Anda di halaman 1dari 11

\LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GENETIKA

PREPARASI MEDIA DAN SIKLUS HIDUP DROSOPHILA SP.

Oleh :
Kelas :D
Kelompok : 10

Cut Adelia S 200110150118

Elva Ahlia N 200110150010

Gani Faikar F 200110150261

Irene Deborah 200110150112

Kevin Riandana 200110150016

//

LABORATORIUM PEMULIAAN TERNAK DAN BIOMETRIKA


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Drosophila sp merupakan objek yang sering digunakan dalam penelitian
genetika karena mudah dikembangbiakkan. Selain itu juga, Drosophila sp mudah
didapatkan di alam bebas. Drosophila sp biasanya ditemukan pada buah-buahan
yang sudah ranum. Hal ini dikarenakan makanan lalat buah adalah jamur yang
tumbuh pada buah. Biasanya dalam melakukan pengamatan tentang Drosophila
sp dibuat sebuah medium untuk pemeliharaan Drosophila tersebut. Sehingga
memudahkan melakukan pengamatan tentang lalat buah khususnya mengenai
siklus lalat buah. Karena tanpa suatu medium, setiap fase pada siklus hidup
Drosophila sp sulit diamati.
Siklus hidup Drosophila sp relatif singkat. Hanya sekitar 2 minggu. Siklus
hidupnya dimulai dari telur, satu hari kemudian menjadi larva dan pada tahap
larva mengalami empat kali pergantian kulit (instar), tiga hari kemudian larva
akan menjadi pupa. Setelah delapan hingga sebelas hari, pupa akan berubah
menjadi imago. Imago inilah yang disebut lalat buah dewasa. Beberapa waktu
kemudian imago akan bertelur kembali. Siklus hidup Drosophila sp disebut
metamorposis sempurna. Drosophila sp yang beterbangan di sekitar mediumnya
ada yang jantan dan ada yang betina. Drosophila sp jantan dengan betina dapat
dibedakan dengan melihat ukuran dan ujung abdomennya. Drosophila sp jantan
ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan Drosophila sp betina. Ujung abdomen
Drosophila sp jantan runcing sedangkan ujung abdomen Drosophila sp betina
tumpul. Selain itu juga, dapat dilihat dari bintik hitam pada ujung abdomen yang
dimiliki Drosophila sp jantan sedangkan pada betina tidak memiliki bintik hitam
pada ujung abdomennya.
Berdasarkan uraian di atas maka diadakan sebuah percobaan untuk
mengamati siklus hidup Drosophila sp. Mengamati setiap fase hidup Drosophila
melanogaster lebih mendetail. Serta perbedaan antara Drosophila sp jantan dan
betina.

2.2 Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dari praktikum kali ini, yaitu:
1. Mengetahui cara penyiapan media biakan Drosophila sp.
2. Mengetahui siklus hidup Drosophila dan lama generasi interval.

2.3 Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu/ Hari : Mulai pada hari Senin 26 September 2016.
Tempat : Gd. 5 lt. 2 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
1.2 Metoda dan material

1.2.1 Metoda
Metoda yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Metoda observasi
dimana praktikum secara langsung mengamati setiap detail perubahan yang terjadi
pada obyek penelitian yaitu Drosophila sp hingga waktu yang telah ditentukan.

1.2.2 Material
Media yang di gunakan terdiri dari :
Bahan : Air, tepung beras, gula merah, garam dapur, ragi, dan Drosophila
melanogaster sebanyak 4 ekor.
Alat : Stoples dan busa penutup, tissue.

1.2.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja pertama-tama mencari drosophila dengan memancingnya
menggunakan buah pisang atau mencarinya di tong sampah, lalu tangkap oleh
plastic. Setelah itu masukan kedalam media yang telah disediakan di lab,
kemudian isi label yang tersedia pada media dan simpan untuk selanjutnya
diamati.
Media yg digunakan cara membuatnya mudah yaitu memanaskan seluruh
bahan di atas selama 5 menit hingga mengental, kemudian di masukan ke dalam
botol media yang telah ditempel label, berikan satu tetes ragi, lalu masukan kertas
tissue sebagai tempat bertelur dan meletakan Drosophila sp.
III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Dari praktikum kali ini, maka didapatlah hasil pengamatan sebagai berikut:
No Tanggal Lama Pertumbuhan Phase Pertumbuhan
Pengamatan (dalam hari)
1 26 September 0 hari Penangkapan drosophila
2 27 2 hari Bertelur
3 28 1 hari Embrio
4 29 2 hari Menetas dari telur (First Instar)
5 30 2 hari Ulat bentuk awal (Second Instar)
6 1 2 hari Ulat bentuk akhir (Third Instar)
7 2 2 hari Formasi kepompong
8 3 2 hari Kepompong awal (Fourth Instar)
9 4 2 hari Kepompong : Pembentukan kepala,
2
sayap, dan kaki-kaki
10 5 0 2 hari Pigmentasi dari mata kepompong
11 6 1 2 hari Sesaat keluar dari kepompong
6 dengan sayap yang lengkap
12 7 2 hari Pertumbuhan sayap terhenti menuju
ke bentuk dewasa

3.2 Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap daur hidup Drosophila sp
terdapat 4 fase yaitu:
1. Telur
Pada pengamatan ini, tidak ditemukan adanya telur. Hal ini dimungkinkan
karena ukuran telur yang sangat kecil sehingga sulit untuk ditemukan. Telur
Drosophila sp berwarna putih susu, berbentuk bulat panjang, berukuran sekitar
0,5 mm. Pada ujung anteriornya terdapat sebuah lubang yang disebut “micropyle”
dan dibatasi oleh dua sampai empat buah tonjolan yang memanjang berbentuk
sendok. Telur ini tidak memiliki alat pergerakan. Telur akan menetas menjadi
larva 2 hari setelah diletakkan di dalam buah.
2. Larva
Larva merupakan tahap aktif pertama siklus hidup serangga dan dimulai
setelah telur menetas. Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan,
berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva Drosophila
berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut
berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang
spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Larva lalat buah terdiri atas 3 bagian; yaitu kepala, toraks (3 ruas), dan
abdomen (8 ruas). Kepala berbentuk runcing dengan dua buah bintik hitam yang
jelas, mempunyai alat kait mulut.
Stadium larva umumnya terdiri atas empat instar. Letak perbedaannya pada
jumlah segmen yang dimiliki. Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa,
tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan
sayap disebut larva instar 4 Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,
bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula
pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan
dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985). Pada
instar I ruas-ruasnya terdiri atas 4-5 segmen, pada instar II terdiri atas 5-8 segmen,
pada instar III ruas-ruasnya terdiri atas 8-11 segmen dan pada instar IV ruas-
ruasnya terdiri atas 14 segmen. Larva instar 4 berkembang maksimum dengan
ukuran ± 7mm, membuat lubang keluar, kemudian meloncat atau melenting.
3. Pupa
Pupa (kepompong) berbentuk oval, berwarna kecoklatan, dan panjangnya
sekitar 5 mm. Masa pupa adalah 8-11 hari dengan melewati 5 fase puparium.
Setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah. Pupa dapat
didefinisikan sebagai tahapan berpuasa antara larva dan dewasa dalam
metamorfosis serangga,dimana mengalami tranformasi.
4. Imago
Imago berwarna merah kecoklatan. Imago lalat buah rata-rata berukuran
0,7mm x 0,3mm dan terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen, toraks berwarna
gelap dengan 2 garis kuning membujur dan pada bagian abdomen terdapat 3 garis
melintang berwarna coklat atau hitam dan memiliki sepasang sayap.
Sedangkan cirri-ciri yang membedakan antara Drosophilla sp jantan dan
betina, yaitu:
No Jantan Betina
1 Ukuran tubuh lebih kecil dari betina Ukuran tubuh lebih besar dari jantan
2 Sayap lebih pendek dari sayap betina Sayap lebih panjang dari sayap jantan
3 Terdapat sisir kelamin (sex comb) Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb)
4 Ujung abdomen tumpul dan lebih hitam Ujung abdomen runcing
5 Jumlah segmen 5 buah Jumlah segmen 7 buah
6 Tidak Mempunyai ovipositor Mempunyai oviipositor

Drosophila dapat hidup hampir di semua wilayah di muka bumi Menurut


Miller (2000), habitat Drosophila hanya dibatasi oleh temperatur dan ketersediaan
air. Drosophila dewasa tidak dapat bertahan di tempat dengan suhu yang sangat
rendah. Suhu yang terlalu rendah dapat mengganggu siklus hidup spesies ini.
Selain itu, pada daerah bersuhu rendah makanan sulit diperoleh walaupun sering
ditemukan pada buah-buahan busuk, makanan Drosophila, baik lalat dewasa
maupun larva, bukanlah glukosa yang terdapat pada buah-buahan tersebut.
Drosophila memakan mikroorganisme yang tumbuh pada buah yang membusuk,
terutama ragi (Shorrocks, 1972).

IV
KESIMPULAN
Siklus hidup drosophila mulai dari telur – larva instar I – larva instar II –
larva instar III – prepupa – pupa – imago. Lama fase telur sekitar 19 jam, larva
instar I sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar 3 sekitar 1 hari,
prepupa 2 hari, dan pupa 3 hari. Lama siklus hidup lalat Drosophila sp sejak telur
menjadi imago adalah selama 10 hari. Lama perubahan dari telur menjadi imago
bervariasi tergantung kondisi lingkungan termasuk suhu lingkungan,
pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.
Lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol media sebaiknya tidak
terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila sp dengan kondisi
ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat
hidup sampai kurang lebih 10 hari. Namun, apabila kondisi botol medium terlalu
padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah
kematian pada individu dewasa.
DAFTAR PUSTAKA

 Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA:


Coldspring Harbor Laboratory Press.

 Campbell, N.A. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.

 Campbell, N.A. 2003. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.

 Hartati. 2007. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Biologi


FMIPA UNM.

 Kimball, J.W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.

 Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi


Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung :
Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran

 Suryo. 2004. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

II
TINJAUAN PUSTAKA

Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing,


dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan
pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior
dan posterior (Silvia, 2003).
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek,
kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar
4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki.
Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada
stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva
berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Drosophila dapat hidup hampir di semua wilayah di muka bumi Menurut
Miller (2000), habitat Drosophila hanya dibatasi oleh temperatur dan ketersediaan
air. Drosophila dewasa tidak dapat bertahan di tempat dengan suhu yang sangat
rendah. Suhu yang terlalu rendah dapat mengganggu siklus hidup spesies ini.
Selain itu, pada daerah bersuhu rendah makanan sulit diperoleh walaupun sering
ditemukan pada buah-buahan busuk, makanan Drosophila, baik lalat dewasa
maupun larva, bukanlah glukosa yang terdapat pada buah-buahan tersebut.
Drosophila memakan mikroorganisme yang tumbuh pada buah yang membusuk,
terutama ragi (Shorrocks, 1972).
Lampiran

Drosopila yang diamati selama 2


minggu

Jumlah drosophila yang sudah dimatikan


dengan menggunakan baygon

Anda mungkin juga menyukai