SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Oleh :
NIM : 2013730117
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Oleh :
NIM : 2013730117
Laporan Tugas Akhir / Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM: 2013730117
i
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengolah data dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
ii
Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
ABSTRAK
Latar Belakang. Sekitar 80% kematian maternal disebabkan secara langsung oleh
komplikasi obstetri yaitu: perdarahan (25%), sepsis (15%), abortus tidak aman (13%),
hipertensi pada kehamilan, eklampsia (12%). Di negara maju eklampsia merupakan penyebab
utama kematian maternal. Di Indonesia angka kejadian eklampsia saat ini cenderung
mengalami peningkatan. Sebelum kejadian eklampsia penderita ini akan mengalami
Preeklampsia.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kejadian preeklampsia/eklampsia
pada ibu bersalin di RSUD Karawang.
Metode. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan metode deskriptif
kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 158 ibu bersalin yang mengalami
preeklampsia/eklampsia yang bersalin di RSUD Karawang. Analisis data yang digunakan
adalahanalisis univariat.
Hasil. Dari 158 responden dalam penelitian ini, didapatkan ibu yang menderita preeklampsia
112 orang (70,9%) dan yang menderita eklampsia sebanyak 46 orang (29,1%). Pada tahun
2013 kejadian kematian ibu karena preeklampsia terdapat (10%) dari 501 penderita
preeklampsia, 2014 terdapat (0,2%) dari 715 penderita preeklampsia, 2015 terdapat(0,65%)
dari 918 penderita preeklampsia,2016 terdapat (1,9%) dari 681 penderita preeklampsia.
Sedangkan kematian ibu karena eklampsia pada tahun 2013 terdapat (10,5%) dari 85
penderita eklampsia, 2014 terdapat (11,5%) dari 52 penderita eklampsia, 2015 terdapat
(100%) dari 12 penderita eklampsia, 2016 terdapat (62,5%) dari 8 penderita eklampsia.
Kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang berdasarkan usia <20 dan >35 tahun
yaitu 98 orang, multigravida yaitu 55,7%, nullipara yaitu 38,0%, tidak pernah mengalami
abortus yaitu 86,7%, usia gestasi 20-37 minggu yaitu 88,0%, pekerjaan didominasi pada
kelompok yang bekerja yaitu 58,9%.
Kesimpulan. Pasien dengan preeklampsia setiap tahunnya mengalami peningkatan,
sedangkan eklampsia sebaliknya. Kasus kematian ibu karena preeklampsia terbanyak pada
tahun 2013 sedangkan kasus eklampsia yaitu tahun 2015. Kejadian preeklampsia/eklampsia
di RSUD Karawang didominasi pada kelompok usia <20 tahun dan >35 tahun, multigravida,
nullipara, tidak pernah mengalami abortus, usia gestasi 20-37 minggu, dan ibu yang bekerja.
Kata Kunci: Preeklampsia, Eklampsia, ibu hamil, usia, graviditas, paritas, usia gestasi,
riwayat abortus, dan pekerjaan.
iii
Program Study of Medicine
Faculty of Medicine and Health
University of Muhammadiyah Jakarta
ABSTRACT.
Background. About 80% of maternal deaths are directly caused by obstetric complications
are: hemorrhage (25%), sepsis (15%), unsafe abortion (13%), hypertension in pregnancy,
eclampsia (12%). In developed countries eclampsia is a major cause of maternal deaths. In
Indonesia the incidence of eclampsia today tends to increase. Before the incident eclampsia
these patients will experience preeclampsia.
Objective. This study aims to determine the factors associated with the occurrence of
preeclampsia / eclampsia maternal in RSUD Karawang.
Method.This study uses a Cross-sectional study with quantitative descriptive method. The
total sample of 158 mothers who have preeclampsia / eclampsia maternity hospitals in
Karawang. Analysis of the data used is the univariate analysis.
Results. Of the 158 respondents in this study, mothers who suffer preeclampsia obtained 112
(70.9%) and suffering from eclampsia as many as 46 people (29.1%). In 2013 the incidence
of maternal deaths are due to preeclampsia (10%) of 501 patients with preeclampsia, there are
2014 (0.2%) of 715 patients with preeclampsia, there are 2015 (0.65%) of 918 patients with
preeclampsia, there are 2016 (1.9 %) of 681 patients with preeclampsia. While maternal
death due to eclampsia in 2013 there were (10.5%) of 85 patients with eclampsia, in 2014
there were (11.5%) of 52 patients with eclampsia, there are 2015 (100%) of 12 patients with
eclampsia, there are 2016 (62.5 %) of 8 patients with eclampsia. Preeclampsia / eclampsia in
hospitals Karawang age <20 and> 35 years is 98 people, multigravida namely 55.7%, ie
38.0% nullipara, never experienced abortion, namely 86.7%, gestational age 20-37 weeks ie
88.0%, predominantly work in the working group that is 58.9%.
Conclusion. Patients with preeclampsia each year has increased, whereas the opposite
eclampsia. Cases of maternal death due to preeclampsia most in 2013 while the case is 2015.
The incidence of eclampsia preeclampsia / eclampsia in hospitals Karawang predominantly in
the age group <20 years and> 35 years, multigravida, nullipara, never experienced abortion,
gestational age 20-37 weeks and working mothers.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Pada hari :
Pembimbing Utama
v
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
(2013730117)
Telah diterima sebagai salah satu persyaratan kelulusan pendidikan tahap sarjana
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta puji dan syukurku pada-Mu Allah SWT. Tuhan semesta alam
yang menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat sempurna. Taburan cinta, kasih
sayang, rahmat dan hidayat-Mu telah memberikan ku kekuatan, kesehatan, semangat
pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu pengetahuan serta cinta yang pasti
ada disetiap ummat-Mu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan
akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu ku limpahkan
kehadiran Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang…
Ku persembahkan skripsi ini untuk Mamah Bapak dan kedua adikku tercinta atas
limpahan kasih sayang yang diberikan dan selalu mendukung serta nasihatnya yang
menjadi kekuatan untuku. Hanya sebuah kado kecil yang dapat ku berikan dari
bangku kuliahku yang memiliki sejuta cinta, sejuta kenangan dan perjalanan
mendapatkan masa depan yang ku inginkan atas restu dan dukungan yang kalian
berikan. Tak lupa permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas segala tingkah laku
ku yang tak menyenangkan yang membuat hati bapak dan mamah terluka.
Terimakasih atas motivasi yang selalu kau berikan, semua doa yang selalu
mengiringiku. Ku berdoa untuk kedua orang tua dan kedua adikku agar sehat,
bahagia, sukses dan selalu dalam lindungan ALLAH SWT di dunia dan di akhirat.
Amin ya Rabbal’alamin.
Untuk semua sahabat dan teman seperjuangan Frontale 2013. Perkuliahan akan
tidak ada rasanya jika tanpa kalian. Terlalu banyak kenangan manis bersama kalian,
terimakasih telah mengajarkan ku tentang arti persahabatan, ketulusan, keiklasan,
kesabaran dan yang lainnya. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan
dihati kalian. Sukses untuk kalian semua. Amin
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT, yang tidak pernah tidur dan selalu dekat
dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran
Kejadian Preeklampsia/Eklampsia Pada Ibu Bersalin Pada Februari 2013 –
September 2016 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata
Satu (S1) pada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. H. Busjra M Nur, M. Sc, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan sabar membantu mengarahkan, membimbing, dan meluangkan waktu,
tenaga, serta pikiran hingga terselesaikannya pembuatan skripsi ini.
2. dr.Slamet Sudi Santoso, M.Pd, Ked selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. dr. Tri Ariguntar W T, Sp.PK, Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
viii
5. Para dosen Fakultas Kedokteran Fakultas dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang saya hormati yang telah memberikan banyak ilmu
yang bermanfaat.
6. Kepada Mama dan Bapak, Ilham dan Hasby yang selalu membantu penulis
dalam berbagai hal, serta memberikan motivasi kepada penulis selama ini.
9. Keluarga besar angkatan 2013, terutama PSPD Cirendeu 2013 yang namanya
tidak bisa disebutkan satu per satu yang selalu memberikan bantuan, semangat
dan perhatian sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Direktur utama Rumah Sakit Umum Daerah Karawang yang telah mengizinkan
peneliti untuk melakukan penelitian.
12. Serta semua pihak yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
mendukung dan mendoakan terwujudnya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
ix
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dengan balasan yang terbaik.
Aamin. Mohon maaf jika di dalam skripsi ini ada yang kurang berkenan bagi
pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya.Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRACT .................................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1. Tujuan Umum ......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 4
xi
2. Epidemiologi preeklampsia/eklampsia.................................. 5
3. Faktor Risiko ......................................................................... 6
4. Etiologi Preeklampsia/eklampsia ......................................... 12
5. Patofisiologi preeklampsia/eklampsia ................................... 12
6. Gejala preeklampsia/eklampsia ............................................. 14
7. Klasifikasi preeklampsia/eklampsia ...................................... 15
8. Prognosis preeklampsia/eklampsia........................................ 17
9. Komplikasi ............................................................................ 18
10. Pencegahan ............................................................................ 19
11. Penatalaksana ........................................................................ 20
B. Kerangka Teori ............................................................................. 24
C. Kerangka Konsep ......................................................................... 25
xii
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 45
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses keluarnya bayi, plasenta, dan selaput ketuban
dari rahim ibu hamil pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertainya penyulit.
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan
bisa menginduksi hipertensi pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan
darah normal atau memperberat hipertensi yang sudah ada sebelumnya.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi (>140/90 mmHg) disertai proteinuria
>300mg/24 jam dan apabila tidak diobati maka bisa timbul kejang (eklampsia).1
Preeklampsia disebabkan oleh beberapa faktor risiko yaitu usia, paritas,
mola hidatidosa, diabetes melitus, obesitas, hidrops fetal dan kehamilan ganda.
Faktor risiko preeklampsia lebih banyak terjadi pada primigravida, usia ibu
kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun, faktor ras dan etnik, faktor keturunan
(genetik), pendidikan yang rendah, sosioekonomi rendah, obesitas, kehamilan
ganda, hidramnion, hidrops fetalis, mola hidatidosa dan riwayat penyakit ibu
seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan diabetes melitus. Kejadian
semakin meningkat degan semakin tuanya usia kehamilan.2
Data World Health Organization (WHO) terdapat sekitar 585.000 ibu
meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan
oleh preeklampsia dan eklampsia. Penyebab utama kematian adalah perdarahan,
hipertensi, infeksi dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi
antara kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.3
Artinya:Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu
penyakit, penyakit itu akan sembuh dengan seizin allah‘azza wa Jalla.” (HR.
Muslim)
B. Rumusan Masalah
Bagaimanagambaran kejadian preeklampsia / eklampsia di RSUD Karawang
pada bulan februari 2013- september 2016 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Diketahui tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Diketahui nilai distribusi frekuensi dari faktor-faktor usia ibu, jumlah
gravida, jumlah paritas, riwayat abortus, usia gestasi, status pekerjaan ibu
dengan kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang gambaran kejadian
preeklampsia/eklampsia pada ibu bersalin.
2. Bagi institusi
Sebagai bahan bacaan atau informasi serta untuk perbaikan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil
preeklampsia/eklampsia.
A. Landasan Teori
1. Definisi Preeklampsia / Eklampsia
Preeklampsia ialah timbulnya hipertensi (>140/90 mmHg) disertai
proteinuria (>300 mg/24 jam urin)yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu
pada wanita yang sebelumnya normotensi. Eklampsia ialah timbulnya kejang
pada penderita preeklampsia tanpa disertai penyebab lain.8
Eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “halilintar” karena
gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat
dalam kebidanan.9
Eklampsia merupakan keadaan dimana terjadi kejang yang disebabkan
oleh ensefalopati hipertensi dengan preeklampsia sebelumnya. Oleh karena itu,
kejang pada pertengahan akhir kehamilan tanpa penyebab lain dapat didiagnosis
eklampsia.10
5
Universitas Muhammadiyah Jakarta
6
lanjut usia maka kualitas sel telur sudah berkurang hingga berakibat juga
menurunkan kualitas keturunan yang dihasilkan1.
3.6 Paritas
Paritas yang berisiko mengalami komplikasi yaitu apabila tidak
hamil selama 8 tahun atau lebih sejak kehamilan terakhir dan kehamilan
terjadi dalam waktu 3 bulan dari persalinan terakhir. Preeklampsia sering
terjadi pada kehamilan anak pertama.20 Hal tersebut dikarenakan pada
setiap kehamilan terjadi peregangan rahim, jika kehamilan berlangusung
terus menerus maka rahim akan semakin melemah sehingga
dikhawatirkan akan terjadi gangguan pada saat kehamilan, persalinan,
dan nifas.21
3.12Faktor lingkungan
Faktor pendidikan, pekerjaan, dan sosial ekonomi mempengaruhi
terjadinya preeklampsia/eklampsia.
a. Teori pendidikan mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu
kegiatan atau usaha untuk meningkatkan kepribadian, sehingga
proses perubahan perilaku menuju kepada kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia. Semakin banyak pendidikan
yang didapat seseorang, maka kedewasaannya semakin matang,
mereka dengan mudah untuk menerima dan memahami suatu
informasi yang positif. Kaitannya dengan masalah kesehatanwanita
yang mempunyai pendidikan lebih tinggi cenderung lebih
memperhatikan kesehatan dirinya.14
b. Aktifitas pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan
peredaran darah. Begitu jugabila terjadi pada seorang ibu hamil,
dimana peredaran darah dalam tubuh dapat terjadi perubahan seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan akibat adanya tekanan dari
pembesaran rahim. Semakin bertambahnya usia kehamilan akan
berdampak pada konsekuensi kerja jantung yang semakin bertambah
dalam rangka memenuhi kebutuhan selama proses kehamilan.14
a. Perubahan kardiovaskuler
Pada preeklampsia, endotel mengeluarkan vasoaktif yang
didominasi oleh vasokonstriktor, seperti endothelin dan tromboksan A2.
Selain itu, terjadi penurunan kadar renin, angitensin I, dan angiotensin
II dibandingkan kehamilan normal.1
b. Sistem perdarahan dan koagulasi
Pada perempuan dengan preeklampsia terjadi trombositopenia,
penurunan kadar beberapa faktor pembekuan, dan eritrosit dapat
memiliki bentuk yang tidak normal sehingga mudah mengalami
hemolisis. Jejas pada endotel menyebabkan peningkatan agregasi
trombosit, serta menekan kadar antitrombin III.1
c. Hemeostasis dan cairan tubuh
Pada preeklampsia terjadi retensi natrium karena meningkatnya
sekresi deoksikortikosteron yang merupakan hasil konversi
progesteron.1
d. Ginjal
Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah ke
ginjal dan laju filtrasi glomerulus. Pada preeklampsia terjadi perubahan
seperti peningkatan retensi aferen ginjal dan perubahan bentuk endotel
glomerulus. Filtrasi yang semakin menurun menyebabkan kadar
kreatinin serum meningkat.1
e. Serebrovaskular dan gejala neurologis lain
Seperti sakit kepala dan gangguan pengelihatan. Mekanisme
pasti penyebab kejang belum jelas. Kejang diperkirakan terjadi akibat
vasospasme serebral, edema dan kemungkinan hipertensi mengganggu
autoregulasi serta sawar darah otak.1
f. Mata
Dapat terjadi vasospasme retina, edema retina, ablasio retina,
sampai kebutaan pada preeklampsia.1
7. Klasifikasi Preeklampsia/Eklampsia
7.1 Preeklampsia ringan
a. Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau kenaikan 30 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
b. Tekanan darah diastol 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dengan
interval pemeriksaan 6 jam.
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
d. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai
plus 2 pada urin kateter atau urin midstream. 1
7.3 Eklampsia
Kejang yang tidak disebabkan oleh penyebab lain pada
perempuan dengan preeklampsia.1
Disamping terdapat preeklampsia ringan dan berat / eklampsia, dapat
pula ditemukan hipertensi kronis yaitu kondisi dimana terjadi peningkatan
tekanan darah yang menetap. Kebanyakan wanita dengan hipertensi kronik
(Hipertensi esensial) telah didiagnosa sebelum kehamilan menderita
hipertensi pada kunjungan antenatal pertama. Bila tanpa penyebab sekunder
hipertensi (misalnya stenosis arteri renalis atau feokromositoma),
peningkatan tekanan darah (>140/90) yang menetap dan terjadi sebelum
kehamilan atau dideteksi sebelum kehamilan minggu ke 20, diagnosis
hipertensi esensial dapat ditegakkan dan lebih sering terdapat pada wanita di
atas usia 35 tahun.1
Bagan 2.1. Alur penilaian klinik
Tekanan darah
8. Prognosis Preeklampsia/Eklampsia
Penderita preeklampsia/eklampsia yang terlambat penanganannya
akan dapat berdampak pada ibu dan janin yang dikandungnya. Pada ibu
dapat terjadi perdarahan otak, dekompensasi kordis dengan edema paru,
payah ginjal dan masuknya isi lambung ke dalam pernafasan saat kejang.
Pada janin dapat terjadi kematian karena hipoksia intrauterin dan kelahiran
prematur.2
Dampak jangka pendek dan jangka panjang penyakit ini dapat dilihat
pada bagan di bawah ini :
PREEKLAMPSIA
RINGAN BERAT
MATI
HELLP
EKLAMPSIA
BAYI
PJT/UGR HIDUP
Hamil lagi :
- Solusio plasenta
2,5%
Preeklampsia 22%
Eklampsia 1,9%
9. Komplikasi Preeklampsia
Bila preeklampsia tidak ditangani dengan baik, maka dapat
berkembang menjadi eklampsia yang mana tidak hanya dapat
membahayakan ibunya tetapi janin dalam rahim ibu. Kemungkinan yang
terberat adalah terjadinya kematian ibu dan janin, solusio plasenta,
hipofibrinogemia, hemolisis, perdarahan otak, kelainan mata, edema paru,
nekrosis hati, sindroma HELLP, dan kelainan hati. Komplikasi pada bayi
yaitu berat lahir bayi pada ibu preeklampsia rata-rata lebih kecil dari ibu
yang tidak preeklampsia.1,2
Penelitian besar yang dilakukan di Norwegia dan Skotlandia
meloporkan bahwa di masa mendatang, hipertensi dan penyakit
kardiovaskular meningkat pada perempuan dengan riwayat hipertensi dalam
kehamilan atau preeklampsia. Sebaliknya perempuan yang sampai dengan
melahirkan dalam keadaan normotensi, risikonya lebih kecil. Berdasarkan
hal tersebut, semua perempuan dengan hipertensi dalam kehamilan harus
memeriksakan tekanan darah secara berkala dan setelah melahirkan tetap
memantau tekanan darahnya. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:25
a. Koagulasi intravaskular
Peningkatan kadar indikator aktivasi trombosit (beta
tromboglobulin), koagulasi (komplek antitrombin III) dan kerusakan sel
endotel (fibronektin dan laminin) dalam plasma telah diukur sampai 4
minggu sebelum muncul gambaran klinis Preeklampsia. Berbagai
petanda inflamasi ditemukan setelah proses Preeklampsia dimulai. Pada
preeklampsia berat aktivasi koagulasi intravaskular dan deposisi fibrin
mengakibatkan kerusakan organ.25
b. Sindrom HELLP (Hemolitic anemia, Liver enzyme elevation, Low
Platelet count)
Sindrom HELLP merupakan komplikasi preeklampsia yang
sangat serius, yang meliputi anemia hemolitik, peningkatan enzim hati,
dan jumlah trombosit yang rendah. Sindrom HELLP memberikan
banyak gambaran seperti sindrom uremik hemolitik dan thrombotic
thrombocytopenic purpura (TTP). Sindrom tersebut mengancam nyawa
karena jumlah trombosit dapat mencapai level yang sangat rendah 10-
1000/mm3, sedangkan kadar transaminase dan asam laktat
dehidrogenase meningkat lebih tinggi dari 1000 unit/L semuanya
kurang dari 24 jam. Deteksi dini sindrom HELLP dan melakukan
terminasi kehamilan sangat penting untuk mengurang angka kematian
ibu. Kortikosteroid dapat membantu mengatasi sindrom HELLP.25
c. Gangguan Susunan Saraf Pusat (SSP)
Gangguan SSP dapat bermanifestasi sebagai kejang dan
penurunan kesadaran. Kejang dapat terjadi dengan satu atau tanpa
manifestasi preeklampsia. Banyak perempuan dengan preeklampsia
mengalami nyeri kepala, sebagian kecil berkembang menjadi buta
kortikal dan ensefalopati hipertensi yang lain. Ensefalopati hipertensi
menggambarkan hiperperfusi saat vasospasme. Vasospasme dan edema
otak menunjukkan peningkatan aliran darah ke otak dengan kegagalan
autoregulasi. Profilaksis magnesium sulfat penting untuk mencegah
kejang/eklampsia.25
10. Pencegahan
Preeklampsia/eklampsia merupakan kehamilan yang berkelanjutan
dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis
dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan
hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan kenaikan
tekanan darah, dan pemeriksaan untuk menentukan proteinuria.26
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan
tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan
penanganan semestinya. Timbulnya preeklampsia tidak dapat dicegah,
namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pengawasan yang baik pada
wanita hamil, antara lain:1
a. Diet makanan.
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan
rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau
edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk
meningkatkan protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.Diet
Rendah Garam salah satu usaha penelitian pertama untuk mencegah
preeklampsia adalah retriksi garam.1
b. Cukup istirahat
Ibu hamil diperlukan istirahat yang cukup, mengurangi aktivitas
dan sesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring
ke arah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak
mengalami gangguan.1
c. Pengawasan antenatal (hamil)
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim
segera datang ke tempat pemeriksaan. Uji kemungkinan preeklampsia
seperti pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema, pemeriksaan protein
urin, pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum, dan
pemeriksaan retina mata.7
Selain itu dilakukan penilainan kondisi janin dalam rahim
seperti pemantauan tingi fundus uteri, pemeriksaan janin (gerakan janin
dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban) dan
melakukan pemeriksaan ultrasonografi.7
11.3Penatalaksanaan Eklampsia
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas pada bab sebelumnya, maka kerangka
teori tentang faktor-faktor risiko pada preeklampsia/eklampsia adalah sebagai
berikut :
Bagan 2.3 Kerangka Teori Faktor Resiko Preeklampsia/Eklampsia
Faktor Usia
Faktor Graviditas
Faktor Paritas
Riwayat Abortus
Usia Gestasi
Faktor Pekerjaan
Ibu : kematian,
Faktor Riwayat Penyakit : kecacatan
• PE/E di kehamilan PREEKLAMPSIA
sebelumnya / EKLAMPSIA
• Hipertensi
• DM Bayi : prematur,
BBLR, Kematian
Faktor Lingkungan :
Pekerjaan
Pendidikan
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka disusun kerangka konsep
penelitian sebagai berikut :
Bagan 2.4 Kerangka Konsep Faktor Risiko Preeklampsia/Eklampsia
• Faktor usia
• Faktor gravida
• Faktor paritas
• Riwayat abortus
• Usia gestasi
Preeklampsia / Eklampsia
Faktor
Variabel lingkungan :
independen
• Pekerjaan
Kerangka konsep di atas tidak meliputi semua variabel yang terdapat dalam
kerangka teori. Hal ini disebabkan penelitian ini menggunakan data sekunder yang
tercatat dalam rekam medis pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kawarang. Jadi
variabel yang akan diteliti adalah variabel-variabel yang terdapat di rekam medis
pasien tersebut.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah preeklampsia/eklampsia
dengan definisi operasionalnya adalah pasien yang diambil dari catatan rekam
medis yang didiagnosis oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan
menderita preeklampsia/eklampsia.
2. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini sebagai
berikut:
26
Universitas Muhammadiyah Jakarta
27
2. Sampel
2.1 Teknik pengambilan sampel
Dalam penelitian ini sampel yang diambil sejumlah pasien
preeklampsia/eklampsia dari data rekam medis pada ibu bersalin di
RSUD Karawang Februari 2013 – September 2016 yang dihitung
dengan menggunakan rumus Lameshow secara total sampling.
a. Kriteria inklusi
Sampel yang nantinya akan dipilih adalah sampel untuk pasien yang
melahirkan di RSUD Karawang pada Februari 2013 – September
2016 dengan diagnosa preeklampsia/eklampsia dan mempunyai
data yang lengkap dalam rekam medisnya.
b. Kriteria eksklusi
Responden yang tidak dapat dimasukkan ke dalam sampel
penelitian ini adalah ibu bersalin yang tidak di diagnosa mengalami
preeklampsia/eklampsia.
Keterangan:
1,962⁄
2 1 − 0,80
𝑛= = 97
𝑂, 102 𝑥 0,80
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah sekunder yang diperoleh
melalui data analisis di rekam medis pasien.
2.1 Data sekunder
Berupa data tentang kejadian preeklampsia/eklampsia hasil
diagnosa yang tercantum di dalam rekam medis. Data diambil dari
rekam medis pasien di RSUD Karawang pada Februari 2013 –
September 2016. Data yang dikumpulkan meliputi Usia, Graviditas,
Paritas, Riwayat abortus, Usia gestasi dan Pekerjaan.
2.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memilih data rekam
medis pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.
3. Langkah-langkah penelitian
3.1 Instrumen Penelitian
a. Data rekam medis
b. Alat tulis
c. Kertas
d. Software SPSS Versi 21
32
Universitas Muhammadiyah Jakarta
33
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analsis univariat pada penelitian ini memaparkan analisis dari usia,
graviditas, paritas, riwayat abortus, usia gestasi dan pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.1 dari total 158 responden dalam penelitian ini,
didapatkan responden yang menderita preeklampsia terdapat 112 orang
(70,9%) dan yang menderita eklampsia terdapat 46 orang (29,1%).
arkan tabel 4.2 dari total persalinan 11.111 pada Februari 2013 – September
2016 didapatkan ibu bersalin yang mengalami preeklampsia adalah 2815
(25,33%) dan yang mengalami eklampsia adalah 158 (1,42%). Pasien dengan
preeklampsia setiap tahunnya meningkat pada tahun 2013 terdapat 501
(14,1%), tahun 2014 terdapat 715 (19,89%), tahun 2015 terdapat 918
(38,65%), dan pada Januari 2016-September 2016 terdapat 681 (40%). Pada
pasien dengan eklampsia setiap tahunnya mengalami penurunan pada tahun
2013 terdapat 85 (2,46%), pada tahun 2014 terdapat 52 (1,44%), pada tahun
2015 terdapat 12 (0,5%), dan pada 2016 terdapat 8 (0,4%).
C. Pembahasan
1. Angka Kejadian
Berdasarkan tabel 4.2 dari total persalinan 11.111 pada Februari 2013
– September 2016 didapatkan ibu bersalin yang mengalami preeklampsia
sebanyak 2815 (25,33%) dan yang mengalami eklampsia sebanyak 158
(1,42%). Pasien dengan preeklampsia setiap tahunnya mengalami peningkatan
pada tahun 2013 terdapat 501 (14,1%), tahun 2014 terdapat 715 (19,89%),
tahun 2015 terdapat 918 (38,65%), dan kasus terbanyak terdapat pada Januari
2016-September 2016 yaitu 681 (40%). Sedangkan pada pasien dengan
eklampsia setiap tahunnya mengalami penurunan kasus terbanyak pada tahun
2013 terdapat 85 (2,46%), pada tahun 2014 terdapat 52 (1,44%), pada tahun
2015 terdapat 12 (0,5%), dan kasus terendah yaitu pada 2016 terdapat 8
(0,4%).
Penelitian yang sama dilakukan oleh Sitti Nur Djannah danIka Sukma
Arianti yang dilakukan pada 1 Januari 2007 sampai dengan 30 Desember
2009 terdapat 118 (3,9 persen) kasus preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari total persalinan 3036, terbanyak adalah
kasus dengan preeklampsia berat/eklampsia yaitu sebesar 83,9%, sedangkan
preeklampsia ringan sebanyak 16,1%.28
2. Usia
Berdasarkan tabel 4.4 kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD
Karawang pada Februari 2013-September 2016 berdasarkan kelompok ibu
lebih dididominasi oleh penderita dengan kelompok usia <20 tahun 53 orang
(33,5%) dan >35 tahun 45 orang (28,5%) dan apabila di jumlah 98 orang
(62,0%) dan angka terendah pada kelompok 20-35 tahun dengan jumlah 60
orang (38,0%).
Usia merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Usia
berkaitan dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga
mempengaruhi status kesehatan seseorang.16Pada penelitian ini sesuai dengan
teori faktor penyebab kejadian preeklampsia/eklampsia. Wanita usia kurang
dari 20 tahun dan wanita yang hamil pada usia >35 tahun akan mempunyai
resiko yang sangat tinggi untuk mengalami preeklampsia/eklampsia.17
Menurut Stone et.al wanita dengan usia <20 tahun dan >35 tahun
memiliki risiko 3,37 kali dibandingkan dengan wanita usia 20-35 tahun.18
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Asrianti yang menyatakan
bahwa ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun berisiko 3,144 mengalami
preeklampsia. 19
Pada usia kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul ibu seringkali belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya ibu hamil pada umur itu berisiko
mengalami penyulit kehamilannya dikarenakan belum matangnya alat
reproduksinya. Keadaan tersebut diperparah jika ada tekanan (stress)
psikologi saat kehamilan. Pada usia 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah
menurun akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan. Pada
wanita dengan usia 35 tahun atau lebih sering terjadi kekakuan pada bibir
rahim sehingga menimbulkan perdarahan hebat bila tidak segera diatasi dapat
menyebabkan kematian ibu.20
Penelitian yang sama dilakukan oleh Sitti Nur Djannah danIka Sukma
Arianti yang dilakukan pada tahun 2007-2009. Berdasarkan kelompok usia
ibu lebih didominasi pada kelompok usia ibu 20–35 tahun dengan jumlah 76
orang (64,4% ), kelompok usia lebih dari 35 tahun (> 35 tahun) sebanyak 37
orang (31,7%) dan angka terendah terjadi pada kelompok usia ibu kurang dari
20 tahun (< 20 tahun) yaitu sebanyak 5 orang (4,2%). Pada penelitian ini tidak
sesuai dengan teori, hal ini disebabkan dari data seluruh ibu hamil kebanyakan
memang masih primigravida berarti kebanyakan masih mempunyai satu anak
dengan demikian usianya memang rata-rata usia produktif dan ada beberapa
faktor lain yang belum diteliti dari responden seperti: riwayat tekanan darah
tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami preeklampsia
sebelumnya, riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan,
28
kegemukan dan lain sebagainya.
3. Graviditas
Berdasarkan tabel 4.5 kejadian preeklampsia/eklampsia di Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang pada tahun 2013-2016 didominasi oleh
penderita dengan multigravida dengan jumlah 88 orang (55,7%), 58 orang
(36,7%) dengan primigravida dan angka terendah pada grande multigravida
dengan jumlah 12 orang (7,6%).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
preeklampsia merupakan gangguan yang terutama terjadi pada primigravida.
Preeklampsia biasanya terjadi pada kehamilan pertama dan proporsi
primigravida lebih tinggi daripada wanita yang pernah hamil
sebelumnya.14,15,16
Pada penelitian ini di kaitkan dengan riwayat abortus, terdapat 21
orang yang pernah mengalami abortus jadi didalam penelitian ini terdapat
primigravida 58 orang dengan 12 orang pernah mengalami aborsi. Hal ini
yang menyebabkan jumlah multigravida lebih banyak dibandingkan dengan
primigravida.
Teori imunlogik menjelaskan secara jelas perihal hubungan gravida
atau paritas dengan insiden preeklampsia yang menyatakan bahwa ibu hamil
terpajan vili korion untuk yang pertama kali, khususnya trofoblas yang berasal
dari janin.29 Dan ibu yang pertama kali hamil sering mengalami stress dalam
mengadapi kehamilan dan persalinan yang menyebabkan peningkatan tekanan
darah akibat dari pelepasan corticotropic-relasing hormone oleh hipotalamus,
yang kemudian menyebabkan peningkatan kortisol. Efek kortisol adalah untuk
mempersiapkan tubuh berespons terhadap semua stressor dengan
meningkatkan respons simpatis termasuk respons yang ditunjukkan untuk
meningkatkan curah jantung dan mempertahankan tekanan darah, apabila
terjadi peningkatan kortisol maka tekanan darah akan meningkat dan
menyebabkan terjadinya preeklampsia.12
Penelitian yang sama dilakukan oleh Rohaya dan Suprida di
RSUP.DR.Moh.Hoesin di Palembang pada tahun 2009 dapat diketahui bahwa
dari 352 ibu bersalin, yang primigravida sebanyak 123 orang (34,9%) dan
yang multigravida sebanyak 229 orang (65,1%).30
4. Paritas
Berdasarkan tabel 4.6 kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD
Karawang berdasarkan paritas didominasi oleh penderita dengan nullipara
dengan jumlah 60 orang (38,0%), 56 orang (35,4%) dengan primipara dan
angka terendah pada multipara dengan jumlah 42 orang (26,6 %).
Penelitian ini sesuai dengan teori yang preeklampsia adalah penyulit
kehamilan yang umumnya terjadi pada nullipara. Karena pada kehamilan
pertama terjadi blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang terbentuk
pada kehamilan pertama menjadi penyebab preeklampsia, baik spermatozoa
maupun janin (hasil pembuahan) akan bersifat sebagai benda asing (antigen)
didalam kadungan sehingga kehamilan dapat ditolak akibatnya seorang ibu
membentuk zat penolak (antibodi) untuk menghambat reaksi tersebut
sehingga terjadi blocking antibodies, pada preeklampsia dengan kehamilan
pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen tidak sempurna.
Teori ini juga menyebutkan karena penurunan human antigen protein G
(HLA) yang berperan penting dalam modulasi respon imun sehingga ibu
menolak hasil konsepsi.31
Penelitian yang sama dilakukan oleh Sitti Nur Djannah danIka Sukma
Arianti yang dilakukan pada tahun 2007-2009. Kejadian
preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pada tahun 2007–2009 berdasarkan paritas sangat didominasi oleh kelompok
primigravida dengan jumlah 82 orang (69,5%), sedangkan 36 orang (30,5%)
terjadi pada kelompok multigravida.28
5. Riwayat Abortus
Berdasarkan tabel 4.7 kejadian preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit
Umum Daerah Karawang pada tahun 2013-2016 didominasi oleh penderita
yang tidak mempunyai riwayat abortus dengan jumlah 137 orang (86,7%) dan
angka terendah pada penderita yang pernah mengalami abortus dengan jumlah
21 orang (13,3%).
6. Usia Gestasi
Bersarkan tabel 4.8 kejadian preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit
Umum Daerah Karawang pada tahun 2013-2016 didominasi oleh penderita
dengan usia gestasi 20-37 minggu dengan jumlah 139 orang (88,0%) dan
angka terendah pada penderita dengan usia gestasi >37 minggu dengan jumlah
19 orang (12%).
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa preeklampsia
timbul setelah usia kehamilan >20 minggu.18 Pada seorang ibu hamil
peredaran darah dalam tubuh dapat terjadi perubahan seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan dengan bertambahnya usia kehamilan akan
berdampak pada konsekuensi kerja jantung yang semakin bertambah dan
menjadi faktor risiko terhadap terjadinya preeklampsia. Dan sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Taber yang menyatakan bahwa keadaan
preeklamsia/eklampsia timbul setelah umur kehamilan 20 minggu tetapi dapat
pula bekembang sebelum saat tersebut pada penyakit trofoblastik.14
Penelitian yang sama dilakukan oleh Nanien Indriani yang dilakukan Di
RSUD Kardinah Kota Tegal pada tahun 2011. Untuk usia kehamilan 20-37
minggu adalah 31,3% sedangkan usia kehamilan >37 minggu terdapat
68,7%.32
7. Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.9 kejadian preeklampsia/eklampsia di Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang pada tahun 2013-2016 didominasi oleh
penderita yang bekerja dengan jumlah 93 orang (58,9%) dan angka terendah
pada penderita yang tidak bekerja dengan jumlah 65 orang (41,1%).
Menurut teori yang ada aktifitas pekerjaan seseorang mempengaruhi
kerja otot dan peredaran darah. Wanita yang bekerja di luar rumah memiliki
resiko lebih tinggi mengalami preeklampsia/eklampsia bila dibandingkan
dengan ibu rumah tangga. Pekerjaan dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik
dan stress yang merupakan faktor risiko terjadinya preeklampsia. Ibu yang
bekerja diluar rumah mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan
dengan ibu yang tidak bekerja di luar rumah.19,33
Penelitian yang sama dilakukan oleh Nanien Indriani yang dilakukan
Di RSUD Kardinah Kota Tegal pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa ibu
yang bekerja yaitu 70% sedangkan ibu yang tidak bekerja hanya 30%.32
D. Keterbatasan Penelitian
Di dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa kelemahan dan
tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan keterbatasan-keterbatasan yang tidak
dapat dihindarkan dan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Keterbatasan
penelitian tersebut adalah :
1. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari dalam
rekam medis pasien, sehingga validitas data dalam penelitian ini sangat
bergantung pada validitas data yang terdapat di dalam rekam medis tersebut.
2. Tidak semua variabel yang menjadi faktor risiko preeklampsia/eklampsia
dapat diambil untuk diteliti, karena harus disesuaikan dengan ketersediaan
data yang ada dalam format rekam medis tersebut.
3. Terdapat bias informasi, karena pengisian rekam medis terkadang tidak
hanya oleh pasien, tetapi oleh keluarga pasien. Hal ini diatasi dengan
A. Kesimpulan
1. Dari total 158 responden dalam penelitian ini, didapatkan responden yang
menderita preeklampsia 112 orang (70,9%) dan yang menderita eklampsia
sebanyak 46 orang (29,1%). Dari Februari 2013 – September 2016
didapatkan ibu bersalin yang mengalami preeklampsia 25,33% dan
eklampsia sebanyak 1,42%. Pasien dengan preeklampsia setiap tahunnya
mengalami peningkatan, sedangkan pada pasien dengan eklampsia setiap
tahunnya mengalami penurunan. Kematian ibu karena preeklampsia dan
eklampsia setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan namun
kasus kematian ibu karena preeklampsia terbanyak pada tahun 2013
sedangkan pada tahun 2015 kasus kematian ibu karena eklampsia
merupakan kasus terbanyak.
2. Distribusi responden penelitian
a. Kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang berdasarkan
usia didominasi pada kelompok usia <20 tahun dan >35 tahun yaitu 98
orang ( 62,0%).
b. Kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang berdasarkan
graviditas didominasi pada kelompok multigravida yaitu 55,7%.
c. Kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang berdasarkan
paritas didominasi pada kelompok nullipara yaitu 38,0%.
d. Kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang berdasarkan
riwayat abortus didominasi pada kelompok yang tidak pernah
mengalami abortus yaitu 86,7%.
e. Kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang berdasarkan
usia gestasi didominasi pada usia gestasi 20-37 minggu yaitu 88,0%.
f. Kejadian preeklampsia/eklampsia di RSUD Karawang berdasarkan
pekerjaan didominasi pada kelompok yang bekerja yaitu 58,9%.
46
Universitas Muhammadiyah Jakarta
47
B. Saran
1. Kepada RSUD Karawang
Memberikan pelayanan yang baik kepada pasien
preeklampsia/eklampsia untuk menghindari bertambahnya kematian ibu
dan memberikan informasi terkait faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian preeklampsia pada ibu hamil dan ibu yang akan
bersalin melalui leflet atau poster di setiap fasilitas pelayanan kesehatan
di RSUD Karawang.
2. Kepada Dinas Kesehatan Kota Karawang
Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang preeklampsia
dan eklampsia mengenai faktor-faktor predisposisi terjadinya
preeklampsia/eklampsia agar masyarakat dapat menghindarinya sehingga
angka kejadian preeklampsia dan eklampsia di Kota Karawang dapat
menurun dan menekankan kepada masyarakat bahwa usia 20-35 tahun
merupakan usia yang paling baik untuk hamil.
3. Kepada Masyarakat
Mau menerima informasi yang diberikan dari pemerintah maupun
tenaga kesehatan seperti dokter maupun bidan mengenai preeklampsia dan
eklampsia, selalu menjaga kehamilannya yaitu dengan periksa secara rutin
ke tempat layanan kesehatan sehingga apabila terdapat tanda terjadinya
preeklampsia dan eklampsia dapat di tangani secara dini, dan kepada ibu
yang sedang hamil dan akan melahirkan hindari aktifitas fisik yang
berlebihan dan mengindari stress.
4. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan
terkait kejadian preeklampsia dengan menggunakan faktor-faktor lain
yang belum di teliti seperti kehamilan ganda/kembar, faktor indeks massa
tubuh, faktor ras, faktor riwayat penyakit dan sebagainya.
Indonesia 2010.Jakarta;201;172.
Jakarta:2013;507.
Jakarta: EGC;1997.
Jakarta:Interna Publishing;2008.
Jakarta:EGC;1998.
Wilkins;2006.
48
Universitas Muhammadiyah Jakarta
49
review.1997;19:218-31.
13. Asrianti, Tanti. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia pada Ibu Melahirkan di
Jakarta:EGC;2014.
16. Sibai B.M,et.al. Risk factors For Preeclampsia In Healthy Nulliparous Women:
18. Stone JL, et.al. Risk Factor For Severe Preeclampsia. Obstet an Gynaecol.
1994,83(3):357-61.
JAMA.1989;262:3143-47.
20. Lockhart, Ania dan Lyndon Saputra. Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis &
21. Sukaesih, Sri. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Mengenai Tanda Bahaya dalam kehamian di Puskesmas tega Selatan Kota Tegal
Indonesia;2012.
bahasa;Hadyanto,Ed.6. Jakarta;2001.
23. Michael D. Benson. Obstetrical Pearts A Practical Guide for the Efficient
25. Kaplan NM. Clinical hypertension 9th ed. Baltimore:Williams & Wilkins;2006.
27. http://www.rsudkarawang.id/tentang.php?i=3
28. Sitti Nur Djannah, Ika Sukma Arianti. Gambaran Epidemiologi Kejadian
30. Rohaya, Suprida. Hubungan Umur, Usia Kehamilan dan Gravida Dengan
31. Angsar MD. Pathogenesis Preeclampsia. Malang : PIT XIII POGI, 2014.
Indonesia; 2011.
33. Dekker, G.A. Risk Factors For Preeclampsia. Clinical Obstetric and
Gynaecology.1999;42(3):422-435.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Data Responden
Lampiran 5
FREQUENCIES VARIABLES=Diagnosis
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
Diagnosis
N Valid 158
Missing 0
Diagnosis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Graviditas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Abortus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia_gestasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 6
RIWAYAT HIDUP
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : verautamid05@yahoo.co.id
No. Hp : 081294650620
Riwayat Pendidikan: