Anda di halaman 1dari 2

BUKU AJAR ILMU KESEHATAN MATA 1

LENSA
Syska Widyawati 1.5

Lensa kristalin merupakan organ penglihatan transparan yang berfungsi memfokuskan


cahaya yang masuk ke mata agar sampai ke makula. Fungsi ini diperoleh dari
kemampuan lensa mengubah bentuk. Setelah lahir, lensa kristalin berubah menjadi
struktur yang avaskular; nutrisi dan ekskresi hasil metabolisme lensa berlangsung
melalui humor akuos di sekitarnya. Lensa kristalin berbentuk bikonveks, terletak di
belakang iris, bergantung pada zonula Zinn ke badan siliar. Lensa kristalin pada orang
muda memiliki indeks refraksi 1,4 di bagian sentral. Pada orang dewasa, diameter
ekuatorial 9 mm dan ketebalan antero-posteriornya sekitar 5 mm (Gambar 1).

Gambar 1. Lensa kristalin bergantung pada zonula Zinn yang melekat ke badan siliar.

Sel hidup yang aktif hanya terdapat pada lapisan sel epitel lensa yang terletak di bawah
kapsul bagian anterior, dan meluas ke ekuator. Sel epitel ini bermitosis dan pada bagian
ekuator akan mengalami elongasi, memanjang, menjadi serabut lensa yang membentuk
korteks lensa. Dengan demikian, korteks terdiri dari serabut-serabut lensa paling muda
dan terletak di bagian perifer lensa. Proses mitosis dan elongasi sel ini terjadi terus
menerus seumur hidup setelah pubertas, tanpa ada serabut yang dikeluarkan dari lensa.
Oleh karena serabut-serabut ini tumbuh dengan arah konsentrik, susunan lapisan
serabut lensa akan semakin memadat ke tengah, membentuk nukleus lensa. Nukleus
2 BUKU AJAR ILMU KESEHATAN MATA

menjadi bagian dengan serabut-serabut yang lebih tua dan terdiri dari zona-zona yang
bersesuaian dengan periode perkembangan: zona embrionik (terletak paling tengah dan
merepresentasikan periode gestasi 1-3 bulan), fetal (3 bulan gestasi sampai lahir), infantil
(lahir sampai pubertas), dan dewasa.

Gambar 2. (A) Sel epitel lensa di daerah ekuator memanjang menjadi serabut korteks, yang sepanjang
kehidupan akan terus menerus ditumpuk secara konsentris membentuk nukleus lensa. (B) Zona-zona lensa:
ep=epitel, cap=kapsul, c=korteks, an=nukleus dewasa, jn=nukleus juvenil, fn=nukleus fetal, en=nukleus
embrional. (Disadur dengan modifikasi dari Duane, Duane’s Ophthalmology, 2006)

Sejalan dengan pertambahan usia, komposisi protein di dalam lensa akan berubah
sehingga indeks refraksi dan kejernihannya pun berubah. Sebagian lensa menjadi lebih
miopik dan sebagian lainnya menjadi hipermetropik akibat perubahan komponen
protein tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophthalmology Staff. The Eye. In: Fundamental and Principles of
Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course. California: American Academy of Ophthalmology;
2011. p. 67-70.
2. Harper RA, Shock JP. Lensa. Dalam: Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.
Jakarta: EGC. Ed 17. 2009. Hal.169.
3. Duane

Anda mungkin juga menyukai