Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH SISTEM EXHAUST BRAKE TERHADAP

PERFORMA PENGEREMAN MATIK RODA DUA 110 CC

(PROPOSAL SKRIPSI)

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


teknik pada Program Studi Teknik Mesin

Diajukan oleh

Gigih Dita Atmaja

NIM: 1410641028

Program Studi Teknik mesin

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah jember

2017
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH SISTEM EXHAUST BRAKE TERHADAP


PERFORMA PENGEREMAN MATIK RODA DUA 110 CC

Disusun Oleh :
Gigih Dita Atmaja
NIM. 1410641028

Disetujui :

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Nely Ana Mufarida, ST. MT Ilham Saifudin, S.Pd., M.Si


NIP. 197704222005012002 NPK.19891031 1 17 03811
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : GIGIH DITA ATMAJA

NIM : 1410641028

FAKULTAS : TEKNIK

JURUSAN : TEKNIK MESIN

JUDUL : PENGARUH SISTEM EXHAUST BRAKE


TERHADAP PERFORMA PENGEREMAN
MATIK RODA DUA 110 CC

Dosen Penguji:

Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

Edy Siswanto, S.T., M.MT Ardhy Fatonisyam P.N, S.T., M.T


NIDN. 0702116802 NIDN. 0728038002

Mengetahui,

Ketua Prodi Teknik Mesin Dekan Fakultas Teknik

Nely Ana Mufarida, ST. MT Ir. Suhartinah, M.T


NIP. 197704222005012002 NIDN. 719126201
Lembar Persembahan

Bismilahhirohmanirohim, puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha

pengasih serta maha penyayang dengan tulisan sederhana ini saya

mempersembahkan skripisi untuk keluarga tercinta yang senantiasa membimbing

dan selalu mendoakan untuk menjadi yang terbaik. Tak lupa terhadap rekan-rekan

teknik mesin angkatan 2014-2017 serta dosen dan seluruh keluarga besar

universitas muhammadiyah jember.


ABSTRAKASI

Hampir setiap manusia dalam mobilitasnya kini telah banyak dibantu


dengan alat transportasi moderen yang cukup memadahi. Didalam sektor
transpotasi darat telah banyak pula perkembangannya. Salah satu perkembangan
yang dimaksud adalah penyempurnaan sistem pengereman kendaraan, guna
menunjang tingkat akurasi dan kenyamanan. Salah satu usaha yang dapat
menunjang tingkat akurasi pengereman adalah dengan menambahkan sistem
Exhaust Brake. Sitem ini sangat sederhana dalam pembuatan dan penerapannya,
namun memiliki dampak akurasi pengereman yang cukup baik. Kini melalui
inovasi ini pula penyusun akan menerapkan sistem Exhaust Brake pada kendaraan
roda dua.

Perangkat exhaust brake ini pertama kali ditemukan di Eropa dan hanya
diterpakan pada kendaraan dengan daya besar. Seiring berkembangnya teknologi
serta pola pikir masyarakat perangkat ini telah banyak diterpakan pada hampir
semua jenis kendaraan. Namun kali ini penyusun akan mencoba menerapkannya
pada kendaraan roda dua bertransmisi matik 4 langkah dengan kubikasi 110 CC.
Dengan memanfaatkan sisa gas buang dari pembakaran maka bisa digunakan
sebagai umpan balik untuk memberikan performa penurunan putaran mesin.
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul...................................................................................... i

Lembar persetujuan............................................................................. ii

Lembar pengesahan........................................................................... iii

Lembar persembahan......................................................................... iv

Abstrakasi............................................................................................ v

Daftar isi............................................................................................. vi

Daftar gambar..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang..................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah............................................................... 2
1.3 Tujuan penelitian................................................................ 3
1.4 Batasan masalah.................................................................. 3
1.5 Manfaat penelitian............................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Macam-macam pengereman............................................... 4

2.2 Rem konvensional.............................................................. 4

2.3 Rem exhaust brake............................................................. 4

A. Saklar utama.............................................................. 5
B. Saklar pengatur durasi................................................ 5

C. Motor penggerak........................................................ 5

D. Pegas klep.................................................................. 6

E. Pipa reservoir.............................................................. 6

F. Lubang alternatif........................................................ 6

G. Sekering utama.......................................................... 6

H. Lampu indikator......................................................... 7

I. Saklar throtle............................................................... 7

2.4 Mekanisme kerja exhaust brake.......................................... 7

2.5 Proses intalasi exhaust brake............................................... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode penelitian................................................................ 9

3.2 Tahapan penelitian.............................................................. 9

3.3 Teknik pengambilan data.................................................. 10

A. Data primer.............................................................. 10

B. Data sekunder........................................................... 10

3.4 Tempat dan waktu penelitian............................................ 10

3.5 Bahan penelitian................................................................ 11

3.6 Konsep perancangan exhaust brake................................. 11


A. Accumulator............................................................. 12

B. Fuse.......................................................................... 12

C. Saklar throtle............................................................ 12

D. Saklar utama............................................................ 13

E. Flasher...................................................................... 13

F. Motor penggerak...................................................... 13

G. Body exhaust brake.................................................. 13

H. Saluran masuk.......................................................... 13

I. Body valve................................................................. 13

J. Pegas body valve....................................................... 13

K. Saluran reservoir...................................................... 14

L. Lubang alternatif...................................................... 14

M. Saluran keluar......................................................... 14

3.7 Diagram alir penelitian...................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Konsep rangkaian exhasut brake......................................................11

Gambar 3.2 Accumulator / aki..............................................................................12

Gambar 3.3 Fuse / Sekering.................................................................................12

Gambar 3.4 Switch digunakan pada Gas..............................................................12

Gambar 3.5 flasher...............................................................................................13

Gambar 3.6 Motor penggerak...............................................................................13

Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian....................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kendaraan bermotor sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar pada era
mobilitas tinggi seperti sekarang ini. Kendaraan bisa bekerja normal jika seluruh
sistem pendukungnya berfungsi dengan baik. Salah satu sistem pendukung yang
sangat menentukan adalah Sistem Rem. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh
adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar dan melibatkan
berbagai variabel. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang timbul antara dua objek sehingga terjadi penurunan kecepatan gerak
kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik
(energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya, pengereman mengubah
energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan
(Yanuar., Satyadarma,D. & Noerdin,B. 2010). Energi kinetik meningkat sebanyak
pangkat dua kecepatan (E = ½m·v2). Ini berarti bahwa jika kecepatan suatu
kendaraan meningkat dua kali, ia memiliki empat kali lebih banyak energi. Rem
harus membuang empat kali lebih banyak energi untuk menghentikannya dan
konsekuensinya, jarak yang dibutuhkan untuk pengereman juga empat kali lebih
jauh (Sukamto 2012).
Berkaitan dengan kurangnya performa pengereman konvensional,
diantaranya adalah saat melibas medan yang curam yaitu cepat terbakarnya
kampas rem maka akan menurunkan traksi penegereman. Seiring perkembangan
dan penyempurnaan alat transportasi, akan di kembangkan pula semua sistem
yang ada didalamnya. Salah satunya adalah penyempurnaan sistem pengereman
kendaraan. Di era kini telah banyak diterapkan sistem pengereman Exhaust Brake
pada kendaraan bertonase besar, namun belum ada yang menerapkaannya pada
kendaraan ringan, terutama kendaraan roda dua.
Disini penyusun akan mencoba menerapkan teknologi sistem Exhaust
Brake pada kendaraan roda dua. Sistem ini diklaim sangat sederhana, namun
memiliki performa yang sangat tinggi. Dengan ditambahkan perangkat exhaust
brake ini maka akan mengurangi friksi yang terjadi pada kampas rem baik rem
depan maupun rem belakang dan juga friksi antar ban dengan dengan medannya.
Dengan berkurangnya friksi yang terjadi dapat meminimalisir gejala
terkunci pada roda sehingga laju kendaraan bisa dikurangai secara perlahan
dengan aman atau kendaraan masih dapat dikendalikan dengan nyaman. Exhaust
brake yang diterapkan ini akan terintegrasi secara langsung dengan tuas rem
dengan memanfaatkan sinyal lampu rem sehingga tidak rumit dalam
pengoperasiannya.
Secara umum komponen exhaust brake terbagi menjadi switch, flasher
atau pengatur durasi kerja, dan valve penutup gas buang. Pada penerapannya
penyusun akan membuat alat exhaust brake ini secara manual dan kemudian
untuk diterapkan pada kendaraan yang dimaksudkan. Penyusun akan membuat
dengan bahan-bahan sederhana yang sering dijumpai diantaranya adalah pipa besi
yang akan digunakan sebagai bahan utama pembuatan exhaust brake ini.
Selanjutnya adalah dinamo starter kendaraan roda dua, alat ini akan digunakan
sebagai motor penggerak dari exhaust brake karena alat inilah yang akan
mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik.
Bagian lainnya adalah flasher lampu sign, perangkat ini akan digunakan
sebagai pengontrol otomatis dari pengoperasian exhaust brake untuk
menggerakkan dan menghentikan dari motor penggerak exhaust brake supaya
lebih mudah dalam pengoperasiannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah


sebagai berikut:
1. “bagaimana performa yang dihasilkan dari penerapan sistem Exhaust
Brake pada matik roda dua?”
2. “bagaimana perbandingan performa pengereman antara rem konvensional
dengan exhaust brake?”
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan penelitian di maksudkan antara lain adalah:


1. Untuk mengetahui performa Exhaust Brake dalam menunjang sistem
pengereman kendaraan roda dua.
2. Untuk mengetahui perbandingan performa antara rem konvensional
dengan exhaust brake.
1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan ruang permasalahan sebagai berikut, kendaraan yang


digunakan adalah tipe matik 4 tak. Prestasi kerja yang dianalisa meliputi
penggunaan sistem pengereman konvensional seminimal mungkin dan tidak
menganalisa performa transmisi matik.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian maka diharapkan akan didapatkan manfaat


penelitian sesuai target utama di antaranya adalah sebagai berikut ini:
1. Mendapatkan hasil pengereman seminimal mungkin.
2. Sebagai referensi masyarakat dalam meningkatkan akurasi kinerja
pengereman kendaraan bermotor, khususnya roda dua.
3. Sebagai bahan pembanding untuk penelitian lanjutan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini penyusun akan menjealaskan tentang sistem pengereman


yang digunakan pada kendaraan bermotor dan bagian-bagian dari sistem
pengereman

2.1 Macam-Macam Pengereman

Secara umum sistem pengereman pada kendaran terbagi menjadi dua jenis,
yaitu rem gesek (friksi) dan rem tanpa gesekan (non friksi). Pada rem jenis gesek
juga masih terbagi menjadi beberapa jenis. Yang pertama adalah rem jenis
piringan, kedua adalah rem jenis ember (tromol). Sedangkan pada sistem
pengereman tanpa gesekan antara lain adalah Exhaust Brake dan Engine Brake,
atau dua diantaranya sekaligus.

2.2 Rem Konvensional (friksi)

Rem konvensional dapat bekerja secara langsung dengan pengoperasian


dari pengemudi kendaraan. Pada aspek ini terdapat dua rem konvensional yang
digunakan pada kendaraan bermotor jenis roda dua yaitu rem piringan dan rem
ember. Rem piringan bekerja dengan sistem hidraulic atau memnfaatkan tekanan
zat cair yang digunakan untuk mendorong dan menekan kanvas rem. Sedangkan
rem ember hanya mengandalkan gaya tarik yang ditransmisikan melalui seling
ataupun kawat rem.

2.3 Rem Exhaust Brake

Exhaust brake direncanakan sebagai alat pelengkap kendaraan pada sektor


pengereman yang pada umumnya diterapkan pada kendaraan dengan daya besar.
Exhaust brake juga dikenal sebagai exhaust retarder atau orang awam
menyebutnya dengan ”skep” adalah alat bantu pengereman non friksi (tidak ada
gesekan secara langsung) yang menunjang sistem pengereman utama.
Prinsip kerja exhaust brake adalah menutup saluran gas buang (knalpot)
dari mesin sehingga tekanan pada ruang bakar menjadi meningkat sacara drastis.
Dengan meningkatnya tekanan gas buang maka gerakan naik turun piston akan
menjadi lambat atau bahkan tertahan dan secara perlahan-lahan putaran mesin dan
juga kecepatan kendaran menjadi berkurang. (chirpstory 2013)
Adapun beberpa komponen dari exhaust brake adalah sebagi berikut ini:
A. Saklar Utama
Saklar utama ini yang akan digunakan oleh pengemudi dari kendaraan
untuk mengoperasikan exhaust brake. Saklar ini tergabung secara langsung
dengan lampu rem yang ada pada bagian belakan kendaraan. Sehingga ketika tuas
rem ditekan baik rem belakang maupunrem depan maka saklar lampu rem akan
memberikan sinyal secara langsung terhadap saklar utama dan saklar utama akan
memberikan sinyal terhapdap komponen yang ada dibawahnya yaitu saklar
pengontrol durasi kerja dari pada exhaust brake itu sendiri.
B. Saklar Pengatur Durasi atau flasher
Saklar pengatur durasi ini memiliki peran yang sangat penting dalam
pengoperasian exhaust brake. Saklar ini diguanakan untuk memutus dan
menyambungkan arilran listrik yang diberikan oleh saklar utama. Pada intinya
saklar ini prinsipnya tidak jauh berbeda dengan saklar utama namun saklar ini
bekerja secara otomatis. Saklar ini sengaja disematkan pada susunan perngkat
exhaust brake demi mencegah tekanan udara yang berlebihan pada ruang bakar.
Karena jika terjadi tekana yang berlebihan maka bisa berakibat fatal pada
komponen-komponen mesin diantaranya adalah putus stang piston.
C. Motor Penggerak
Ini merupakan komponen paling utama dari exhaust brake, karena motor
penggerak ini lah yang akan memicu katup untuk untuk menutuk saluran gas
buang dari ruang bakar sehingga terjadi pemampatan udara atau sisa gas buang
yang kan memberikan tekanan balik untuk memperlembat gerakan naik turunnya
piston sehingga terjadilah perlambatan kecepatan kendaraan dan akan membantu
secara langsung fungdi dari rem utama tanpa adanya friksi yang terjadi.
D. Pegas Klep
Pegas klep digunakan untuk mengembalikan posisi valve yang telah
meunutp akibat pergerkan motor pemicu. Pada dasarnya ketika motor pemicu
sedang bekerja maka saluran gas buang akan menutup, dan untuk melakukan
pembukaan kembali terhadap valve yang yang menutup maka pegas inilah yang
memberikan gaya untuk membuka valve.
E. Pipa reservoir atau Penerima
Pipa ini adalah pipa yang dirancang secara khusus untuk menerima dan
menampung beberapa sisa gas buang yang dimampatkan. Secara teoritis cara kerja
pipa ini untuk mengantisipasi hentakan sacara langsung, ketika gas buang
dimampatkan maka beberapa diantaranya akan tersimpan didalam pipa ini, karena
tujuan utama dari penyematan pipa ini adalah supaya ketika exhaust brake bekerja
maka perlambatan putaran mesin akan terjadi cara setabil dan tidak sepontan guna
memberikan kenyamanan dalam penggunaan exhaust brake.
F. Lubang Alternatif
Pada bagian body valve yang bekerja saat menutup dan memampatkan sisa
gas buang diberikan lubang kecil dengan diameter lebih kurang 3 mm untuk
memberikan ruang alternatif sisa gas buang yang dimampatkan. Hal sengaja
dilakukan demi mengantisipasi terjadinya over presure atau tekanan yang
berlebihan didalam pipa reservoir maupun didalam ruang bakar supaya tidak
terjadi kerusukan komponen utama pada mesin yaitu torak dan gagang torak.
Adapun tujuan lainnya diantaranya adalah untuk mencegah panas yang berlebihan
baik pada perangkat exhaust brake dan juga mesin kendaraan karena pada saat
udara dimampatkan maka pada saat itu pula tekanan akan berbanding lurus
dengan naiknya temperatur udara.
G. Sekering Utama
Penambahan sekering utama adalah sesuatu hal yang wajib dilakukan
ketika melakukan modifikasi yang berkaitan erat dengan sistem kelistrikan.
Fungsi utamanya adalah untuk mencegah terjadinya potensi arus pendek atau
korseleting. Sebagai mana mestinya sekering utama diletakkan pada rangkaian
exhaust brake yaitu berada diantara tuas saklar utama dengan catu daya utama
atau accu.
H. Lampu Indikator
Lampu indikator digunakan untukan memberikan sinyal kepada
pengemudi kendaraan bilamana exhaust brake sedang dioperasikan. Seperti
halnya lampu indikator pada pada umumnya, lampu ini akan ditempatkan
disekitar cluster instrument atau zona speedo meter.
I. Saklar Throtle
Saklar throtle ini diposisikan pada bagaian throtle body atau atau skep
pada karburator saklar ini akan menjadi sensor dan memberikan sinyal kepada
flasher untuk pengoperasian exhaust brake. Cara kerja saklar ini adalah ketika gas
ditarik maka exhaust brake tidak akan bekerja, begitu pula sebaliknya ketika gas
dalam keadaan tertutup penuh maka saklar ini akan memberikan sinyal kepada
perangkat exhaust brake untuk bekerja sesuai modul dan sistematika
pengoperasiannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya sisa gas buang yang
dimampatkan tidak kembali keatas atau kearah saluran karburator dan juga filter
udara.

2.4 Mekanisme Kerja Exhaust Brake

Berdasarkan rangkain konsep yang telah dijelaskan sebagaiman pada sub


bab sebelumnya exhaust brake dioperasikan secara langsung oleh pengemudi
dengan menarik tuas rem baik depan maupun belakang karena sinyal aliran arus
listrik didapatkan dari sinyal lampu rem. Setelah tuas rem utama ditarik maka
akan memnerikan sinyal terhadap flasher.

Setelah flasher mendapatkan sinyal dari saklar utama maka flasher akan
memberikan durasi kerja exhaust brake yang sebelumnya telah ditentukan dan
diprogram secara manual oleh penyusun. Sinyal dari flasher selanjutnya menuju
kedalam saklar gas atau throtle body. Ketika gas dalam keadaan terbuka maka
saklar pada gas ini akan memutus sinyal dari flasher supaya tidak menuju ke
motor penggerak.
Namun ketika gas dalam keadaan tertutup maka saklar gas akan
melanjutkan sinyal dari flasher menuju ke motor penggerak dan selanjutnya motor
menggerakkan body valve untuk menutup penuh saluran gas buang sehingga
udara dapat dimampatkan untuk memperoleh perlambatan gerak naik-turun torak
didalam ruang bakar. Setelah gerakan naik-turun torak menjadi lambat maka akan
menjadi penurunan pula pada kecepatan kendaraan.

Pada saat saklar utama pada tuas rem dilepas oleh pengemudi maka semua
sinyal menuju motor penggerak akan terputus dan body valve akan kembali
terbuka berkat pegas yang kaitkan. Sehingga udara yang sebelumnya
dimampatkan sementara untuk memperlambat laju kendaraan bisa kembali
dibuang melewati knalpot kendaraan.

2.5 Proses Intalasi Exhaust Brake

Instalasi exhaust brake ini terbilang cukup mudah, karena tinggal


memotong exhaust manifold serta membuang sebagian pipanya untuk kemudian
digantikan dengan perangkat exhaust brake dan disambungkan kembali dengan
menggunakan las listrik. Bagian depan exhaust brake dikaitkan dengan exhaust
manifold dan bagian belakang exhaust brake dkaitkan dengan knalpot kendaraan.

Pada bagian tengah exhasut barake juga diberikan dudukan tambahan


terhadap body kendaraan supaya beban yang ditahan oleh knalpot tidak semakain
berat. Karena apabila tidak diberikan dudukan tambahan bisa membuat
sambungan antara knalpot dan exhaust brake menjadi putus.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penyusun akan menjelaskan apa saja yang berkaitan erat
dengan penelitian tentang Exhaust Brake, secara keseluruhan dapat dijabarkan
sebagai berikut ini

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Metode


eksperimental adalah metode yang digunakan untuk menguji suatu perlakuan atau
desain baru dengan cara membandingkan sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan sebagai pengontrolnya.

3.2 Tahapan Penelitian

Untuk tahapan penelitian penyusun akan melakukan pengumpulan bahan


dan alat yang diperlukan selanjutnya adalah merangkai dan membuat alat yang
dimaksudkan yaitu exhasut brake. Setelah merancang exhaust brake penyusun
akan langsung menerpakan pada kendaraan dengan jenis matik 4 langkah 110 CC.
Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengujian dilapangan dengan digunakan
dan dioperasikan secara langsung oleh penyusun untuk pengambilan data yang
dierlukan dan telah ditentukan.

Pengambilan data dalam penelitian pengujian exhaust brake dilakukan


pada tiga jenis medan jalan. Medan yang pertama adalah pada jalan aspal lurus
dan datar, medan yang kedua adalah pada jalanan yang lurus datar namun dengan
kondisi jalan yang non aspal. Medan yang ketiga adalah pada jalanan turunan
lurus dan beraspal. Masing-masing medan dilakukan pengujian sebanyak 5 kali
sehingga jumlah total pengujian adalah 15 kali pengujian, dan tahapan penelitian
secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut ini:

1. Desain, pada tahap awal ini penyusun akan membuat desain bentuk dan
sistem kerja exhaust brake.
2. Pemilihan material, penyusun akan memilih material apa yang paling baik
untuk digunakan pada penelitian.
3. Merancang, merupakan penerapan desain secara langsung untuk
melanjutkan penelitian.
4. Menerapkan pada kendaraan yang dimaksud
5. Testing, merupakan tahapan uji coba dilapangan dengan memperhatikan
semua aspek yang diteliti.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Dalam suatu penelitian maka akan selalu dilakukan upaya demi


mendapatkan data hasil dari penelitian tersebut, dan dalam penelitian ini penyusun
akan melakukan teknik pengambilian data sebagai berikut ini:

1. Data Primer

Dalam penelitian ini penyusun akan melakukan observasi secara langsung


dilapangan dengan mengamati dan mengumpulkan data dari objek peneletian
yaitu exhaust brake dan pengujian secara langsung. Serta mencatat hasil dari
pengujian sebanyak 5 kali pengujian dilapangan.

2. Data Skunder

Untuk data skunder penyusun akan mencari rujukan pada jurnal serta
literatur yang lebih dahulu telah dilakukan penelitian dan juga untuk dijadikan
sebagai bahan bandingan dari hasil penelitian penyusun.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilangsungkan di bengkel dan dirumah penyusun,


serta akan dilakukan penelitian di kampus Universtitas Muhammadiyah Jember
jika diperlukan. Tanggal penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari hingga
Maret 2018.
3.5 Bahan Penelitian

Bahan penilitian yang akan digunkan adalah seperangkat alat exhaust


brake yang telah dirancang diterapkan pada kendaraan yaitu tipe 4 langkah
dengan transmisi matik 110 CC.

3.6 Konsep Perancangan Exhaust Brake

Dibawah ini akan dijalaskan mengenai konsep utama dari perancangan


exhaust brake. Dengan menggunkan skema konsep gambar diharapkan penyusun
dapat secara langsung menyampaikan gagasan konsepnya kepada pembaca.
Melalui gambar konsep ini pula akan dijelaskan bahan apa saja yang perlu
digunakan saat perancangan exhaust brake.

Gambar 3.1 Konsep rangkaian exhasut brake.


A. Accumulator atau Aki
Pada rangkaian utama exhaust brake ini menggunakan aki dari kendaraan
untuk mengait daya yang dibutuhkan oleh sistem exhaust brake.

Gambar 3.2 Accumulator / aki Gambar 3.3 Fuse / Sekering


B. Fuse atau Sekering
Sekering digunakan untuk mencegah potensi terjadinya arus pendek, sekering
dirangkaikan tepat satu titik setelah aki.
C. Saklar Throtle atau Gas
Saklar berfungsi untuk memberikan sinyal kepada exhaust brake apabila gas
dalam keadaan tertutup penuh maka exhaust brake bisa mendapatkan aliran
arus listrik dan bisa dioperasikan, dan apabila gas dalam keadaan terbuka
maka saklar ini akan memutus aliran arus listrik sehingga exhaust brake tidak
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Gambar 3.4 Switch digunakan pada Gas


D. Saklar Utama
Saklar ini bersinggungan secara langsung dengan pengemudi dimana saklar
inilah yang dinyalakan ketika hendak mengoperasikan exhaust brake.
E. Flasher
Flasher akan mengatur durasi kerja dari exhaust brake demi menjaga tekanan
kemampatan sisa gas buang supaya tidak berlebihan dan akan mempermudah
dalam pengoperasian exhaust brake.

Gambar 3.5 flasher Gambar 3.6 Motor penggerak


F. Motor Penggerak
Bagian selanjutnya adalah motor penggerak utama exhaust brake, motor
penggerak ini berfungsi untuk menutup body valve sehingga udara sisa gas
buang bisa dimampatkan.
G. Body Exhaust Brake
Bagian body exhaust brake berfungi sebagai topangan utama beberapa
perangkat exhaust brake diantaranya adalah body valve, motor penggerak,
tabung reservoir dan pegas
H. Saluran Masuk
Pada saluran ini dikaitkan secara langsung dengan exhaust manifold knalpot
kendaraan.
I. Body Valve
Body valve akan digerakan secara langsung oleh motor yang dirangkai secara
melintang ditengah body utama exhaust brake.
J. Pegas Body Valve
Pegas berfungsi untuk membuka kembali body valve yang sebelumnya
menutup karena digerakkan oleh motor penggerak.
K. Saluran Reservoir
Saluran ini memungkinkan untuk menampung beberapa sisa gas buang yang
dimampatkan supaya tidak terjadi hentakan keras ketika exhaust brake
dioperasikan. Karena jika tidak diberikan tabung reservoir maka ruang
pemampatan udara sisa gas buang sangat kecil dan bisa terjadi pemampatan
yang spontan sehingga bisa terjadi hetakan keras dan menyebabkan
berkurangnya kenyamanan pengemudi.
L. Lubang Alternatif
Lubang alternatif berfungsi untuk membuang udara sisa gas yang
dimampatkan secara perlahan sehingga tidak menyebabkan tekanan yang
berlebihan pada komponen utama baik exhaust brake maupun mesin
kendaraan.
M. Saluran Keluar
Saluran keluar dikaitkan secara langsung dengan bagian knalpot yang
nantinya akan dilalui udara dari sisa gas buang yang dimampatkan.
3.7 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian


Daftar Pustaka

Afrizal Annas Dzikrullah, Qomaruddin, Masruki Khabib. 2017. “analisa gesekan


pengereman hidrolis (rem cakram) dan tromol pada kendaraan roda empat
dengan menggunakan metode elemen hingga”

Ambo, Intang. 2016. “studi pengaruh tekanan pengereman dan kecepatan putar
roda terhadap parameter pengereman pada rem cakram dengan berbasis
variasi kanvas”

Elhafid 2017. “Pengaruh Bahan Kampas Rem terhadap Respon Getaran pada
Sistem Rem Cakram”

Hardianto, Ian. 2008. ” kinerja rem tromol terhadap kinerja rem cakram kendaraan
roda dua pada pengujian stasioner”

Kompas. “Kenali teknik engine brake saat berkendara”


http://otomotif.kompas.com/read/2016/04/27/084100015/Kenali.Teknik.Engi
ne.Brake.Saat.Berkendara (diakses pada tanggal 19 Oktober 2017)

Mekanik Mitsubishi. “Tips Dan Cara Melakukan Engine Break Yang Benar”
http://www.mekanikmitsubishi.com/tips-dan-cara-melakukan-engine-break-
yang-benar.html (diakses pada tanggal 19 Oktober 2017)

scribd. “Fungsi Exhaust Brake Atau Rem Gas Buang Dan Cara Kerjanya Pada
Bus” https://www.scribd.com/document/355210170/Fungsi-Exhaust-Brake-
Atau-Rem-Gas-Buang-Dan-Cara-Kerjanya-Pada-Bus-docx (diakses pada
tanggal 19 Oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai