Anda di halaman 1dari 4

PENUNTUN PRAKTIKUM

GENETIKA DASAR

MKK 32108 /3 (tiga) SKS

Oleh
TIM PENGAJAR

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
Analisis Mitosis pada Ujung Akar Bawang Merah

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu makhluk
hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen – gen yang akan
dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya, dari generasi yang satu ke generasi yang
berikutnya. Pengamatan terhadap perilaku kromosom sama pentingnya dengan mempelajari
struktur kromosom. Perilaku atau aktivitas kromosom dapat terlihat dalam siklus sel,
termasuk didalamnya adalah pembelahan sel (mitosis atau meiosis). Analisis kromosom, baik
mitosis maupun meiosis merupakan langkah awal yang dapat dilaksanakan untuk
mempelajari kromosom.

Mitosis merupakan dasar dalam pembiakan vegetatif tanaman, sedangkan meiosis merupakan
dasar munculnya keragaman. Oleh karena itu, penting bagi para pemulia untuk mempelajari
pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis, agar dapat mendukung program pemuliaan
tanaman.

Mitosis adalah pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana
terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase
(Suryo, 2007). Kromosom pada metafase mitotik mengalami kondensasi dan penebalan yang
maksimal, sehingga kromosom pada tahap ini dapat diamati dengan lebih jelas panjangnya
dan letak sentromernya. Setelah panjang total dan letak sentromernya diketahui, maka dapat
dilanjutkan dengan analisis kariotipe.

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik
dalam sel disimpan. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer yang merupakan
pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung gen.
Sastrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa kromosom merupakan alat transportasi materi
genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel,
kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk seperti rantai
panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat dibedakan satu dengan yang lainnya
oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut
sentromer yang memberi kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda,
kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau
kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material kromatin yang
disebut satelit, dan sebagainya (Suprihati et.al., 2007).

Kromosom tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya, baik dari bentuk, jumlah, dan
panjangnya. Bawang merah memiliki jumlah kromosom 2n = 16 (Sastrosumarjo, 2006). Hal
ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya
yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk
dibuat preparatnya (Stack, 1979).
2. Tujuan

Tujuan dari pratikum ini adalah:

1. Mempelajari tingkah laku kromosom selama proses daur hidup sel selama analisis
mitosis ujung akar tanaman bawang merah.
2. Mempelajar pembesaran yang tepat untuk melihat daur hidup sel selama analisis
mitosis ujung akar tanaman bawang merah.
3. Menghitung jumlah kromosom tanaman bawang merah.

II. BAHAN DAN METODE

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan di Laoratorium Jurusan Budidaya Pertanian Universitas


Palangka Raya pada setiap hari Kamis, dari bulan Oktober sampai dengan Desember
2017

2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan :

 HCl 1 N
 Aceto orcein 2%
 Akar bawang merah (Allium cepa var. aggregatum L)

Alat-alat yang digunakan :

 Mikroskop
 Silet
 Cawan petri
 Pinset
 Gelas objek
 Gelas penutup
 Bunsen
 Pensil dengan ujung berpenghapus
 Tisu

3. Metode Pelaksanaan

 Potong bagian ujung akar sepanjang 0,5 – 1 cm


 Rendam ujung akar tadi ke dalam HCl 1 N pada cawan petri selama 10 – 15 menit
 Kemudian, pindahkan ujung akar tersebut ke dalam cawan petri lainnya dengan
posisi ujung akar menghadap poros cawan petri
 Teteskan aceto orcein 2% dan biarkan selama 10 – 15 menit
 Setelah itu, pindahkan ujung akar tadi ke gelas objek. Lalu, potong ujungnya
sepanjang 1 – 2 mm dan teteskan kembali dengan aceto orcein sebanyak 1 tetes,
lalu tutup dengan gelas penutup
 Lewatkan preparat ujung akar di atas api bunsen sebanyak 2 – 3 kali
 Tekan preparat dengan karet pensil (squash), kemudian tekan lagi dengan ibu jari
 Amati preparat di bawah mikroskop, mulai dari pembesaran yang kecil ke
pembesaran yang kebih besar.
 Gambarkan hasil yang didapat sesuai dengan penyebaran kromosom yang dilihat
 Foto hasil pengamatan, jika didapat penyebaran kromosom yang baik.

III. DAFTAR PUSTAKA

Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium, hal. 38 – 63. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.)


Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor.

Stack S. M., and D. E. Comings. 1979. The cromosomes and DNA of Allium cepa.
Chromosoma.

Suryo, 2007. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Suprihati, D., Elimasni, E. Sabri. 2007. Identifikasi karyotipe terung belanda (Solanum
betaceum Cav.) kultivar Brastagi Sumatera Utara. Jurnal Biologi Sumatera Utara.

Tjio J-H and Levan A. 1950. The use of oxyquinolin in chromosome analysis. Anales
Estacion Exper. Aula Dei (Spain).

Layout Laporan
1. Pendahuluan
 Latar Belakang
 Tujuan
2. Bahan dan Metode
 Waktu dan tempat
 Bahan dan alat
 Metode praktikum
 Pengamatan
3. Tinjauan Pustaka
4. Hasil Pengamatan
5. Pembahasan
6. Kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai