Jurnal Tugas Tentang Mangrove
Jurnal Tugas Tentang Mangrove
SUHARDJONO , RUGAYAH
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor 16911
ABSTRACT
Inventarisasi flora mangrove di Pulau Sepanjnag telah dilakukan. Tercatat 36 jenis tumbuhan mangrove tersebar di 8 lokasi (Pajang Barat,
Segentong, Dermaga Sepanjang, Turunan Ceremeh, Calung dan Tarungguk.). Sekitar 23 jenis diantaranya telah ditetapkan oleh IUCN
(Anonim 1997) sebagai tumbuhan langka dengan status kelangkaan terkikis (LR) sampai kritis (CR). Rhizophora apiculata, Ceriops tagal,
C. decandra, Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Xylocarpus moluccensis, X. granatum dan Lumnitzera racemosa, merupakan
jenis-jenis yang dijumpai hampir di seluruh lokasi. Sedangkan beberapa jenis hanya ditemukan di lokasi tertentu seperti Calophyllum
inophyllum dijumpai di Pajan Barat, Caesalpinia bundoc, Scaevola taccada dan Wedelia biflora di Tanjung Perak, dan Bruguiera sexangula
hanya ditemukan di Tanjung Kiaok.
© 2007 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
Se
Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan mangrove di Pulau Sepanjang ge Der
Tanj
nt ung
mag Turu Cal
Paja Tanju aSe nan
nBar ngPer
on Kia panj Cer
un Tarungg
uk Status kelangkaan
Suku Jenis at ak g ok ang mih g Berdasarkan IUCN
kriteria
Di bagian pantai utara, hutan mangrove bersubstrat perairan dangkalnya hidup hewan langka duyung ( Dugong
lumpur, sedangkan di pantai bagian selatan terdiri dari dugon). Sementara di hutan daratan (termasuk jati) hidup
hamparan pasir putih. Formasi ini kemudian disambung rusa Cervus timorensis dan burung langka Maleo (burung
dengan hamparan ilalang laut yang diselingi dengan gosong) dapat ditemukan disini. Daerah ini merupakan
bongkahan batu karang. Pada hamparan ilalang laut daerah penting untuk jenis-jenis burung air sehingga masuk
tersebut hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, ke dalam “A Directory Asian Wetlands” dengan luas area
kerang bulu dan kerang kampak yang dapat dikonsumsi. Di 25,252 ha termasuk didalamnya hutan mangrove seluas
SUHARDJONO dan RUGAYAH – Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Pulau Sepanjang, Jawa Timur 133
sebanyak 36 jenis dimanfaatkan sebagai
tumbuhan yang tergolong bahan baku pewarna dan
12,910 ha. Wilayah ini dalam 22 suku dan 27 bahan bangunan. tersebut, status kelangkaan
termasuk yang jarang (rare marga (Tabel 1). Pada yang telah ditetapkan oleh
Lumnitzera littorea dan
type) dalam kaitannya Tabel 1. pada lampiran IUCN (Anonim 1997) untuk
Bruguiera parviflora yang
dengan biogeographical terlihat bahwa lokasi yang jenis-jenis mangrove
dikategorikan kritis (CR)
region. memiliki keragaman jenis tersebut perlu dievaluasi
memang ditemukan hanya
Hutan mangrove di tertinggi tercatat di daerah kembali dengan melakukan
di lokasi yang terbatas,
kawasan ini merupakan Pajan barat (19 jenis), penelitian lebih lanjut guna
demikian pula Heritiera
hutan mangrove pulau diikuti lokasi Dermaga mengetahui populasinya di
littoralis (EN) dan Sesuvium
dengan habitat umumnya Sepanjang (17 jenis), alam.
portulacastrum (EN).
batuan karang dibagian Turunan Ceremih (14 jenis), Jika dibandingkan
Dengan adanya data
bawahnya, sedang di Segentong dan Tanjung dengan data
bagian atas pada umumnya Kiaok ( masing-masing 12 keanekaragaman jenis
pasir berlumpur dengan jenis), Tanjung Perak dan mangrove di beberapa
ketebalan yang berbeda- Calung (12 jenis) dan yang lokasi lainnya,
beda. Hutan mangrove di terendah ada di Tarungguk keanekaragaman jenis
Pulau Sepanjang bagian (11 jenis). Jenis-jenis yang tumbuhan mangrove di
utara diperkirakan luasnya hampir ditemukan Pulau ini lebih tinggi
± 3.000 ha dengan lebar diseluruh lokasi penelitian dibandingkan dengan
bervariasi antara 250 – adalah kawasan hutan mangrove
1.500 m dan dalam kondisi Rhizophora apiculata, di Gosong Telaga, Singkil,
masih cukup baik. Hutan Ceriops Aceh Selatan yang tercatat
mangrove yang ada tagal, hanya 27 jenis (Suhardjono,
merupakan daerah C. 2001), di Pulau Unggas, Air
mangrove yang masih asli, decandra, Bangis, Pasaman tercatat
utuh dan mempunyai Bruguiera gymnorrhiza, 18 jenis (Hermalena et al.,
permudaan yang baik serta Excoecaria agallocha, 1999), di Teluk Mandar,
sebagai perlindungan Xylocarpus moluccensis, X. Polewali, Propinsi Sulawesi
daerah mangrove di pulau- granatum dan Lumnitzera Selatan tercatat 28 jenis
pulau kecil yang khas. Pada racemosa. Sedangkan (Pramudji, 2003), Di Pesisir
umumnya kedaan hutan beberapa jenis hanya Teluk Kayeli, Pulau Buru,
masih cukup baik dan lebat, ditemukan di lokasi tertentu Maluku tercatat 25 jenis
namun demikian disinyalir seperti Calophyllum (Parmudji & Sediadi, 1999),
adanya pengambilan kayu inophyllum dijumpai Pajan di Muara sungai Siganoi,
di beberapa tempat untuk Barat, Caesalpinia bundoc, Sorong Selatan, Papua
keperluan kayu bakar atau Scaevola taccada dan tercatat 12 jenis
untuk dimanfaatkan Wedelia biflora di Tanjung (Rahawarin, 2005) dan di
sebagai bahan pewarna. Perak, dan Bruguiera Teluk Kertasari, Sumbawa
Walaupun telah dilakukan sexangula hanya ditemukan Barat tercatat hanya 7 jenis
pengambilan kayu tetapi di Tanjung Kiaok. (Jupri, 2006). Namun
regenerasi alaminya masih demikian, keragaman jenis
cukup baik. Perairan di Dari 36 jenis yang mangrove di daerah Pulau
depan hutan mangrove tercatat, 23 jenis di Sepanjang ini lebih rendah
masih cukup baik hal ini antaranya dikategorikan bila dibandingkan dengan
dibuktikan dengan sebagai jenis-jenis daerah mangrove lain
banyaknya budidaya mangrove langka seperti di Pesisir Jawa
rumput laut di sekitar berasarkan ketetapan IUCN Tengah yang mencatat
perairan yang masih ada (Anonim 1997) dengan jumlah jenisnya sebesar 55
hutan mangrovenya. status kelangkaan terkikis jenis (Setyawan dkk.,
(LR) sampai kritis (CR) 2005), Di Pulau Wawonii,
Hutan mangrove Pulau (Tabel 1). Beberapa jenis Sulawesi Tenggara sebesar
Sepanjang mempunyai nilai yang terancam kepunahan 54 jenis (Suhardjono &
ekonomis penting sebagai seperti Bruguiera Sunardi, 2004), di Pantai
tempat sumber nutrisi untuk gymnorrhiza (CR), di pulau Timur Pulau Siberut,
budidaya rumput laut, ini ditemukan hampir Sumatera Barat sebesar 53
menahan intrusi air laut, disemua lokasi. Ceriops jenis (Abdulhadi &
menahan gempuran tagal (EN), ternyata di Suhardjono, 1999) dan di
ombak/gelombang, tempat lokasi Tarungguk masih Pulau Nusakambangan,
wisata alam dan laut serta dominan dan tumbuh Jawa Tengah sebesar 45
tempat untuk pendidikan. sangat rapat. Demikian pula jenis (Suhardjono &
dengan Xylocarpus Partomihardjo, 2003).
Keanekaragaman jenis moluccensis (EN), masih
Hasil inventarisasi di 8 cukup banyak dan masih
lokasi penelitian yang ada yang dijumpai
memiliki berdiameter mencapai lebih KESI
formasi hutan mangrove dari 1 m. Namun demikian MPU
di P. kedua jenis terakhir ini LAN
Sepanjang mulai mendapat tekanan
diperoleh dari masyarakat setempat, Pulau Sepanjang
karena kayunya yang memiliki
32 Kayeli, Pulau Buru, Maluku
Tengah. Dalam :
jenis Soemodihardjo, S., K.
tumbuhan Romimohtarto, dan
mangrove. Keadaan
hutannya terjaga dengan Suhardjono (Redaksi).
baik sehingga beberapa Prosiding Seminar VI
Ekosistem Mangrove. Panitia
jenis yang telah Program MAB-LIPI : 149-156.
dikategorikan langka, masih
tumbuh dengan baik di
lokasi tersebut. Penelitian
lanjutan untuk
mengevaluasi status
kelangkaan, diperlukan
dengan melakukan studi
populasinya di alam.
Adapun saran yang dapat
diajukan adalah hutan
mangrove di Pulau
Sepanjang sebaiknya
dijadikan kawasan
konservasi sebagai
perwakilan kawasan
mangrove pulau di Jawa
Timur maupun di Jawa.
DAFTA
R
PUSTA
KA