Anda di halaman 1dari 5

Budidaya Udang Vannamei Supra Intensif Skala

Kecil
Friday, 14 October 2016 13:22 | Written by Administrator | | |

Tampak terlihat dua buah kincir berputar pada bekas bak tandon yang sudah tidak terpakai pada
Instalasi Gelung, di Desa Gelung Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. Warna air kecoklatan
di bawah kerangka atap yang sebagian besar tutupnya terbuka semakin mendorong keingintahuan
untuk melihat lebih dekat apa sebetulnya yang dilakukan pada instalasi yang berjarak sekitar 17 km
dari kantor pusat Pecaron. Instalasi Gelung merupakan unit kerja di bawah Balai Perikanan
Budidaya Air Payau Situbondo yang secara khusus mengembangkan komoditas udang vanname
baik produksi benih, pembesaran maupun produksi calon induk.

Berdekatan dengan pintu masuk bak pemeliharaan, terikat sebuah anco yang sering digunakan
sebagai kontrol pakan umumnya yang tersedia pada tambak udang intensif. Setelah terangkat
tampaklah bahwa yang dipelihara adalah udang vanname yang ukurannya sudah cukup besar. Bak
yang digunakan berukuran 84 m2 dengan kedalaman 2 meter. Jumlah benur vanname yang ditebar
mencapai 60.000 ekor, dengan demikian kepadatan tebar yang ada sekitar 714 ekor /m 2 .
Gambar 1. Bak bekas tandon berubah fungsi untuk pembesaran udang vanname.

Pada budidaya udang vannamei sistem intensif udang vannamei dapat dipanen sekitar 2 kg /
m2 dengan padat tebar benur antara 50 – 250 ekor / m2. Pada sistem budidaya ini mengandalkan
sepenuhnya pada pemberian pakan, dan manipulasi kondisi lingkungan budidaya secara hati-hati.
Tingkat kelulushidupan yang tinggi dapat dicapai dengan kondisi lingkungan perairan optimal,
dilakukan treatmen air, pengaerasian tingkat tinggi. Pada tingkat penebaran yang lebih tinggi (300 –
400 m2)umur bibit yang ditebar, kandungan protein pakan, dan jumlah pemberian pakan harus
menjadi bahan pertimbangan.

Penanaman benih udang dengan kepadatan 714 ekor /m2 dapat dikategorikan pada sistem
pemeliharaan supra intensif dan pada saat ini mulai banyak dikembangkan. Kegiatan panen pada
sistem supra intensif di instalasi Gelung dilakukan pada saat udang berumur 92 hari, dan
sebelumnya telah dilaksanakan panen parsial yang dimulai pada saat udang vanname berumur 60
hari dengan ukuran berat 4,7 gram/ekor atau size 200 ekor/kg. Pada saat ini pemasaran udang
vanname konsumsi tidak ada kendala, bahkan panen seberapapun masih bisa terserap oleh pasar.
Pemasaran udang di wilayah Kabupaten Situbondo tidak banyak kendala karena dapat terserap oleh
pasar lokal, Banyuwangi, Bali, Surabaya dan Sidoarjo. Dengan hasil total panen 550 kg dan harga
per kg di pasaran adalah Rp.60.000/kg, maka diperoleh penerimaan Rp. 60.000 x 550 kg = Rp.
33.000.000. pada saat panen.

Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan adalah 781 kg, dan dilakukan aplikasi pemberian
probiotik dan penambahan kapur pertanian untuk mempertahankan kualitas air. Kegiatan sampling
udang dilakukan pada pemleiharaan umur 40 , 60, 70, dan 80 hari dengan hasil berat secara
berurutan 2,73gram, 4,74 gram, 7,88 gram, dan 10,75 gram. Dari hasil sampling dapat diketahui
bahwa udang vanname masih tumbuh dengan normal dan hasil panen menunjukkan bahwa tingkat
survival rate masih cukup bagus sekitar 75 % dengan asumsi hasil panen 550 kg x size 83 ekor/kg =
45.650 ekor. Feed Consumtion Rate (FCR) hasil perhitungan adalah 1,42 dan secara ekonomi masih
memberikan keuntungan yang tidak sedikit.
Gambar 2. Pemberian probiotik dan penambahan kapur pertanian untuk mempertahankan kualitas
air.

Oksigen terlarut merupakan parameter kritis yang harus selalu mendapat perhatian ekstra pada
pemeliharaan supra intensif ini. Penggunaan supercas 2 HP/3PK dan 2 buah kincir 0,5 HP terpasang
pada bak pemeliharaan dengan luas 84 m 2 ini telah mampu manjaga kestabilan oksigen tarlarut pada
kisaran maksimal. Penggunaan oksigen murni dapat juga dipertimbangkan apabila kepadatan tiap
meter persegi akan ditingkatkan. Adapun bahan-bahan lain yang diperlukan adalah pupuk urea,
perekat pakan, pupuk ZA, kapur pertanian, kapur tohor,probiotik, vitamin C dan B komplek,
molaser/tetes tebu, kaporit dan plankton.

Persiapan untuk melakukan penebaran yaitu dengan mengisi bak dengan air hingga ketinggian 1,5
m, selanjutnya disterilisasi menggunakan kaporit 10 ppm, setelah air netral selanjutnya dilakukan
pemupukan urea 0,5 kg, ZA 0,5 kg diaerasi dan ditebari bibit fitoplankton sebanyak 50 liter. Kulturan
plankton ditunggu 3-4 hari dan siap ditebari probiotik yang sudah dikultur sebanyak 50 liter. Setelah
2-3 hari cek kualitas airnya dan bak siap ditebari benur, benur yang ditebar menggunakan ukuran
PL10-12 dan lebih baik lagi benur yang sudah digelondongkan. Bibit harus seragam ukurannya,
warnanya bening, menunjukkan aktifitas berenang secara aktif dan hasil test PCR negatif. Cara
adaptasi benur dengan cara diaklimatisasi selama 15-30 menit hingga kantong berembun, hal ini
menandakan suhu dalam kantong telah sama dengan suhu di luar kantong.
Gambar 3. Supercas 2 HP/3PK dan 2 buah kincir 0,5 HP untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada
budidaya udang vanname supra intensif skala kecil

Konstruksi bak yang digunakan pada intalasi gelung pada bagian atap masih terbuka, dan perlu
penyempurnaan antara lain diperlukannya penutupan bak berupa shading atau waring yang masih
memungkinkan intensitas matahari tetap masuk. Hal ini berhubungan dengan sanitasi bak untuk
mencegah masuknya kotoran dan dedaunan ke dalam bak pemeliharaan , serta mencegah
terjadinya penurunan salinitas mendadak dan kestabilan plankton yang terganggu akibat terjadinya
hujan deras. Pengecatan bak tetap perlu dilakukan agar wadah pemeliharaan sesuai dengan warna
di alam selain itu untuk mempermudah membersihkan saat panen. Dinding dan dasar bak yang
kurang bersih akan menyebabkan penyakit pada siklus berikutnya karena bibit penyakit bisa
menempel pada sela-sela bak. Penggunaan plastik HDPE sebagai alternatif konstruksi masih
memungkinkan untuk digunakan pada sistem supra intensif ini. Idealnya untuk usaha budidaya udang
vanamei supra intensif skala kecil adalah 100 m2, ini disebabkan penanganannya lebih mudah, tidak
diperlukan tenaga operator yang banyak dan pemberian pakan yang lebih efisien.

Untuk mempermudah penanganan kulaitas air sistem central drain perlu dipertimbangan karena pada
tingkat kepadatan tinggi perlu kewaspadaan dan tindakan cepat dan cermat untuk mengantisipasi
perubahan mendadak yang terjadi baik pada media maupun udang yang kita pelihara. Pergantian air
hanya dilakukan pada saat kondisi kritis. Cari terjadinya tempat akumulasi kotoran pada dasar kolam
dan dilakukan penyifonan agar parameter kualitas air media pemeliharaan selalu terjaga. Dengan
adanya central drain kegiatan pemusatan kotoran di tengah terus berjalan dan akan memudahkan
melakukan kegiatan penyifonan sehingga kotoran cepat keluar. Matikan untuk sementara sitem
pengaerasian selama proses penyifonan berlangsung. Setelah itu tambahkan secara bersamaan air
laut dan air tawar secara bersamaan sehingga terhindar dari fluktuasi perubahan salinitas.
Pemeriksaan kesehatan udang dilakukan secara rutin, ambil dan simpan jika ada udang yang sakit
atau mati. Dan lakukan pemanenan darurat sebagai keputusan strategis apabila pemeliharaan
udang sudah tidak bisa dilanjutkan.
Gambar 4. Manajemen kualitas air perlu ekstra hati-hati.

Program pemberian pakan untuk awal penebaran diberikan blind feeding 1 kg/100.000 ekor dengan
frekwensi 4 x/hari. Setelah umur 40 hari dilakukan sampling pertama maka pakan yang diberikan 3,5
% dari berat biomasa dan pemasangan anco untuk mengetahui penambahan atau pengurangan
pakan (pakan dalam anco sebanyak 1 %). Manajemen pergantian air dilakukan 3 hari sekali pada
pagi hari sebanyak 10 % dengan cara disiphon dan saat penambahan juga dilakukan pemberian
kapur dan probiotik. Sistem pemanenannya parsial dimana pada saat umur 50 hari dipanen sebagian
dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan udang dalam bak

Selama masa pemeliharaan udang vanname supra intensif skala kecil ini, parameter kualitas air
masih pada kisaran normal dengan salinitas secara bertahap diturunkan dari 27 0/00 sampai dicapai
salinitas 2,4 – 8 0/00, DO > 7 ppm, CO2< 25 ppm, amonium < 0,01 ppm, nitrit < 0,01 ppm, pH 7,5-
8,5 dan alkalinitas 120-150 ppm

Anda mungkin juga menyukai