(PROPOSAL SKRIPSI)
Diajukan oleh
NIM: 1410641028
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Gigih Dita Atmaja
NIM. 1410641028
Disetujui :
NIM : 1410641028
FAKULTAS : TEKNIK
Dosen Penguji:
Mengetahui,
dan selalu mendoakan untuk menjadi yang terbaik. Tak lupa terhadap rekan-rekan
teknik mesin angkatan 2014-2017 serta dosen dan seluruh keluarga besar
Perangkat exhaust brake ini pertama kali ditemukan di Eropa dan hanya
diterpakan pada kendaraan dengan daya besar. Seiring berkembangnya teknologi
serta pola pikir masyarakat perangkat ini telah banyak diterpakan pada hampir
semua jenis kendaraan. Namun kali ini penyusun akan mencoba menerapkannya
pada kendaraan roda dua bertransmisi matik 4 langkah dengan kubikasi 110 CC.
Dengan memanfaatkan sisa gas buang dari pembakaran maka bisa digunakan
sebagai umpan balik untuk memberikan performa penurunan putaran mesin.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul...................................................................................... i
Lembar persetujuan............................................................................. ii
Lembar persembahan......................................................................... iv
Abstrakasi............................................................................................ v
Daftar isi............................................................................................. vi
Daftar gambar..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Saklar utama.............................................................. 5
B. Saklar pengatur durasi................................................ 5
C. Motor penggerak........................................................ 5
D. Pegas klep.................................................................. 6
E. Pipa reservoir.............................................................. 6
F. Lubang alternatif........................................................ 6
G. Sekering utama.......................................................... 6
H. Lampu indikator......................................................... 7
I. Saklar throtle............................................................... 7
A. Data primer.............................................................. 10
B. Data sekunder........................................................... 10
B. Fuse.......................................................................... 12
C. Saklar throtle............................................................ 12
D. Saklar utama............................................................ 13
E. Flasher...................................................................... 13
F. Motor penggerak...................................................... 13
H. Saluran masuk.......................................................... 13
I. Body valve................................................................. 13
K. Saluran reservoir...................................................... 14
L. Lubang alternatif...................................................... 14
M. Saluran keluar......................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Kendaraan bermotor sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar pada era
mobilitas tinggi seperti sekarang ini. Kendaraan bisa bekerja normal jika seluruh
sistem pendukungnya berfungsi dengan baik. Salah satu sistem pendukung yang
sangat menentukan adalah Sistem Rem. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh
adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar dan melibatkan
berbagai variabel. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang timbul antara dua objek sehingga terjadi penurunan kecepatan gerak
kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik
(energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya, pengereman mengubah
energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan
(Yanuar., Satyadarma,D. & Noerdin,B. 2010). Energi kinetik meningkat sebanyak
pangkat dua kecepatan (E = ½m·v2). Ini berarti bahwa jika kecepatan suatu
kendaraan meningkat dua kali, ia memiliki empat kali lebih banyak energi. Rem
harus membuang empat kali lebih banyak energi untuk menghentikannya dan
konsekuensinya, jarak yang dibutuhkan untuk pengereman juga empat kali lebih
jauh (Sukamto 2012).
Berkaitan dengan kurangnya performa pengereman konvensional,
diantaranya adalah saat melibas medan yang curam yaitu cepat terbakarnya
kampas rem maka akan menurunkan traksi penegereman. Seiring perkembangan
dan penyempurnaan alat transportasi, akan di kembangkan pula semua sistem
yang ada didalamnya. Salah satunya adalah penyempurnaan sistem pengereman
kendaraan. Di era kini telah banyak diterapkan sistem pengereman Exhaust Brake
pada kendaraan bertonase besar, namun belum ada yang menerapkaannya pada
kendaraan ringan, terutama kendaraan roda dua.
Disini penyusun akan mencoba menerapkan teknologi sistem Exhaust
Brake pada kendaraan roda dua. Sistem ini diklaim sangat sederhana, namun
memiliki performa yang sangat tinggi. Dengan ditambahkan perangkat exhaust
brake ini maka akan mengurangi friksi yang terjadi pada kampas rem baik rem
depan maupun rem belakang dan juga friksi antar ban dengan dengan medannya.
Dengan berkurangnya friksi yang terjadi dapat meminimalisir gejala
terkunci pada roda sehingga laju kendaraan bisa dikurangai secara perlahan
dengan aman atau kendaraan masih dapat dikendalikan dengan nyaman. Exhaust
brake yang diterapkan ini akan terintegrasi secara langsung dengan tuas rem
dengan memanfaatkan sinyal lampu rem sehingga tidak rumit dalam
pengoperasiannya.
Secara umum komponen exhaust brake terbagi menjadi switch, flasher
atau pengatur durasi kerja, dan valve penutup gas buang. Pada penerapannya
penyusun akan membuat alat exhaust brake ini secara manual dan kemudian
untuk diterapkan pada kendaraan yang dimaksudkan. Penyusun akan membuat
dengan bahan-bahan sederhana yang sering dijumpai diantaranya adalah pipa besi
yang akan digunakan sebagai bahan utama pembuatan exhaust brake ini.
Selanjutnya adalah dinamo starter kendaraan roda dua, alat ini akan digunakan
sebagai motor penggerak dari exhaust brake karena alat inilah yang akan
mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik.
Bagian lainnya adalah flasher lampu sign, perangkat ini akan digunakan
sebagai pengontrol otomatis dari pengoperasian exhaust brake untuk
menggerakkan dan menghentikan dari motor penggerak exhaust brake supaya
lebih mudah dalam pengoperasiannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum sistem pengereman pada kendaran terbagi menjadi dua jenis,
yaitu rem gesek (friksi) dan rem tanpa gesekan (non friksi). Pada rem jenis gesek
juga masih terbagi menjadi beberapa jenis. Yang pertama adalah rem jenis
piringan, kedua adalah rem jenis ember (tromol). Sedangkan pada sistem
pengereman tanpa gesekan antara lain adalah Exhaust Brake dan Engine Brake,
atau dua diantaranya sekaligus.
Setelah flasher mendapatkan sinyal dari saklar utama maka flasher akan
memberikan durasi kerja exhaust brake yang sebelumnya telah ditentukan dan
diprogram secara manual oleh penyusun. Sinyal dari flasher selanjutnya menuju
kedalam saklar gas atau throtle body. Ketika gas dalam keadaan terbuka maka
saklar pada gas ini akan memutus sinyal dari flasher supaya tidak menuju ke
motor penggerak.
Namun ketika gas dalam keadaan tertutup maka saklar gas akan
melanjutkan sinyal dari flasher menuju ke motor penggerak dan selanjutnya motor
menggerakkan body valve untuk menutup penuh saluran gas buang sehingga
udara dapat dimampatkan untuk memperoleh perlambatan gerak naik-turun torak
didalam ruang bakar. Setelah gerakan naik-turun torak menjadi lambat maka akan
menjadi penurunan pula pada kecepatan kendaraan.
Pada saat saklar utama pada tuas rem dilepas oleh pengemudi maka semua
sinyal menuju motor penggerak akan terputus dan body valve akan kembali
terbuka berkat pegas yang kaitkan. Sehingga udara yang sebelumnya
dimampatkan sementara untuk memperlambat laju kendaraan bisa kembali
dibuang melewati knalpot kendaraan.
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penyusun akan menjelaskan apa saja yang berkaitan erat
dengan penelitian tentang Exhaust Brake, secara keseluruhan dapat dijabarkan
sebagai berikut ini
1. Desain, pada tahap awal ini penyusun akan membuat desain bentuk dan
sistem kerja exhaust brake.
2. Pemilihan material, penyusun akan memilih material apa yang paling baik
untuk digunakan pada penelitian.
3. Merancang, merupakan penerapan desain secara langsung untuk
melanjutkan penelitian.
4. Menerapkan pada kendaraan yang dimaksud
5. Testing, merupakan tahapan uji coba dilapangan dengan memperhatikan
semua aspek yang diteliti.
1. Data Primer
2. Data Skunder
Untuk data skunder penyusun akan mencari rujukan pada jurnal serta
literatur yang lebih dahulu telah dilakukan penelitian dan juga untuk dijadikan
sebagai bahan bandingan dari hasil penelitian penyusun.
Ambo, Intang. 2016. “studi pengaruh tekanan pengereman dan kecepatan putar
roda terhadap parameter pengereman pada rem cakram dengan berbasis
variasi kanvas”
Elhafid 2017. “Pengaruh Bahan Kampas Rem terhadap Respon Getaran pada
Sistem Rem Cakram”
Hardianto, Ian. 2008. ” kinerja rem tromol terhadap kinerja rem cakram kendaraan
roda dua pada pengujian stasioner”
Mekanik Mitsubishi. “Tips Dan Cara Melakukan Engine Break Yang Benar”
http://www.mekanikmitsubishi.com/tips-dan-cara-melakukan-engine-break-
yang-benar.html (diakses pada tanggal 19 Oktober 2017)
scribd. “Fungsi Exhaust Brake Atau Rem Gas Buang Dan Cara Kerjanya Pada
Bus” https://www.scribd.com/document/355210170/Fungsi-Exhaust-Brake-
Atau-Rem-Gas-Buang-Dan-Cara-Kerjanya-Pada-Bus-docx (diakses pada
tanggal 19 Oktober 2017)