Anda di halaman 1dari 10

Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KESEDIAAN


PEMERIKSAAN HIV DAN AIDS

Alexander*, Denny Pebrianti*

Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak


Email korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.com

Abstrak
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015 memperkirakan jika di Indonesia setiap
tahun terdapat 9.000 ibu hamil positif Human Immunodeficiency Virus yang melahirkan bayi,
berarti akan lahir sekitar 3.000 bayi dengan Human Immunodeficiency Virus positif tiap tahun,
kemudian di Kalimantan Barat pada tahun 2013 sebanyak 118 ibu hamil yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan
kesediaan pemeriksaan Human Imunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome di
Puskesmas Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Tahun 2016. Metode
dalam penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dan
instrumen penelitian yaitu kuesioner yang dibagikan kepada responden. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 133 ibu hamil dan jumlah sampel adalah 33 ibu hamil. Hasil penelitian ini
diperoleh hasil bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Human Imunodeficiency
Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome menunjukkan dari 33 responden ditemui ibu
hamil berpengetahuan cukup yaitu 14 (42%) responden, sikap ibu hamil mendukung dalam
pemeriksaan Human Imunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome sebanyak 22
(67%) responden, kesediaan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Human Imunodeficiency
Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome yaitu 18 (54%) responden, dan hubungan
pengetahuan ibu hamil dengan kesediaan pemeriksaan Human Imunodeficiency Virus / Acquired
Immuno Deficiency Syndrome didapatkan x2 hitung (1,502) < x2 tabel (5,991) dengan p-value
0,472 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak ada hubungan pengetahuan ibu
hamil dengan kesediaan pemeriksaan Human Imunodeficiency Virus / Acquired Immuno
Deficiency Syndrome, sedangkan hubungan sikap ibu hamil dengan kesediaan pemeriksaan
Human Imunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome didapatkan x2 hitung
(0,050) < x2 tabel (3,841) dengan p-value 0,458 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,
sehingga tidak ada hubungan sikap ibu hamil dengan kesediaan pemeriksaan Human
Imunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Saran setelah adanya penelitian
ini dapat membantu petugas kesehatan khususnya bidan dalam menjalankan program
pelayanan pemeriksaan Human Imunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome
ini menjadi lebih baik lagi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Hamil, Kesediaan, HIV/AIDS

Pendahuluan Deficiency Syndrome (AIDS) adalah


Data World Health Organization kumpulan gejala akibat kekurangan atau
(WHO) melaporkan bahwa cakupan ibu kelemahan sistem kekebalan tubuh yang
hamil yang sudah melakukan tes dibentuk sejak lahir (Prawirohardjo, 2010).
Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immuno Deficiency Syndrome
mengalami peningkatan, kecuali Indonesia (AIDS) bukan merupakan penyakit
yang masih tetap paling rendah yaitu < 1% keturunan. Acquired artinya didapat, Immuno
sedangkan Thailand pencapainnya paling berarti sistem kekebalan tubuh. Deficiency
tinggi yaitu 94%, China 64%, Vietnam 52% artinya kekurangan, sedangkan syndrome
dan Cambodia 41% (WHO, 2012). adalah kumpulan gejala. Acquired Immuno
Human Immunodeficiency Virus (HIV) Deficiency Syndrome adalah penyakit yang
adalah penyakit yang menyerang Sistem disebabkan oleh virus yang merusak
Kekebalan Tubuh, dan Acquired Immuno kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 142


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

diserang oleh penyakit-penyakit lain yang melahirkan bayi, berarti akan lahir sekitar
dapat berakibat fatal (Rukiyah, 2010). 3.000 bayi dengan Human Immunodeficiency
Di negara berkembang, Human Virus positif tiap tahun. Ini akan terjadi jika
Immunodeficiency Virus merupakan tidak ada intervensi. Resiko penularan
penyebab utama kematian perempuan usia Human Immunodeficiency Virus dari ibu ke
reproduksi. Pada tahun 2010 diperkirakan bayi berkisar 24-25%. Namun, resiko ini
terdapat 57.000 ibu hamil terinfeksi Human dapat diturunkan menjadi 1-2% dengan
Immunodeficiency Virus di regional Asia tindakan intervensi bagi ibu hamil positif
Tenggara. Negara dengan high-burden Human Immunodeficiency Virus, yaitu melalui
penularan infeksi Human Immunodeficiency layanan konseling dan tes Human
Virus dari ibu ke anak seperti India, Thailand, Immunodeficiency Virus sukarela, pemberian
Myanmar dan Indonesia menunjukkan obat antiretroviral, persalinan sectio
estimasi insidens Human Immunodeficiency caesaria, serta pemberian susu formula
Virus diantara ibu hamil cenderung tetap untuk bayi (Setiyawati, 2015).
selama lima tahun terakhir. Jumlah anak Pada tahun 2011 terjadi peningkatan
kurang dari 15 tahun yang terinfeksi Human minat untuk melakukan pemeriksaan Human
Immunodeficiency Virus sebesar 87.000 Immunodeficiency Virus antenatal hingga
dengan estimasi infeksi Human 90% dengan tujuan bahwa 80% wanita yang
Immunodeficiency Virus baru sebesar 48.000. terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
Data estimasi juga memperkirakan 22.000 diidentifikasi selama asuhan antenatal
anak di wilayah Asia Pasifik terinfeksi (Yulianti, 2010).
Human Immunodeficiency Virus dan tanpa Jumlah kasus baru Acquired Immuno
pengobatan, setengah dari anak yang Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia
terinfeksi tersebut akan meninggal sebelum cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
ulang tahun kedua (UNAIDS/WHO,2009). Bila pada 2005 hanya ada 2.638 kasus
Tingkat Infeksi Human Acquired Immuno Deficiency Syndrome baru,
Immunodeficiency Virus pada perempuan tahun 2006 jumlahnya bertambah menjadi
hamil di Negara-negara Asia diperkirakan 2.873. Kasus naik lagi menjadi 2.974 pada
belum melebihi 3-4 %, tetapi epideminya 2007 dan menjadi sebanyak 4.969 kasus
berpotensi untuk terjadi lebih besar. baru pada 2008 (UNAIDS/WHO,2009).
Penelitian prevalensi Human Pada tahun 2010, di Provinsi
Immunodeficiency Virus pada ibu hamil di Kalimantan Barat berdasarkan rekapitulasi
daerah miskin di Jakarta pada tahun 1999- data profil kesehatan kabupaten/kota, kasus
2001 oleh Kharbiati mendapatkan angka Human Immunodeficiency Virus sebesar 362
prevalensi sebesar 2,86%. Menurut Federasi kasus, sedang Acquired Immuno Deficiency
Obstetri dan Ginekologi Internasional, Syndrome ada sebesar 111 kasus. Tahun
kehamilan didefinisikan sebagai fertilasi atau 2011 jumlah kasus Human Immunodeficiency
penyatuan dari spertamozoa dan ovum dan Virus sebesar 523 kasus dan jumlah kasus
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Acquired Immuno Deficiency Syndrome
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga sebesar 213 kasus (Pemerintah Provinsi
lahirnya bayi, kehamilan normal akan KalBar, 2011).
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 Di Kalimantan Barat dari tahun 2008
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender sampai tahun 2011 terdapat 1.121
Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 perempuan di Provinsi Kalimantan Barat
trimester, dimana trimester kesatu yang terinfeksi Human Immunodeficiency
berlangsung dalam 12 minggu, trimester Virus. Daerah Provinsi Kalimantan Barat,
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke- terdiri dari 14 Kota/Kabupaten dengan
27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu urutan 5 terbesar kasus Human
ke-28 hingga ke-40 minggu) Immunodeficiency Virus nya yaitu Kota
(Prawirohardjo,2010). Pontianak (1.665 kasus), Kota Singkawang
Kementerian Kesehatan Republik (965 kasus), Kabupaten Pontianak (236
Indonesia memperkirakan jika di Indonesia kasus), Kabupaten Ketapang (135 kasus),
setiap tahun terdapat 9.000 ibu hamil positif dan Kabupaten Sambas (147 kasus).
Human Immunodeficiency Virus yang Pontianak merupakan kota yang terbesar

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 143


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

kasus Human Immunodeficiency Virus nya pemberian ASI, cara menjarangkan


dibandingkan dengan Kota/Kabupaten yang kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu
lainnya, dengan demikian akan terjadinya (Prawirohardjo, 2010).
kerawanan penularan Human Masa nifas juga merupakan masa
Immunodeficiency Virus di Kota Pontianak dimana kesempatan ibu dan bayi lahir
(DinKes Provinsi Kalbar, 2011). ditempatkan disebelah tempat tidur ibu,
Ibu merupakan sosok perempuan yang dimaksudkan agar ibu segera dapat
paling berjasa dalam kehidupan seorang merespon dan memenuhi kebutuhan
anak. Ibu adalah anggota keluarga yang perawatan bagi bayinya. Misalnya dalam hal
berperan penting dalam mengatur semua tangisan bayi, ibu dapat merespon tangisan
terkait urusan rumah tangga, pendidikan bayi dan bertindak sesuai dengan tangisan
anak dan kesehatan seluruh keluarga tersebut, maka frekuensi bayi menangis akan
(Permenkes, 2014) dan hubungan ibu berkurang dan bayi akan memiliki
dengan anak dimulai sejak hamil, ketika ibu kemampuan lebih baik dalam menyesuaikan
mengkhayal dan memimpikan dirinya diri dengan lingkungan pasca lahir (Marmi,
sebagai ibu. Ibu ingin dekat, hangat, bercerita 2014).
kepada bayinya dan mencoba Bounding adalah suatu langkah untuk
membayangkan adanya tangisan bayi mengungkapkan perasaan areksi (kasih
(Susanti, 2008). sayang) oleh ibu kepada bayinya segera
Ketika seorang ibu hamil secara sadar setelah lahir sedangkan attachment adalah
mau dan mampu berkomunikasi dengan interaksi antara ibu dan bayi sepanjang
janin di dalam kandungannya, maka akan waktu. Bounding attachment adalah kontak
tercipta Bounding yang sangat kuat antara dini secara langsung antara ibu dan bayi
mereka. Setiap janin bisa berkomunikasi setelah proses persalinan, dimulai kala III
dengan ibunya dan setiap wanita hamil sampai dengan post partum (Badriah, 2012).
dapat berkomunikasi dengan bayinya Bayi yang dipisahkan dari ibunya
didalam rahim. Setiap wanita hamil telah segera setelah lahir, dapat menyulitkan
menangkap beberapa pesan dari bayinya perkembangan ikatan. Untuk itu, beberapa
secara sadar atau pun tidak (Aprillia, 2014). rumah sakit mencoba menggunakan suatu
Persalinan merupakan proses alamiah strategi kelahiran yang disebut “ Rooming In”
yang dialami perempuan, merupakan (sekamar dengan bayi). Rooming in sering
pengeluaran hasil konsepsi yang telah juga disebut dengan rawat gabung yaitu
mampu hidup diluar kandungan melalui menyatukan antara ibu dan bayinya dalam
beberapa proses seperti adanya penipisan satu kamar, agar antara ibu dan bayinya
dan pembukaan serviks, serta adanya terjalin suatu hubungan batin dan ibu bisa
kontraksi yang berlangsung dalam waktu menjadi lebih dekat dengan bayinya (Marmi,
tertentu tanpa adanya penyulit (Marisah, 2014).
2011). Rawat gabung mempunyai banyak
Proses persalinan merupakan proses keuntungan bagi ibu dan bayi antara lain
yang sangat transformasional bagi seorang menggalakkan pemakaian ASI, hubungan
wanita, saat seorang wanita berubah status emosional pada ibu dan bayi lebih dini dan
dan peran menjadi seorang ibu. Menciptakan dekat, ibu dapat segera melaporkan kepada
pengalaman lahir dan persalinan yang positif petugas kesehatan jika terjadi kelainan pada
merupakan awal yang baik dan merupakan bayi, meningkatkan rasa percaya diri dan
kunci untuk masa depan (Aprillia, 2014). resiko infeksi silang dan nosokomial
Masa nifas atau puerperium dimulai berkurang (Marmi, 2014).
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai Pengetahuan ibu tentang bounding
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. attachment sangat penting jika pengetahuan
Pelayanan pasca persalinan harus ibu baik tentang manfaat bounding
terselenggara pada masa itu untuk attachment maka ibu tersebut akan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang memberikan kasih sayang yang berlimpah
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan terhadap bayinya (marisah, 2011).
pengobatan komplikasi dan penyakit yang Hal ini berkaitan erat dengan sikap ibu
mungkin terjadi serta penyediaan pelayanan dalam melakukan bounding attachment,

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 144


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

apabila ibu nifas mempunyai pengetahuan Data dari Profil Kesehatan Indonesia
yang baik maka akan mempengaruhi sikap (Data dan Informasi Kesehatan) pada tahun
ibu dalam memberikan kasih sayang kepada 2014 yaitu jumlah ibu bersalin di Indonesia
bayinya sehingga bayi tersebut akan berjumlah 4.918.303. Cakupan pertolongan
merasakan kasih sayang yang cukup serta persalinan oleh tenaga kesehatan dengan
dapat mempengaruhi pertumbuhan kompetensi kebidanan yaitu hanya sebanyak
psikologis, intelektual serta sosial dalam 4.493.383 dengan persentase 91,36% dan
kehidupannya kelak pada saat dewasa data jumlah ibu bersalin di Kalimantan yaitu
(Maulana, 2009). sebanyak 307.063. ini menyatakan bahwa
Menurut Lutfi Dini Arasta pada tahun cakupan persalinan yang ditolong oleh
2010 dengan judul “Hubungan Pelaksanaan tenaga kesehatan tidak sebanding dengan
Rawat Gabung Dengan Prilaku Ibu Dalam jumlah ibu bersalin (Kepmenkes, 2014).
Memberikan Asi Ekslusif di Polindes Cakupan pertolongan persalinan oleh
Harapan Bunda Desa Kaligading” adalah tenaga kesehatan di Kalimantan Barat telah
dengan rawat gabung maka antara ibu dan mencapai (59,48%). Berdasarkan data yang
bayi akan segera terjalin proses lekat (early sama cakupan pertolongan persalinan oleh
infant – mother bounding) akibat sentuhan tenaga kesehatan di Kota Pontianak yaitu
badan antara ibu dan bayi. Hal ini 67,49%. Sedangkan target Renstra
mempunyai pengaruh yang besar terhadap Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar
perkembangan psikologi bayi selanjutnya. (90%). Dari data tersebut telah
Karena kehangatan tubuh ibu merupakan menunjukkan bahwa cakupan pertolongan
stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh tenaga kesehatan di Indonesia belum
oleh bayi (Arasta, 2010). mencapai target yang telah ditetapkan
Perbedaan Kemampuan Komunikasi (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Interpersonal Anak Ditinjau dari Attachment Menurut Penelitian Mahardika
Terhadap Orang Tua di SDI Al Munawar ” Cahyaningrum pada tahun 2013 di RSUD
adalah Hubungan anak dengan orang tua Surakarta yang berjudul Tingkat
merupakan sumber emosional dan kognitif Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding
bagi anak. Hubungan tersebut memberi Attachment hasil penelitiannya pengetahuan
kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi baik sebanyak 4 responden (8,5 %),
lingkungan maupun kehidupan sosial. pengetahuan cukup sebanyak 29 responden
Hubungan awal ini dimulai sejak anak (61,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak
terlahir kedunia. Bahkan sebetulnya sudah 14 responden (29,8 %). Berdasarkan hal
dimulai sejak janin berada dalam kandungan tersebut maka mayoritas tingkat
(Ajeng, 2012). pengetahuan tentang bounding attachment
Banyak sekali tempat kesehatan adalah dalam kategori cukup
pemerintahan yang menyediakan perawatan (Cahyaningrum, 2013).
satu ruangan ibu bersama bayinya salah Demikian juga penelitian yang
satunya adalah di Puskesmas Siantan Hilir. dilakukan oleh Susi Susanti pada tahun 2012
Tetapi di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak yang berjudul Gambaran Pengetahuan dan
belum memberikan penjelasan tentang Sikap Ibu Post Partum Tentang Bounding
bounding attachment sehingga ibu tersebut Attachment di Rumah Sakit Islam Yarsi
tidak maksimal dalam melakukan bounding Pontianak hasil penelitian keseluruhan yang
attachment terhadap bayinya padahal diperoleh dari sebagian kecil responden
apabila bounding attachment dapat yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang
terlaksana dengan baik maka akan menjadi (10%), sedangkan yang berpengetahuan
pelajaran baginya untuk kelak diterapkan cukup sebanyak 10 orang (33%), sebanyak
dalam kehidupannya setelah dewasa. Namun 17 orang (57%) berpengetahuan kurang.
hubungan yang buruk menjadi pengalaman Sedangkan sikap yaitu 63 % dari responden
traumatis baginya sehingga menghalangi yang mendukung dan 37% dari responden
kemampuan dalam membina hubungan yang yang tidak mendukung (Susanti, 2012).
stabil dan harmonis dengan orang lain ( Hasil studi pendahuluan di Puskesmas
Marisah, 2011). Siantan Hilir Pontianak diketahui bahwa
jumlah persalinan dari bulan Januari sampai

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 145


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

bulan Desember 2015 sebanyak 656 orang tindakan tersebut dapat mempengaruhi
yaitu terdiri dari persalinan normal proses kelekatan dan bahkan akan
sebanyak 521 orang dan persalinan membawa dampak buruk bagi bayi pada saat
abnormal sebanyak 135 orang. Data ibu nifas dewasa.
yang melakukan rawat gabung yaitu
sebanyak 656 orang yaitu tanpa Metode
membedakan bayi yang normal dan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
abnormal. Hasil wawancara yang dilakukan deskriptif korelasional dengan pendekatan
oleh peneliti melalui wawancara terhadap cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada
beberapa orang ibu nifas yang berhasil bulan Januari hingga Mei 2016 di Puskesmas
penulis temui di Puskesmas Siantan Hilir Siantan Hilir Kota Pontianak Provinsi
Pontianak sebagian besar dari ibu nifas Kalimantan Barat. Populasi penelitian yaitu
tersebut mempunyai pengetahuan yang seluruh ibu nifas yang bersalin pada bulan
kurang tentang bounding attachment dan Maret 2016 sebanyak 140 orang. Peneliti
rooming in. Beberapa Ibu nifas tersebut juga menggunakan teknik total sampling
memiliki sikap yang buruk terhadap sebanyak 68 orang. Pengumpulan data
bounding attachment seperti menyusui menggunakan kuesioner kemudian diolah
sambil memegang handphone, tidak dan dianalisis menggunakan analisis
memberikan asi karena keletihan setelah univariat serta analisis bivariat
proses persalinan dan bahkan ada yang menggunakan uji chi square.
memarahi bayi ketika menangis. Padahal

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Pengetahuan
Baik 6 17
Cukup 20 57
Kurang 9 26
Sikap
Mendukung 21 60
Tidak Mendukung 14 40

Data dari tabel diatas dapat Data dari tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan responden disimpulkan bahwa sikap dalam rooming In
tentang bounding attachment dalam pada ibu nifas adalah sebagian dari
rooming in pada ibu nifas adalah sebagian responden yaitu 21 responden (60%)
dari responden yaitu 20 responden (57%) mendukung dalam rooming in pada ibu
berpengetahuan cukup dan sangat sedikit nifas.
dari responden yaitu 6 responden (17%)
berpengetahuan baik.

Tabel 2. Analisis Bivariat


Sikap Ibu Nifas
Tidak Total
Variabel Mendukung X2 P Value
Mendukung
N % N % N %
Baik 5 35,7 4 19,0 6 15
Pengetahuan Cukup 6 42,9 14 66,7 20 57 0,370 1,991
Kurang 3 21,4 3 14,3 9 26

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 146


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

Berdasarkan hasil pengolahan data yang jawabannya salah pada no 9 sebagian


diatas dengan menggunakan rumus Uji Chi dari responden yaitu 77%.
square di dapatkan hitung Pengetahuan adalah hasil
1,991sedangkan angka tabel Chi Square pengindraan manusia atau hasil tahu
taraf signifikasi 5% db = 2 adalah 5, 991. seseorang terhadap objek melalui indra
Dengan demikian berarti X2 hitung (1,991) yang dimiliki nya (mata, hidung, telinga dan
5,991 dan diperoleh nilai P value = sebagainya). Dengan sendirinya, pada
(0,370) (0,05) artinya tidak ada hubungan waktu pengindraan sampai menghasilkan
antara pengetahuan tentang bounding pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
attachment dengan sikap dalam rooming in oleh intensitas perhatian dan persepsi
pada ibu nifas di Puskesmas Siantan Hilir terhadap objek (Notoadmodjo, 2010).
Pontianak tahun 2016. Pengetahuan pada dasarnya terdiri
Berdasarkan hasil penelitian terhadap dari sejumlah fakta dan teori yang
ibu – ibu nifas didapatkan bahwa memungkinkan seseorang untuk dapat
pengetahuan responden tentang bounding memecahkan masalah yang dihadapinya.
attachment dalam rooming in pada ibu nifas Pengetahuan merupakan pedoman dalam
sangat sedikit dari responden yaitu 6 membentuk tindakan seseorang (overt
responden (17%) berpengetahuan baik, behavior) (Maulana, 2009).
sebagian dari responden yaitu 20 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
responden (57%) berpengetahuan cukup Kurnia Mutiara (2013) di RS Ibu dan Anak
dan sebagian kecil dari responden yaitu 9 Bereuneun Kabupaten Pidie didapatkan
responden (26%) berpengetahuan kurang. sebagian besar dari responden yaitu 20
Hal ini sesuai dengan teori responden (52,6%) tentang bounding
Notoadmodjo yang menyatakan bahwa attachment dalam kategori kurang. Menurut
pengetahuan seseorang akan baik apabila asumsi peneliti bahwa pengetahuan yang
mendapat informasi yang baik juga baik didasari dari pengetahuan yang
sehingga informasi tersebut akan dimilikinya. Dengan ibu memiliki
memberikan pengaruh pada tingkat pendidikan yang tinggi maka ibu akan
pengetahuan seseorang (Notoadmodjo, memperkaya dirinya dengan ilmu – ilmu
2010). yang berguna dalam perawatan bayi baru
Hasil penelitian diatas menunjukkan lahir.
bahwa jawaban kuesioner yang diajukan ke Demikian juga hasil penelitian yang
responden dan didapatkan dari setiap dilakukan oleh Yuliyanti tahun 2015 di BPS
pertanyaan di Puskesmas Siantan Hilir Yustina Sudarwati terhadap ibu – ibu nifas
Pontianak didapatkan sebagian dari didapatkan bahwa pengetahuan responden
responden yaitu 22 responden (63%) dapat tentang bounding attachment dalam
menjawab dengan benar dan sebagian kecil rooming in pada ibu nifas sangat sedikit dari
dari responden yaitu 13 Responden (37%) responden yaitu 8 responden (22,9%)
menjawab salah. berpengetahuan baik, sebagian dari
Pengetahuan adalah merupakan hasil responden yaitu 21 responden (60%)
dari tahu, yang terjadi setelah orang berpengetahuan cukup dan sebagian kecil
melakukan pengindraan terhadap objek dari responden yaitu 6 responden (17,1%)
tertentu. Sebagian besar pengetahuan berpengetahuan kurang.
diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi kesimpulan dalam penelitian ini
Pengetahuan merupakan pedoman dalam adalah pengetahuan ibu tentang bounding
membentuk tindakan seseorang (overt attachment dalam kategori cukup hal ini
behavior) (Maulana, 2009). disebabkan oleh faktor pendidikan, umur
Hasil penelitian menunjukkan tingkat dan pekerjaan yang merupakan salah satu
pengetahuan kurang sebagian kecil dari faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
responden yaitu 26 % hal ini disebabkan pengetahuan. Selain itu pengetahuan ibu
karena banyak responden yang belum juga di pengaruhi oleh kurangnya informasi
mengetahui tentang bounding attachment berupa pendidikan kesehatan tentang
hal ini dapat dibuktikan dari pertanyaan bounding attachment dari media elektronik
ataupun media cetak khususnya tentang

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 147


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

bounding attachment. Sehingga ibu kurang terhadap stimulus sosial (Notoadmodjo,


memahami tentang elemen – elemen, 2007).
keuntungan, hambatan dan manfaat dari Hasil penelitian yang dilakukan oleh
bounding attachment dari kuesioner yang Susi Susanti pada tahun 2012 yang berjudul
telah diberikan. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Post
Dari hasil penelitian melalui Partum Tentang Bounding Attachment di
kuesioner tentang pernyataan sikap dalam Rumah Sakit Islam Yarsi Pontianak di
rooming in di Puskesmas Siantan Hilir dapatkan hasil penelitian sikap sebagian
Pontianak sebagian dari responden yaitu 17 dari responden yaitu 63 % yang mendukung
responden (49%) menunjukkan bahwa dan sebagian kecil dari responden yaitu
sikap responden dalam rooming in 37% yang tidak mendukung (Susanti,
menjawab sangat setuju, sebagian dari 2012).
responden yaitu 22 responden (63%) Sikap merupakan kesiapan atau
menjawab setuju, dan sebagian dari kesediaan untuk bertindak, yang menjadi
responden yaitu 26 responden (74%) predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan
menjawab tidak setuju, serta sebagian dari pelaksanaan motif tertentu. Sikap
responden yaitu 15 responden (43%) merupakan kesiapan untuk bereaksi
menjawab sangat tidak setuju. terhadap objek lingkungan tertentu sebagai
Hasil penelitian juga menunjukkan suatu penghayatan terhadap objek (Wahit
sebagian dari responden yaitu 21 dkk, 2007).
responden (60%) mendukung dan sebagian Oleh karena itu dapat disimpulkan
dari responden yaitu 14 responden (40%) bahwa pengetahuan sangat berpengaruh
tidak mendukung dalam rooming in pada terhadap sikap ibu nifas dalam memberikan
ibu nifas. Hal ini dapat dilihat dari kasih sayang kepada bayinya seperti
pernyataan responden tentang bounding membelai, mencium dan memberikan kasih
attachment dalam rooming in dengan sayang dalam suatu ruangan sehingga
kategori mendukung dan pernyataan dalam terjadi keterikatan psikologis antara ibu dan
kategori tidak mendukung serta dari hasil bayi semakin dekat karena dalam proses
jawaban pada pernyataan no 10 menyusui bayi, ibu nifas perlu mempunyai
(pernyataan negatif) yang menjawab sangat pengetahuan tentang cara pelaksanaan yang
setuju yaitu sangat sedikit dari responden tepat dalam melakukan bounding
(9%). Dari pernyataan mengenai sikap ibu attachment.
dalam rooming in menunjukkan sikap sudah Dari hasil penelitian yang dilakukan
terlihat baik namun masih perlu dilakukan oleh peneliti sebagian kecil dari responden
pemberian informasi dengan konseling dan yaitu 5 responden (35,7%) mempunyai
penyuluhan dari petugas kesehatan serta sikap tidak mendukung dan pengetahuan
dari media cetak tentang bounding kurang, sebagian dari responden yaitu 6
attachment dalam rooming in karena masih responden (42,9%) mempunyai sikap tidak
sebagian dari responden yaitu 14 mendukung dan pengetahuan cukup serta
responden (40%) yang tidak mendukung sebagian kecil dari responden yaitu 3
terhadap bounding attachment dan rooming responden (21,4%) mempunyai sikap yang
in. tidak mendukung dan pengetahuan yang
Hal ini sesuai dengan teori baik. Pada kategori sikap yang mendukung
Notoadmodjo (2007) yang menyatakan dan pengetahuan kurang sangat sedikit dari
bahwa sikap merupakan reaksi atau respon responden yaitu 4 responden (19,0%) dan
yang masih tertutup dari seseorang sebagian dari responden yaitu 6 responden
terhadap satu stimulus dan objek. (42,9%) mempunyai sikap ibu yang
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung mendukung dan pengetahuan cukup serta
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan sangat sedikit dari responden yaitu 3
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. responden (14,3%) responden yang
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi mempunyai sikap mendukung dan
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus pengetahuan yang baik.
tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari Berdasarkan hasil pengolahan data
merupakan reaksi yang bersifat emosional dengan menggunakan rumus Uji Chi square

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 148


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

di dapatkan hitung 1,991sedangkan Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesaria hasil


angka tabel Chi Square taraf signifikasi 5% penelitiannya sebagian kecil dari responden
db = 2 adalah 5, 991. Dengan demikian yaitu 39 responden (36,8%) mempunyai
berarti X2 hitung (1,991) 5,991 dan pengetahuan tinggi dan sebagian dari
diperoleh nilai P value = (0,370) (0,05) responden yaitu 67 responden (63,2%)
artinya tidak ada hubungan antara mempunyai pengetahuan rendah. sebagian
pengetahuan tentang bounding attachment kecil dari responden yaitu 31 responden
dengan sikap dalam rooming in pada ibu (29,2%) mempunyai sikap yang baik dan
nifas di Puskesmas Siantan Hilir Pontianak sebagian dari responden yaitu 75
tahun 2016. responden (70,8%) mempunyai sikap yang
Walaupun hasil statistik tidak ada kurang tentang mobilisasi pasca section
hubungan namun, data memperlihatkan caesaria. Hasil uji statistik diperoleh nilai r =
bahwa sebagian kecil dari responden yaitu 5 0,385 dengan nilai signifikasi p = 0,000.
responden (35,7%) mempunyai sikap tidak Maka kesimpulannya adalah terdapat
mendukung dan pengetahuan kurang, hubungan tingkat pengetahuan dengan
sebagian dari responden yaitu 6 responden sikap ibu dalam mobilisasi dini pasca section
(42,9%) mempunyai sikap yang tidak caesaria (Lestari, 2012).
mendukung dan pengetahuan cukup serta Dengan sikap secara minimal,
sebagian kecil dari responden yaitu 3 masyarakat memiliki pola berpikir tertentu
responden (21,4%) mempunyai sikap yang dan pola berpikir diharapkan dapat berubah
tidak mendukung dan pengetahuan yang dengan diperolehnya pengalaman,
baik. Pada kategori sikap sangat sedikit dari pendidikan, dan pengetahuan melalui
responden yaitu 4 responden (19,0%) interaksi dengan lingkungannya. Sikap
mempunyai sikap yang mendukung dan terbentuk secara bertahap diawali dari
pengetahuan kurang, sebagian dari pengetahuan dan pengalaman terhadap
responden yaitu 6 responden (42,9%) objek sikap tertentu (Maulana, 2009).
mempunyai sikap yang mendukung dan Hal ini tidak sesuai dengan hasil
pengetahuan cukup serta sebagian kecil dari penelitian yang dilakukan oleh Chahyani
responden yaitu 3 responden (14,3%) pada tahun 2015 yaitu sebagian kecil dari
mempunyai sikap yang mendukung dan responden (29,6%) mempunyai
pengetahuan yang baik. pengetahuan yang tinggi dan memiliki sikap
Hal ini sesuai dengan teori Maulana yang positif sedangkan sebagian kecil dari
(2009) yang mengatakan bahwa sikap responden (23%) memiliki pengetahuan
terbentuk secara bertahap, diawali dari yang rendah dan memiliki sikap yang
pengetahuan dan pengalaman terhadap negative. Berdasarkan hasil uji analisis uji
objek sikap tertentu. Sikap tidak dibawa statistik p value chi square didapatkan p
sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk value = 0,551 dan nilai p = 0,05 sehingga
berdasarkan pengalaman dan latihan dapat disimpulkan bahwa tidak ada
sepanjang perkembangan individu. hubungan antara tingkat pengetahuan
Hal ini menunjukkan bahwa sikap dengan sikap mahasiswa regular di RUU
sangat berkaitan erat dengan tingkat keperawatan.
pengetahuan seseorang. Sikap seseorang Hal ini sependapat dengan teori
terhadap suatu objek menunjukkan tingkat Notoadmodjo (2010) yang mengatakan
pengetahuan tersebut terhadap objek yang bahwa sikap dapat dipengaruhi oleh
bersangkutan. Dengan demikian dapat kepercayaan atau keyakinan artinya
disimpulkan bahwa ibu nifas yang bagaimana keyakinan, pendapat atau
berpengetahuan baik tentang bounding pemikiran seseorang terhadap suatu objek.
attachment memiliki kecendrungan Kemudian penilaian ibu nifas terhadap
mempunyai sikap yang positif suatu objek seperti bagaimana ibu dalam
(Notoadmodjo, 2007). memberikan kasih sayang kepada bayinya
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Notoadmodjo, 2010).
Lestari Dwi pada tahun 2012 di RSUD Dr. Jadi kesimpulan dalam penelitian ini
Moewardi yang berjudul Hubungan Tingkat adalah tidak ada hubungan antara
Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam pengetahuan tentang bounding attachment

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 149


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

dengan sikap ibu dalam rooming in di Cadwell, K dan Cindy, T. 2011. Buku Saku
Puskesmas Siantan Hilir Pontianak tahun Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC
2016. Hal ini karena jumlah sampel populasi Dinas Kesehatan KAL-BAR. 2011. Profil
hanya sedikit yaitu sebanyak 35 responden Kesehatan Provinsi 2011.
sehingga tidak dapat mewakili populasi http://www.depkes.go.id/resources/
yang ditentukan. Selain itu dari hasil download/profil/PROFIL-KES-PROV-
penelitian diatas menunjukkan tingkat 2011/P.PROV-KALBAR-2011.pdf,
pengetahuan yang baik belum tentu diakses: 28 Februari 2016
memiliki sikap yang mendukung karena Fikawati, S, dkk. 2015. Gizi Ibu dan Bayi.
pemikiran ibu yang sudah dipengaruhi oleh Jakarta: Rajawali Pers
perubahan zaman globalisasi sehingga Hidayat, A. 2014. Metode Penelitian
wanita lebih sibuk dengan kecantikan, Kebidanan Kebidanan dan Teknik
gadget dan pekerjaannya sehingga ibu tidak Analisis Data: Contoh Aplikasi Studi
mementingkan akan manfaat dari bounding Kasus. Jakarta: Salemba Medika
attachment bagi perkembangan bayinya Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan
seperti dapat meningkatkan rasa percaya Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info
diri, membina hubungan yang hangat Media
setelah dewasa, disiplin, dan hubungan Jad, Ahmad. 2014. Wanita dan Keluarga.
pertumbuhan intelektual dan psikologi. Jadi Jakarta: Puspaswara
solusinya adalah tenaga kesehatan lebih Kartika, V. 2016. Hubungan Dukungan
meningkatkan pemberian informasi tentang Keluarga Dengan Keberhasilan ASI
bounding attachment dengan pendidikan Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Wilayah
kesehatan seperti pemberian konseling dan Kerja Puskesmas Beringin Kabupaten
penyuluhan ataupun dengan pemberian Semarang.
informasi melalui media cetak maupun http://perpusnwu.web.id/karyailmia
elektronik. Sehingga ibu yang h/document/4939.pdf, diakses: 28
pengetahuannya kurang tentang bounding Februari 2016
attachment menjadi lebih baik lagi sehingga KBBI, 2008. Kamus Baku Bahasa Indonesia.
bonding attachment dapat terlaksana http://jurnal-
dengan baik. oldi.or.id/public/kbbi.pdf, diakses: 03
Maret 2016
Kesimpulan Kemenkes RI, 2015. Profil Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang Indonesia 2015.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan http://www.depkes.go.id/resources/
bahwa tidak ada hubungan antara download/pustadin/profil-kesehatan-
pengetahuan tentang bounding attachment indonesia/profil-kes-indo-2015.pdf,
dengan sikap dalam rooming in pada ibu diakses: 28 Februari 2016
nifas. Kristiyanasari, W. 2011. ASI menyusui dan
Sadari. Yogyakarta: NuMed
Daftar Pustaka Kurniasih, D. 2015. Hubungan Pengetahuan
Ambarwati, E dan Diah, W. 2008. Asuhan Ibu Tentang Manajemen Laktasi
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di
Cendikia Offset Desa Bligo Kecamatan Ngluwar
Arif, Nurhaeni. 2009. Panduan Ibu Cerdas Kabupaten Magelang Jawa
ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Tengah.http://opai.unisayogya.ac.id/
Yogyakarta: Med Press 37/1/NASKAHPUBLIKASIDIANKURNI
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur ASIH20201410104045.pdf, diakses:
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik 28 Februari 2016
Jakarta : Rineka Cipta Lucky, Sri. 2015. Gambaran Dukungan
Bahiyatun. 2007. Buku Ajar Asuhan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC Di Posyandu Padasuka RW 06 dan RW
Budiman. 2013. Penelitian Kesehatan. 12 Kelurahan Padasuka Kota Bandung.
Bandung: Refika Aditama http://repository.upi.edu/15625/2/T

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 150


Volume 6 Nomor 2 Oktober 2016

a.JKR.ch1.pdf, diakses: 28 Februari Proverawati, A dan Eni R. 2010. Kapita


2016 Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta:
Lusiana, N, dkk. 2015. Buku Ajar: Metode NuMed
Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: CV. Ray, Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor
Budi Utama Publik. Jakarta: Salemba Empat
Machfoedz, Irham. 2010. Metodologi Rukiyah, Ai Y, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif III Nifas. Jakarta: TIM
Bidang Kesehatan, Keperawatan, Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada
Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Fitramaya Sari, C M. 2012. Perbedaan Pola Pemberian
________________. 2011. Biostatistika, Bidang ASI Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Di Posnyandu Ciputat Timur.
Kedokteran. Yogyakarta: Fitramaya. http://eprints.undip.ac.id.cindymarth
Marliandani, Y, dkk. 2015. Buku Ajar Asuhan asari.pdf, diakses: 13 Mei 2016
Kebidanan Pada Masa Nifas dan Setiawan, A dan Saryono. 2011. Metode
Menyusui. Jakarta: Salemba Medika Penelitian Kebidanan DIII DIV S1 dan
Maryam, Siti. 2016. Gizi Dalam Kesehatan S2. Yogyakarta: NuMed
Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika. Sugiyono. 2011. Statisitika Untuk Penelitian.
Maryunani, A. 2012. IMD ASI Eksklusif dan Bandung: Alfabeta
Manajemen Laktasi. Jakarta: TIM Sujarweni, W. 2014. Metode Penelitian
Mubarak, W, dkk. 2012. Promosi Kesehatan. Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media
Yogyakarta: Graha Ilmu Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI Makanan
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka dan Kelincahan Sikecil. Yogyakarta:
Cipta Andi
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Widyasari. 2016. Faktor-faktor yang
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Mempengaruhi Pemberian ASI
Nugroho, T. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Eksklusif Oleh Ibu Multipara Di
Yogyakarta: NuMed Wilayah Puskesmas Ngresep
Prasetyo, Bambang. 2010. Metode Penelitian Semarang.
Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: http://eprints.undip.ac.id/48259/3/B
Raja Grafindo Persada. AB_1.pdf, diakses: 28 Februari 2016.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 151

Anda mungkin juga menyukai