubungan antara berbagai sumber, pemberian kesempatan
informasi teoritis dan praktik, tetapi juga kepada anggota untuk bekerja secara
memotivasi siswa untuk merefleksi apa kolaborasi, dan menutup dengan
yang mereka pelajari dalam pembelajaran presentasi produk nyata. Prinsip yang
dalam sebuah proyek nyata. Siswa dapat mendasari adalah bahwa dengan aktivitas
bekerja secara nyata, seolah-olah ada di kompleks ini, kebanyakan proses
dunia nyata yang dapat menghasilkan pembelajaran yang terjadi tidak tersusun
produk secara realistis (Purnawan, 2007). dengan baik. Pembelajaran berbasis
Tujuan penelitian yang ketiga proyek juga dapat meningkatkan
adalah untuk menganalisis perbedaan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk
keterampilan proses sains siswa antara belajar, kemampuan kreatif, dan
kelompok siswa yang belajar dengan mengagumi diri sendiri (Santyasa, 2006).
model pembelajaran berbasis proyek dan Berdasarkan uji ANAVA dua jalur
model pembelajaran konvensional untuk menunjukkan adanya perbedaan
siswa yang memiliki gaya kognitif field keterampilan proses sains berdasarkan
independent dan field dependent. Hasil model pembelajaran, yakni antara siswa
perhitungan di dapat FB = 14,3898, yang mengikuti model pembelajaran
sedangkan F0,05 (1,64) = 4,08 dan F0,01 (1,64) = proyek dan siswa yang mengikuti model
7,31. Ternyata FB > Ftabel, sehingga H0 pembelajaran konvensional. Temuan
ditolak dan H1 diterima. Jadi ada berikutnya adalah adanya perbedaan
perbedaan keterampilan proses sains keterampilan proses sains berdasarkan
antara kelompok siswa yang memiliki gaya gaya kognitif, yakni antara siswa yang
kognitif field independent dan kelompok memiliki gaya kognitif field independent
siswa yang memiliki gaya kognitif field (FI) dan kelompok siswa yang memiliki
dependent. Kemampuan berpikir setiap gaya kognitif field dependent (FD). Uji
individu sangatlah berbeda, hal tersebut ANAVA dua jalur juga menunjukkan
dipengaruhi oleh gaya kognitif yang adanya pengaruh interaksi antara strategi
dimilikinya. Individu yang mempunyai gaya pembelajaran dan gaya kognitif terhadap
kognitif FI memiliki kemampuan kemampuan keterampilan proses sains.
menganalisis untuk memisahkan obyek Untuk itu, perlu dilakukan uji lanjut (post
dari lingkungan sekitarnya, sehingga hoc) untuk mengetahui kelompok mana
persepsinya tidak terpengaruh bila yang unggul. Besar sampel atau banyak
lingkungan mengalami perubahan. responden tiap sel sama, yakni 17 orang.
Sementara itu, individu FD cenderung Oleh karena itu, uji lanjut dilakukan
berpikir global, memandang objek sebagai menggunakan uji Tukey.
satu kesatuan dengan lingkunganya, Berdasarkan uji Tukey dengan
sehingga persepsinya mudah terpengaruhi bantuan program SPSS-PC 17.0 for
oleh lingkungan. Windows, pada taraf signifikansi 0,05 (α =
5%), didapatkan hasil seperti pada Tabel 6

Tabel 6. Hasil uji tukey


Multiple Comparisons
Dependent Variable:nkps
95% Confidence Interval
(I) (J) Mean Std. Error Sig.
group group Difference (I-J) Lower Bound Upper Bound
*
Tukey HSD pblfi pblfd 14.47 1.206 .000 11.29 17.65

9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

*
pkfi 16.53 1.206 .000 13.35 19.71
*
pkfd 8.53 1.206 .000 5.35 11.71
*
pblfd pblfi -14.47 1.206 .000 -17.65 -11.29
pkfi 2.06 1.206 .329 -1.12 5.24
*
pkfd -5.94 1.206 .000 -9.12 -2.76
*
pkfi pblfi -16.53 1.206 .000 -19.71 -13.35
pblfd -2.06 1.206 .329 -5.24 1.12
*
pkfd -8.00 1.206 .000 -11.18 -4.82
*
pkfd pblfi -8.53 1.206 .000 -11.71 -5.35
*
pblfd 5.94 1.206 .000 2.76 9.12
*
pkfi 8.00 1.206 .000 4.82 11.18
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 12.366.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
\
Berdasarkan hasil uji Tukey berikut. (1) Terdapat perbedaan hasil
menerangkan bahwa kelompok siswa belajar keterampilan proses sains antara
yang dibelajarkan dengan pembelajaran kelompok siswa yang mengikuti model
model proyek dan mempunyai gaya pembelajaran proyek dengan kelompok
kognitif FI memperoleh hasil yang lebih siswa yang mengikuti model pembelajaran
baik dibandingkan dengan kelompok konvensional dengan nilai FA = 38,5313
siswa yang memiliki gaya kognitif FD, pada taraf signifikansi 0,05. (2) Terdapat
dengan perbedaan rata-rata 14,47. Untuk pengaruh interaksi antara model
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap
konvensional dan mempunyai gaya hasil belajar keterampilan proses sains
kognitif FI lebih rendah dibandingkan dengan nilai FAB = 173,5383 pada taraf
dengan siswa yang dibelajarkan dengan signifikansi 0,05. (3) Terdapat perbedaan
model proyek yang mempunyai gaya hasil belajar keterampilan proses sains
kognitif FI dengan perbedaan rata-rata antara kelompok siswa yang memiliki gaya
16,53. Jika siswa yang dibelajarkan kognitif field independent dan kelompok
dengan pembelajaran berbasis proyek siswa yang memiliki gaya kognitif field
gaya kognitif FI dibandingkan dengan dependent dengan nilai FB = 14,3898 pada
siswa yang dibelajarkan dengan taraf signifikansi 0,05. (4) Kombinasi
pembelajaran konvensional yang memiliki model pembelajaran proyek dan gaya
gaya kognitif FD mendapatkan hasil yang kognitif field independent (A1B1)
lebih baik dengan perbedaan rata-rata menghasilkan keterampilan proses sains
8,53. paling baik dengan nilai rata-rata 86,8235,
Apabila dilihat tabel Q dengan dk = disusul dengan kombinasi model
64 dan k =4 pada taraf signifikansi α=0,05, pembelajaran konvensional dan gaya
maka diperoleh nilai Q-tabel = 3,73. kognitif field dependent (A2B2) di urutan
Ternyata Q yang diperoleh dari kedua dengan nilai rata-rata 78,2941,
perhitungan (8,53) lebih besar daripada Q- kombinasi model pembelajaran proyek
tabel. Dengan demikian, hipotesis nol dan gaya kognitif field dependent (A1B2) di
ditolak, yang berarti bahwa YA2B2 = urutan ketiga dengan nilai rata-rata
78,2941 lebih besar daripada YA1B2 = 72,3529 dan akhirnya kombinasi model
72,3529. pembelajaran konvensional dan gaya
kognitif field independent (A2B1) berada
Penutup diurutan keempat dengan nilai rata-rata
Berdasarkan hasil penelitian yang 70,2941. Hal ini terjadi karena model
telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai pembelajaran proyek dan gaya kognitif

10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

field dependent (A1B2) memberikan hasil Diakses pada tanggal 21 September


keterampilan proses sains yang tidak 2009.
berbeda secara signifikan dengan BSNP. 2007. Peraturan Menteri
kombinasi model pembelajaran Pendidikan Nasional Republik
konvensional dan gaya kognitif field Indonesia Nomor 41 tahun 2007
independent.(A2B1). tentang Standar Proses untuk
Berdasarkan hasil penelitian ini, Satuan Pendidikan Dasar dan
maka dapat diajukan beberapa saran Menengah. Depdiknas.
untuk pembelajaran dan saran untuk Cahyadi, E. 2008. Penerapan Pendekatan
penelitian lebih lanjut. (1) Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis
pembelajaran berbasis proyek dapat Proyek Berbantuan Media Gambar
diterapkan oleh guru-guru di sekolah untuk Meningkatkan Hasil Belajar
khususnya pada topik laju reaksi dan Gaya dalam Tolak Peluru pada
kesetimbangan kimia guna Siswa Kelas X2 SMA Negeri 2
mengoptimalkan perolehan keterampilan Singaraja Tahun Pelajaran
proses sains siswa. (2) Pada penelitian ini 2009/2010. Skripsi (tidak
materi pembelajaran yang digunakan diterbitkan). Universitas Pendidikan
terbatas pada topik laju reaksi dan Ganesha.
kesetimbangan kimia. Untuk itu, perlu Cheong, A.C.S., & Christine, C.M.G. 2002.
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan Teachers’ Handbook On Teaching
mengkaji topik berbeda sehingga dapat Generic Thinking Skills. New York:
diketahui konsistensi hasil penelitian ini. Prentice Hall.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 SMA:
UCAPAN TERIMAKASIH Pedoman khusus pengembangan
Ucapan terimakasih saya silabus dan penilaian mata pelajaran
sampaikan kepada Bapak I Putu kimia. Jakarta: Ditjen Dikdasmen
Wardana, S.Pd, selaku Kepala Sekolah Direktorat Dikmenum.
SMK Negeri 1 Negara yang telah Doppelt, Y. 2005. Assessment of Project-
memberikan izin untuk melakukan Based Learning in A Mechatronics
penelitian di institusinya, yaitu pada siswa Context. International Journal of
kelas XI.RPL serta memberikan segala Technology Education, 16(2).
fasilitas yang peneliti perlukan. Tersedia
pada:http://scholar.lib.vt.edu/ejournal
DAFTAR RUJUKAN s/JTE/v16n2/pdf/doppelt.pdf.
Diakses pada tanggal 18 Oktober
Ajiboye, J. O. & S. O. Ajitoni. 2008. Effects
2009.
Of Full And Quasi–Participatory
Faiola, A., & Matei, S. A. 2005. Cultural
Learning Strategies On Nigerian
Cognitive Style and Web Design:
Senior Secondary Students’
Beyond a Behavioral Inquiry into
Environmental Knowledge:
Computer-mediated Communication.
Implications For Classroom Practice.
Journal of Computer-Mediated
International Journal Of
Communication. 11(1). Diakses
Environmental & Science Education.
pada tanggal 22 Agustus 2012.
3(2). 58–66. Diakses Dari
Hadi, A. 2008. Pengaruh Penerapan
Http://Www.Ijese.Com/V3n2_Ajiboye
Strategi Pembelajaran Berbasis
.Pdf Pada Tanggal 26 Oktober 2008.
Proyek terhadap Pemahaman
Atmidha, G. 2008. Pengaruh
Konsep Siswa Kelas X di SMA
Pembelajaran Berbasis Proyek
Negeri 8 Malang pada Kemampuan
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Akademik Berbeda. Tersedia pada:
Siswa terhadap Ekosistem Sungai
Siswa Kelas X SMA Shalahudin. Error! Hyperlink reference not
Tersedia pada: http: //karya ilmiah. valid.. Diakses pada tanggal 14
um. ac. Id Desember 2009.
/index.php/biologi/article/view/2543.

11
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Ibrahim, M., 2005. Keterampilan Proses Nasution, S. 2004. Didaktik Asas-asas


Sains. Makalah Bahan Pelatihan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Terintegrasi Guru SMP. Jakarta: Nazir, M. 2003. Metode Penelitian.
Depdiknas. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lamba, H. A. 2006. Pengaruh Nurhadi & Senduk. 2004. Pembelajaran
Pembelajaran Kooperatif Model Kontekstual dan Penerapannya
STAD dan Gaya Kognitif Terhadap dalam KBK. Malang: Universitas
Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Negeri Malang.
Jurnal Ilmu Pendidikan. 13(2). 122- Purnawan, 2007. Deskripsi Model PBL.
128. Tersedia Pada:
Liu, Y., & Ginther, D. 1999. Cognitive Http://Www.Kompas.Com.Html.
Styles and Distance Education. Diakses Pada Tanggal 4 September
Tersedia pada: 2008.
http://www.westga.edu/~distance/liu Rapi, N K. 2005. Pengaruh model
23.html. Diakses pada tanggal 22 pembelajaran terhadap prestasi
Agustus 2012. belajar siswa dan sikap ilmiah siswa
Martin, R.; Sexton, C.; Wagner, K.; (studi eksperimen pada SMA LAB
Gerlovich, J., 1997. Teaching IKIP Negeri Singaraja). Tesis (tidak
Science for All Children. Second diterbitkan) Program Pasca Sarjana,
Edition. Boston: Allyn and Bacon. IKIP Negeri Singaraja.
Maryam, S. 2006. Peer group dan aktivitas Rofic, Z. 2010. The Effect of Instructional
harian (belajar) pengaruhnya Strategy and Cognitive Style on
terhadap prestasi belajar remaja Learning Outcome of Interpret
studi kasus pada SMU bina bangsa Technical Drawing Machine.
sejahtera plus di kota Bogor tahun Disertasi.
2002. Jurnal pendidikan dan Universitas.Negeri.Jakarta.Diaksesdi
kebudayaan. No.058. Januari 2006. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files
Diakses pada tanggal 7 Nopember /131808343/sinopsis%20strategi%2
2007darihttp://www.depdiknas.go.id/ 0belajar%20%26%20Gaya%20kogni
jurnal/58/j58_03.pdf. tif.pdf.
Moti, F.M. & Barzilai, A. 2006. Project- Santyasa, I W. 2006. Pembelajaran
Based Technology: Instructional Inovatif: Model Kolaboratif, Basis
Strategy for Developing Proyek, Dan Orientasi NOS.
Technological Literacy. International Makalah. Disajikan Dalam Seminar
Journal of Technology Education, Di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Vol.18, No.1, Fall 2006. Tersedia Negeri 2 Di Semarapura.
pada: Suastra, I W., 2006. Mengembangkan
http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui
/v18n1/pdf/frank.pdf. Diakses pada Pembelajaran Sains. Jurnal IKA: Vol.
tanggal 16 September 2012. 4 No. 2 (23-34) Singaraja.
Mrosla, H. P. 1988. Field-dependent and Suastra, I W. 2007. Belajar dan
Field-independent Learning-teaching Pembelajaran Sains. Buku Ajar
Styles. Contributed Papers On (tidak diterbitkan). Universitas
Improving University Teaching. Pendidikan Ganesha Singaraja.
Disajikan dalam Fourteenth Suja, I W., Wirta, I M., & Kariasa, I N.
International Conference, tanggal 2005. Pengembangan perangkat
20-23 juni 1988 di Umea, Sweden. pembelajaran dan keterampilan
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum proses sains dengan pendekatan
2004 Panduan Pembelajaran KBK. sains teknologi masyarakat dan
Bandung: Remaja Rosdakarya. lingkungan. Laporan penelitian
Nasution, S. 2004. Didaktik Asas- (tidak diterbitkan) IKIP Negeri
asas Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Singaraja.
Aksara.

12
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Wenning, J. C. 2002. A multiple case Wiersma, W. 1990. Research Methods in


study of novice and expert problem Education. Fifth edition. London:
solving in kinematics with Allyn.and.Bacon.
implications for physics teacher
preparation. Journal of Physics
Teacher Education. 1(3). 7-14.

13

Anda mungkin juga menyukai