Anda di halaman 1dari 12

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar DOI: doi.org/10.21009/JPD.082.

01
http://doi.org/10.21009/JPD

KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI MODIFIKASI PERILAKU PADA MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR

Siti Qomariyah
Guru Sekolah Dasar Negeri Tugu Utara 09 Koja Jakarta Utara
sitiqomariyah960@yahoo.com

Riana Bagaskorowati
Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta
riana_gunadi@yahoo.com

Sarkadi
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
sarkadi09@yahoo.co.id

Abstract : This study aims to improve character of the learner in class V SDN North Tugu 09
Koja North Jakarta, through Behavior Modification. This research is an action using a
model Kemmis dan Mc. Taggart, action research was conducted in two cycles. The research
subjects learners Elementary School fifth grade. Character of the learner is observed trough
a learning process and a test given at the end of each cycle. This is evidenced by presentase,
the first cycle is completed, namely 25,81% increase in cycle II reached 93,55%. Activities
educators and learners in accordance learning the syntax of this reached 100% in the
second cycle. The results of this study indicate that the character of the learner in civic
education learners V SDN North Tugu 09 Koja North Jakarta increase with the application
of behavior modification.

Keywords: Character of the Learner, Behavior Modification

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan karakter peserta didik kelas V SDN
Tugu Utara 09 Koja Jakarta Utara, melalui modifikasi perilaku. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart, penelitian
tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. Subyek penelitian peserta didik kelas V Sekolah
Dasar. Hal ini dibuktikan dengan presentase nilai karakter peserta didik pada siklus I yaitu
25,81 % yang tuntas, meningkat pada siklus II mencapai 93,55% yang tuntas dan aktivitas
pendidik dan aktivitas siswa sesuai sintaks pembelajaran ini mencapai 100% pada siklus II.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakter peserta didik pada kelas V SDN Tugu Utara
09 Koja Jakarta Utara meningkat dengan penerapan modifikasi perilaku.

Kata kunci : Karakter Peserta Didik, Modifikasi Perilaku, Penelitian Tindakan

1
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 2, Desember 2017

Pada pendidikan terdapat Pendidikan penerapan pembelajaran Pendidikan


merupakan usaha sadar dan terencana untuk pancasila dan kewarganegaraan yaitu
mewujudkan suasana belajar dan proses menekankan pada unsur pendidikan dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif karakteristik peserta didik.”
mengembangkan potensi dirinya untuk Mata pelajaran Pendidikan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Kewarganegaraan merupakan pendidikan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, moral kebangsaan dengan cara
akhlak mulia, serta ketrampilan yang menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
diperlukan dirinya dan masyarakat. agar mampu berpartisipasi aktif dalam
Budaya sekolah merupakan ciri khas, pembelaan negara. Hal sepadan juga
karakter atau watak, dan citra sekolah diutarakan oleh Ruri Tria Astika (2015;2)
tersebut di mata masyarakat luas. Apabila yang menyatakan bahwa “Pendidikan
dari peserta didiknya belum berkarater baik, Kewarganegaraan mengajarkan peserta didik
maka budaya sekolah yang terbentuk pun bagaimana bersikap dan membentuk
akan tidak baik. Pendidikan karakter kepribadian baik di lingkungan keluarga,
menekankan pada keteladanan, penciptaan sekolah, maupun masyarakat.”.
lingkungan, dan pembiasaan melalui Rachmadtullah dan Wardani (2016)
berbagai tugas keilmuan dan kegiatan menyatakan bahwa “Mata pelajaran
kondusif. Dengan demikian apa yang dilihat, Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
didengar, dirasakan, dan dikerjakan oleh Dasar bertujuan agar siswa mampu
peserta didik dapat membentuk karakter mengembangkan pengetahuan dan
mereka. Selain menjadi keteladanan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam
pembiasaan sebagai metode pendidikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
utama, penciptaan iklim, dan budaya serta bernegara.”. Mata pelajaran Pendidikan
lingkungan yang kondusif juga sangat Kewarganegaraan mengemban misi untuk
penting dan turut membentuk karakter membina moral, sikap, dan perilaku peserta
peserta didik. Pendidikan karakter didik, disamping membina kecerdasannya.
sebenarnya telah diatur dalam kurikulum. Hal tersebut juga dipertegas oleh Akbar
Salah satu mata pelajaran yang diharapkan (2015;2) yang menyatakan bahwa
dapat meningkatkan karakter peserta didik “Kewajiban siswa sebagai warga sekolah
adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Seperti adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai
dari pernyataan dari Lucky Susilo (2015;1) suatu keharusan/kewajiban untuk
yang menyatakan bahwa “Harapan dari dilaksanakan oleh siswa di sekolah. Contoh

2
KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI
MODIFIKASI PERILAKU PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI SEKOLAH DASAR

kewajiban siswa sebagai warga sekolah Indonesia dan masyarakat dunia yang
antara lain : 1) berpakaian rapi, 2) datang demokratis.”. Mata pelajaran Pendidikan
tepat waktu, 3) mengikuti pelajaran dengan Kewarganegaraan telah diterapkan dalam
tenang, 4) menjaga kebersihan dan pembelajaran mulai dari tingkat sekolah
keindahan sekolah, 4) mengikuti upacara dasar, namun kenyataannya banyak peserta
bendera dan lain-lain. Kewajiban-kewajiban didik dalam dirinya tidak memiliki karakter
di sekolah biasa disebut dengan tata tertib tersebut. Hal tersebut mungkin disebabkan
sekolah.”. kurangnya pendidikan moral dari keluarga
Indah Dwi Mustika (2016;44) yang dan lingkungan masyarakat di mana ia
menyatakan bahwa “Sekolah sebagai wahana berasal yang turut berperan dalam
pembelajaran berperan besar dalam pembentukan karakter negatif, atau di
pengembangan karakter siswa.”. sekolah di mana guru belum maksimal
Moral, sikap, dan perilaku akan membentuk karakter positif peserta didik.
membentu sebuah karakter. Karakter tersebut Karakter sebagai totalitas ciri-ciri
antara lain : religius, jujur, toleransi, disiplin, pribadi yang melekat dan diidentifikasi pada
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa perilaku individu dan bersifat unik, sehingga
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah karakter sangatlah dekat dengan kepribadian
air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta individu. Meskipun karakter setiap individu
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, itu unik, karakteristik umum yang menjadi
peduli sosial, dan tanggung jawab. steorotip dari sekelompok masyarakat dan
Ruly Sylvia (2016;4) yang bangsa dapat diidentifikasi sebagai karakter
menyatakan bahwa “ada tiga kompetensi suatu komunitas tertentu atau bahkan bisa
dalam mata pelajaran Pendidikan dikatakan sebagai karakter suatu bangsa.
Kewarganegaraan yang harus diperhatikan, Bangsa kita saat ini mengalami kemerosotan
yaitu peserta didik mampu berpikir kritis, moral, termasuk peserta didik kita yang
rasional, dan kreatif dalam merespon isu-isu mungkin juga disebabkan oleh adanya era
kewarganegaraan, peserta didik mampu globalisasi yang belum mampu kita respon
berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung secara positif. Kemerosotan moral pada
jawab dalam kegiatan bermasyarakat, peserta didik terlihat pada karakternya yang
berbangsa, dan bernegara, dan peserta didik negatif. Karakter yang negatif tersebut antara
mampu membentuk diri berdasarkan kepada lain pada karakter disiplin, kerja sama,dan
karakter-karakter positif masyarakat tanggung jawab.

3
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 2, Desember 2017

Di kelas V SDN Tugu Utara 09 dipertegas oleh Reza Rachmadtullah


ditemukan peserta didik yang berperilaku (2015;1) yang menyatakan bahwa
buruk meski sudah mendapatkan “Pembelajaran yang bermakna merupakan
pembelajaran mata pelajaran Pendidikan proses belajar yang diharapkan bagi peserta
Kewarganegaraan. Sebagai contoh banyak didik, di mana peserta didik dapat terlibat
peserta didik Sekolah Dasar yang sudah langsung dalam proses pembelajaran serta
tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab, menemukan langsung pengetahuan
yang akhinya akan berpengaruh pada tersebut.”.
karakter mereka. Untuk itulah melalui Menurut Reigeluth dalam C Asri
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Budiningsih (2011;166) yang menyatakan
diharapkan akan dapat membentuk karakter bahwa “sebagai seorang ilmuan
peserta didik yang berkarakter negatif pembelajaran, bahkan secara tegas
menjadi positif khususnya pada peserta didik menempatkan karakteristik siswa sebagai
Sekolah Dasar. Mengingat hal tersebut di salah satu variabel yang paling berpengaruh
atas, maka dalam proses pembelajaran selain dalam pengembangan strategi pengelolaan
menyampaikan materi pembelajaran guru pembelajaran”. Pembentukan karakter
memiliki kewajiban menggali, membentuk, diawali dengan penanaman nilai. Nilai yang
membentuk, dan merubah karakter peserta dipahami peserta didik tidak hanya sampai
didik dari yang buruk menjadi karakter yang pada moral knowing saja, sebab bila hanya
baik. Selain sebagai kewajiban, hal tersebut sebatas tahu atau memahami saja tanpa
juga merupakan salah satu kompetensi yang melaksanakannya, hanya menghasilkan
harus dimiliki oleh seorang guru. Untuk orang cerdas, tetapi tidak bermoral. Jadi
membentuk karakter peserta didik yang penanaman nilai sampai pada tahap moral
positif akan melibatkan beberapa kompetensi action, artinya setelah tahu nilai-nilai yang
guru sekaligus, karena antara kompetensi dipelajarinya akan diwujudkan dalam
satu dengan yang lainnya saling terkait. tindakan nyata. Pembentuan karakter peserta
Guru dalam pembelajaran tidak didik dilakukan oleh guru bersamaan dalam
hanya menyampaikan materi pembelajaran proses pembelajaran. Pembentukan karakter
saja atau hanya pengetahuan yang dituntut tersebut dilakukan guru dalam pengelolaan
pada diri peserta didik, namun pengubahan kegiatan pembelajaran, termasuk dengan
atau pembentukan karakter peserta didik menentukan teknik yang tepat melalui
belum menjadi prioritas sehingga menjadi pemilihan metode, pendekatan, dan lain
pembelajaran yang bermakna. Hal tersebut

4
KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI
MODIFIKASI PERILAKU PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI SEKOLAH DASAR

sebagainya yang kita katakan sebagai diaplikasikan dalam perilaku manusia,


modifikasi perilaku. seperti dalam proses pengajaran, pendidikan
Pembentukan karakter jangan jasmani, kesehatan, dan kesejahteraan
menjadikan beban bagi peserta didik. Guru manusia”. Modifikasi perilaku yang
harus mampu merancang bagaimana nilai- dilakukan oleh seorang guru bersamaan
nilai itu dimiliki dan diaplikasikan tanpa dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-
peserta didik sadari bahwa sebenarnya hari sebagai pendidik, pengajar dan pelatih
sedang guru tanamkan nilai mulia tersebut. dalam kegiatan pembelajaran, termasuk pada
Hal tersebut juga dipertegas oleh Mohamad mata pelajaran Pendidikan
Syarif Sumantri (2016; 76) yang menyatakan Kewarganegaraan. Dalam kenyataannya
bahwa “Guru SD diperlukan kemampuan meski pembelajaran Pendidikan
untuk menciptakan suasana yang Kewarganegaraan telah dilaksanakan dengan
menyenangkan dan kondusif agar siswa menerapkan karakter-karakter yang telah
terangsang untuk lebih ingin mengetahui ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan
materi, senang menanyakan, dan berani Kebudayaan, masih banyak peserta didik
mengajukan pendapat, serta melakukan yang memiliki karakter menyimpang atau
percobaan yang menuntut pengalaman negatif. Penyimpangan tersebut antara lain
baru.”. Menurut Anatri Desstya (2010; 70) dalam hal kehadiran sekolah yang tidak tepat
yang menyatakan juga bahwa “Sekolah waktu, tidak hadir tanpa adanya
Dasar merupakan lembaga pendidikan dasar pemberitahuan, tidak mengerjakan tugas
yang siswanya berusia antara 7-12 tahun dan rumah, mengenakan seragam tidak lengkap
memiliki karakteristik selalu ingin tahu”. atributnya, tugas piket tidak dilaksanakan,
Dan senada juga menurut Ishii Jordan dalam tidak mengerjakan tugas dari guru dengan
Suparno, dkk (2010;206) yang menyatakan maksimal, ketika ada tugas yang bersifat
bahwa “frekuensi guru dalam melakukan pengembangan dari guru peserta didik tidak
intervensi ketika siswa menunjukkan suatu berusaha mencari hal-hal baru, mengerjakan
perilaku tertentu, dalam berpengaruh pekerjaan rumah dengan menyalin pekerjaan
terhadap perubahan perilaku anak tersebut”. kawannya. Contoh-contoh tersebut adalah
Modifikasi perilaku menurut Juang merupakan perilaku yang bertentangan
Sunanto dalam Tri Purwanti (2006;38) dengan karakter disiplin, kerja keras, dan
mengatakan bahwa “modifikasi perilaku tanggung jawab.
adalah kegiatan yang sebagian besar

5
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 2, Desember 2017

Nilai-nilai karakter tersebut harus menentukan suatu nilai yang dianggap baik
dibentuk oleh guru dalam proses dalam menghadapi suatu persoalan melalui
pembelajaran. Hal tersebut dipertegas oleh proses menganalisis nilai yang sudah ada dan
Erlina (2015;25) yang menyatakan bahwa tertanam dalam diri siswa. Selain penerapan

“untuk membangun karakter itu harus teknik VCT (value clarification technique)
kegiatan pembiasaan yang dilakukan peserta
diiringi dengan karakter guru yang memberi
didik yang dirancang oleh guru secara kreatif
contoh.”. Guru memodifikasi perilaku
juga merupakan langkah baik mencapai
peserta didik melalui kegiatan-kegiatan yang
tujuan tersebut.
dilakukan dalam proses pembelajaran
melalui berbagai strategi dan menggunakan METODE
metode yang tepat untuk membangun Penelitian yang dilakukan adalah
karakter peserta didik, sehingga peserta didik penelitian tindakan (action research) dengan
memiliki karakter yang positif. model Kemmis and McTaggart, dimana
Guru harus memperhatikan tindakan alternatif tindakan yang dipilih adalah
apa yang tepat agar pembelajaran yang pendekatan VCT sebagai upaya untuk
dilaksanakan dapat meningkatkan karakter meningkatkan karakter peserta didik pada
peserta didik. Dengan demikian selain materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pembelajaran diperoleh peserta didik,
kelas V SDN Tugu Utara 09 Koja Jakarta
karakternya pun harus menjadi tujuan akhir
Utara.
guna menghasilkan peserta didik yang
Peran peneliti dalam penelitian ini
berkarakter baik yang akhirnya berpengaruh
adalah sebagai peneliti, perencana, pelaksana
pula pada prestasi belajar mereka pula.
tindakan, dan pembuat laporan penelitian.
Pembentukan karakter peserta didik
dilakukan dengan melibatkan peserta didik Peneliti terlibat secara langsung dalam

itu sendiri, orang tua, dan unsur sekolah membuat rencana dan pelaksanaannya, serta
lainnya. melakukan observasi, refleksi, dan evaluasi
Melalui pembelajaran Pendidikan dari awal sampai akhir.
Kewarganegaraan untuk membangun
karakter peserta didik, guru dapat HASIL

menerapkan berbagai teknik, salah satunya Pada Hasil dari tes awal prasiklus
adalah VCT (value clarification technique), belum menggunakan pendekatan VCT
yaitu suatu teknik untuk mengklarifikasi nilai didapatkan bahwa hanya sekitar 12,90%
yang merupakan teknik pengajaran untuk siswa sesuai dengan kriteria karakter peserta
membantu peserta didik dalam mencari dan didik dan dapat dikatakan bahwa 12,90%

6
KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI
MODIFIKASI PERILAKU PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI SEKOLAH DASAR

siswa telah berkarakter baik. Hal tersebut membimbing siswa dengan jalan berkeliling
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki untuk melihat kondisi di setiap kelompok
skor dibawah KKM belum berkarakter baik. siswa.
Kemudian pada siklus I telah Pada siklus II tahap-tahap penerapan
menggunakan tahap-tahap pendekatan VCT, pendekatan VCT diperbaiki dan ditambahkan
dimana peneliti harus mempersiapkan bahan agar dapat meningkatkan karakter peserta
ajar dan media yang dibutuhkan selama didik. Pada siklus II ini sudah terlihat sekali
proses kegiatan belajar mengajar peningkatannya baik itu dari siswa maupun
berlangsung baik itu berupa RPP, laptop, dari guru. Hasil penilaian karakter peserta
infokus, dan lain-lain. Hasil penilaian didik pada siklus II ini mengalami
karakter peserta didik siklus I menunjukkan peningkatan drastis yaitu sebanyak 29 siswa
dari 31 siswa kelas V, terdapat 8 siswa saja sudah mencapai ketuntasan diatas KKM (70)
yang sudah mencapai KKM atau 32,35 % dan hanya 2 siswa saja yang belum mencapai
dengan rata-rata nilai kelas 64,06. ketuntasan. Artinya, bahwa hasil
Pencapaian ini belum belum mencapai pembelajaran pada siklus II ini sudah
standar minimal 80% dari keseluruhan siswa mencapai target. Sehingga tidak perlu adanya
yang mencapai KKM. Sehingga perlu perbaikan dalam proses pembelajaran
adanya perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
selanjutnya. Berdasarkan analisis data dan temuan
Adapun perbaikan yang guru lakukan penelitian, pembelajaran dengan pendekatan
dalam siklus berikutnya antara lain: (1) Guru VCT dapat meningkatkan karakter peserta
harus dapat mengkondisikan kelas agar didik pada mata pelajaran PKn dengan tema
kondusif sehingga tidak ada lagi siswa yang yang akan digunakan tentang bangga sebagai
mengobrol dengan temannya. (2) Saat bangsa Indonesia, sub tema tentang
presentasi guru harus memotivasi dan Indonesiaku, bangsa yang berbudaya.
membimbing siswa agar siswa tidak takut Selengkapnya berikut rata-rata penilaian
untuk presentasi didepan kelas. (3) Saat karakter peserta didik dari prasiklus, siklus I
guru menerangkan materi pembelajaran yang dan siklus II:
akan disampaikan guru harus menjelaskan
secara perlahan dan lebih jelas lagi agar
siswa memahami materinya. (4) Saat diskusi
berlangsung guru harus lebih mengamati dan

7
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 2, Desember 2017

Gambar 1.1 Gambar 1.3


Perbandingan Rata-rata Penilaian Karakter Perbandingan Aktivitas Guru
Peserta Didik Antara Siklus I & II
120.00%
90 82.39 100.00%
80 80.00%
60.00%
70 64.06
57.74 40.00%
60
20.00%
50
0.00%
40 Pertemuan Pertemuan Pertemuan
30 ke-1 ke-2 ke-3

20 Siklus I Siklus II
10
0 Pada diagram di atas menunjukkan
Prasiklus Siklus I Siklus II
bahwa perbandingan nilai aktivitas guru pada
siklus II terlihat kecenderungan meningkat
dibandingkan pada siklus I. Dimana pada
Presentase aktivitas siswa secara siklus I guru masih ada yang tidak mengikuti
individu selama proses kegiatan langkah-langkah pembelajaran yang sudah
pembelajaran berlangsung berdasarkan data dirancang sebelumnya namun pada siklus II
yang dibandingkan antara siklus I dan siklus di pertemuan ke-3 guru sudah mengalami
II, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: kemajuan yang sangat pesat dimana guru
Gambar 1.2 sudah melakukan semua langkah-langkah
Perbandingan Aktivitas Siswa Belajar
secara Individu Antara Siklus I & II pembelajaran yang sudah dirancang oleh
100.00% peneliti.
80.00%
60.00%
40.00%
PEMBAHASAN
20.00% Berdasarkan hasil temuan peneliti
0.00%
Rendah Sedang Tinggi
dalam tindakan untuk meningkatkan karakter

Siklus I Siklus II peserta didik melalui pendekatan VCT siswa


kelas V SDN Tugu Utara 09 Koja Jakarta
Utara pada mata pelajaran PKn terdapat
Presentase aktivitas guru selama proses
peningkatan yang cukup signifikan.
kegiatan pembelajaran berlangsung
Pada meningkatnya karakter peserta
berdasarkan data yang dibandingkan antara
didik peran guru sangat penting dimana guru
siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada
dapat membimbing siswa menjadi aktif dan
gambar dibawah ini:

8
KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI
MODIFIKASI PERILAKU PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI SEKOLAH DASAR

membimbing siswa untuk mengubah laku individu dalam rangka membantunya


karakter peserta didik dari sebelum agar dapat berfungsi secacra penuh di tengah
menggunakan pendekatan VCT siswa masih masyarakat”. Dan juga senada menurut
tidak disiplin, sering terlambat masuk kelas, Puspa Dianti (2014;66) yang menyatakan
berisik sering mengobrol dengan teman bahwa “penentuan metode pembelajaran erat
sebangkunya, sering tidak mengerjakan kaitannya dengan pemilihan strategi
tugas-tugas atau pekerjaan rumah, tidak pembelajaran yang paling efektif dan efesien
mengenakan pakaian seragam sesuai dalam memberikan pengalaman belajar yang
ketentuan sekolah, bebahasa tidak baik, tidak diperlukan untuk membentuk karakter
meminta izin jika keluar kelas saat jam peserta didik”.
pelajaran berlangsung, sering menyontek
SIMPULAN
pekerjaan temannya, tidak berani dalam
Berdasarkan hasil temuan penelitian
mengemukakan pendapatnya, dan lain
dapat terlihat adanya peningkatan pada
sebagainya. Saat pembelajaran berlangsung
karakter peserta didik pada mata pelajaran
menggunakan pendekatan VCT siswa
Pendidikan Kewarganegaraan dengan tema
mengalami peningkatan karakter peserta
yang akan digunakan tentang bangga sebagai
didik menjadi lebih baik seperti siswa
bangsa Indonesia, sub tema tentang
menjadi disiplin, masuk kelas tepat pada
Indonesiaku, bangsa yang berbudaya melalui
waktunya, tidak mengobrol saat
pendekatan VCT pada siswa kelas V yang
pembelajaran berlangsung, mengerjakan
dilaksanakan di SDN Tugu Utara 09 Koja
tugas yang diberikan oleh guru, mengenakan
Jakarta Utara. Hal ini dapat terlihat dari
seragam dengan rapi sesuai ketentuan di
refleksi tes penilaian karakter peserta didik
sekolah, bebahasa yang baik, meminta izin
pada siklus I dan siklus II.
saat jam pelajaran berlangsung, tidak
Penelitian ini berhasil membuktikan
menyontek pekerjaan temannya, berani
bahwa penggunaan pendekatan VCT pada
mengemukakan pendapatnya, dan lain
siswa kelas V SDN Tugu Utara 09 Koja
sebagainya. Hal tersebut senada menurut
Jakarta Utara. Pada tes awal karakter peserta
Martin dan Pear (2012; 23) yang menyatakan
didik masih rendah yaitu dengan nilai rata-
bahwa “mendefinisikan modifikasi perilaku
rata 57,74 di bawah kriteria ketuntasan
sebagai sebuah aplikasi sistematis dari
minimal sebesar 70. Kemudian mengalami
prinsip-prinsip dan teknik-teknik belajar
peningkatan karakter peserta didik setelah
untuk mengukur dan meningkatkan tingkah
dilaksanakan tindakan siklus I dengan

9
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 2, Desember 2017

menerapkan pendekatan VCT. Pada siklus I memperhatikan penjelasan guru, masuk kelas
masih belum mencapai target yang tepat waktu, mematuhi peraturan guru, dan
diharapkan oleh peneliti. Perolehan nilai sebagainya.
rata-rata karakter peserta didik mencapai Selain kemampuan cara berpikir
64,06 masih dibawah KKM (70). Pada siklus siswa yang meningkat, keterampilan sosial
I ini siswa sudah memahami dan menguasai siswa juga meningkat terlihat dari aktivitas
materi. Saat penerapan pendekatan VCT kelompok siswa saat berdiskusi, diskusi
dipertemuan pertama, belum mencapai target berjalan dengan aktif dimana tidak ada siswa
yang diharapkan oleh peneliti, dikarenakan yang pasif, siswa menjadi lebih kompak
kondisi kelas yang kurang kondusif, serta dalam bekerjasama, saling memberikan
membutuhkan bimbingan lebih sehingga pendapatnya, siswa juga dapat saling
siklus I belum mencapai target penelitian menghargai pendapat antar anggota
atau ketuntasan minimal, sehingga kelompoknya dan saat berdiskusi kelompok
dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II. semua panca indera digunakan yaitu
Pada siklus II diperoleh bahwa nilai mendengarkan pendapat temannya, berbicara
rata-rata karakter peserta didik pada mata untuk menyampaikan pendapatnya dan
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, bergerak untuk menuliskan pendapat teman-
sudah memenuhi target penelitian atau temannya. Saat melakukan presentasi
kriteria keberhasilan penelitian yaitu dengan kedepan kelas siswa sudah tidak lagi merasa
mencapai nilai rata-rata karakter peserta takut, tidak malu-malu lagi dan merasa
didik sebesar 82,39. Hasil tersebut telah percaya diri untuk mempresentasikan hasil
mencapai target ketuntasan minimal yaitu 70. temuan dikelompoknya, hal tersebut sangat
Pada meningkatnya karakter peserta bagus untuk siswa agar siswa berani
didik, peran guru sangat penting dimana guru berbicara didepan umum dan menyampaikan
dapat membantu mengubah karakter peserta pendapatnya dimanapun siswa berada baik
didik dari yang tidak baik menjadi lebih itu di sekolah maupun di luar sekolah.
baik. Pembelajaran sebelum menggunakan Begitu pula pada perbandingan nilai
pendekatan VCT ini siswa biasanya selalu aktivitas siswa secara individu pada siklus II
berisik, tidak disiplin, selalu dating terlambat terlihat kecenderungan meningkat
masuk kelas, tidak mematuhi peraturan dari dibandingkan pada siklus I. Dimana pada
guru, dan sebagainya namun setelah siklus I siswa masih banyak yang tidak
menggunakan pendekatan VCT ini siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa masih
menjadi lebih kondusif, disiplin, lebih jarang yang mau bertanya kepada guru, dan

10
KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI
MODIFIKASI PERILAKU PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI SEKOLAH DASAR

sebagainya. Namun pada siklus II siswa menjadi lebih fokus dan kerjasama dalam
sudah mengalami kemajuan yang sangat kelompok menjadi lebih kompak.
pesat dimana semua siswa sudah
memperhatikan penjelasan guru dan siswa DAFTAR RUJUKAN
A Adisusilo, Sutarjo, Pembelajaran nilai
sudah banyak yang ingin bertanya kepada
karakter konstruktivisme dan VCT
guru. Serta pada perbandingan nilai aktivitas sebagai inovasi Pendekatan
Pembelajaran Afektif. Rajagrafindo
guru pada siklus II terlihat kecenderungan
Persada. 2014
meningkat dibandingkan pada siklus I.
Akbar, Agus, The Improvement Of Student’s
Dimana pada siklus I guru masih ada yang
Pancasila And Civic Education About
tidak mengikuti langkah-langkah The Rights And Obligations As Citizen
In The School Through Engineering
pembelajaran yang sudah dirancang
Student Team Achievement Divisions
sebelumnya namun pada siklus II guru sudah (STAD) The 4th Grade at SDN 001
Tana Lia Tana Tidung. 2015
mengalami kemajuan yang sangat pesat
dimana guru sudah melakukan semua Astika, Ruri Tria. Pengaruh Metode
Pembelajaran Kooperatif Dan Konsep
langkah-langkah pembelajaran yang sudah
Diri Terhadap Hasil Belajar
dirancang oleh peneliti. Sehingga peneliti Pendidikan Kewarganegaraan Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 147
dan kolaborator sepakat untuk menghentikan
Palembang. Jurnal Pendidikan Dasar.
penelitian hingga siklus II. Volume 6 Edisi 2 Desember 2015.
Dari hasil yang diperoleh dapat
Budiningsih, C Asri. Karakteristik Siswa
dikatakan bahwa penggunaan modifikasi Sebagai Pijakan dalam Penelitian dan
Metode Pembelajaran. Cakrawala
perilaku jenis VCT telah berhasil
Pendidikan, Februari 2011, Th XXX,
meningkatkan karakter peserta didik pada No.1
kelas V SDN Tugu Utara 09 Koja Jakarta
Desstya, Anatri. Peguatan Karakter Siswa
Utara. Penerapan pendekatan VCT ini Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran
IPA. 2010. ISBN: 978-602-70471-1-2
menjadi lebih baik dan menyenangkan bagi
para siswa. Siswa juga menjadi lebih Dianti, Puspa. Integrasi Pendidikan Karakter
dalam Pembelajaran Pendidikan
disiplin, mematuhi peraturan guru, selalu
Kewarganegaraan untuk
dating tepat waktu, mengerjakan semua tugas Mengembangkan Karakter Siswa.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume
yang guru berikan kepada siswa,
23, No. 1, Edisi Juni 2014.
bersemangat dan termotivasi dalam
Erlina. Pengaruh Metode Pembelajaran dan
mengikuti pembelajaran, konsentrasi siswa
Kecerdasaan Sosial Terhadap Hasil
Belajar PKn Siswa kelas V SDS
Amaliah Ciawi Bogor. Jurnal

11
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 8, Edisi 2, Desember 2017

Pendidikan Dasar. Volume 7 Edisi 1 Rachmadtullah, R. (2015). KEMAMPUAN


Mei 2016 BERPIKIR KRITIS DAN KONSEP
DIRI DENGAN HASIL BELAJAR
Hook, Peter & Andy Vaas, Strategi PENDIDIKAN
Manajemen Perilaku. Esensi Erlangga KEWARGANEGARAAN SISWA
group. 2011 KELAS V SEKOLAH
DASAR. Jurnal Pendidikan
Hudiyono, Membangun Karakter Siswa Dasar, 6(2), 287-298.
Melalui Profesionalisme Guru dan
gerakan Pramuka. Esensi Erlangga Sukardi, H.M, Metode Penelitian Pendidikan
Group, 2012 Tindakan Kelas Implementasi dan
Pengembangan. Bumi Aksara.
Martin, Gerry dan Joseph pear, Modifikasi 2013.
Perilaku, makna dan Penerapannya.
Pustaka Pelajar. 2015
Sumantri, Mohamad Syarif. Asesmen dan
Mustika, Indah Dwi, Hubungan Regulasi Intervensi Pedagogik dalam
Diri dan Kecerdasaan Interpersonal Membangun Generasi Emas
dengan Hasil Belajar Pendidikan ditinjau dari Perspektif
Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Pengembangan Kreativitas Siswa
Dasar. Volume 7 Edisi 1 Mei 2016 Kelas Awal Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar. Volume 7 Edisi 1
Mei 2016
Parmawati, Stella Bunga. Efektivitas
Pendekatan Modifikasi Perilaku
dengan Teknik Fading dan Token Suparno, dkk. Pengembangan Model
Economy dalam Meningkatkan Modifikasi Perilaku Sosial Melalui
Kosakata Siswa Tuna Rungu Media Belajar Berkonsep
Prelingual Profound. Depok. 2012 Konvergensi Bagi Anak Autis.
Jurnal Kependidikan Vol 40. No.2,
November 2010
Purwanti, Tri. Peningkatan Pengendalian
Diri Melalui Modifikasi Perilaku
Pada Anak Tuna Rungu Di Kelas C Susilo, Lucky, Role Playing Method
TKLB SLB Negeri 2 Bantul. 2014 Action Research at 4th Grade Of SDN
009 Sesayap Kabupaten Tana Tidung.
Rachmadtullah, R., & Wardani, P. A. (2016). Jurnal Pendidikan Dasar. Volume 6
PENINGKATAN HASIL BELAJAR Edisi 1 Mei 2015
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN MELALUI Sylvia, Ruri. Hubungan Self Esteem dan
METODE PEMBELAJARAN Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan
CONTEXSTUAL AND Kewarganegaraan Kelas III. 2016
LEARNING. Jurnal Pendidikan
Dasar, 7(1), 116-127. Winarno, Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Isi, Strategi, dan
Penilaian. Bumi Aksara. 2013

12

Anda mungkin juga menyukai