Anda di halaman 1dari 2

No Nama Peneliti Tahun Topik Benda Uji Hasil Penelitian

Penelitian
1 Dr. Eng. Ir. Sholihin 2012 Beton Memadat Mandiri  Konstruksi beton bertulang dan unik memunculkan masalah
As’ad, MT. pada pengerjaan konstruksinya
 Pengecoran yang tidak baik akan menghasilkan beton jadi
yang berkualitas jelek, seperti beton keropos/porous,
permeabilitas tinggi, atau beton mengalami pemisahan
material
 Solusinya adalah dengan penggunaan beton yang dapat
memadat mendiri (self compacting concrete- SCC)
 Beton SCC dapat mengalir dan memadat ke setiap sudut
struktur bangunan yang sulit dijangkau oleh pekerja dan
mengisi tinggi permukaan yang diinginkan dengan rata (self
leveling) tanpa mengalami bleeding.
 Fungsi bahan superplasiticizer adalah menambah
tingkat workability campuran beton tanpa harus menambah
nilai faktor air semen (fas) campuran beton. Nilai fas ini
mempengaruhi porositas beton, semakin kecil nilai fas maka
tingkat porositas beton akan cenderung semakin kecil.
Tingkat porositas beton inilah yang mempengaruhi nilai kuat
tekan dan permeabilitas beton.
2 Rogerd, Yoga, dan 2002 Pengaruh Penambahan Serat Aren dengan Uji tekan   Penelitian ini menghasilkan beton fiber yang memiliki kuat
Handoko Alkali Treatment terhadap Kuat Tekan dan kubus 15 x tekan yang lebih baik dibandingkan dengan beton normal.
Kuat Tarik Beton 15 cm  Penelitian ini menghasilkan beton fiber yang memiliki kuat
tarik lebih rendah dibandingkan dengan beton normal.
Uji Tarik   Proses alkali treatment pada serat ampas aren menghasilkan
Silinder 15 x beton serat ampas aren yang lebih kuat hingga 50% lebih
30 cm kuat dari beton serat ampas aren yang tidak melalui proses
alkali treatment.
 Molaritas optimal larutan NaOH yang digunakan dalam alkali
treatment agar mencapai beton fiber dengan kekuatan optimal
adalah 0.25M.
 Beton dengan kadar serat aren sebesar 1.6% dari berat semen
yang telah melalui alkali treatment 0.25M, dapat
menghasilkan kuat tekan optimum yaitu 31 MPa yang sudah
memenuhi kekuatan minimum untuk digunakan sebagai
komponen struktural.
 Penurunan nilai slump pada beton berbanding lurus dengan
penambahan kadar serat ampas aren yang dicampurkan ke
dalam campuran beton sehingga menurunkan workability.
2 Purwanto, dkk 2014 Karakteristik Morfologi dan Strukturmikro  Proses scouring dengan NaOH mengakibatkan tingkat
Serat Kenaf (Hibiscus Cannabinus L.) kekasaran permukaan yang lebih tinggi akibat terurainya
Akibat Perlakuan Kimia komponen non-selulosa
 penambahan H2O2 pada proses bleaching mampu
meningkatkan kecerahan serat dan juga memperkecil ukuran
diameter serat hingga ~8 µm
 perlakuan kimia yang diberikan pada serat kenaf tidak
merusak struktur serat (ikatan kimia penyusunnya) dan
mampu menghilangkan komponen nonselulosa yang ada pada
serat (pembungkus selulosa).
3. A. Madjid Akkas, 2013 Studi pengaruh serat polypropylene (pp) Silinder  Kadar serat optimum 1,20 % x berat semen dengan
Sudirman Sitang & terhadap kekuatan beton scc 15 x 30 cm memberikan peningkatan kuat tekan 20% lebih tinggi dari
Junardi Masadar pada kuat tekan beton SCC dan kuat-tarik belah 5,0% lebih
tinggi.
 Pemakaian bahan tambah serat PP menurunkan kelecakan
adukan beton seiring dengan bertambahnya bahan tambah
Polypropylene (PP)

Anda mungkin juga menyukai