PERKEMBANGAN BARU
ABSTRAK
Herpes zoster (HZ) menyerang 1 juta orang Amerika setiap tahunnya. Beban
penyakit ini lebih tinggi daripada pasien imunokompromais. Vaksin HZ hidup
yang dilemahkan efektif dalam mencegah HZ dan neuralgia postherpetik dan telah
direkomendasikan untuk orang dewasa imunokompeten yang berusia 60 dan
lebih. Namun, karena perlindungannya berkurang dalam 10 tahun, dapat
diperlukan booster. Pada tahun 2015, sebuah adjuvant subunit vaksin HZ terbukti
mengurangi insiden penyakit sebesar 97%, bahkan pada orang tua, namun data
perlindungan vaksin jangka panjang tidak tersedia. Percobaan klinis sedang
dilakukan untuk menyelidiki vaksin yang aman dan efektif untuk pasien yang
imunokompromais.
POIN PENTING
Vaksin yang lebih baru menjanjikan efikasi yang lebih besar, terutama untuk
orang tua. Untuk pasien imunokompromais, vaksin yang aman dan efektif bisa
tersedia segera di masa depan.
Herpes zoster (HZ), atau shingles, merupakan reaktivasi dari varicella-zoster
virus (VZV). Setelah infeksi primer, biasanya di masa kanak-kanak, virus
biasanya dorman di akar dorsal dan ganglia saraf sensorik selama beberapa
dekade. Mekanisme yang tepat dari reaktivasi ini tidak dipahami dengan baik, tapi
hal ini dikaitkan dengan penurunan imunitas yang dimediasi sel yang terjadi
seiring bertambahnya usia, kondisi imunokompromais seperti infeksi HIV dan
kanker, atau terapi imunosupresif, termasuk kortikosteroid. HZ biasanya bersifat
self-limited yang ditandai oleh ruam dan nyeri dermatomal unilateral, tapi bisa
menyebabkan infeksi diseminata pada individu imunokompromais.
Terapi dengan obat antiviral dalam 72 jam awitan ruam dapat mengurangi
gejala akut HZ. Namun, agen antivirus hanya sedikit efektif dalam mencegah
neuralgia postherpetik, yang merupakan komplikasi HZ paling umum. Oleh
karena itu, upaya untuk mengurangi beban morbiditas HZ difokuskan pada
pencegahan melalui vaksinasi.
Saat ini, satu-satunya vaksin herpes zoster yang disetujui oleh Food and
Drug Administration (FDA) adalah Zostavax (Merck), yang mengandung strain
Oka VZV hidup yang dilemahkan pada konsentrasi 14 kali lebih besar daripada
vaksin varicella (Varivax, Merck). Vaksin hidup yang dilemahkan meningkatkan
imunitas yang dimediasi sel spesifik VZV, mencegah reaktivasi virus laten.
Kejadian herpes zoster pada populasi umum antara 3 dan 5 per 1.000 orang
per tahun dan meningkat seiring usia, terutama setelah usia 60 ketika insiden bisa
mendekati 13 sampai 15 per 1.000 orang per tahun. Diperkirakan 1 juta kasus baru
terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, dan sekitar 6% pasien mengalami episode
kedua HZ dalam 8 tahun. Pada pasien imunokompromais, insidensi HZ sebesar 2
sampai 10 kali lebih tinggi daripada populasi umum.
Angka kejadian HZ telah meningkat untuk alasan yang tidak jelas. Setelah
vaksin varicella diperkenalkan untuk jadwal imunisasi anak pada tahun 1995,
dihipotesiskan bahwa penurunan resultan pada infeksi varicella primer akan
menghilangkan sumber alami boosting imun dan menyebabkan peningkatan
kejadian HZ sampai 20 tahun. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa
peningkatan angka kejadian HZ yang diamati sebenarnya berawal sebelum
pengenalan vaksin varicella, dan meluasnya penggunaan vaksin varicella tidak
menyebabkan peningkatan angka kejadian HZ.
HZ bisa terjadi pada orang yang pernah divaksinasi terhadap varicella karena
reaktivasi virus vaksin-strain, tapi risikonya lebih rendah dari pada setelah infeksi
dengan varicella tipe liar. Mengingat bahwa vaksin varicella baru 20 tahun rutin
digunakan untuk anak-anak, efek jangka panjang vaksinasi varicella pada angka
kejadian HZ pada lansia tidak diketahui
Komplikasi serius
Dengan asumsi ada 1 juta kasus HZ setiap tahunnya, jika 8% sampai 32%
pasien terus mengembangkan neuralgia postherpetika, hal ini senilai dengan kira-
kira $1 sampai $2 miliar biaya kesehatan langsung. Dengan 60% pasien dewasa
bekerja, pada upah rata-rata $23,23 per jam, penyakit HZ dapat bertanggung
jawab untuk kehilangan produktivitas $1,6 miliar lagi.
Pada tahun 2006, FDA menyetujui vaksin VZV Oka strain HIDUP YANG
DILEMAHKAN untuk pencegahan HZ dan neuralgia postherpetika pada orang
dewasa usia 60 dan lebih berdasarkan temuan dari Shingles Prevention Study
(SPS)
HZ terjadi pada 315 (1,636%) dari 19,254 peserta dalam kelompok vaksin
dan pada 642 (3,336%) dari 19.247 peserta dalam kelompok plasebo, absolute
risk reduction sebesar 1,7%, number needed to treat sebesar 59, relative risk
reduction 51%, P <0,001. Demikian pula, neuralgia postherpetika terjadi pada 27
(0,140%) dari 19.254 penerima vaksin dan 80 (0,416%) dari penerima plasebo
(absolute risk reduction 0,276%, number needed to treat sebesar 362, relative risk
reduction 66%, P <0,001). Para peneliti menghitung vaksinasi tersebut dapat
mengurangi keseluruhan beban penyakit sebesar 61% (Tabel 1).
Keamanan vaksin dinilai untuk semua peserta di SPS. Selain itu, satu per
enam peserta SPS diikutsertakan dalam substudi keamanan. Peserta tersebut
mengerjakan sebuah kartu laporan terperinci mengenai semua peristiwa medis
penting dalam 42 hari pertama. Empat puluh delapan persen dari kelompok vaksin
dan 17% dari kelompok plasebo (P <0,05) mengalami kejadian efek samping,
terutama pada lokasi injeksi. Kurang dari 1% dari semua reaksi lokal bersifat
parah. Efek samping serius jarang terjadi (<2%), namun terjadi secara signifikan
lebih sering dalam kelompok yang divaksinasi.
Efikasi jangka pendek dari vaksin hidup yang dilemahkan (sampai 7 tahun)
dinilai pada substudi Persistensi Jangka Pendek (Short-Term Persistence Substudy
STPS), yang melibatkan 14.270 peserta awal dan melaporkan efikasi vaksin
tahunan dan keseluruhan. Setelah 5 tahun, efikasi tahunan terhadap kejadian
neuralgia postherpetika berkurang sampai 32% dan tidak lagi signifikan secara
statistik. Efikasi terhadap kejadian HZ dan beban penyakit menunjukkan pola
yang sama. Setelah berakhirnya STPS, semua subjek di kelompok plasebo
menerima vaksinasi.
Karena banyak pasien yang divaksinasi pada usia 60, imunitas yang memudar
bisa membuat mereka rentan terkena HZ dan neuralgia postherpetika pada usia
70. Solusi potensial adalah member dosis booster setelah 10 tahun.
Uji coba klinis tahap 3 baru-baru ini untuk orang dewasa berusia 70 tahun
dan lebih tua menemukan bahwa dosis booster vaksin hidup yang dilemahkan
sama amannya dan imunogeniknya dengan dosis awal. Meskipun respon antibodi
serupa pada kelompok yang di-booster dan kelompok yang baru divaksinasi,
imunitas dimediasi sel lebih tinggi pada kelompok yang di-booster.
Seperti pada resipien yang lebih tua, vaksin ditoleransi dengan baik; reaksi
lokasi injeksi dan sakit kepala adalah efek samping utama yang dilaporkan di
antara resipien vaksin.
Setiap orang berusia 60 atau lebih harus menerima satu dosis vaksin HZ
hidup yang dilemahkan secara subkutan, terlepas dari riwayat HZ masa lalu.
Gambar 1. Angka vaksinasi terhadal herpes zoster pada orang dewasa usia 60
tahun ke atas antara tahun 2007 dan 2013.
Untuk pasien usia 50 sampai 59, kejadian HZ rendah, dan karena durasi
efikasi vaksin singkat meski efikasi vaksin awal tinggi, vaksinasi pada kelompok
usia ini menawarkan nilai rendah. Pada usia yang lebih tua, insidensi HZ dan
neuralgia postherpetika meningkat, membuat vaksinasi lebih hemat biaya. Di atas
usia 60, vaksin ini hemat biaya pada semua umur, meski umur 70 nampaknya
menawarkan trade-off yang optimal antara meningkatnya insiden dan menurunnya
efikasi vaksin.
Bagi pasien yang berencana divaksinasi hanya sekali, menunggu sampai usia
70 tahun menawarkan nilai terbaik. Bagi mereka yang mau menerima dosis
booster, usia optimal untuk vaksinasi tidak diketahui, namun kemungkinan besar
tergantung pada efektivitas, biaya, dan durasi booster.
VAKSIN HZ BARU
Vaksin ini juga memiliki tingkat efek samping yang lebih tinggi, dengan 17%
resipien vaksin vs 3% resipien plasebo melaporkan kejadian yang mencegah
aktivitas normal sehari - hari setidaknya 1 hari. Namun, tingkat efek samping
serius sama pada kedua kelompok (9%). Perusahaan tersebut mengumumkan
bahwa mereka berniat mengajukan permohonan pengaturan untuk vaksin HZ/su
pada paruh kedua tahun 2016.
Karena efikasi yang tinggi, vaksin HZ/su berpotensi untuk mengubah praktik,
namun beberapa masalah harus diselesaikan sebelum bisa menggantikan vaksin
saat ini.
Pertama, adjuvan AS01B saat ini tidak memiliki lisensi di Amerika Serikat,
jadi tidak jelas apakah vaksin HZ/su bisa mendapatkan persetujuan FDA.
Dalam percobaan lain, ZVHT 4 dosis aman dan memunculkan respon sel
Tsel spesifik VZV yang signifikan selama 28 hari pada pasien imunosupresif
dengan keganasan tumor padat, keganasan hematologi, infeksi human
immunodeficiency virus dengan jumlah CD4 200mm3 atau kurang, dan
transplantasi sel hematopoietik-autologus. Namun respons sel-T sangat buruk
pada penerima transplantasi sel hematopoietik alogeneik
Karena vaksin HZ/su tidak mengandung virus hidup, tampaknya ini sangat
menjanjikan untuk pasien imunokompromais. Pada penelitian fase 1 dan 2,
rejimen 3 dosis telah terbukti aman dan imunogenik pada penerima transplantasi
sel hematopoietic dan orang dewasa yang terinfeksi HIV dengan jumlah CD4
lebih tinggi dari 200 sel/mm3. Uji coba fase 3 yang menilai keefektifan vaksin
HZ/su pada resipien transplantasi sel hematopoietik autologus sedang dilakukan
(NCT01610414). Perubahan rekomendasi untuk vaksin HZ pada populasi yang
paling rentan ini menunggu hasil penelitian-penelitian tersebut.