D III Keperawatan
Nutrisi atau gizi adalah substansi organic yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari system tubuh , pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan dalam proses metabolisme.
Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam
tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses organisme yang
menggunakan objek utamanya yaitu makanan yang sering dikonsumsi dalam kondisi yang
normal, dengan menggunakan proses degesti, absorsi serta metabolisme yang pada nantinya
akan membuang beberapa zat yang memang tidak digunakan oleh tubuh.
A. ASI
Segera setelah bayi lahir, bayi dapat diletakkan di payudara ibu untuk menghisap,
reflek menghisap ada pada saat kelahiran dan kontak yang dekat antara ibu dan bayi
selama menyusui. Bayi akan mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI ibunya. ASI
pertama dari ibu mengandung zat zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
Mineral dalam ASI sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan organ-organ bagian dalam
bayi pada tahun pertama kehidupannya. Contohnya kalsium diperlukan pada awal
kehidupan bayi karena adanya proses kalsifikasi yang cepat pada tulang. Suplai kalsium
ini sangat penting bagi bayi karena tulang bayi tidak banyak mengandung kalsium ketika
baru dilahirkan. Kalsifikasi gigi sebenarnya telah dimulai sejak bayi masih dalam
kandungan. Namun demikian, ketersediaan kalsium ketika bayi sudah lahir merupakan
faktor yang penting dalam pembentukan gigi yang sempurna.
Energi yang dibutuhkan oleh bayi pada bulan pertama adalah 115kkal/kg berat badan.
Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi dari air susu ibu (ASI). ASI dapat menyuplai
semua vitamin larut air yang dibutuhkan bayi bila makanan yang dikonsumsi ibu
mencukupi. Vitamin larut air tersebut diantaranya tiamin (vitamin B1), riboflavin
(vitamin B12), niacin, piridoksin (vitamin B6), folasin (asam folat), dan vitamin E,K yang
larut lemak. Berkaitan dengan vitamin yang larut lemak (A, D, E, K) bisa diberikan
penjelasan sebagai berikut
Banyaknya cadangan vitamin A dalam hati pada bayi yang baru dilahirkan tergantung
pada jumlah vitamin A yang dikonsumsi oleh ibunya
Kebutuhan vitamin D pada bayi meningkat saat terjadi kalsifikasi tulang dan gigi
yang cepat
Kadar vitamin E yang dapat menembus plasenta bayi hanya sedikit, sehingga pada
umumnya bayi dilahirkan dengan kandungan vitamin E yang rendah.
Kekurangan vitamin K dapat terjadi pada beberapa hari pertama kelahiran
Kebutuhan mineral lain seperti zat besi sangat ditentukan oleh umur kehamilan. Bayi
yang cukup umur dalam kandungan akan menerima sejumlah besar zat besi dari ibunya
selama dalam kandungan. Namun, jika bayi yang dilahirkan prematur zat besi yang
diterima lebih sedikit. Kebutuhan terhadap mineral ini sangat penting untuk mencegah
terjadinya anemia.
MAKANAN BAYI
A. Bayi pada usia 0-4 bulan
a. ASI saja (ASI ekslusif) kontak fisik dan isapan bayi akan merangsang produksi
ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu di ingat bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu dengan menyusui,
akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
b. Pemberian kolostrum. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari hari pertama,
kental dan berwarna kekuning kuningan. Kolostrum mengandung zat zat gizi dan
zat kekebalan yang tinggi
c. Asi diberikan dari kedua payudara. Berikan ASI dari satu payudara sampai
kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya. ASI diberikan 8-10 kali setiap
hari.
B. Bayi usia 4-6 bulan
a. Pemberian ASI diteruskan dan diberikan dari kedua payudara secara bergantian
b. Bayi mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang
berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki refleks mengunyah. Contoh
MP-ASI berbentuk halus antara lain adalah bubur susu, biscuit yang ditambah air
atau susu, atau pisang dan papaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali
salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit dan
mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa
hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI lainnya.
c. Berikan ASI terlebih dahulu, baru kemudian MP-ASI agar ASI dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan
sendok, jangan dot atau botol karena dapat menyebabkan bayi atau anak menceret
dan menyebabkan infeksi telinga apabila MP-ASI masuk ke ruang tengah.
d. Memperkenalkan makanan baru pada bayi tidak boleh dipaksa, kalau bayi sulit
menerima ulangi pemberiannya pada waktu lapar, sedikit demi sedikit dengan
sabar sampai bayi terbiasa dengan makanan tersebut.
Jika telah menginjak usia lebih dari 12 bulan, dapat diperkenalkan makanan
sebagaimana orang dewasa konsumsi, namun penting adanya perkenalan makanan
dilakukan satu per satu secara bertahap untuk memantau timbulnya alergi atau tidak,
terutama untuk jenis telur, seafood, dan susu sapi. Hindari makanan yang menyebabkan
tersedak (memiliki konsistensi keras) seperti kacang, anggur, wortel mentah.
Berikanlah makanan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Daging, unggas
(ayam), ikan, dan telur dapat diperkenalkan dini, karena mereka adalah sumber nutrisi
yang dibutuhkan. Namun diingat sekali lagi, bahwa pemberian makanan ini harus
dilakukan satu persatu untuk melihat ada atau tidak reaksi alergi.
Selanjutnya pengenalan makanan dilanjutkan seperti contoh di atas. Hal ini dilakukan
untuk melihat adanya reaksi alergi. Hindarilah memberikan minuman dengan kadar
nutrisi rendah seperti teh, kopi, dan minuman dengan kadar dula tinggi seperti soda. Pada
minuman teh dan kopi terkandung komponen yang dapat mengganggu penyerapan zat
besi. Minuman bersoda pun tidak dianjurkan, karena kadar nutrisinya yang rendah dan
dapat membuat anak kenyang dan kehilangan nafsu makan. Batasi pemberian jus buah
karena dikhawatirkan bayi merasa kenyang dan justru tidak mau makan makanan utama
yang mengandung kadar gizi lebih tinggi.
ASI memang memiliki kadar protein dan vitamin yang tinggi. Kandungan didalamnya
memenuhi asupan nutrisi pada anak usia 0-24 bulan. Namun ASI memiliki kadar mineral
rendah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Diantaranya seperti kadar zat besi dan
zinc (seng). Pada usia 9-11 bulan, proporsi asupan nutrisi yang direkomendasikan untuk
gizi dari makanan tambahan ASI adalah 97% untuk zat besi, 86% untuk zinc, 81% untuk
fosfor, 76% untuk magnesium, 73% untuk natrium, dan 72% untuk kalsium (Dewey,
2001).
Susu sapi segar sebaiknya baru diberikan setelah usia bayi mencapai 12 bulan karena
risiko perdarahan dari usus dan rendahnya kadar zat besi di susu tersebut (Ziegler et al.,
1990; Griffin and Abrams, 2001). Karena alasan yang sama, maka disarankan untuk
memperkenalkan makanan yang berasal dari produk susu seperti keju, yoghurt, dan susu
kering (yang dicampurkan dengan makanan lain, seperti makaroni skotel) pada usia lebih
dari 12 bulan.
Kemungkinan reaksi alergi akibat konsumsi makanan tinggi protein perlu
dipertimbangkan sebelum memberi makanan pada bayi. American Academy of Pediatrics
merekomendasikan bahwa bayi dengan riwayat alergi atau sensitivitas terhadap makanan
cukup tinggi, direkomendasikan utnuk baru memperkenalkan susu sapi di atas usia 1
tahun, telur di atas usia 2 tahun, dan kacang-kacangan serta ikan diatas usia 3 tahun. Hal
ini disebabkan karena penghindaran makanan yang dapat menyebabkan alergi dapat
mencegah terjadinya dermatitis atopi (peradangan pada kulit akibat alergi) pada bayi
dengan risiko tinggi menderita alergi