TENTANG
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA DALAM PROPINSI
KALIMANTAN TIMUR
Menirnbang : a. bahwa untuk melestarikan lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi hidup clan
kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan pengendalia."l
terhadap pembuangan limbah cair ke lingkungan;
Mengingat : 1. Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonnantie) Tahun 1926, Stbl Nomor 226.
setelah diubah dan ditambah terakhir dengan Stbl. 1940 Nomor 14 dan Nomor 450;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara
Tahun 1982 Nomor 37; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran I. Negara Tahun
1991 Nomor 44; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59 ; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838
);
12. Keputusan Presiden Nomor : 165/M Tahun 1998; Pengangkatan Suwarna AF. sebagai
Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur;
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MenLH/1995 tentang Baku
mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri;
14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-52/MenLH/1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel;
16. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 02 I Tahun 1992
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Kalimantan
Timur (Lembaran Daerah Seri D Nomor 148 Tahun 1992);
17. Surat Keputusan Gubenur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor 339 Tahun
1988 tentang Baku Mutu Lingkungan Kalimantan Timur;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG BAKU MUTU LIMBAH .CAIR BAGI KEGIATAN
INDUSTRI DAN USAHA LAINNY A DALAM PROPINSI KALIMANT AN TIMUR.
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
4. Kegiatan usaha lainnya adalah kegiatan ekonomi di luar kegiatan industri yaitu kegiatan ekonomi lainnya yang
dalarn melaksanakan usahanya menghasilkan limbah cair;
5. Baku Mutu Limbah Cair Industri adalah batas maksimum kadar, beban dan debit limbah cair yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan;
5. Limbah Cair adalah limbah dalarn wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri atau kegiatan usaha lainnya
yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
6. Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan dengan debit, kadar dan beban pencemaran;
7. Debit maksimum adalah debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan;
8. Kadar Maksimum adalah kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan;
9. Beban Pencemaran Maksimum adalah beban tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang kelingkungan.
10. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya mahkluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
11. Daya tampung beban pencemaran adalah kemarnpuan air pada sumber air penerima untuk Imenerima beban
pencemaran tanpa mengakibatkan turunnya kualitas air sehingga melewati baku mutu air yang ditetapkan sesuai
dengan peruntukannya.
BAB II
Pasal 2
(1) Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan industri dan usaha lainnya di Propinsi Kalimantan Timur sebagaimana
tersebut dalam lampiran I yang meliputi :
1. Soda kostik/klor adalah jenis sebagaimana tersebut dalam lampiran 1.1
2. Pelapisan logam adalah sebagai ffiana tersebut dalam Lampiran 1.2
3. Penyamakan kulit adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.3
4. Minyak Sawit adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.4
5. Pulp dan kertas adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.5
6. Karet adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.6
7. Gula adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.7
8. Tapioka adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.8
9. Tekstil adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.9
10. Pupuk urea/nitrogen adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.10
11. Ethanol adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.11
12. Methanol adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran 1.12
13. Melamine adalah sebagaimana tersebut dalam 1ampiran 1.13
14. Mono Sodium Glutamate (MSG) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.14
15. Kayu Lapis adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.15
16. Medium Density Fiberboard adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.16
17. Susu, makanan yang terbuat dari susu .adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.17
18. Minuman ringan adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.18
19. Sabun, detergen dan produk-produk minyak nabati adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1
20. Bir adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.20
21. Baterai kering adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.21
22. Cat adalah sebagaimana tersebut dalarn Lampiran 1.22
23. Farrnasi adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.23
24. Pestisida adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.24
25. Hotel ada1ah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.25
26. Lem kayu lapis ada1ah sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1.26 2
27. Kegiatan Rurnah Sakit sebagaimana tersebut dalam lampiran 1.27
28. Kegiatan Explorasi dan Produksi Migas sebagaimana lampiran 1.28
29. Kegiatan pengilangan Minyak Bumi sebagaimana 1ampiran 1.29;
30. Kegiatan pengilangan LNG dan LPG terpadu sebagaimana lampiran 1.30
31. Kegiatan Instalasi, Depot dan Terminal Minyak sebagaimana 1ampiran 1.31
32. Kegiatan Pertambangan Batu Bara 1ampiran 1.32
33. Kegiatan pembuatan Tahu, Kecap dan Tempe Lampiran 1.33
34. Kegiatan Perternakan Sapi Perah dan Babi Lampiran 1.34
35. Kegiatan Rumah Potong Hewan Lampiran 1.35
36. Kegiatan Cold Storage Lampiran 1.36
37. Kegiatan Rurnah Tangga dan Komunal Lampiran 1.37
(2) Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis-jenis industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan
berdasarkan beban pencemaran dan kadar, kecuali jenis industri farmasi dan industri pestisida formulasi
pengemasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir 21 clan butir 22, ditetapkan berdasarkan kadar;
(3) Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini adalah merupakan standar
untuk menentukan batas maksimal dari kualitas limbah cair yang dibuang ke lingkungan perairan ataupun
laut;
(4) Perhitungan tentang debit limbah cair maksimum dan beban pencemaran maksimum adalah sebagaimana
tersebut dalam Lampiran III Keputusan ini;
(5) Bagi kegiatan yang belum ditentukan baku mutu limbah caimya serta penambahan parameter lain diluar
parameter yang telah ditentukan pada pasal 2 ayat (1) maka berlaku baku mutu lampiran II, penentuan
golongan limbah dan parameter yang harus diukur ditentukan oleh Gubemur berdasarkan karakteristik limbah
cair dari kegiatan tersebut serta mempertimbangkan peruntukan badan air penerima serta daya tampung badan
air penerima.
(6) Baku mutu limbah cair sebagaimana di maksud dalam ayat (1), berlaku untuk limbah yang dibuang secara
kontinyu, maupun limbah yang tidak dibuang secara kontinyu (batch);
(7) Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditinjau secara berkala sekurang - kurangnya
sekali dalam lima tahun.
Pasal 3
Apabila analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan industri mensyaratkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat
dari Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1), maka untuk kegiatan industri tersebut
ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana yang dipersyaratkan oleh analisis mengenai dampak lingkungan.
Pasal 4
Setiap penanggung jawab kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Keputusan ini wajib :
a) melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui
Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan;
b) membuat saluran pembuangan limbah cair tertutup atau kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah
cair ke lingkungan;
c) memasang alat ukur debit atau alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut;
d) tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam
aliran pembuangan limbah cair;
e) memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut da1am Lampiran Keputusan ini
secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan atau ditentukan secara khusus dalam lampiran
setiap jenis industri;
f) memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan;
1) Semua industri atau kegiatan usaha lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) di Kalimantan Timur
dilarang membuang limbah cair sebelum mendapatkan izin terlebih dahulu dari Bupati atau Walikota;
2) Izin pembuangan limbah cair diberikan oleh Bupati atau Walikota atas permohonan penanggung jawab industri
atau kegiatan usaha yang bersangkuran setelah memenuhi syarat - syarat dan ketentuan yang berlaku;
3) Pemegang ijin wajib mengikuti ketentuan - ketentuan yang diisyaratkan dan telah ditetapkan dalam kaitan
dengan Baku mutu limbah Cair sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 keputusan ini;
4) Dalam memberikan izin pembuangan limbah cair ditetapkan kadar maksimum bagi setiap parameter dan beban
limbah cair yang tidak boleh di lampaui dengan memperhitungkan kemampuan daya dukung sumber air
penerima limbah serta tidak mengakibatkan penurunan kualitas sumber air sesuai dengan peruntukannya;
5) Bagi industri atau kegiatan yang telah menerapkan proses reuse dan recycle sehingga tidak ada lagi limbah cair
yang dibuang (zero discharge) tidak diwajibkan memiliki izin pembuangan limbah cair;
6) Penilaian dan pembuktian terhadap kebenaran telah di1akukannya reuse dan recycle sehingga tidak ada lagi
limbah cair yang dibuang (zero discharge) oleh suatu industri atau kegiatan usaha lainya dilakukan oleh tim
yang terdiri dari perwakilan Bapedalda Propinsi, Bapedalda I Kabupaten / Kota serta instansi teknis yang
membidangi jenis industri atau suatu kegiatan.
7) Penetapan beban limbah cair maksirnum tersebut pada ayat (I) pasal ini didasarkan pada produksi bulanan
senyatanya dari industri atau kegiatan usaha yang bersangkutan;
8) Perhitungan beban limbah cair maksimum dan beban pencemaran maksimum ditetapkan sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran III keputusan ini.
9) Metode analisis yang dicantumkan untuk setiap parameter adalah metode analisis minimal, metode ana1isis
yang lebih canggih dapat digunakan dengan menyebutkan metode analisisnya.
h) .Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair produksi bulanan
senyatanya sebagaimana dimaksud dalam huruf c, e, g sekurang-kurangnya satu bulan sekali kepada MenLH,
Bapedalda Propinsi, Bapedalda Kabupaten I Kota, atau Dinas Lingkungan dan instansi teknis yang membidangi
industri, dan instansi lain .yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
PENGAWASAN
Pasal 6
1) Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah, Gubernur / Bupati / Walikota dapat
melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang limbah
cair.
2) Untuk rnelakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur /Bupati / Walikota dapat
menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.
Pasa1 7
1) Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) berwenang melakukan
pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan,
memasuki tempat tertentu, mengambil contoh air limbah, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi serta
meminta keterangan dari Pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan/atau kegiatan.
2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dimintai keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),"
wajib memenuhi permintaan petugas pengawas sesuai dengan ketentuan peraruran perundang – undangan yang
berlaku.
3) Setiap pengawas wajib memperhatikan surat tugas danIatau tanda pengenal serta wajib memperhatikan situasi
dan kondisi tempat pengawasan tersebut.
Pasal 8
Bagi kegiatan industri Dan usaha lainnya yang melebihi Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana diatur dalarn
Keputusan ini, dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 10
Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Gubenur Nomor 19 tahun 1997 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Industri dan usaha lainnya dalam Propinsi Daerah Tingkar I Kalimantan Timur dinyatakan tidak
berlaku .
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal ll
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang rnengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Propinsi Kalimantan Timur.
Ditetapkan di Samarinda
Pada tanggal 30 Juli 2002
SUWARNA A.FI
Diundangkan di Samarinda
H. SYAIFUL TETENG
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan da1am kilogram.parameter per ton
produk soda kostik atau Khlor.
KADAR BEBAN
MAKSIMUM PENCEMARAN METODE
PARAMETER
(mg/l) MAKSIMUM ANALISIS
(kg/m2)
TSS 20 0,040 Gravimetri
Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Kolorimetri
Krom Total (Cr) 0,5 0,010 AAS
Krom Heksavalen (Cr-6) 0,1 0,002 Kolorimetri
Tembaga (Cu) 0,6 0,012 AAS
Seng (Zn) 1,0 0,020 AAS
Nikel (Ni) 1,0 0,020 AAS
Kadmium (Cd) 0,05 0,001 AAS
Timbal (Pb) 0,1 0,002 AAS
Ph 6,0 – 9,0 Elektrometri
2
Debit Limbah Maksimum 20 L per m produk pelapisan logam
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per m 2
produk pelapisan logam. .
3. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRJ PENYAMAKAN KULIT
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah
2. Beban pencemran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg per ton bahan baku
(penggaraman kulit mentah
BEBAN
METODE
PARAMETER KADAR MAKSIMUM (mg/l) PENCEMARAN
ANALISIS
MAKSIMUM (kg/ton)
BOD5 100 0,25 Winkler
COD 350 0,88 Tetrimetri
TSS 250 0,63 Gravimetri
Minyak dan Lemak 25 0,063 Kolorimetrik
Nitrogen Total (sebagai N) 50 0,125 Titrimetri
PH 6,0 – 9,0 Elektrometri
3
Debit Limbah Maksimum 2,5 m / ton prouk minyak sawit (CPO)
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per lite air limbah
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di ata dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
minyak sawit (CPO)
3. Nitrogen Total adalah jumlah N organik + Amonia Total + NO 3 + NO2
5. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PULP KERTAS .
PARAMETER
BDO5 COD TSS
PROSES Beban Beban Beban
DEBIT Kadar
PRODUK Pencemaran Kadar Mak. Pencemaran Kadar Mak. Pencemaran
(m3/ton) Mak.
Mak. (mg/l) Mak. (mg/l) Mak.
(mg/l)
(kg/ton) (kg/ton) (kg/ton)
A. PULP
Kraf Dikelantang 85 100 8,5 350 29,75 100 8,5
Pulp Larut 95 100 9,5 300 28,5 100 9,5
Kraf yg tidak 50 75 3,75 200 10,0 60 3,0
dikelantang
Mekanik (CMP 60 50 3,0 120 7,2 75 4,5
dan Groundwood)
Semi Kimia 70 100 7,0 200 14,0 100 7,0
Pulp Soda 80 100 8,0 300 24,0 100 8,0
De-ink Pulp (dari 60 100 6,0 300 18,0 100 6,0
kertas bekas)
KERTAS
Halus 50 100 5,0 200 10,0 100 5,0
Kasar 40 90 3,6 175 7,0 80 3,2
Karet 175 60 10,5 100 17,5 45 7,8
Kertas lain yang 35 75 2,6 160 5,6 80 2,8
dikelantang
PH 6,0 – 9,0
Catatan :
Penjelasan kategori proses di atas diberikan sebagai berikut :
A. PULP
1. Proses kraft (dikelantang dan tidak dikelantang) adalah produksi pulp yang menggunakan cairan pemasok natrium yang
alkalis dan natrium sulfida. Proses kraft yang dikelantang digunakan pada produksi kertas karton dan kertas kasar lain
yang berwarna. Pengelantangan adalah penggunaan bahan pengoksidasi kuat yang diikuti dengan ektraksi alkali untuk
menghilangkan warna dari pulp, untuk suatu rentang produk kertas yang lengkap.
2. Proses pulp larut adalah produk pulp putih dan sangat murni dengan menggunakan pemasangan kimiawi yang kuat.
Pulpnya digunakan untuk pembuatan rayon dan produk lain yang mensyaratkan hampir tidak mengandung lignin.
3. Proses groundwood adalah penggunaan defibrasi mekanis (pemisahan serat) dengan menggunakan gerinda atau penghalus
(refiners) dari batu. CMP (proses Pembuatan pulp kimia mekanis) menggunakan cairan pemasak kimia untuk memasak
kayu secara parsial sebelum pemisahan serat secara mekanik. TMP (proses pembuatan pulp termo-mekanis) merupakan
pemasakan singkat dengan menggunakan kukus dan kadang-kadang bahan kimia pemasak, sebelum tahap mekanis.
4. Proses semi kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulfic netral tanpa penggelantangan untuk menghasilkan
produk kasar untuk lapisan dalam karton gelombang berwarna coklat.
5. Proses soda adalah produksi pulp menggunakan cairan pemasok natrium hidroksida yang sangat alkalis.
6. Proses penghilangan tinta (De-ink) merupakan salah satu proses pembuatan kertas yang menggunakan kertas bekas yang
didaur ulang melalui proses penghilangan tinta dengan kondisi alkali clan kadang-kadang dibuat cerah atau diputihkan
untuk menghasilkan pulp sekunder, sering kali berkaitan dengan proses konvensional.
B. KERTAS
1. Kertas halus berarti produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak dan kertas tulis.
2. Kertas kasar berarti produksi kertas kasar berwarna coklat, seperti linerboard, kertas karton berwarna coklat atau karton.
3. Kertas lain berarti produksi kertas yang dikelantang selain yang tercantum dalam golongan halus, seperti kertas koran.
C.METODE ANALISA
Catatan:
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
karet kering atau lateks pekat.
3. Nitrogen Tota1 adalah jumlah N organik + Amonia Total + NO3 +NO2.
Catatan:
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
gula.
3. Debit limbah cair maksimum tidak termasuk air injeksi dan air pendingin.
8. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TAPIOKA
BEBAN
KADAR
PARAMETER PERENCANAAN METODE ANALISIS
MAKSIMUM (mg/l)
MAKSIMUM (kg/ton)
BOD5 150 4,5 Winkler
COD 300 9 Tetrimetri
TSS 100 3 Gravimetri
Sianida (CN) 0,3 0,009 Kolorimetri
PH 6,0 – 9,0 Elektrometri
Debit limbah maksimum 30 m3 per ton produk tapioka
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air lirnbah.
2. Beban pencemaran maksirnum untuk setiap parameter pada. tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
tapioka.
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada. tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
tekstil.
10. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK .
PUPUK NITROGEN
PUPUK UREA AMONIAK
LAIN
PARAMETER BEBAN
BEBAN PENCEMARAN BEBAN PENCEMARAN
PENCEMARAN
MAKSIMUM (kg/ton) MAKSIMUM (kg/ton)
MAKSIMUM (kg/ton)
COD 3,0 3,0 0,30
TSS 1,5 3,0 0,15
Minyak dan Lemak 0,3 0,30 0,03
Amonia Total (sebagai 0,75 1,50 0,30
NH3-N)
TKN 1,5 2,25
PH* 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0
Debit limbah 15 m3 per ton produk 15 m3 per ton produk 15 m3 per ton produk
maksimum
Catatan:
1. Pengukuran beban limbah cair dilakukan pada satu saluran pembuangan akhir.
2. Beban limbah cair (kg/ton produk) = Konsentrasi tiap parameter x debit limbah,
3. Beban limbah cair industri amoniak, berlaku pula untuk industri pupuk urea dan pupuk nitrogen lain yang memproduksi
kelebihan amoniak.
4. Nilai pH diberikan toleransi = 0,5 dari standar yang ditetapkan dengan beban pencemaran untuk NH 3-N tidak boleh
dilampaui Batas penggunaan toleransi adalah 5 tahun sejak keputusan ini ditetapkan.
BEBAN
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER PENCEMARAN METODE ANALISIS
(mg/l)
MAKSIMUM (kg/ton)
BOD5 100 1,5 Winkler
COD 300 4,5 Tetrimetri
TSS 100 1,5 Gravimetri
Sulfida (sebagai H2S) 0,5 0,0075 Tetrimetri
PH 6,0 – 9,0 Elektrometri
3
Debit limbah maksimum 15 m per ton produk ethanol
Catatan:
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton I produk
ethanol,
12. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI METHANOL
BEBAN
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER PENCEMARAN METODE ANALISA
(mg/l)
MAKSIMUM (kg/ton)
BOD5 100 0,5 Winkler
COD 200 1 Tetrimetri
TSS 150 0,75 Gravimetri
Methanol 100 0,5 Gas Chromatografi
Minyak dan Lemak 10 0,05 Gravimetri
pH 6,0 – 9,0 Elektrometri
3
Debit Limbah Maksimum 5 m per ton produk methanol
Catatan :
1. kadar maksimum untuk setlap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
methanol.
BEBAN
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER PENCEMARAN METODE ANALISA
(mg/l)
MAKSIMUM (kg/ton)
COD 200 1 Tetrimetri
TSS 200 1 Gravimetri
Minyak dan Lemak 10 0,05 Gravimetri
Amoniak Total (sebagai 75 0,375 Nesler /Indofenol Blue
NH3-N)
TKN 150 0,75 Tetrimetri
pH 6,0 – 9,0 Elektrometri
3
Debit Limbah Maksimum 5 m per ton produk melamin
Catatan:
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
melamine.
14. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MONO SODIUM GLUTAMATE (MSG)
BEBAN PENCEMARAN
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER MAKSIMUM METODE ANALISA
(mg/l)
(kg/ton)
BOD5 80 9,6 Winkler
COD 150 18,0 Tetrimetri
TSS 100 12,0 Gravimetri
pH 6,0 – 9,0 Elektrometri
3
Debit Limbah Maksimum 120 m per ton produk MSG
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
MSG.
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per m 3
produk kayu l lapisan
3. 1000 m2 produk = 3.6 m3 produk dengan ketebalan 3,6 milimeter.
16. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MEDIUM DENSITY FIBER BOARD
BEBAN
PENCEMAR
KADAR
PARAMETER AN METODE ANALISA
MAKSIMUM (mg/l)
MAKSIMUM
(kg/ton)
BOD5 75 22,5 Winkler
COD 125 37,5 Tetrimetri
TSS 150 15 Gravimetri
Formaldehide 5 1.5 Spektrofotometri
Fenol 0,25 0,08 Spektrofotometri
Amonia Total (sebagai NH3-N) 4 1,2 AAS
Ph 6,0 – 9,0 Elektrometri
Debit Limbah Maksimum 0,30 m3 per ton produk MDF
Cataran :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per
m3 produk MDF.
17. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDU'STRI SUSU MAKANAN YANG TERBUAT DARI SUSU
Catatan :
1. Pabrik susu dasar menghasilkan susu cair dan krim, susu kental manis dan atau susu bubuk.
2. Pabrik terpadu : menghasilkan produk susu seperti keju, mentega dan es krim.
3. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas, dinyatakan dalam miligram parameter per liter air
limbah.
4. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton I
total padaran susu atau produk susu.
18. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRl MINUAN RlNGAN
Cataran:
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per liter
produk minuman ringan yang dihasilkan.
19. BAKU MUTU LMBAH CAIR UNTUK INDUSTR1 SABUN DETERGEN DAN PRODUK - PRODUK MINYAK
NABATI
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah,
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada label di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk
sabun, minyak nabati dan detergen,
20. BAKU MUTU L1MBAH CAIR UNTUK INDUSTRI BIR
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air lirnbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada label di alas dinyatakan dalam kilogram parameter per
hektoliter Bir.
Catatan:
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per kg
produk Baterai
22. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI.CAT
PARAMETER KADAR MAKSIMUM METODE ANALISIS
(mg/l) BEBAN
PENCEMAR
AN
MAKSIMUM
(gram/m3)
BOD5 80 40 Winkler
TSS 50 25 Gravimetri
Mercuri (Hg) 0,01 0,005 AAS
Seng (Zn) 1,0 0,50 AAS
Timbal (Pb) 0,30 0,15 AAS
Tembaga (Cu) 0,80 0,40 AAS
Krom Heksavalen (Cr) 0,20 0,10 Kolorimetri
Titanium (Ti) 0,40 0,20 -
Kadmium (Cd) 0,08 0,04 AAS
Fenol 0,20 0,10 Kolorimetri
Minyak dan lemak 10 5 Kolorimetri
PH 6,0 – 9,0 Elektrometri
Debit limbah maksimum 0,5 L per L produk cat water base Zero Desharge untuk
cat solvent base
Catatan :
1. Solvent-Based Cat hams Zero disharge: semua limbah cair yang dihasilkan harus ditampung atau diolah kembali dan
tidak boleh dibuang di perairan umum.
2. Kadar maksimum unruk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
3. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada cabel di atas dinyatakan dalam gram parametr per m 3 produk
Cat.
PROSES FORMULASI
PARAMETER PEMBUATAN BAHAN (PENCAMPURAN) METODE ANALISIS
FORMULA (mg/l) (mg/l)
BOD5 100 75 Winkler
COD 300 150 Tetrimetri
TSS 100 75 Gravimetri
Nitrogen Total (sebagai N) 30 - Tetrimetri
Fenol 1,0 - Kolorimetri
PH 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 Elektrometri
Catatan :
Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
24. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PESTISIDA
FORMULASI /
PEBUATAN PESTISIDA TEKNIS
PENGEMASAN
BEBAN
PARAMETER KADAR METODE ANALISA
PENCEMARAN KADAR
MAKSIMUM
MAKSIMUM MAKSIMUM (mg/l)
(mg/l)
(kg/ton produk)
BOD5 30 0,60 15 Winkler
COD 100 2,00 50 Tetrimetri
TSS 25 0,50 15 Gravimetri
Fenol 2 0,40 1,5 Kolorimetri
Bensena 0,1 0,002 - Spekrofotometri
Toluena 0,1 0,002 - -
Total – CN 0,8 0,016 - Kolorimetri
Tembaga (Cu) 1,0 0,02 - AAS
Total – NH3 1,0 0,02 - AAS
Bahan Aktif Total 1,0 0,02 0,05 -
Ph 6,0 – 9,0 6,0 – 9,0 Elektrometri
Debit limbah 20 m3 per ton produk - -
maksimum
Catatan:
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalarn miligrarn parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton
produk Pestisida.
Catatan :
Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligrarn parameter per liter air limbah.
26. BAKU MUTU LIMBAH CAlR UNTUK INDUSTRI LEM KAYU LAPIS
BEBAN PENCEMARAN
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER MAKSIMUM (kg/ton METODE ANALISA
(mg/l)
produk
COD 150 0,0075 Tetrimetri
TSS 150 0,0075 Gravimetri
Fenol 0,2 0,00001 Kolorimetri
Formaldehide 10 0,0005 Spekrofotometri
Amonia Total (sebagai NH3-N) 6,0 0,0003 AAS
Minyak dan Lemak 10 0,0005 Kolorimetri
Ph 6,0 – 9,0 Elektrometri
3
Debit limbah maksimum 0,05 m /ton produk lem -
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton
produksi Lem.
Catatan:
Bagi Rumah Sakit yang tidak menggunakan bahan radioaktif dalam pengobatan atau kegiatan operasional lainnya, maka
parameter radioaktif tidak diberlakukan
28. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGlATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram per liter air limbah.
2. Darat : Daerah yang tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut.
3. Pesisir: Daerah yang terpengaruh oleh pasang surut hingga batas 3 meter kedalarnan pasang surut terendah, termasuk
daerah estuari.
4. Laut : Daerah mulai 3 m kedalarnan saat surut terendah.
29. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN PENGlLANGAN MINYAK BUM1
BEBAN
KADAR
PENCEMARAN
PARAMETER MAKSIMUM METODE ANALISA
MAKSIMUM
(mg/L) (kg/ton produk
BOD5 100 100 Winkler
COD 200 200 Tetrimetri
Minyak dan Lemak 25 25 Kolorimetri
Sulfida terlarut 1 1 Kolorimetri
Amonia (sebagai NH3-N) 10 10 AAS
Phenol Total 1 1 Spekrofotometri
Temperatur 45C Elektrometri
PH 6,0 – 9,0 Elektrometri
Debit limbah maksimum 1000 m3 per 1000 m3 bahan baku minyak
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalarn kilogram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas. dinyatakan dalam kilogram parameter per m 3
bahan baku Minyak.
30. BAKU MUTU LIMBAH CAlR BAGI KEGlATAN PENGILANGAN LNG DAN LPG TERPADU'.
KADAR MAXIMUM
UNIT INSTALASI
PARAMETER SATUAN LIMBAH AIR METODE ANALISA
PENGELOHAN AIR
PENDINGIN
LIMBAH KILANG
PH 6–9 6 – 9 **) Elektrometri
Minyak mineral Mg/L 25 25 Gravimetri
Khlorine bebas (Cl2) Mg/L 2 2 Colorimetri
Raksa (Hg++) Mg/L - 0,005 AAS
Sulfida (H2S) Mg/L - 0,1 Titrimetri
BOD5 Mg/L - 150 Winkler
COD Mg/L - 300 Oven Refluks
Temperatur C 45 *) - Elektrometri
Catatan:
*) Temperarur maksimum di Muara Kanal dan diukur pada kedalaman 0 - 1 m dari permukaan pada saat surut.
**) Terrnasuk limbah dari netralisasi.
31. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INSTALASI DEPOT DAN TERMINAL MINYAK
Catatan:
Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per lite air limbah.
32 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI PERTMBANGAN BATU BARA
a. Dari proses pencucian batubara
Catatan:
1. Bila nilai TSS terlampaui yang disebabkan pengaruh alam (hujan) maka perusahaan wajib memberikan penjelasan /
keterangan yang disertai data curah hujan.
2. Pemantauan / sampling minimum dilakukan 2 kali per minggu untuk parameter TSS.
3. Parameter pH harus diukur setiap hari.
4. Parameter Fe dan Mn harus diukur minimal setiap bulan.
33. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN INDUSTRJ TAHU DAN KECAP/TEMPE .
BEBAN PENCEMARAN
KADAR
MAKSIMUM (kg/ton
PARAMETER MAKSIMUM kedelai) METODE ANALISA
(mg/L)
Tahu Tempe/Kecap
BOD5 150 3 1,5 Winkler
COD 300 6 3,0 Tetrimetrik
TSS 100 2 1,0 Gravimetrik
pH 6,0 – 9,0 Elektrometrik
Debit limbah maksimum Tahu Kecap / Tempe
per satuan bahan baku 20 m3 / ton kedelai 10 m3 / ton kedelai
34. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN PETERNAKAN SAPI PERAH DAN BABI
35. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton.
3. RPH juga termasuk tempat pemotongan hewan
36. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN COLD STORAGE
BEBAN
KADAR MAKSIMUM PENCEMARAN
PARAMETER METODE ANALISA
(mg/L) MAKSIMUM (kg/ton
)
BOD5 100 5 Winkler
COD 200 10 Tetrimetrik
TSS 100 5 Gravimetrik
Minyak dan lemak 30 1,5 Kolorimetri
PH 6,0 – 9,0 Elektrometri
Debit limbah maksimum 50 m3 / ton Bahan baku
per satuan bahan baku
37. BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK KEGIATAN RUMAH TANGGA DAN KOMUNAL
Caratan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
2. Limbah cair domestik dari suatu industri termasuk dalam kategori limbah cair komunal.
SUWARNA A.F
- 15 -
28. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGlATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada. tabel di atas dinyatakan dalam miligram per liter air limbah.
2. Darat: Daerah yang tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut.
3. Pesisir: Daerah yang terpengaruh oleh pasang surut hingga batas 3 meter kedalaman saat surut terendah, termasuk daerah
estuari.
4. Laut : Daerah mulai 3 m kedalaman saat surut terendah.
29. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN PENGILANGAN MINYAK BUMI
Catatan :
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada Label diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk seriap parameter pada Label diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per m 3
bahan baku Minyak.
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG BAKU
MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA DALAM
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
H. SUWARNA. AF
LAMPIRAN III: KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMAN TIMUR. NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA
DALAM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENJELASAN TENTANG PERHITUNGAN DEBIT LIMBAH CAIR MAKSIMUM DAN
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM UNTUK MENENTUKAN MUTU LIMBAH CAIR.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Debit Limbah Cair Maksimum
Penetapan baku mutu limbah cair pada pembuangan limbah cair melalui penerapan debit lirnbah cair maksimum,
sebagaimana tercantum dalan Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 untuk masing-masing jenis industri, didasarkan pada
tingkat produksi bulanan yang sebenamya. Untuk itu digunakan perhitungan sebagai berikut :
DM = Dm X Pb
Keterangan:
DM = Debit limbah cair maksimum yang dibolehkan bagi setiap jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam
m3/bulan.
Dm = Debit limbah cair maksimum sebagaimana tercantum dalam ketentuan Lampiran I.l s/d Lampuan 1.36 yang sesuai
dengan jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam m 3 limbah cair per satuan produk.
Pb = Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai dengan yang tercantum dalam
Lampiran 1.1 s/d Lampiran I.36d untuk jenis industri yang bersangkutan.
Debit limbah cair yang sebenamya dihitung dengan cara sebagai berikut:
DA = Dp x H
Keterangan :
DA = Debit limbah cair maksimum dinyatakan dalam m 3/bulan.
Dp = hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam m3/hari.
H = jumlah hari kerja pada bulan yang bersangkutan.
Penerapan baku mutu limbah cair pada pembuangan limbah cair melalui penetapan beban pencemaran maksimum
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 untuk masing - masing jenis industri didasarkan pada
jumlah unsur pencemar yang terkandung dalam aliran limbah cair untuk itu digunakan perhitungan sebagai berikut :
a. BPM = (CM) x Dm x f
Keterangan:
BPM = beban pencemaran Maksimum per satuan produk, dinyatakan dalam kg parameter per satuan produk.
(CM)j = Kadar maksimum unsur pencemar j, dinyatakan dalam mgil.
Dm = Debit limbah cair maksimum sebagaimana tercantum dalam ketentuan Lampiran 1.1 s/d lampiran 1.36 yang
sesuai dengan jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam m3 limbah cair per satuan produk.
BP A = (CA)j x DA/Pb x f
Keterangan :
BPA = beban pencemaran sebenarnya, dinyatakan dalam kg parameter per satuan produk.
(CA)j = kadar sebenarnya unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/l.
DA = debit limbah cair sebenarnya, dinyatakan dalam m3/bulan.
Pb = Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 unruk jenis industri yang bersangkutan.
F = faktor konversi = 1/1.000
Keterangan:
BPMi = Beban pencemaran maksimum perhari yang diperbolehkan bagi jenis industri yang bersangkutan,
dinyatakan dalam kg parameter per hari.
Pb = produksi sebenarnya dalarn sebulan, dinyatakan dalarn satuan produk yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran 1.1 s/d Lampiran 1.36 untuk industri yang bersangkutan:
Beban pencemaran maksimum yang sebenarnya dihitung dengan cara sebagai berikut :
BPAi = (CA)j x Dp x f
Keterangan :
BPAi = Beban pencemaran per hari yang sebenarnya, dinyatakan dalarn kg parameter per hari.
(CA)j = kadar sebenarnya unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/l.
Dp = hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam m3/hari.
F = faktor konversi = 1/1.000
H. SUWARNA AF