BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui laju konsumsi oksigen
yang dipakai oleh ikan bandeng dalam proses pernapasan. Proses pernapasan ini
sangat berkaitan erat dengan metabolisme ikan tersebut. Semakin tinggi proses
1
2
1.3 Kegunaan
Manfaat dari praktikum ini kita dapat menghitung jumlah kadar oksigen
yang dikonsumsi ikan bandeng dalam selang waktu tertentu, dengan alat bantu DO
meter sebagai pengukur kandungan oksigen terlarutnya.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Respirasi
Proses peningkatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah
melalui permukaan alat pernapasan organism dengan lingkungannya dinamakan
pernapasan (respirasi). Sistem organ yang berperan dalam hal ini adalah insang.
Oksigen merupakan bahan pernapasan yang dibutuhkan oleh sel untuk berbagai
reaksi metabolisme. Bagi ikan, oksigen diperlukan oleh tubuhnya untuk
menghasilkan energi melalui oksidasi lemak dan gula (Triastuti et.al 2009).
Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida dalam tubuh makhluk hidup
disebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan melalui difusi.
Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan
oksigen dan karbondiokdisa. Pada hewan vertebrata terlalu besar untuk dapat
terjadinya interaksi secara langsung antara masing-masing sel tubuh dengan
lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam
sistem pernapasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas pernapasan bagi
keperluan seluruh sel tubuhnya (Rida 2008).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
3
4
Ikan bandeng memiliki bentuk tubuh yang memanjang, ramping, pipih dan
oval. Panjang ikan ini berkisar 5 - 10 cm bahkan lebih, dan juga memiliki ketinggian
badan berkisar 2- 4 cm. Sedangkan ukuran kepala pada ikan bandeng ini sejajar
atau berukuran seimbang dengan ukuran badanya yang memiliki bentuk lonjong
dan tidak memiliki sisik. Selain itu, ikan bandeng ini memiliki kepala depan yang
mendekati mulut dan sedikit meruncing.
Ikan bandeng memiliki warna keputihan, abu-abu dan silver. Ikan bandeng
memiliki sisik kecil yang berdiameter 0,01 -0,005 bahkan lebih. Sisik tersebut
memiliki warna yang sama dan juga tidak mengkilap. Sirip badan ikan bandengan
ini memiliki beberapa lapisan seperti lilin, memiliki bentuk segitiga dan terletak di
insang di bawah perut. Sedangkan sirip bagian punggung ikan bandeng ini memiliki
tulang yang tersusun 14 batang. Salah satunya sirip yang terletak di bagian atas
punggung memiliki fungis untuk mengontrol berenag ikan. Selain itu, sirip di
bagian perut ikan bandengn ini terdapat di dekat bagian anus, yang memiliki fungi
untuk mengatur keseimbangan berenang. Sirip lainnya pada ikan bandeng ini
terletak di bagian belakang sangat besar, berwarna kehitaman atau kecoklatan dan
juga runcing di bagian ujung. Sirip ini berfungsi untuk mengemudi kecepatan
berang pada ikan bandeng.
4
5
Perlu di ketahui bahwa ikan bandengan adalah salah satu jenis ikan
eurihalin, yang dapat berkembangbiak di sungai air tawar, air payau, dan air laut.
Namun, untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan bandeng ini sangat relatif
cepat yaitu 1-2 kg per ekornya bahkan juga bisa lebih tergantung pemeliharan ikan
bandeng.
5
6
6
7
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus,
gelombang dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen
dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan
berkurangdengan semakin tingginya salinitas.
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen
terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle
1968).
DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada
konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam
air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas
(Ahmad dkk 1998). Kandungan DO di kolam tergantung pada suhu, banyaknya
bahan organik, dan banyaknya vegetasi akuatik (Lelono 1986 dalam Anonim 2008).
7
8
BAB III
BAHAN DAN METODE
8
9
Ditutup wadah percobaan dengan plastic wrap, agar tidak ada kontak
dengan udara luar
9
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini mengenai konsumsi oksigen pada ikan bandeng,
praktikum dilakukan pada hari Selasa, 23 Oktober 2017. Setiap kelompok diberi
sampel ikan bandeng dengan berat yang berbeda – beda, hasil yang adalah sebagai
berikut :
3.6
3.3
1.9
1.6
1.2
1.1
0.9
0.8
0.8
0.7
0.7
1
1
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
0.4
0.3
0.3
0.3
0.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
KELOMPOK
10
11
2.6
KONSUMSI OKSIGEN (MG/L)
2.2
2.1
2
1.6
1.6
1.5
1.5
1.4
1.2
0.9
0.9
0.9
0.9
1
1
0.8
0.8
01
0.6
0.4
0.3
0.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KELOMPOK
2
1.8
1.7
1.6
1.4
1.3
1.1
1
1
1
1
1
0.7
0.6
0.5
0.4
0.4
0.3
0.1
0.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
KELOMPOK
11
12
2.8
2.6
KONSUMSI OKSIGEN (MG/L)
2.2
1.5
1.3
1.2
1.1
1.1
1
0.8
0.8
0.8
0.6
0.4
0.4
0.3
0.2
0.1
0.1
0.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KELOMPOK
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok
Berdasarkan data yang didapatkan oleh kelompok 10, berat ikan yang
didaptkan adalah 5 gr, dimana DO awal yang telah diukur dengan DO meter air
adalah 6,1 mg/l, disaat dimasukkan ikan dan didiamkan dengan kondisi wadah
tertutup rapat dengan mengunkan plastik warp , DO akhir yang didapatkan adalah
5,8 mg/l dan dapat dihitung konsumsi oksigen pada ikan bandeng yang kami
dapatkan adalah sebesar 0,3 mg/l. (pembahasan prosedural waktu waktu laju
konsumsi bandingkan dengan literratre)
Dari kegiatan praktikum mengenai Konsumsi Oksigen Ikan Bandeng
(Chanos Sp) yang telah dilakukan pada hari Selasa 31 Oktober 2017 diperoleh
sejumlah data seperti yang dicantumkan pada Tabel 3 hasil pengamatan di atas.
12
13
dengan kelompok lainya di kelas kelautan.Hal tersebut bisa saja terjadi mungkin
selama praktikum hal-hal kecil yang mempengaruhi konsumsi Oksigen dihiraukan
misalnya DO meter yang tidak dikalibrasi, waktu pengamatan yang kurang tepat
yang seharusnya 40 menit, jadi kurang atau lebih dari 40 menit.
Pada praktikum ini kita dapat mengetahui konsumsi oksigen yang
dibutuhkan oleh ikan. Pada dasarnya praktikum ini untuk mengetahui laju
pernapasan atau respirasi ikan, kita ketahui bahwa pernapasan adalah suatu proses
pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan
alat pernapasan, atau pengangkutan oksigen dari lingkungan eksternal tubuh ke
dalam lingkungan intrasel ataupun sebaliknya pengangkutan karbondioksida dari
lingkungan intrasel ke dalam lingkungan eksternal tubuh. Alat pernapasan ikan
diantaranya adalah insanga adapula yang menggunakan paru paru, tetapi pada
praktikum ini kita mengambil hewan uji yaitu ikan mas yang tidak lain bernafas
dengan insang, insang adalah komponen penting dalam pertukaran gas, insang
terdiri atas lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa filament
insang didalamnya, setiap filament terdiri banyak lamella. Ikan bandeng merupakan
ikan perenang aktif sehinga konsumsi oksigennya pun besar.
Proses pernapasan ada 3 tahap yaitu yang pertama adalan ventilasi insang,
yaitu pengaliran air ke permukaan lamella insang melalui rongga mulut dan
dikeluarkan melalui operculum, kedua difusi O2 dan CO2 dan yang ketiga
pengangkutan O2.
Ketersediaan oksigen dalam air sangat sedikit oleh karena itu oksigen sering
disebut sebagai factor pembatas, karena daya larut oksigen dalam air kecil. Apabila
kandungan oksigen dalam air rendah makaikan dan organism akuatik lain harus
memompa air dalam jumlah tertentu kepermukassn insang untuk mendapatkan
oksigen yang cukup agar kecepatan metabolismenya stabil.
Oksigen sebagai bahan pernapasan di butuhkan oleh sel untuk berbagai
reaksi metabolisme. Oleh sebab itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan
oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya.
Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi
13
14
fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang sesuai
dapat bertahan hidup (Fujaya 2004).
Sebagai mana menurut Zonneveld, 1991 (Aristiawan 2012) bahwa faktor
yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada ikan, yaitu (1) aktifitas, ikan dengan
aktifitas tinggi misalnya ikan yang aktif berenang akan mengkonsumsi oksigen jauh
lebih banyak dari pada ikan yang tidak aktif; (2)ukuran, ikan yang ukurannya lebih
kecil, kecepatan metabolismenya lebih tinggi daripada ikan yang ukurannya lebih
besar sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak;(3) umur, ikan yang masih
berumur masih muda akan mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan
yang lebih tua; (4) temperatur,ikan yang berada pada temperatur tinggi laju
metabolismenya tinggi sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak.
Perbandingan antara jumlah konsumsi oksigen pada ikan besar dan ikan
kecil dimana jumlah konsumsi ikan ikan kecil lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah konsumsi oksigen ikan besar. Ini dikarenakan ikan kecil lebih banyak
membutuhkan oksigen lebih banyak untuk digunakan dalam pembentukan sel-sel
yang ada dalam tubuhnya dan juga untuk pertumbuhan, sedangkan ikan besar hanya
membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidup. Tetapi dari hasil praktikum
jumlah konsumsi ikan besar lebih banyak dari pada jumlah oksigen yang digunakan
oleh ikan kecil. Ini dikarenakan karena perbandingan bentuk tubuh antara ikan
besar dan ikan kecil tidak terlalu berbeda. Kebutuhan oksigen untuk tiap jenis biota
air berbeda-beda, tergantung dari jenisnya dan kemampuan untuk beradaptasi
dengan naik turunnya kandungan oksigen.Menurut Djawad dkk (2003), bahwa
semakin besar suatu organisme maka mengkonsumsi oksigen semakin besar pula
karena semua anggota tubuhnya bergerak memerlukan energi yang berasal dari
oksigen dan makanan (terjadi metabolisme dalam tubuh).
Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diri
dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan
oksigen terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan (Debora 2011).
14
15
15
16
16
17
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Praktikum “Laju Konsumsi Oksigen pada Ikan Bandeng” ini didapat
kesimpulan bahwa suhu ruangan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi laju konsumsi oksigen pada ikan bandeng, selain itu aktivitas ikan
juga menjadi salah satu faktor konsumsi oksigen, dimana semakin aktif ikan
tersebut makan semakin banyak pula oksigen yang dibutuhkan. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan , didapat bahwa ikan dengan berat bobot yang
berbeda memiliki perbedaan jumlah konsumsi oksgen . Hal itu menunjukan
bahwa berat bobot ikan berhubungan dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk beraktivitas.Semakin kecil bobot ikan akan memiliki aktivitas yang tinggi
dengan gerakan yang lincah , dan sebaliknya bobot ikan yang semakin besar
maka aktivitasnya akan semakin berkurang serta laju metabolismenya juga
semakin rendah. Umur ikan juga mempengaruhi konsumsi oksigen.
5.2 Saran
Ketelitian dalam pengamatan harus selalu diperhatikan sehingga tidak
terjadi beberapa faktor kesalahan Praktikan seperti dalam membaca skala
timbangan pada saat menimbang sampel ikan, pengambilan air yang terdapat
gelembung udara yang dapat mempengaruhi perhitungan kadar oksigen terlarut
atau DO (dissolved oksigen), dan kelebihan dalam menghitung waktu konsumsi
oksigen pada ikan. Adapun karena waktu yang terbatas membuat perlakuan hanya
dilakukan 1x pengulangan, hal ini tentu membuat data kurang akurat. Efisiensi
waktu harus lebih diperhatikan agak kerja berlangsung teliti dan cepat.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas
Perairan.http://images.atoxsmd.multiply.multiplycontent.com/attachment/
0/RluywAoKCsYAAAHIw641/oksigen%20terlarut%20dan%20kebutuhan
%20oksigen%0biologi%20untuk%20penentuan%20kualitas%20perairan.p
df?nmid=44066689, diakses pada tanggal 1 November 2017, pada pukul
22.23 wib.
Sheare, J.K. 2008. Anatomi dan Psikologi Reproduksi. Florida : Universitas Florida
18
19
LAMPIRAN
DO meter Stopwatch
19
20
Ikan bandeng
20
21
Hitung DO Awal
21
22
5 7 6 4 2
6 6 6.8 5 1.8
7 8 6.1 4.4 1.7
8 12 5.8 4.2 1.6
9 10 5.6 5.1 0.5
10 9 5.6 5 0.6
11 8 5.6 5.2 0.4
12 5 5.6 5.5 0.1
13 4 5.6 5.5 0.1
14 9 5.6 5.2 0.4
15 6 5.6 5.3 0.3
16 7 5.8 4.8 1
17 8 5.8 4.8 1
18 10 5.8 4.5 1.3
19 6 5.8 4.7 1.1
20 9 5.8 4.4 1.4
21 7 5.8 4.8 1
22 6 5.8 4.8 1
Rata-Rata 1,1
C 1 8 5.9 5.8 0.1
2 6 6 4.5 1.5
3 9 6.3 3.5 2.8
4 3 6.6 4.4 2.2
5 5 6.7 4.1 2.6
6 7 6 4.7 1.3
7 18 6.2 6.1 0.1
8 8 5.9 5.1 0.8
9 9 5.9 5.6 0.3
10 6 5.9 5.8 0.1
11 10 5.9 4.8 1.1
12 5 5.9 5.5 0.4
13 5 5.9 5.7 0.2
14 2 5.9 5.1 0.8
15 8 5.8 5.2 0.6
16 7 5.6 4.4 1.2
17 6 5.6 4.6 1
18 8 5.5 4.4 1.1
19 5 6.4 5.6 0.8
20 6 5.5 5.1 0.4
Rata-Rata 0,97
KELAUTAN 1 5 7.9 3.2 4.7
23
24
24
25
25