Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEDUNGWUNGU
JL,Kalipait no 37 Kedungwungu 68484
TEGALDLIMO - BANYUWANGI

PEDOMAN
PELAKSANAAN PELAYANAN PROGRAM KIA
DI PUSKESMAS KEDUNGWUNGU
KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
Upaya Kesehatan Ibu dan anak merupakan salah satu pelayanan kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan oleh
Puskesmas.Kesehatan Ibu dan Anak juga merupakan bagian dari UKM
esensial yang harus dilaksanakan sebagai usaha untuk memprioritaskan
derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Nenonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA).
Masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi menjadi
masalah di Kecamatan Banyuwangi, yang tidak dapat ditangani sendiri oleh
sektor kesehatan, melainkan perlu ditangani bersama dengan sektor di luar
kesehatan dan masyarakat. Kita semua mengetahui bahwa Angka Kematian
Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) di Indonesia masih tinggi yaitu
AKI:228/100.000 kelahiran hidup dan AKB : 34/1000 kelahiran hidup ( SDKI
2007 ). Sedangkan target RPJMN Depkes 2004-2009 AKI : 226/100.000 KH
dan AKB : 26/1000 KH. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Persatuan Bangsa-
Bangsa ( 2000 ) telah disepakati berbagai komitmen tentang tujuan
Pembangunan Milenium ( Millenium Development Goals ) pada tahun 2015,
ada dua sasaran dan indikator yang secara khusus terkait dengan kesehatan,
ibu, bayi dan anak yaitu:
 Mengurangi Angka Kematian Bayi dan Balita sebesar 2/3 dari angka
pada tahun 1990 ( menjadi 20 dan 25/1000 KH ).
 Mengurangi Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari AKI Pada tahun
1990 ( menjadi 125/100.000 kelahiran hidup ).
Survey kesehatan rumah tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa
penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia .
Pelaksanaan upaya KIA tersebut perlu direncanakan dengan baik
dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan,
cara pelaksanaan sert ajadwal pelaksanaan.Dengan demikian perencanaan
dan pelaksanaan upaya KIA di Puskesmas perlu memiliki pedoman yang jelas
agar penanggung jawab dan para pelaksana upaya dapat melaksanakan
pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya.

B. Tujuan
 Meningkatkan derajat kesehatan Ibu dan Anak di wilayah kerja Puskesmas
Kedungwungu.
C. Sasaran
 Bayi 0-12 bulan
 Balita
 Anak prasekolah
 WUS/PUS
 Catin
 Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas
D. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan upaya KIA meliputi perencanaan program, pelaksanaan
program, monitoring dan evaluasi program, serta rencana tindaklanjut program
Puskesmas Kedungwungu
Pelaksanaan kegiatan upaya KIA meliputi jaringan dan jejaring di wilayah
Kerja Puskesmas Kedungwungu.

E. Batasan Operasional
Pelaksanaan Pelayanan Program KIA-KB adalah upayadi
bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil ibu
bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat
dari aspek non klinik terkait kehamilan, persalinan dan pelayanan kontrasepsi.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari,
oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi
(telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan
kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Pelaksanaan Pelayanan Program KIA-KB dilaksanakan dengan prinsip
PDCA.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan
pelaksanaan pelayanan program KIA-KB mulai dari Kepala Puskesmas,
Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab UKM, dan seluruh karyawan.
Penanggung jawab UKM KIA-KB merupakan koordinator dalam penyelenggaraan
kegiatan pelaksanaan pelayanan program KIA-KB di Puskesmas Kedungwungu
.Dalam upaya pelaksanaan pelayanan program KIA-KB masyarakat perlu
melibatkan sektor terkait yaitu: Camat, PKK, penanggung jawab KB, agama,
pendidikan,dan sektor terkait lainnya dengan kesepakatan peran masing-masing
dalam program KIA-KB.

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan pelaksanaan program KIA-KB dikoordinir oleh
Penanggung jawab UKM KIA-KB sesuai dengan kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan.
Jadwal pelaksanaan kegiatan KIA-KB disepakati dan disusun bersama
dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor tiap tiga bulan
sekal
BAB III
STANDAR FASILITAS

DENAH RUANG KIA/KB

KANTOR

R. PROMKES/KLINIK R. VAKSIN
SANITASI
S
GUDANG OBAT
R. OBAT
T B
RUANG
R. POLI UMUM U
LACTASI
RUANG
TINDAKAN
R. KIA/KB/IMUNISASI KIA/BERSALIN
KHUSUS
LABORAT

POLI GIGI

RUANG PI

PENDAFTARAN

2. StandarFasilitas
1. Panduan KIA-KB : 2 buah
2. Panduan kelas ibu : 4 buah
3. Kit Penyuluhan KB : 1 kit
4. KMS : ada
5. Blangko MTBS/MTBM : ada
6. Kit :
a. ANC set : 1 buah
b. Partus set : 2 buah
c. Heacting set : 1 Buah
d. IUD kit : 2buah
e. Implant kit : 2buah
7. Resusitasibayi : 1 buah
8. TabungOksigen : 1 buah-
9. Tranfusi set : -
10.Tensimeter : 2 buah
11.Tempat sampah medis/non : 1 /1
12.Safety box : ada

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PROGRAM KIA-KB :


Kegiatan dalam Pelaksanaan pelayanan program KIA-KB mencakup:

1. Pelayanan antenatal :
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal “10 T“ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
· Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
· Ukur Tekanan darah
. Nilai Status gizi(Ukur Lila)
. Tentukan presentasi janin dan DJJ
. Skrening Imunisasi TT dan berikan imunisasi TT bila perlu
· Ukur Tinggi fundus uteri
· Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
. Tes laboratorium
. Tata laksana kasus
. Temuwicara
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan
dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1
kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

2. Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada
masyarakat:
- Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,
pembantu bidan dan perawat.

3. Deteksi dini ibu hamil berisiko :


Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun
atau lebih dari 10 tahun
4. Tinggi badan kurang dari 145 cm
5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm
6. Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat
cacat kengenital.
7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau
panggul.

4. Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal


yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu
maupun bayi .
Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :
1. Hb kurang dari 8 gram %
2. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan
diastolelebih dari 90 mmHg
3. Oedema yang nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat atau sepsis
10. Persalinan prematur
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar
13. Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.
14. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasikehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :


1. BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram
2. Bayi dengan tetanus neonatorum
3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
4. Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah
lahir
5. Bayi baru lahir dengan sepsis
6. Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
7. Bayi preterm dan post term
8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi


1. Mengukur mutu pelayanan ibu hamil
2. Mengukur tingkat keberhasilan perlindungan ibu hamil melalui
pelayanan standar dan paripurna. Jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4 Perkiraan penduduk
3. Mengukur kinerja petugas kesehatan dalam penyelenggaraan
pelayanan ibu hamil
B. METODE PELAKSANAAN PELAYANAN PROGRAM KIA-KB
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan program KIA-
KB di Puskesmas Kedungwungu adalah:
1. Metode USG (Urgency,Seriousness,Growth) adalah metode untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus di selesaika.dengan cara
menentukan tingkat urgensi,Keseriusan dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10 isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas.

a. pembuatan kuesioner sederhana dan singkat, serta


b. pembuatan laporan lapangan secara cepat.

2. Metode Participatory Rapid Appraisal (PRA)


Merupakan metode pengkajian pemberdayaan masyarakat desa yang lebih
banyak melibatkan pihak dalam yang terdiri dari pihak stakeholder
(pemangku kepentingan kegiatan) dengan difasilitasi pihak luar yang
berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator. PRA merupakan metode
penilaian keadaan secara partisipatif yang dilakukan pada tahapan awal
perencanaan kegiatan. Dalam PRA terdapat 5 kegiatan pokok yaitu
penjajakan/pengenalan kebutuhan, perencanaan kegiatan,
pelaksanaan/pengorganisasian kegiatan, pemantauan kegiatan dan
evaluasi kegiatan.
Adapun langkah-langkah metode PRA meliputi :
1. Penelusuran sejarah desa
2. Pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan
3. Penyusunan kalender musim dan profil perubahan
4. Analisis pola penggunaan waktu (jadwal sehari-hari)
5. Observasi langsung terhadap dinamika sosial
6. Transect (penelusuran desa) dan pembuatan gambar lingkungan
(pemetaan prasarana, bangunan, ruangan, sumber daya alam dan
lokasi)
7. Pembuatan diagram kajian lembaga desa
8. Pembuatan bagan alur input-output
9. Bagan hubungan antar pihak (diagram venn)
10. Mengkaji mata pencaharian masyarakat
11. Membuat matrik dan peringkat permasalahan yang dihadapi dan
ditemukan masyarakat
12. Wawancara semi-terstruktur atau diskusi kelompok terarah
13. Analisis pola keputusan
14. Studi kasus atau cerita tentang kehidupan, peta mobilisasi masyarakat.
15. Pengurutan potensi atau kekayaan
16. Pengorganisasian masalah

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Diseminasi informasi program kia-kb tingkat Kecamatan dan pihak lain
yang terkait.
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan kia-kb tingkat Kecamatan
2. Perencanaan
a. Merencanakan teknis kegiatan program KIA-KB dengan lintas sektor
terkait
b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program KIA-KB bidang
kesehatan yang bersumber dari dana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading
sektor dari Puskesmas (penanggung jawab Program kia-kb)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan
program kia-kb di tingkat Kecamatan.

4. Monitoring Evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan program kia-kb.
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan program kia-kb.
5. Melaksanaan kegiatan kia-kb sesuai dengan jadual yang telah disusun
kepada Kecamatan.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program KIA-KB


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan tahapan
kegiatan dan metoda kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program KIA-KB
perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program KIA-KB
perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan Program KIA-KB dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
4. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
5. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
6. Ketepatan metoda yang digunakan
7. Tercapainya Target program KIA-KB berdasar dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tribulan.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan dan pembinaan Program KIA-KB dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat.

Keberhasilan kegiatan Program KIA-KB tergantung pada komitmen yang kuat


dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan
peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai