Anda di halaman 1dari 10

BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X

Volume 8, Nomor 2 April 2007


Halaman: 130-134

Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Pulau Sepanjang,


Jawa Timur
Mangrove plant diversity in Sepanjang Island, East Java

SUHARDJONO , RUGAYAH
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor 16911

Diterima: 4 Januari 2007. Disetujui: 24 Maret 2007.

ABSTRACT

Inventarisasi flora mangrove di Pulau Sepanjnag telah dilakukan. Tercatat 36 jenis tumbuhan mangrove tersebar di 8 lokasi (Pajang Barat,
Segentong, Dermaga Sepanjang, Turunan Ceremeh, Calung dan Tarungguk.). Sekitar 23 jenis diantaranya telah ditetapkan oleh IUCN
(Anonim 1997) sebagai tumbuhan langka dengan status kelangkaan terkikis (LR) sampai kritis (CR). Rhizophora apiculata, Ceriops tagal,
C. decandra, Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Xylocarpus moluccensis, X. granatum dan Lumnitzera racemosa, merupakan
jenis-jenis yang dijumpai hampir di seluruh lokasi. Sedangkan beberapa jenis hanya ditemukan di lokasi tertentu seperti Calophyllum
inophyllum dijumpai di Pajan Barat, Caesalpinia bundoc, Scaevola taccada dan Wedelia biflora di Tanjung Perak, dan Bruguiera sexangula
hanya ditemukan di Tanjung Kiaok.
© 2007 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta

Key words: Mangrove, Sepanjang islands.


Bogor Km. 46,
Cibinong-
Bogor 16911
PEND Tel.: +62-251- usaha pengungkapan
324616. Fax.:
AHUL +62-251- informasi tentang
UAN 336538 keanekaragaman flora,
e-mail : suhardjono@bogor.net fauna dan jasad renik
Indonesia merupakan maupun ekosistemnya.
negara kepulauan terluas di
dunia dengan luas daratan Beberapa surat
dan lautan sekitar 7,7 juta keputusan telah ditetapkan
km2, yang terdiri atas untuk melindunginya
17.500 pulau dengan seperti Surat Keputusan
panjang garis pantai Bersama No. KB
mencapai 81.000 km. Salah 550/KPTS/1984 dan No.
satu pulaunya yang terletak 082/KPTS-II/1984 yang
di Provinsi Jawa Timur menghimbau pelestarian
adalah Pulau Sepanjang. jalur hijau selebar 200 m
sepanjang pantai dan
Pulau Sepanjang pelarangan menebang
merupakan pulau terbesar pohon mangrove di Jawa,
kedua setelah Pulau serta melestarikan seluruh
Kangean dan terletak di mangrove yang tumbuh
ujung paling timur di pada pulau-pulau kecil
Kepulauan Kangean. Saat (kurang dari 1.000 ha.).
ini Pulau Sepanjang Penentuan jalur hijau
berstatus hutan produksi mangrove juga didukung
yang dikelola oleh Perum oleh SK Presiden No. 32
Perhutani dengan jenis Tahun 1990 mengenai
tanaman kayu utamanya Pengelolaan Kawasan
adalah jati (hutan alam dan Lindung dan terakhir
tanaman), selain kesambi, diberlakukannya
secang dan gmelina Inmendagri No. 26 Tahun
sebagai tanaman sela. Di 1977 tentang Penetapan
sepanjang pantainya Jalur Hijau Mangrove.
Peraturan ini
ditumbuhi oleh vegetasi
menginstruksikan kepada
mangrove yang cukup tebal
seluruh Gubernur dan
dan rapat.
Bupati/Walikota di seluruh
Indonesia untuk melakukan
Dilaporkan bahwa 27%
penetapan jalur hijau
dari total luasan hutan
mangrove di daerah
mangrove di dunia (4,251
masing-masing.
juta dari 15,9 juta hektar)
Hutan mangrove di P.
berada di Indonesia, dan
Sepanjang merupakan
saat ini diperkirakan tinggal
areal hutan lindung Perum
sekitar 3,235 juta hektar
Perhutani. Dari hasil survey
(Noor, dkk 1999).
sebelumnya menunjukkan
Pengurangan luas hutan
bahwa hutan mangrove di
mangrove terluas terjadi di
pulau ini diduga merupakan
P. Jawa terutama di Jawa
satu- satunya hutan
Timur. Menurut Giesen
mangrove terluas di Jawa
(1993) hutan mangrove di
yang masih relatif utuh dan
Jawa Timur berkurang dari
terjaga, dengan lebar
luasan 7.750 ha menjadi
kawasan yang bervariasi
500 ha dan kawasan
dan masih cukup baik
mangrove yang tersisa
antara 250 – 1.500 m.
diperkirakan kurang dari
Namun kekayaan
1%. Pengurangan hutan
tumbuhan yang menyusun
mangrove yang besar-
vegetasi hutan tersebut
besaran seperti itu
belum dilaporkan
menambah keprihatinan
sebelumnya. Oleh karena
karena begitu banyak hal
itu penelitian untuk
yang belum diketahui.
mengungkap
Untuk itu perlu usaha
keanekaragaman floranya
penyelamatannya
masih diperlukan guna
disamping usaha-
melengkapi data
keanekaragaman flora
mangrove yang sudah ada.
Alamat Korespondensi: Penelitian tersebut
Jl. Raya dilakukan pada tanggal 10
Jakarta – – 21 Juni 2005.
SUHARDJONO dan RUGAYAH – Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Pulau Sepanjang, Jawa Timur 131
oleh coral reef, sedang Keadaan umum hutan
pantai disebelah selatan mangrove
langsung berhubungan Pulau Sepanjang
dengan laut dalam. mempunyai ekosistem yang
Daratannya landai dan rata khas yaitu pulau kecil yang
sehingga memungkinkan bertopografi cukup rata
hutan mangrove (ketinggian maksimum
berkembang dengan baik. hanya 9 m dpl.) dengan
Hutan mengrove yang keanekaragaman jenis
terdapat di P. Sepanjang tumbuhan darat yang tidak
tersebar di beberapa lokasi cukup tinggi. Sebaliknya
yaitu Pajang Barat, keanekaragaman jenis
Segentong, Dermaga tumbuhan mangrovenya
Sepanjang, Turunan cukup tinggi melebihi
Ceremeh, Calung dan keanekaragaman yang
Tarungguk (Gambar 1). dimiliki oleh pulau-pulau
kecil di Indonesia bagian
Metode timur yang biasanya lebih
Kegiatan eksplorasi tinggi daripada hutan
dilakukan dengan mangrove di Indonesia
mengkoleksi semua bagian barat.
tumbuhan yang sedang
berbunga atau berbuah
untuk dijadikan spesimen
herbarium. Tumbuhan yang
tidak

BAHAN sedang berbunga/berbuah


DAN terutama yang ada
METODE potensinya, maupun yang
sering kali dijumpai diambil
sebagai spesimen bukti
Lokasi penelitian (voucher), tumbuhan yang
Pulau Sepanjang telah diketahui nama marga
merupakan pulau besar di maupun jenisnya dicatat
Kepulauan Kangean. guna melengkapi data
Kepulauan Kangean kekayaan jenis yang ada.
merupakan gugusan pulua- Pengumpulan contoh
pulau berjumlah 68 pulau spesimen dilakukan dengan
yang membujur dari arah menjelajah kawasan hutan
barat ke arah timur pada mangrove (Gb. 1). Contoh
o o
posisi 6 30’ – 7 13’ Lintang spesimen yang dikoleksi
o
Selatan dan 115 10’ – kemudian diawetkan dalam
o alkohol 70 % yang
115 56’ Bujur Timur. Secara
administratif Pulau selanjutnya dikirimkan ke
Sepanjang masuk ke dalam Herbarium Bogoriense,
wilayah Kecamatan Bogor untuk diproses lebih
Sapeken yang terbagi lanjut.
menjadi 9 desa, yaitu Desa
Sapeken, Sakala, Tanjung
Kiaok, Pagerungan Besar,
Pagerungan Kecil, HASIL DAN
Sabunten, Paliat, Sasiil dan PEMBAHAS
Sepanjang. AN
Pantai Pulau Sepanjang
disebelah utara dikelilingi
132 B I O D I V E R S I T A S Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 130-134

Se
Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan mangrove di Pulau Sepanjang ge Der
Tanj
nt ung
mag Turu Cal
Paja Tanju aSe nan
nBar ngPer
on Kia panj Cer
un Tarungg
uk Status kelangkaan
Suku Jenis at ak g ok ang mih g Berdasarkan IUCN
kriteria

Acanthaceae 1. Acanthus ilicifolius - - + - + - + - EN (B1, 2c)


Aizoaceae 2.Sesuvium portulacastrum - + - - - - - - EN (B1, 2c)
Apocynaceae 3. Cerbera manghas - + - - - + - - EN (B1, 2c)
Asteraceae 4. Wedelia biflora - + - - - - - -
Clusiaceae 5. Calophyllum inophyllum + - - - - - - -
Combretaceae 6. Lumnitzera littorea + - - - - - - - CR (B1, 2c)

7. L. racemosa + - + + + - + + EN (B1, 2c)


Cycadaceae 8. Cycas rumphii - - - - + + +
Euphorbiaceae 9. Excoecaria agallocha + - + + + + + + VU (B1,2c)
Fabaceae 10. Caesalpinia bonduc - + - - - - - -
11. Pongamia pinnata - + - - - + - -
Flagellariaceae 12. Flagellaria indica - - - - + - + -
Goodeniaceae 13. Scaevola taccada - + - - - - - -
Pandanaceae 14. Pandanus tectorius + - - - + + - -
Pteridaceae 15. Acrostichum aureum + - - - + - - - LRIc
Lythraceae 16. Phempis acidula - + - - - + - -
Malvaceae 17. Hibiscus tiliaceus - + - + - - - -
18. Thespesia populnea - + - - - + - -
EN (A1acd, 2bcd; B1,
Meliaceae 19. Xylocarpus granatum +
2ac)
+ - + + + + -
+ EN (B1, 2c)
20. X. moluccensis + - + - + - +
-
Myrsinaceae 21. Aegiceras floridum + - - - + - +
+ EN (A1cd, 2d; B1, 2c)
Rhizophoraceae 22. Bruguiera cylindrica - - + + - - -
+ CR (A1cd)
23. B. gymnorrhiza + + + + + + +
- CR (A1cd)
24. B. parviflora - - + + - - -
- VU (B1, 2cd)
25. B. sexangula - - - + - - -
+ EN (A1cd, 2d; B1, 2c)
26. Ceriops decandra + - + + + + +
+ EN (B1, 2ac)
27. C. tagal + - + + + + +
- EN (A2bd)
28. Rhizophora apiculata + - + + + + +
+ VU (A2cd; B1, 2c)
29. R. mucronata + - + + - - +
+ CR (B1, 2c)
30. R. stylosa + + - - - + -
- EN (B1, 2c)
Rubiaceae 31.Scyphiphora hydrophyllacea + - + - - - -
- EN (A2cd)
Sonneratiaceae 32. Sonneratia alba - + - + - + -
-
Sterculiaceae 33. Heritiera globosa - - - - + - -
+ EN (A2bcd; B1, 2cd)
34. Heritiera littoralis + - - - - - -
- EN (B1, 2b)
Verbenaceae 35. Avicennia officinalis + - - - + - -
- EN (B1, 2c)
36. Clerodendrum inerme + - - - + - -
Keterangan : + ditemukan
- tidak ditemukan

Di bagian pantai utara, hutan mangrove bersubstrat perairan dangkalnya hidup hewan langka duyung ( Dugong
lumpur, sedangkan di pantai bagian selatan terdiri dari dugon). Sementara di hutan daratan (termasuk jati) hidup
hamparan pasir putih. Formasi ini kemudian disambung rusa Cervus timorensis dan burung langka Maleo (burung
dengan hamparan ilalang laut yang diselingi dengan gosong) dapat ditemukan disini. Daerah ini merupakan
bongkahan batu karang. Pada hamparan ilalang laut daerah penting untuk jenis-jenis burung air sehingga masuk
tersebut hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, ke dalam “A Directory Asian Wetlands” dengan luas area
kerang bulu dan kerang kampak yang dapat dikonsumsi. Di 25,252 ha termasuk didalamnya hutan mangrove seluas
SUHARDJONO dan RUGAYAH – Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Pulau Sepanjang, Jawa Timur 133
sebanyak 36 jenis dimanfaatkan sebagai
tumbuhan yang tergolong bahan baku pewarna dan
12,910 ha. Wilayah ini dalam 22 suku dan 27 bahan bangunan. tersebut, status kelangkaan
termasuk yang jarang (rare marga (Tabel 1). Pada yang telah ditetapkan oleh
Lumnitzera littorea dan
type) dalam kaitannya Tabel 1. pada lampiran IUCN (Anonim 1997) untuk
Bruguiera parviflora yang
dengan biogeographical terlihat bahwa lokasi yang jenis-jenis mangrove
dikategorikan kritis (CR)
region. memiliki keragaman jenis tersebut perlu dievaluasi
memang ditemukan hanya
Hutan mangrove di tertinggi tercatat di daerah kembali dengan melakukan
di lokasi yang terbatas,
kawasan ini merupakan Pajan barat (19 jenis), penelitian lebih lanjut guna
demikian pula Heritiera
hutan mangrove pulau diikuti lokasi Dermaga mengetahui populasinya di
littoralis (EN) dan Sesuvium
dengan habitat umumnya Sepanjang (17 jenis), alam.
portulacastrum (EN).
batuan karang dibagian Turunan Ceremih (14 jenis), Jika dibandingkan
Dengan adanya data
bawahnya, sedang di Segentong dan Tanjung dengan data
bagian atas pada umumnya Kiaok ( masing-masing 12 keanekaragaman jenis
pasir berlumpur dengan jenis), Tanjung Perak dan mangrove di beberapa
ketebalan yang berbeda- Calung (12 jenis) dan yang lokasi lainnya,
beda. Hutan mangrove di terendah ada di Tarungguk keanekaragaman jenis
Pulau Sepanjang bagian (11 jenis). Jenis-jenis yang tumbuhan mangrove di
utara diperkirakan luasnya hampir ditemukan Pulau ini lebih tinggi
± 3.000 ha dengan lebar diseluruh lokasi penelitian dibandingkan dengan
bervariasi antara 250 – adalah kawasan hutan mangrove
1.500 m dan dalam kondisi Rhizophora apiculata, di Gosong Telaga, Singkil,
masih cukup baik. Hutan Ceriops Aceh Selatan yang tercatat
mangrove yang ada tagal, hanya 27 jenis (Suhardjono,
merupakan daerah C. 2001), di Pulau Unggas, Air
mangrove yang masih asli, decandra, Bangis, Pasaman tercatat
utuh dan mempunyai Bruguiera gymnorrhiza, 18 jenis (Hermalena et al.,
permudaan yang baik serta Excoecaria agallocha, 1999), di Teluk Mandar,
sebagai perlindungan Xylocarpus moluccensis, X. Polewali, Propinsi Sulawesi
daerah mangrove di pulau- granatum dan Lumnitzera Selatan tercatat 28 jenis
pulau kecil yang khas. Pada racemosa. Sedangkan (Pramudji, 2003), Di Pesisir
umumnya kedaan hutan beberapa jenis hanya Teluk Kayeli, Pulau Buru,
masih cukup baik dan lebat, ditemukan di lokasi tertentu Maluku tercatat 25 jenis
namun demikian disinyalir seperti Calophyllum (Parmudji & Sediadi, 1999),
adanya pengambilan kayu inophyllum dijumpai Pajan di Muara sungai Siganoi,
di beberapa tempat untuk Barat, Caesalpinia bundoc, Sorong Selatan, Papua
keperluan kayu bakar atau Scaevola taccada dan tercatat 12 jenis
untuk dimanfaatkan Wedelia biflora di Tanjung (Rahawarin, 2005) dan di
sebagai bahan pewarna. Perak, dan Bruguiera Teluk Kertasari, Sumbawa
Walaupun telah dilakukan sexangula hanya ditemukan Barat tercatat hanya 7 jenis
pengambilan kayu tetapi di Tanjung Kiaok. (Jupri, 2006). Namun
regenerasi alaminya masih demikian, keragaman jenis
cukup baik. Perairan di Dari 36 jenis yang mangrove di daerah Pulau
depan hutan mangrove tercatat, 23 jenis di Sepanjang ini lebih rendah
masih cukup baik hal ini antaranya dikategorikan bila dibandingkan dengan
dibuktikan dengan sebagai jenis-jenis daerah mangrove lain
banyaknya budidaya mangrove langka seperti di Pesisir Jawa
rumput laut di sekitar berasarkan ketetapan IUCN Tengah yang mencatat
perairan yang masih ada (Anonim 1997) dengan jumlah jenisnya sebesar 55
hutan mangrovenya. status kelangkaan terkikis jenis (Setyawan dkk.,
(LR) sampai kritis (CR) 2005), Di Pulau Wawonii,
Hutan mangrove Pulau (Tabel 1). Beberapa jenis Sulawesi Tenggara sebesar
Sepanjang mempunyai nilai yang terancam kepunahan 54 jenis (Suhardjono &
ekonomis penting sebagai seperti Bruguiera Sunardi, 2004), di Pantai
tempat sumber nutrisi untuk gymnorrhiza (CR), di pulau Timur Pulau Siberut,
budidaya rumput laut, ini ditemukan hampir Sumatera Barat sebesar 53
menahan intrusi air laut, disemua lokasi. Ceriops jenis (Abdulhadi &
menahan gempuran tagal (EN), ternyata di Suhardjono, 1999) dan di
ombak/gelombang, tempat lokasi Tarungguk masih Pulau Nusakambangan,
wisata alam dan laut serta dominan dan tumbuh Jawa Tengah sebesar 45
tempat untuk pendidikan. sangat rapat. Demikian pula jenis (Suhardjono &
dengan Xylocarpus Partomihardjo, 2003).
Keanekaragaman jenis moluccensis (EN), masih
Hasil inventarisasi di 8 cukup banyak dan masih
lokasi penelitian yang ada yang dijumpai
memiliki berdiameter mencapai lebih KESI
formasi hutan mangrove dari 1 m. Namun demikian MPU
di P. kedua jenis terakhir ini LAN
Sepanjang mulai mendapat tekanan
diperoleh dari masyarakat setempat, Pulau Sepanjang
karena kayunya yang memiliki
32 Kayeli, Pulau Buru, Maluku
Tengah. Dalam :
jenis Soemodihardjo, S., K.
tumbuhan Romimohtarto, dan
mangrove. Keadaan
hutannya terjaga dengan Suhardjono (Redaksi).
baik sehingga beberapa Prosiding Seminar VI
Ekosistem Mangrove. Panitia
jenis yang telah Program MAB-LIPI : 149-156.
dikategorikan langka, masih
tumbuh dengan baik di
lokasi tersebut. Penelitian
lanjutan untuk
mengevaluasi status
kelangkaan, diperlukan
dengan melakukan studi
populasinya di alam.
Adapun saran yang dapat
diajukan adalah hutan
mangrove di Pulau
Sepanjang sebaiknya
dijadikan kawasan
konservasi sebagai
perwakilan kawasan
mangrove pulau di Jawa
Timur maupun di Jawa.

DAFTA
R
PUSTA
KA

Abdulhadi, R. dan Suhardjono.


1999. Pola komunitas
mangrove di Pantai Timur
Pulau Siberut, Sumatra Barat.
Dalam : Soemodihardjo,S., K.
Romimohtarto, dan Suhardjono
(Redaksi). Prosiding Seminar
VI Ekosistem Mangrove.
Panitia Program MAB-LIPI :
127-134.
Anonim. 1997. Indian Mangroves.
Biodiversity Conservation
Prioritisation Project, India –
Endangered Species Project
Conservation Assessment and
Management Plan (C.A.M.P)
Workshops. National Institute of
Oceanography, Goa 21-25 July,
1997.
Giesen, W. 1993. Indonesia’s
Mangroves : An update on
remaining area
and main management issues.
Dalam Seminar “Coastal Zone
Management of Small Island
Ecosystems”, Ambon 7-10 April
1993. 10 Hal.
Jupri, A. 2006. Inventarisasi species
mangrove di Teluk Kertasari,
Sumbawa Barat. Biota XI (3) :
196-198.
Hermalena, L., R. Tamin, E. Kamal,
dan J.S. Bujang. 1999. Studi
zonasi hutan mangrove di
Pulau Unggas, Air Bangis,
Pasaman. Dalam :
Soemodihardjo, S., K. Romimohtarto,
Prosiding Seminar VI Ekosistem Mangrove
135-139.
Lucas, G. and H. Synge, 1978, The IUCN
Morges.
Noor, Y.R., M. Khazali, dan IN.N.
Suryadiputra. 1999. Panduan
Pengenalan Mangrove di
Indonesia. Wetlands
International-Indonesia
Programme.
Pramudji dan A. Sediadi, 1999.
Potensi hutan mangrove di Psesisir
Teluk
134 B I O D I V E R S I T A S Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 130-134
Pramudji, 2003. Kenekaragaman Suhardjono dan T. Partomihardjo.
flora di hutan mangrove 2003. Permudaan alami hutan
kawasan pesisir Teluk Mandar, mangrove Pulau
Polewali, Propinsi Sulawesi Nusakambangan, Jawa
Selatan : Kajian pendahuluan. Tengah. Dalam : Jamal et al.
Biota VIII (3) : 135-142. (Penyunting) Laporan Teknik
Rahawarin, Y.Y. 2005. Komposisi 2003. Proyek Inventarisasi dan
vegetasi mangrove di Muara Karakterisasi Sumberdaya
Sungai Siganoi Sorong Hayati. Pusat Penelitian
Selatan, Papua. Biota X (3) : Biologi-LIPI, Bogor : 393-402.
134-140. Suhardjono dan Sunardi. 2004.
Setyawan, A.D., Indrowuryatno, Ekologi hutan mangrove di
Wiryanto, K. Winarno, dan A. Tumbu-tumbu, Lampepi dan
Susilowati. 2005. Tumbuhan Wungkolo, Pulau Wawonii,
mangrove di Pesisir Jawa Sulawesi Tenggara. Dalam :
Tengah : 1. Keanekaragaman Rugayah et al. (Penyunting)
jenis. Biodiversitas 6(2) : 90-94. Laporan Teknik 2004. Proyek
Suhardjono. 2001. Permudaan Inventarisasi dan Karakterisasi
alami hutan mangrove Gosong Sumberdaya Hayati. Pusat
Telaga, Singkil-Aceh Selatan. Penelitian Biologi-LIPI, Bogor :
Ekologi Indonesia III (1) : 51- 71-85
58.

Anda mungkin juga menyukai