Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pak Ahmad adalah guru SMP dan menjadi wali kelas tiga sebuah SMP di
kota B. Ia memiliki catatan tentang perilaku belajar siswa SMP. Catatan
tersebut merupakan hasil pengamatan, wawancara dengan siswa dan orang tua,
dan kutipan hasil belajar dari guru lain. Dari catatan tersebut, Pak Ahmad
menarik kesimpulan sementara sebagai berikut. Pertama, ada siswa yang
tampak segan belajar, karena tidak mengetahui kegunaan mata pelajaran
sekolah. Hasil belajar siswa tergolong rendah. Setelah guru memberi informasi
tentang kegunaan mata pelajaran, siswa tersebut merubah perilaku belajarya.
Siswa tampak rajin, memustakan perhatian pada pelajaran, dan pada akhir
semester hasil belajar tergolong baik. Kedua, ada siswa yang tampak segan
belajar, karena urusan pergaulan dengan teman sekolahnya, dan urusan dengan
keluarganya. Hasil belajar siswa tersebut menurun menjadi sedang. Setelah
guru menghubungi teman sekolah dan keluarga siswa tersebut, siswa tersebut
mengubah perilaku belajarnya. Siswa tersebut tampak belajar dengan penuh
semangat. Hasil belajarnya menjadi sangat baik. Ketiga, ada ssiswa yang rajin
dan bersemangat belajar tinggi, padahal siswa tesebut juga mengalami keadaan
yang mengganggu konsentrasi belajar. Siswa ini mapu mengatasi gangguan
dan hambatan belajar. Ia menggunakan kesempatan belajar dengan baik,
seperti belajar di perpustakaan, dan sumber belajar lain. Hasil belajarnya sangat
baik, karena belajar dengan semangat tinggi.
Dari catatan pengalaman guru tersebut, tampaknya guru perlu
memperhatikaan kondisi eksternal belajar dan kondisi internal siswa yang
belajar. Sejalan dengan hal tersebut diatas. Maka dalam makalah ini akan
dipelajari pengertian motivasi dan pentingnya motivasi,jenis dan sifat motivasi,
dan sebagainya.
B. TUJUAN
1. Menjelaskan
2. Menjelaskan `
3. Menjelaskan
4. Menjelaskan
5. Menjelaskan
6. Menjelaskan

C. MANFAAT
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui
5. Untuk mengetahui
6. Untuk mengetahui
BAB II

PEMBAHASAN

A. ARTI DAN PENTINGNYA MOTIVASI


Kata Motif sering diartikan sebagai daya dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif adalah sebab yang menjadi dorongan tindakan
seseorang.
Motif diartikan sebagai daya yang mendorong sesorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dalam diri subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan
motif dapat diartikan sebagai intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif
itu, maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebetuhan untuk
mencaapai tujuan dapat dirasakan atau mendesak (Sardiman 2004).
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan harapan,tujuan,sasaran,insentif. Keadaan inilah
yang mengaktifkan, menggerakkan,menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1994).
Komponen utama motivasi, yaitu : a) kebutuhan, b) perilaku/dorongan, dan
c) tujuan. Berdasarkan dengan hal tersebut, maka motifasi merupakan perilaku
belajar yang dilakukan oleh si belajar. Pada diri si belajar terdapat kekuatan
penggerak belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian,
kemauan atau cita-cita itu disebut motivasi belajar.
Perilaku yang penting bagi manusia adalah hasil belajar dengan bekerja.
Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi diri perilaku dan orang lain. Motivasi belajar dan
motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi
terseebut dimiliki oleh siswa SMP dan SMA. Sedangkan grur SMP dan SMA
dituntut memperkuat motivasi siswa SMP dan SMA (Monks, Knoers, Siti
Rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987; Winkel, 1991).
Untuk mewujudkan terjadinya belajar, motifasi mempunyai kedudukan
yang sangat penting artinya bagi pebelajar. Pada sisi pebelajar, pentingnya
motivasi yaitu :
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir
b. Menginformasikan tentang keuatan uasaha belajar
c. Mengarahkan kegiatan belajar
d. Membesarkan semangat belajar
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.

Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat dipresentasikan


dalam tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga
munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motif dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut :

1. Motif Biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-


kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus,
kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, bernafas,dan sebagainya.
2. Motif Sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari
lingkungan kebudayaan orang tersebut berada. Jadi motif ini tidak
berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan
kebudayaan setempat
3. Motif teologis, yaitu motif yang timbul dari manusia sebagai makhluk
yang berkebutuhan, yaitu adanaya interaksi anatar manusia dengan
tuhannya seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari.

B. PENGERTIAN MOTIVASI MENURUT TOKOH-TOKOH


1. Hamzah Uno (2008)
Motivasi belajar adalah dorongan dan kekuatan dalam diri sesorang untuk
melakukan tujuan tertentu yang dicapainya. Dengan kata lain motivasi belajar
dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang ada pada diri seseorang sehingga
seseorang mau melakukan aktivitas atau kegiatan belajar guna mendapatkan
beberapa keterampilan dan pengalaman.
2. Sardiman (2003)
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual dan
berperan dalam hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk
belajar.
3. Winkel (1995)
Memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat
dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak
untuk melakukan kegiatan belajar.

C. JENIS-JENIS DAN SIFAT MOTIVASI BELAJAR


1. Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar.
Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau
jasmani seseorang. Manusia adalah makhluk berjasmani sehingga
perilakunya terpengaruhh oleh insting atau jebutuhan jasmaninya. Mc
Dougall misalnya, berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran
tentang tujuan, perassaan subjektif, dan dorongan mencapai kepuasaan.
Insting memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan, tingkah laku insting
dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan dapat di
organisasikan. Diantara insting yang penting adalah termasuk memelihara
kesehatan; makan, minum, istirahat, memperhatikan diri, keamana,
membangun, dan menikah (Koeswara, 1989;Jalaluddin Rahmat, 1991).
b. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari, jenis motivasi ini
dapat berupa: kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh
kecakapan, berprestasi, dan motif-motif sosial seperti kasih sayang,
kekuasaan, dan kebebasan.
2. Sifat Motivasi
Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi
instrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang. Motivasi instrinsik merupakan dorongan agar pebelajar
melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang
terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat
pebelajar menyadari pentingnya belajar dan ia belajar sungguh-sungguh
tanpa disuruh orang lain, atau dengan kata lain motivasi ini berkenaan
dengan kebutuhan belajar pebelajar sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri
seseorang. Motivasi ini adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang
ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena
dorongan dari luar, misalnya guru memberikan hadiah, pujian, hukuman,
memberikan angka tinggi terhadap prestasi yang dicapainya, tidak
menyalahkan pekerjaan atau jawaban pebelajar secara terbuka sekalipun
pekerjaan atau jawaban tersebut belum memuaskan, menciptakan suasana
belajaryang memberi kepuasan dan kesenangan pada pebelajar, dsb.

D. PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI
Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut, yaitu:
a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
b. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
c. Sebuah pebelajar mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus
mendapat kepuasan.
d. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi
yang dipaksakan dari luar.
e. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas pebelajar.
E. FUNGSI MOTIVASI
Pada umumnya ahli mengakui bahwa motivasi itu bekerja menurut tiga fungsi
yang penting, yaitu:
1. Fungsi memberikan kekuatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi motivasinya
lebih tinggi daripada siswa yang kurang berprestasi. Dalam mengejar suatu
tujuan, seorang biasa dihinggapi kebosanan, kejenuhan yang mengarah kepada
keputusasaan. Dengan bangkitnya motivasi, apakah itu melaui proses dari
dalam atau dari luar, semua penghambat dapat diatasi seolah-olah
menghilangkan kebosanan, kejenuhan, bahkan keputusasaan. Tidak kurang
pentingnya pengaruh dari luar yang memberikan percerahan sehingga motivasi
yang tadinya pasif kini bangkit mengatasi semua hambatan.
2. Fungsi menyaring
Motivasi tidak bekerja serampangan, melainkan memilih objek-objek sesuai
dengan minat atau harapab-harapan. Dalam membaca surat kabar, setiap orang
memilih yang digemari untuk dibaca. Halaman olahraga banyak menarik minat
para olahragawan dan remaja, halaman wanita, banyak digemari oleh ibu-ibu
rumah tangga, berita politik banyak digemari oleh pejabat-pejabat atau para
politisi.
Motivasi bukan hanya menyaring apa yang akan dikerjakan, tetapi ia juga
menyaring bagaimana mengerjakannya. Oleh sebab itu, dalam menghadapi
suatu masalah, seseorang memiliki cara atau upaya yang berbeda untuk
mengatasinya, berbeda dalam memilih prioritasnya, dan berbeda dalam
menentukan urutan pelaksanaan, dan sebagainya.
3. Fungsi mengarahkan
Motivasi juga berfungsi mengarahkan perilaku, ketepatan arah dan sasaran
dalam bertindak sangat penting, untuk menghindari pemborosan waktu dan
tenaga. Motivasi sebagai pengarah perilaku sangat penting dalam proses belajar.
Siswa-siswa harus dibantu agar mau belajar tentang apa yang seharusnya
dipelajari. Kalau pelajar tidak diantar ke dalam memahami makna apa yang
dipelajari, mungkin pelajar tidak berhasil mencapai prestasi belajar
sebagaimana yang diharapkan.
Motivasi sebagai pembangkit energi, penyaring kegiatan, dan pengaruh
perilaku berhubungan erat dengan minat dan sikap. Pemisahan satu fungsi
motivasi diri keseluruhan pola tekanan dari dalam yang mengekspresikan
dirinya sendiri sebagai perilaku yang tampak tidak mungkin dilakukan. Olehnya
itu sangat penting bagi guru-guru untuk memahami hubungan diantara
motivasi-motivasi sebagai upaya merangsang siswa-siswanya untuk
meningkatkan minat dalam belajar.

Pada dasarnya motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian


prestasi. Sardiman (2004) mengemukakan bahwa fungsi motivasi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pebelajar
yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan
melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk
bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

F. BENTUK DAN CARA MENUMBUHKAN MOTIVASI DALAM


KEGIATAN BELAJAR
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar pebelajar.
Banyak pebelajar, hanya termotivasi belajar karena mengejar nilai ulangan atau
nilai-nilai pada raport supaya angkanya baik. Angka-angka yang baik itu bagi
para pebelajar merupakan motovasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga
pebelajar, belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja, ini
menujukkan kualitas motivasinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan
temaan-temanya yang mengingkan angka baik.
2. Hadiah
Hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin todak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan, sebagai
contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan
menarik bagi pebelajar yang tidak memiliki bakat menggambar.
3. Saingan/Kompetisi
Dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar pebelajar.
Persaingan, baik persainagn individual maupun persaingan kelompok dapat
meingkatkan prestasi belajar pebelajar. Memang unsur persaingan ini banyak
dimanfaatkan didalam duniaindustri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik
digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar pebelajar.
4. Ego-involvement
Menumbukan kesadaran para pebelajar agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dan
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenag auntuk
mencapai prestasi yang baik dengan harga dengan baik adalah simbol
kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk pebelajar sebagai subjek belajar.
Para pebelajar aka berusaha keras, bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi Ulangan
Pebelajar akan giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh karena itu,
memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapu juga harus
diingat oleh guru, adalah jngan sering (misalnya setiap hari) karena bisa
membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka,
maksudnya kalau kan diadakan ulangan harus diberitahukan kepada pebelajar.
6. Mengetahui hasil
Dalam mengetahui hasil pekerjaan ulangan, palagi kalau terjadi kemajuan,
akan menodorong kemajuan belajar untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri
belajar untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya akan terus
meningkat.
7. Pujian
Apabila ada pebelajar yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu,
supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiaanya harus tepat. Dengan
pujian yang tepat akan menumpuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan sesuatu kegiatan
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti ada pada diri sendiri pada diri
pebelajar, memang ada motivasi untuk belajar sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan belajar dengan
lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat itu antara lain dapat
dibandingkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik,
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh pebelajar, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting sebab dengan memahami tujuan
yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

G. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR

Berdasarkan bagan tersebut, dapat diketahui bahwa motivasi belajar ada di


dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada
dalam jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan
mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar
siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar
semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motvasi belajar merupakan segi
kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi
fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Sebagai ilustrasi, keinginan anak untuk
membaca majalah misalnya, terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra untuk
mengucap kata. Keberhasilan mengucap kata dari simbol pada huruf-huruf
mendorong keinginan menyelesaikan tugas baca (Monks, 1989; Singgih Gunarsa,
1990).
a. Cita-Cita atas Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca,
dapat menyanyi, dan lain-lain selanjutnya. Keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan
cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal,
moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga
dibarengi oleh perkembangan kepribadian
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat
memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan
dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi
kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Keinginan berlangsung sesaat
atau dalam jangka waktu singkat, sedangkan kemauan dapat berlangsung dalam
waktu yang lama. Kemauan telah disertai dengan perhitungan akal sehat. Cita-cita
dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita
siswa untuk “menjadi seseorang...” (gambaran ideaal seperti pemain bulu tangkis
dunia) akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar.
Misalnya siswa tersebut akan rajin berolahraga, melatih napas, berlari, meloncat,
disamping tekun berlatih bulu tangkis. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar
instrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri. (Monks, 1989).
b. Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal
dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Kesukaran mengucapkan “r” misalnya, dapat
diatasi dengan dengan drill atau melatih ucapan “r” yang benar. Latihan berulang
kali menyebabkan terbentuknya kemampuan mengucapkan “r”. Dengan didukung
kemampuan mengucapkan “r”, atau kemampuan mengucapkan huruf-huruf yang
lain, maka keinginan anak untuk membaca akan terpenuhi. Keberhasilan membaca
suatu buku bacaan akan menambah kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan
tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara perlahan-lahan terjadilah
kegemaran membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang
benar. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat
motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. (Monks, 1989).
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan
gembira akan mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar.
Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian para penjelasan
pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan
pelajaran. Siswa tersebut dengan senang hati membaca buku-buku pelajaran agar ia
memperoleh nilai rapor baik, seperti sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi
jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
d. Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapar berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat
maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat
tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan
mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah,
pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu
kondisi lingkungan sekitar yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu
dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah,
maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya
berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa
lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami
perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio,
televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar. Dengan melihat tayangan televisi tentang
pembangunan bidang perikanan di Indonesia Timur misalnya, maka seseorang
siswa tertarik minatnya untuk belajar dan bekerja di bidang perikanan. Pebelajar
yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik
berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru
profesional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio,
televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
f. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Guru adalah pendidik yang berkembang. Tugas profesionalnya mengharuskan
dia belajar sepanjang hayat. Belajar sepanjang hayat tersebut sejalan dengan
masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah yang juga dibangun. Guru tidak
sndirian dalam blajar

Anda mungkin juga menyukai