Penatalaksanaan yang spesifik pada Limfadenitis Tidak ada. Limfadenitis dapat terjadi setelah terjadinya
infeksi melalui kulit atau infeksi lainnya yang disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus atau
staphylococcus. Terkadang juga dapat disebabkan oleh infeksi seperti tuberculosis atau cat scratch
disease (Bartonella). Oleh karena itu, untuk mengatasi Limfadenitis adalah dengan mengeliminasi
penyebab utama infeksi yang menyebabkan Limfadenitis.
Pengobatan sesuai gejala harus dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pengobatan gejala
harus dimulai segera seperti pemberian:
Hindari pemberian aspirin pada anak karena dapat meningkatkan risiko sindrom Reye pada anak. Kasus
limfadenitis mesenterika ringan, tanpa komplikasi dan disebabkan oleh virus biasanya hilang dalam
beberapa hari atau minggu.
Tata laksana pembesaran kelenjar getah bening leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus
dari pembesaran kelenjar getah bening leher sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan
pengobatan apa pun selain dari observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi
indikasi untuk dilaksanakan biopsy kelenjar getah bening. Biopsy dilakukan bila terdapat tanda dan
gejala yang mengarahkan kepada keganasan, kelenjar getah bening yang menetap atau bertambah
besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.
Secara umum pengobatan Limfadenitis yaitu :
A. Pengobatan dilakukan dengan tuberkulositik.bila terjadi abses,perlu dilakukan aspirasi dan bila tidak
berhasil, sebaiknya dilakukan insisi serta pengangkatan dinding abses dan kelenjar getah bening yang
bersangkutan.
B. Pembesaran kelenjar getah bening biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun
pembesaran kelenjar getah bening dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi kelenjar
getah bening oleh bakteri (limfadenitis) adalah anti-biotic oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari
pertama flucloxacillin dosis : 25 mg/kgBB 4 kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotic golongan
penicillin dapat diberikancephalexin dengan dosis : 25 mg/kgBB(dosis maksimal 500 mg) 3 kali sehari
atau erythromycin 15 mg/kgBB (dosis maksimal : 500 mg) 3 kali sehari.
C. Bila penyebab limfadenopati adalah mycobacterium tuberculosis maka diberikan obat anti
tuberculosis selama 9-12 bulan. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan
limfadenitis TB kedalam TB di luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH. British Thoracic Society
Research Committee and Compbell (BTSRCC) merekomendasikan pengobatan selama 9 bulan
dalam regimen 2RHE/7RH.
DAFTAR PUSTAKA
2. Baratawidjaja. G. K, Rengganis Iris. 2012. Imunologi Dasar, Jakarta, Balai Penerbit FKUI
3. Gleadle, Jonathan. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik (2007). Penerbit Erlangga, Jakarta,
Hal: 86
6. Limfadenitis. Available at: PDPI. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia
2006. Indah Offset Citra Grafika, 2006. In sitehttp://www.scribd.com/doc/81071297/Limfadenitis-
Tuberkulosis. Accessed on Mei 26th, 2013.
7. M. Tierney, Jr., MD , Lawrence, McPhee, MD, Strphen, Papadakis, MD, Maxine. Buku 2 Penyakit
Dalam Diagnosis & Terapi Kedokteran. Penerbit Salemba Medika , Jakarta.
11. Tierney, Lawrence M., et al. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit Dalam Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika. 2003.