Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA

“RACUN”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat beserta hidyah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul”RACUN” makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Kimia . Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi. Harap kami semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dalam upaya peningkatan wawasan wacana kesehatan akhir kata
kami hanya dapat mengucapkan terimah kasih dan semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua
Balunijuk, 22 November 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan
keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya. Keracunan adalah salah satu
masalah kesehatan yang semakin meningkat baik di Negara maju maupun negara
berkembang. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum
diketahui secara pasti, meskipun banyak dilaporkan kejadian keracunan di
beberapa rumah sakit, tetapi angka tersebut tidak menggambarkan kejadian yang
sebenarnya di masyarakat. Dari data statistik diketahui bahwa penyebab
keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah akibat paparan pestisida, obat
obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alkohol dan beberapa racun alamiah
termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman beracun
lainnya. Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula
terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau
organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam
jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1 Menjelaskan definisi racun
2. Menjelaskan Simbol-simbol bahan bkimia atau beracun
3. Tingkat keracunan bahan beracun
4 Factor Yang Menentukan Tingkat Keracunan
5. Menjelaskan tentang bahaya racun terhadap kesehatan.
6 Menjelaskan tentang usaha pencegahan
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami tentang racun atau bahan kimia.
2. Mengetahui dan memahami langkah diagnosis penyakit akibat bahan kimia.
3. Mengetahui dan memahami manaterial dalam usaha-usaha pencegahan.
BAB II
ISI
A. Definisi Racun
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam
jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya
atau bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia
atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan,
lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Dan keracunan didefinisikan sebagai
keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam
tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati,
ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh,
tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan
menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada umumnya
zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh
tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung
mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain.
Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau
cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran
zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel
efitel dan keringat.\
1) Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun
Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain
dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada
barang-barang. 3 macam bahan kimia dalam kelompok besar :
a) Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan
kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat
, deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang
ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan
kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian
kimiawi dan komposisi suatu zat.
b) Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas,
pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
c) Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan
pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh
industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan
perguruan tinggi.
Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air(Water Sensitive Substances)
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Dan adapun Bahan-bahan beracun dalam industri dapat digolongkan dalam
beberapa golongan yaitu:
a. Senyawa logam dan metaloid
b. Bahan pelarut
c. Gas-gas beracun
d. Bahan karsinogenik
e. Pestisida

2) Bahan-Bahan Kimia Umum Yang Sering Menimbulkan Racun


Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah sebagai-
berikut :
Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO),
Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4),
Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen
(COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen
(As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).
Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene,
Xilena, Vinil Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena,
dan masih banyak bahan kimia beracun lain yang dapat meracuni setiap
saat, khususnya masyarakat pekerja industri.
3) SENYAWA BERACUN DALAM BAHAN PANGAN

Kebiasaan makan kita di tentukan oleh tradisi dan kebudayaan. Makanan


yang tidak enak dan dapat menimbulkan sakit biasanya dihindarkan. Hal
ini di tuturkan oleh para orang tua kepada anak atau orang yang lebih
muda. Beberapa orang tua di daerah memberikan petunjuk bahwa bahwa
daun-daun yang dapat diserang ulat biasanya tidak beracun dan dapat
dengan aman dimakan manusia. Kebenaran akan hal ini secara ilmiah
belum pernah dibuktikan.
Dalam bahan pangan sering kali terdapat senyawa –senyawa kimia yang
tidak mempunyai nilai nutrisi. Adanya senyawa-senyawa kimia tersebut
selalu dihubungkan dengan sifat- sifat yang tidak diinginkan dan kadang-
kadang beracun sehingga membahayakan kesehatan manusia yang
mengkonsumsinya.Senyawa-senyawa kimia tersebut terdapat dalam
bermacam-macam bentuk, dari garam anorganik yang sederhana sampai
ke molekul yang besar dan kompleks. Bahaya yang ditimbulkannya dapat
berupa bahaya keracunan yang akut atau bersifat menahun dan dapat
menimbulkan perubahan sifat (mutagen).
Secara garis besar, senyawa beracun dalam bahan makanan dapat
digolongkan menjadi tiga golongan : senyawa beracun alamiah, senywa
beracun mikroba, dan senyawa beracun oleh residu dan pencemaran.
A). Senyawa Beracun Alamiah
Berbagai macam bahan makanan baik hewani maupun nabati , seringkali
secara alamiah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat
racun.senyawa beracun yang dapat menimbulkan keracunan akut pada
umumnya sudah di kenal oleh masyarakat , seperti singkong(mengandung
HCN), cendawan (muskarin), biji bengkuang (pakirizida), jengkol (asam
jengkoloat); di samping itu beberapa senyawa beracun juga terdapat pada
ikan buntal, berjenis-jenis kerang dan udang Kandungan senyawa beracun
berariasi menurut jenis dan varietas bahan asal.
Kandungan racun dalam bahan makanan biasanya rendah sehingga bila di
konsumsi dalam jumlah normal oleh orang yang kesehatannya normal
tidak banyak memebahayakan tubuh . penganekaragaman makanan dalam
menu sangat penting di tinjau dari kemungkuninan zat racun tersebut
mencapai jumlah yang membahayakan.
a). Hidrogen Sianida
Glikosida sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan
makanan nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat terurai
dan mengularkan hidrogen sianida. Bila di cerna ,hidrogen sianida sangat
cepat di serap oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah.
Tergantung jumlah nya hidrogen sianida dapat menyebabkan sakit sampai
kematian (dosis yang mematikan 0,5 – 3,5 mg HCN/kg berat bedan).
Glikosida sianogenetik juga terdapat pada berbagai tanaman dengan nama
senyawa yang berbeda seperti amigladin pada biji almond,aprikot dan
apel,dhurin pada biji sorghun, dan linamarin pada kara (lima bean) dan
singkong . Nama kimia baggi amigladin adalah glukosida benzaldehida
sianohidrin;dhurin;glukosida p-hidroksi-benzaldehida sianohidrin;
linamarin ; glukosida aseton sianohidrin.
b). Alkoloid dalam kentang
Kandungan Akloid dalam kentang (solain) banyak memnyebabkan
keacuncan pada manusia. Alkoloid merupakan penghambat kerja
asetilkolinesterase yang mempengaruhi tranmisi impuls saraf.kandungan
Alkoloid sangat tergantung varietas , keadaan limgkungan tumbuh ,serta
kondisi penyimpanan ;tetapi biasanya kandunga terbanyak adalah pada
bagian dekata kulit , terutama bagian yang telah menjadi hijau karena
terkenasinar matahari.
c). Asam jengkoloat
Racun asam jengkoloat ini terdapat di biji jengkol. Kandungan zat ini
berbeda-beda tergantung varietasdan umur biji jengkol.Gangguan
kesehatan di ebabkan terbentukbya kristal asam jengkoloat yang dapat
menyumbat saluran air seni. Asanm jenkoloat mempunyai struktur
molekul yang menyerupai asam amino sistein dan terdapat dalam keadaan
bebas.Pembentikan kristal asam jengkoloat dalam air seni manusia
tergantung dari keadaan pH air seni tersebut. Pada pH urin yang
asam,asam jengkoloat akan mengkristal di ginjal.
B). Senyawa beracun dari mikroba
Beberapa senyawa racun yang dapat menyebabkan intoksikasi adalah
bakteri staphylococcus aureus, dan pseudomonas cocovenenans.

a). Staphylococcus aureus


Senyawa beracun yang di produksi oleh mikroba ini di sebut entertoksin
dan dapat berbentuk dalam makanan karena pertumbuhan bakteri tersebut.
Entertoksin sangat stabil terhadap panas ,yang paling tahan panas ialah
entertoksin tipe B. Pemanasan yang di lakukan oleh proses pemasakan
normal tidak akan mampu menginaktfkan tosin tersebut dan tetap
menyebabkan keracunan.
b). Psedumonas cocovenans
Senyawa yang di produksi oleh mikroba ini adaalah toksoflavin dan asam
bongkrek.kedua senyawa tersebut di produksi dalam jenis makanan yaitu
tempe bongkrek ,suatu tempe yang di buat dengan bahan utama ampas
kelapa .bakteri ini sebenarnya tidak di kehendaki ad dalam tempe
bongkrek . p.cocovenans memerlukan substrat minyak kelapa ,dengan
enzim yang di produksinya mampu menghidrolisis lemak menjadi Gliserol
dan asam lemak
Asam bongkrek
Asam bongkrek (C28H38O7) merupakan asam trikarboksilat tidak
jenuh.Asam bongkerek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan
penyebab kematian korban. Hal ini di sebabkan toksin tersebut dapat
menganggu metabolisme glikogen dengan memobilisasi glikogen dari hati
sehingga terjadi hiperglikemia yang kemudian berubah menjadi
hipoglikemia biasanya meninggal 4 hari setelah mengkonsumsi tempe
bongkrek yang beracun.

C. Residu dan Pencemaran


Residu Pestisida
Pestisida yang termasuk insektisida ,fungisida dan rodentisida di gunakan
orang untuk mengurangi kerusakan komoditi pangan baik yang masih di
ladang maupun di dalam penyimpanan agar menghasilkan produk dengan
mutu yang lebih baik.
Pestisida tersebut yang di gunakan meninggalkan residu pada bahan
pangan yang dapat membahayakan konsumen .
Pada komoditi hasil ternak ,daging, dan unggas ,antibiotik,hormon
transquelizer , dan enzim sering di gunakan untuk peningkatan
pemanfaatan makanaan ternak atau meningkatkan hasil ternak (hormon
pada ayam ,papain untuk daging ). Residu dari bahan tersebut dapat
tertinggal dalam daging ,unggas, susu dan telurberupa bahan adiktif yang
tidak sengaja.
Kontaminasi Merkuri
Keracunan metil merkuri terjadi karena korban memakan ikan yang telah
terkontaminasi merkuri, misalnya di teluk Minamata pada tahun 1953.
Ternyata metil merkuri berasal dari buangan sissa industri yang di alir kan
ke sungai-sungai yang bermuara di teluk itu. Logam merkuri di ubah
menjadi metil merkuri oleh bakteri Methanobactrium omelanskii yang
hidup di dalam lumpur dan sungai.
Keracunan merkuri di sebut juga penyakit minamata dengan gejala-gejala
:tersa geli dan panas anggota badan,mulut,bibir, dan lidah ,kehilangan
penglihatan, sukar berbicara dan menelan ,kehilangan pendengaran , tidak
stabil emosinya. Coma dan kematian.

B. Simbol-Simbol Bahan Kimia Berbahaya atau Beracun


Saat ini banyak industri besar menggunakan bahan kimia berbahaya dalam
pelaksanaan produksinya. Jika dilihat 50 tahun yang lalu, mungkin hanya 1 juta
ton dihasilkan setiap tahunnya tetapi sekarang kurang elbih 400 juta ton bahan
kimia yang dihasilkan setiap tahunnya.
Di antara 5 sampai 7 juta bahan kimia yang diketahui lebih dari 80.000
dipasarkan dan diperkirakan 500 sampai 10.000 bahan kimia diperdagangkan
mengandung bahaya yang diataranya 150 sampai 200 jenis kemungkinan dapat
menyebabkan kanker pada manusia.
Penggunaan bahan kimia ini digunakan pada perusahaan seperti;
-Pertanian (Agrochemical)
-Industri
-Labolatorium
-Kedokteran
Berdasarkan United Nation / North America UN/UNA, bahan Kimia berbahaya
ini dibagi menjadi 7:
A ) KELAS 1 : MUDAH MELEDAK
Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk
bahan yang dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan,
tekanan dapat mengakibatkan peledakan.
Contoh :
Amonium nitrate, Amonium perchlorate, amonium picrate, detonator untuk
ammunisi, diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid,
(TNT, Nitro Glycerine, Amunisi, bubuk untuk blasting)
B ) KELAS 2 GAS-GAS
Terdiri dari :
Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl
flouride, ethyl methyl ether, butane, neopentane, propane, methane, methyl
chlorodiline, thinner, bensin.
Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon,
neon, nitrous oxide, sulphur hexafolride)
Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous,
arsine, boron trichloride carbonil sulfit, cyanogen, dll

C ) KELAS 3 CAIRAN YANG MUDAH MENYALA (FLAMMABLE GAS)

Cairan yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan.

Cairan yang mempunyai titik penyalaan kurang dari 61 o C.

Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan pingsan bahkan

kematian.

Contoh : Yang mudah menyala (flammable solids)

Bahan padat yang mudah menyala (petrol, acetone, benzene, butanol,

chlorobenzene, 2 chloropropene ethanol, carbon disuliphide, di-iso-propylane.

D )KELAS 4 PADATAN

Bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan

dari luar seperti percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami

gesekan

Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium

resinate, celluloid, dinitrophenol, hexamine.


Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan (spontaneously Combustible
Substances)
Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang
besar untuk terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan
besar untuk menyala sendiri ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga
dapat menghasilkan gas beracun ketika terbakar.
Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls,
phosphorus
Padatan yang mudah menyala (FLAMMABLE SOLIDS)
Bahan yang berbahaya ketika basah (Dangerous when wet) Padatan atau
cairan yang dapat menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air.
Bahan ini juga meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air
atau asam
Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb,
magnesium hydride, calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl
etherate, barium, aluminium hydride.
e) KELAS 5 BAHAN BEROKSIDASI (OXIDIZING AGENT)
Organic peroxides
Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar. Jika
terpapar panas atau api pada waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan.
Jika bereaksi dengan material yang lain efeknya akan lebih
berbahaya. Dekomposisi dari bahan ini dapat menghasilkan racun dan gas yang
mudah terbakar.
Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate,
peracetic acid.

f) KELAS 6 BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI


Poisonous (Toxic) Substances
Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika
tertelan, terhirup atau kontak dengan kulit.
contoh : cyanohydrin, calcium cyanide, carbon tetrachloride, dinitrobenzenes,
epichlorohydrin mercuric nitrate, dll
Harmful (Toxic) Substances
Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau
kontak dengan kulit
Contoh : acrylamide, 2-amino-5-diethylamino pentane, amonium fluorosilicate,
chloroanisidines dll
h) KELAS 7 : BAHAN YANG BERADIASI
radioactive
Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan
Contoh : uranium, 90Co, tritium, 32P, 35S, 125I, 14C
C. Tingkat Keracunan Bahan Beracun
Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya
- Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman
digunakan
- Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi
sangat berbahaya
- Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun
yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun
atau obat”
- Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu
bahan, maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya Racun super: 5
mg/kgBB atau kurang, contoh:
Nikotin Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB),
Timbal arsenat Amat beracun: (50-500 mg/kgBB),
Hidrokinon Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB),
IsopropanolSedikit beracun: (5-15 g/kgBB),
Asam ascorbat Tidak beracun: (>15 g/kgBB),
Propilen glikol
D. Factor Yang Menentukan Tingkat Keracunan
Sifat Fisik bahan kimia
Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah
terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit
dalam paru-paru
Dosis (konsentrasi)
Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek
bahan racunnya.

E=TxC
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentration
Pajanan bisa akut dan kronis
Lamanya pemajanan
-gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis
Interaksi bahan kimia
- Aditif:
efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat
dengan enzim cholinesterase.
- Sinergistik :
efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri2 ex.
Pajanan asbes dengan merokok.
-Antagonistik: bila efek menjadi lebihringan
Distribusi Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui
aliran darah sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh.
Pengeluaran Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu,
hati dan paru-paru
Faktor tuan rumah (host)
-Faktor genetic
-Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
-Factor umur
-Status kesehatan
-Hygiene perorangan dan perilaku hidup
Dan adapun factor Pengaruh efek racun terhadap badan yaitu:
Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk padat/cair),
debu (partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi partikel
padat), awan (partikel cair kondensasi dari fase gas), asap (partikel zat karbon).
Dosis beracun: jumlah/konsentrasi racun yang masuk dalam badan.
Lamanya pemaparan.
Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis
pelarut.
Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit
serta selaput lendir.
Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan
tubuh, daya tahan/toleransi, habituasi/kebiasaan, nutrisi, tingkat kelemahan
tubuh, factor generik.

E. Bahaya Kesehatan

Bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit atau luka bila dihirup,
ditelan atau disentuh. Bahan kimia tersebut dikelompokkan menjadi 4 kategori.
Zat kimia penyebab iritasi (irritants)
zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi peradangan (inflamasi)
bila zat tersebut kontak dengan tubuh
Zat kimia korosif
zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan (visible destruction) /
kerusakan yang permanen pada jaringan hidup atau zat yang dapat memakan
(eating away) bahan tertentu termasuk jaringan tubuh manusia.
Zat kimia penyebab alergi (sensitizers)
zat kimia yang dapat menimbulkan respon yang menyerupai alergi
(allergie-like response) pada mereka yang terpapar zat-zat kimia tersebut secara
berulang
Zat kimia yang menyerang organ tubuh yang spesifik (target-organ chemicals)
zat yang menyebabkan kerusakan pada organsistem tubuh yang spesifik. Zat
kimia tersebut dapat merusak paru, jantung, hati, ginjal dan sistem saraf pusat.
F. Usaha-Usaha Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri
yang memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan
penolong yang bersifat racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap
waktu dapat terjadi di lingkungan pekerja yang menangani bahan kimia beracun.
Pencegahan secara preventif tersebut adalah sebagai-berikut:

1. Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan,


organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.
2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim
kulit,sepatu,dsb)
3. Ventilasi yang baik.
4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan
sebagainya.
5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
6. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses
produksi, dan mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap
produksi yang menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahayadisendirikan.
9. Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis
keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam
pemaparan.
11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan
bahan kimia beracun.

12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.


13.Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring
biologis (darah, tinja, urine,dansebagainya).
14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian,
pengontrolan.
15. Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas
kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.
16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
17.Enclosing,menangani sumber bahaya.

Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam


pengelolaan bahan kimia beracun dari segi pengamanan, pengelolaan,
penanggulangan kebakaran dan pertolongan pertama dalam kecelakaan

SENYAWA BERACUN DALAM BAHAN PANGAN

Kebiasaan makan kita di tentukan oleh tradisi dan kebudayaan. Makanan


yang tidak enak dan dapat menimbulkan sakit biasanya dihindarkan. Hal ini di
tuturkan oleh para orang tua kepada anak atau orang yang lebih muda. Beberapa
orang tua di daerah memberikan petunjuk bahwa bahwa daun-daun yang dapat
diserang ulat biasanya tidak beracun dan dapat dengan aman dimakan manusia.
Kebenaran akan hal ini secara ilmiah belum pernah dibuktikan.

Dalam bahan pangan sering kali terdapat senyawa –senyawa kimia yang
tidak mempunyai nilai nutrisi. Adanya senyawa-senyawa kimia tersebut selalu
dihubungkan dengan sifat- sifat yang tidak diinginkan dan kadang-kadang
beracun sehingga membahayakan kesehatan manusia yang
mengkonsumsinya.Senyawa-senyawa kimia tersebut terdapat dalam bermacam-
macam bentuk, dari garam anorganik yang sederhana sampai ke molekul yang
besar dan kompleks. Bahaya yang ditimbulkannya dapat berupa bahaya
keracunan yang akut atau bersifat menahun dan dapat menimbulkan perubahan
sifat (mutagen).

Secara garis besar, senyawa beracun dalam bahan makanan dapat


digolongkan menjadi tiga golongan : senyawa beracun alamiah, senywa beracun
mikroba, dan senyawa beracun oleh residu dan pencemaran.

A). Senyawa Beracun Alamiah

Berbagai macam bahan makanan baik hewani maupun nabati , seringkali


secara alamiah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat racun.senyawa
beracun yang dapat menimbulkan keracunan akut pada umumnya sudah di kenal
oleh masyarakat , seperti singkong(mengandung HCN), cendawan (muskarin), biji
bengkuang (pakirizida), jengkol (asam jengkoloat); di samping itu beberapa
senyawa beracun juga terdapat pada ikan buntal, berjenis-jenis kerang dan udang
Kandungan senyawa beracun berariasi menurut jenis dan varietas bahan asal.

Kandungan racun dalam bahan makanan biasanya rendah sehingga bila di


konsumsi dalam jumlah normal oleh orang yang kesehatannya normal tidak
banyak memebahayakan tubuh . penganekaragaman makanan dalam menu sangat
penting di tinjau dari kemungkuninan zat racun tersebut mencapai jumlah yang
membahayakan.

a). Hidrogen Sianida

Glikosida sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan


makanan nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat terurai dan
mengularkan hidrogen sianida. Bila di cerna ,hidrogen sianida sangat cepat di
serap oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah. Tergantung jumlah nya
hidrogen sianida dapat menyebabkan sakit sampai kematian (dosis yang
mematikan 0,5 – 3,5 mg HCN/kg berat bedan). Glikosida sianogenetik juga
terdapat pada berbagai tanaman dengan nama senyawa yang berbeda seperti
amigladin pada biji almond,aprikot dan apel,dhurin pada biji sorghun, dan
linamarin pada kara (lima bean) dan singkong . Nama kimia baggi amigladin
adalah glukosida benzaldehida sianohidrin;dhurin;glukosida p-hidroksi-
benzaldehida sianohidrin; linamarin ; glukosida aseton sianohidrin.

b). Alkoloid dalam kentang

Kandungan Akloid dalam kentang (solain) banyak memnyebabkan


keacuncan pada manusia. Alkoloid merupakan penghambat kerja
asetilkolinesterase yang mempengaruhi tranmisi impuls saraf.kandungan
Alkoloid sangat tergantung varietas , keadaan limgkungan tumbuh ,serta kondisi
penyimpanan ;tetapi biasanya kandunga terbanyak adalah pada bagian dekata kulit
, terutama bagian yang telah menjadi hijau karena terkenasinar matahari.

c). Asam jengkoloat

Racun asam jengkoloat ini terdapat di biji jengkol. Kandungan zat ini
berbeda-beda tergantung varietasdan umur biji jengkol.Gangguan kesehatan di
ebabkan terbentukbya kristal asam jengkoloat yang dapat menyumbat saluran air
seni. Asanm jenkoloat mempunyai struktur molekul yang menyerupai asam amino
sistein dan terdapat dalam keadaan bebas.Pembentikan kristal asam jengkoloat
dalam air seni manusia tergantung dari keadaan pH air seni tersebut. Pada pH urin
yang asam,asam jengkoloat akan mengkristal di ginjal.
B). Senyawa beracun dari mikroba

Beberapa senyawa racun yang dapat menyebabkan intoksikasi adalah


bakteri staphylococcus aureus, dan pseudomonas cocovenenans.

a). Staphylococcus aureus

Senyawa beracun yang di produksi oleh mikroba ini di sebut entertoksin dan
dapat berbentuk dalam makanan karena pertumbuhan bakteri tersebut. Entertoksin
sangat stabil terhadap panas ,yang paling tahan panas ialah entertoksin tipe B.
Pemanasan yang di lakukan oleh proses pemasakan normal tidak akan mampu
menginaktfkan tosin tersebut dan tetap menyebabkan keracunan.

b). Psedumonas cocovenans

Senyawa yang di produksi oleh mikroba ini adaalah toksoflavin dan asam
bongkrek.kedua senyawa tersebut di produksi dalam jenis makanan yaitu tempe
bongkrek ,suatu tempe yang di buat dengan bahan utama ampas kelapa .bakteri ini
sebenarnya tidak di kehendaki ad dalam tempe bongkrek . p.cocovenans
memerlukan substrat minyak kelapa ,dengan enzim yang di produksinya mampu
menghidrolisis lemak menjadi Gliserol dan asam lemak

Asam bongkrek

Asam bongkrek (C28H38O7) merupakan asam trikarboksilat tidak


jenuh.Asam bongkerek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan penyebab
kematian korban. Hal ini di sebabkan toksin tersebut dapat menganggu
metabolisme glikogen dengan memobilisasi glikogen dari hati sehingga terjadi
hiperglikemia yang kemudian berubah menjadi hipoglikemia biasanya meninggal
4 hari setelah mengkonsumsi tempe bongkrek yang beracun.

C. Residu dan Pencemaran

Residu Pestisida

Pestisida yang termasuk insektisida ,fungisida dan rodentisida di gunakan


orang untuk mengurangi kerusakan komoditi pangan baik yang masih di ladang
maupun di dalam penyimpanan agar menghasilkan produk dengan mutu yang
lebih baik.

Pestisida tersebut yang di gunakan meninggalkan residu pada bahan


pangan yang dapat membahayakan konsumen .
Pada komoditi hasil ternak ,daging, dan unggas ,antibiotik,hormon
transquelizer , dan enzim sering di gunakan untuk peningkatan pemanfaatan
makanaan ternak atau meningkatkan hasil ternak (hormon pada ayam ,papain
untuk daging ). Residu dari bahan tersebut dapat tertinggal dalam daging ,unggas,
susu dan telurberupa bahan adiktif yang tidak sengaja.

Kontaminasi Merkuri

Keracunan metil merkuri terjadi karena korban memakan ikan yang telah
terkontaminasi merkuri, misalnya di teluk Minamata pada tahun 1953. Ternyata
metil merkuri berasal dari buangan sissa industri yang di alir kan ke sungai-sungai
yang bermuara di teluk itu. Logam merkuri di ubah menjadi metil merkuri oleh
bakteri Methanobactrium omelanskii yang hidup di dalam lumpur dan sungai.

Keracunan merkuri di sebut juga penyakit minamata dengan gejala-gejala


:tersa geli dan panas anggota badan,mulut,bibir, dan lidah ,kehilangan
penglihatan, sukar berbicara dan menelan ,kehilangan pendengaran , tidak stabil
emosinya. Coma dan kematian.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam
jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya
ataubahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia
atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan,
lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
keracunan didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh
racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu
organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut
dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati,
darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan
dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau
kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain
dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada
barang-barang.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah kesehatan adalah hak asasi setiap
orang dan merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan. Oleh karena itu,
siapapun, kelompok manapun, dimanapun, harus senantiasa memelihara dan
meningkatkan kualitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Fatmawati. 2012. Faktor risiko keluhan dermatitis kontak pada pekerja
percetakan di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini Makassar tahun
2012. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan-Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit


Rineka Cipta.

Winarno, F.G.1997. Kimia Pangan Dan Gizi.Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai