Anda di halaman 1dari 5

Mega Destina Widianingsih

D III Keperawatan

Tugas Ilmu Gizi

GIZI UNTUK BAYI


Zat gizi merupakan bagian dari makanan. Gizi merupakan faktor utama dalam
perkembangan anak. Hal ini termasuk air, protein, asam amino yang membentuknya, lemak,
dan asam lemak, karbohidrat mineral, dan vitamin. Distribusi cairan dan elektrolit pada bayi
dan elektrolit dalam bagian bagian tubuh berbeda selama awal masa bayi sampai akhir masa
kanak kanak dan pengaturan pemasukan dan pengeluaran cairan adalah kritis bagi bayi dan
menjadi hal penting dalam proses tumbuh kembangnya.

Nutrisi atau gizi adalah substansi organic yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari system tubuh , pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan dalam proses metabolisme.
Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam
tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses organisme yang
menggunakan objek utamanya yaitu makanan yang sering dikonsumsi dalam kondisi yang
normal, dengan menggunakan proses degesti, absorsi serta metabolisme yang pada nantinya
akan membuang beberapa zat yang memang tidak digunakan oleh tubuh.

Fungsi Nutrisi Bagi Tubuh


Berdasarkan pengertian nutrisi itu sendiri , zat ini memang menjadi asupan utama
bagi tubuh seseorang apalagi bayi yang baru lahir dalam proses tumbuh kembang pembentuk
energi penting. Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam seperti sebagai proses pengambilan
zat-zat makanan yang penting, sebagai subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
bergerak normal. Namun nutrisi sangat berbeda dari makanan yang kita makan tiap harinya,
nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut. Nutrisi juga berperan aktif
sebagai asupan makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh setidaknya mengkonsumsi beberapa
jenis makanan setiap harinya. Tidak lantas kita menyepelekan nutrisi, sebab tidak semua
makanan memiliki nutrisi. Apalagi dalam pemberian makanan bernutrisi bagi bayi.
Dampaknya akan terlihat pada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga terhadap daya
fikir anak. Kurangnya masukan nutrisi pada balita juga akan berpengaruh sekali terhadap
daya tahan tubuh si anak, balita akan mudah terserang penyakit.
Nutrisi atau makanan untuk bayi :

A. ASI
Segera setelah bayi lahir, bayi dapat diletakkan di payudara ibu untuk menghisap,
reflek menghisap ada pada saat kelahiran dan kontak yang dekat antara ibu dan bayi
selama menyusui. Bayi akan mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI ibunya. ASI
pertama dari ibu mengandung zat zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.

Mineral dalam ASI sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan organ-organ bagian dalam
bayi pada tahun pertama kehidupannya. Contohnya kalsium diperlukan pada awal
kehidupan bayi karena adanya proses kalsifikasi yang cepat pada tulang. Suplai kalsium
ini sangat penting bagi bayi karena tulang bayi tidak banyak mengandung kalsium ketika
baru dilahirkan. Kalsifikasi gigi sebenarnya telah dimulai sejak bayi masih dalam
kandungan. Namun demikian, ketersediaan kalsium ketika bayi sudah lahir merupakan
faktor yang penting dalam pembentukan gigi yang sempurna.

Energi yang dibutuhkan oleh bayi pada bulan pertama adalah 115kkal/kg berat badan.
Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi dari air susu ibu (ASI). ASI dapat menyuplai
semua vitamin larut air yang dibutuhkan bayi bila makanan yang dikonsumsi ibu
mencukupi. Vitamin larut air tersebut diantaranya tiamin (vitamin B1), riboflavin
(vitamin B12), niacin, piridoksin (vitamin B6), folasin (asam folat), dan vitamin E,K yang
larut lemak. Berkaitan dengan vitamin yang larut lemak (A, D, E, K) bisa diberikan
penjelasan sebagai berikut

 Banyaknya cadangan vitamin A dalam hati pada bayi yang baru dilahirkan tergantung
pada jumlah vitamin A yang dikonsumsi oleh ibunya
 Kebutuhan vitamin D pada bayi meningkat saat terjadi kalsifikasi tulang dan gigi
yang cepat
 Kadar vitamin E yang dapat menembus plasenta bayi hanya sedikit, sehingga pada
umumnya bayi dilahirkan dengan kandungan vitamin E yang rendah.
 Kekurangan vitamin K dapat terjadi pada beberapa hari pertama kelahiran

Kebutuhan mineral lain seperti zat besi sangat ditentukan oleh umur kehamilan. Bayi
yang cukup umur dalam kandungan akan menerima sejumlah besar zat besi dari ibunya
selama dalam kandungan. Namun, jika bayi yang dilahirkan prematur zat besi yang
diterima lebih sedikit. Kebutuhan terhadap mineral ini sangat penting untuk mencegah
terjadinya anemia.
MAKANAN BAYI
A. Bayi pada usia 0-4 bulan
a. ASI saja (ASI ekslusif) kontak fisik dan isapan bayi akan merangsang produksi
ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu di ingat bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu dengan menyusui,
akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
b. Pemberian kolostrum. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari hari pertama,
kental dan berwarna kekuning kuningan. Kolostrum mengandung zat zat gizi dan
zat kekebalan yang tinggi
c. Asi diberikan dari kedua payudara. Berikan ASI dari satu payudara sampai
kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya. ASI diberikan 8-10 kali setiap
hari.
B. Bayi usia 4-6 bulan
a. Pemberian ASI diteruskan dan diberikan dari kedua payudara secara bergantian
b. Bayi mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang
berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki refleks mengunyah. Contoh
MP-ASI berbentuk halus antara lain adalah bubur susu, biscuit yang ditambah air
atau susu, atau pisang dan papaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali
salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit dan
mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa
hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI lainnya.
c. Berikan ASI terlebih dahulu, baru kemudian MP-ASI agar ASI dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan
sendok, jangan dot atau botol karena dapat menyebabkan bayi atau anak menceret
dan menyebabkan infeksi telinga apabila MP-ASI masuk ke ruang tengah.
d. Memperkenalkan makanan baru pada bayi tidak boleh dipaksa, kalau bayi sulit
menerima ulangi pemberiannya pada waktu lapar, sedikit demi sedikit dengan
sabar sampai bayi terbiasa dengan makanan tersebut.

C. Bayi usia 6-9 bulan


ASI eksklusif menurut panduan WHO terbaru diberikan selama 6 bulan pertama
tanpa makanan tambahan apapun karena nutrisi yang dikandungnya sudah mencukupi
untuk 6 bulan pertama kehidupan. Selanjutnya anak akan diperkenalkan terhadap
makanan padat secara perlahan-lahan.
Pada usia 6- 9 bulan, dimulai makanan tambahan pendamping dari yang cair
terlebih dahulu (susu formula) ditambah makanan halus seperti bubur susu, buah, dan
sayuran. Makanan ini dihaluskan dan dimasak. ASI masih WAJIB diberikan, dianjurkan
diteruskan selama 1 tahun kehidupan. Bahkan jika memungkinkan untuk diteruskan
hingga 2 tahun, justru hal ini lebih baik bahkan karena kandungan yang terasupi menjadi
lebih lengkap.
Pada usia 8 bulan bayi dapat diperkenalkan dengan ‘finger foods’ yaitu snack
yang dapat dimakan oleh bayi sendiri (tidak perlu disuapi), seperti buah yang dipotong-
potong ukuran kecil sehingga bayi dapat makan sendiri. Makanan halus ini diberikan 2-
3x/hari.

D. Bayi usia 9-12 bulan


Pada usia 9-12 bulan, konsistensi makanan menjadi makanan semi-padat atau
disaring, istilahnya tim saring. Usia ini kombinasi antara bubur susu, buah, tim saring.
Makanan ini diberikan dengan tujuan untuk melatih kemampuan pergerakan rahang atas
dan bawah dan melatih kemampuan mengunyah (penggunaan gigi apabila sudah ada).
Selanjutnya dapat disajikan makanan dengan tekstur padat atau kasar. Makanan semi-
padat/kasar disajikan 3-4 kali/hari dengan tambahan snack 1-2x/hari, seperti roti, buah.
Snack adalah makanan yang disajikan diantara waktu makan yang umumnya mudah
disiapkan, dan dapat dimakan sendiri oleh bayi. Ibu dapat memberikan variasi snack
dengan cara mengolah sendiri masakan .

Jika telah menginjak usia lebih dari 12 bulan, dapat diperkenalkan makanan
sebagaimana orang dewasa konsumsi, namun penting adanya perkenalan makanan
dilakukan satu per satu secara bertahap untuk memantau timbulnya alergi atau tidak,
terutama untuk jenis telur, seafood, dan susu sapi. Hindari makanan yang menyebabkan
tersedak (memiliki konsistensi keras) seperti kacang, anggur, wortel mentah.
Berikanlah makanan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Daging, unggas
(ayam), ikan, dan telur dapat diperkenalkan dini, karena mereka adalah sumber nutrisi
yang dibutuhkan. Namun diingat sekali lagi, bahwa pemberian makanan ini harus
dilakukan satu persatu untuk melihat ada atau tidak reaksi alergi.
Selanjutnya pengenalan makanan dilanjutkan seperti contoh di atas. Hal ini dilakukan
untuk melihat adanya reaksi alergi. Hindarilah memberikan minuman dengan kadar
nutrisi rendah seperti teh, kopi, dan minuman dengan kadar dula tinggi seperti soda. Pada
minuman teh dan kopi terkandung komponen yang dapat mengganggu penyerapan zat
besi. Minuman bersoda pun tidak dianjurkan, karena kadar nutrisinya yang rendah dan
dapat membuat anak kenyang dan kehilangan nafsu makan. Batasi pemberian jus buah
karena dikhawatirkan bayi merasa kenyang dan justru tidak mau makan makanan utama
yang mengandung kadar gizi lebih tinggi.
ASI memang memiliki kadar protein dan vitamin yang tinggi. Kandungan didalamnya
memenuhi asupan nutrisi pada anak usia 0-24 bulan. Namun ASI memiliki kadar mineral
rendah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak. Diantaranya seperti kadar zat besi dan
zinc (seng). Pada usia 9-11 bulan, proporsi asupan nutrisi yang direkomendasikan untuk
gizi dari makanan tambahan ASI adalah 97% untuk zat besi, 86% untuk zinc, 81% untuk
fosfor, 76% untuk magnesium, 73% untuk natrium, dan 72% untuk kalsium (Dewey,
2001).
Susu sapi segar sebaiknya baru diberikan setelah usia bayi mencapai 12 bulan karena
risiko perdarahan dari usus dan rendahnya kadar zat besi di susu tersebut (Ziegler et al.,
1990; Griffin and Abrams, 2001). Karena alasan yang sama, maka disarankan untuk
memperkenalkan makanan yang berasal dari produk susu seperti keju, yoghurt, dan susu
kering (yang dicampurkan dengan makanan lain, seperti makaroni skotel) pada usia lebih
dari 12 bulan.
Kemungkinan reaksi alergi akibat konsumsi makanan tinggi protein perlu
dipertimbangkan sebelum memberi makanan pada bayi. American Academy of Pediatrics
merekomendasikan bahwa bayi dengan riwayat alergi atau sensitivitas terhadap makanan
cukup tinggi, direkomendasikan utnuk baru memperkenalkan susu sapi di atas usia 1
tahun, telur di atas usia 2 tahun, dan kacang-kacangan serta ikan diatas usia 3 tahun. Hal
ini disebabkan karena penghindaran makanan yang dapat menyebabkan alergi dapat
mencegah terjadinya dermatitis atopi (peradangan pada kulit akibat alergi) pada bayi
dengan risiko tinggi menderita alergi

Anda mungkin juga menyukai