Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi yang resmi


digunakan oleh masyarakat Indonesia dan sebagai bahasa pemersatu
bangsa yang notabene memiliki 659 suku. “Kini bahasa Indonesia yang
jumlah penuturnya mencapai 300 juta lebih di seluruh dunia ini, sedang
menghadapi MEA yang telah dimulai pada akhir tahun 2015 kemarin.
Potensi besar yang dimiliki bahasa Indonesia tersebut bisa dijadikan
alasan yang tepat untuk melakukan internasionalisasi bahasa Indonesia.”
(Abdul Azizun Nafi', 2016,
http://www.tribunnews.com/tribunners/2016/05/23/bahasa-indonesia-
bahasa-resmi-asean, 18 Maret 2018)

Mungkin banyak orang Indonesia yang merasa kurang bangga


dengan bahasanya sendiri. Terkadang masyarakat lebih merasa "wah"
dan bangga jika menggunakan bahasa Inggris saat berbicara atau bahkan
menulis sesuatu di media. “saat ini masyarakat Indonesia cenderung lebih
mengajarkan anak-anak usia dini Bahasa Inggris dibandingkan Bahasa
Indonesia. Kalau sudah melupakan bahasa ibu, 10 tahun lagi Bahasa
Indonesia akan punah.” (Ahmad Syaikhon, 2015,
http://www.neraca.co.id/article/63038/urgensi-penggunaan-bahasa-
indonesia-di-mea, 18 Maret 2018). Padahal, pandai berbahasa Indonesia
dengan baik juga membanggakan, dimana bahasa Indonesia sudah tidak
asing lagi didengar oleh empat Negara yang memiliki keserumpunan
bahasa yaitu Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura.

Namun dalam upaya menjadikan bahasa Indonesia sebagai


bahasa pengantar di Asean bukan perkara mudah. Lahirnya pandangan-
pandangan keliru yang tumbuh dalam masyarakat. Beberapa pandangan
keliru itu, misalnya penggunaan bahasa asing terasa lebih modern dan
bergengsi, lebih menjual, serta terkesan lebih berpendidikan. Pandangan
keliru itu cenderung membuat semakin banyak orang terutama generasi
muda yang meninggalkan bahasa Indonesia dan tidak lagi merasa perlu
untuk mempelajarinya. “Pusat bahasa Kemendiknas RI melaporkan
bahwa minat masyarakat Indonesia untuk belajar mahir berbahasa
Indonesia kalah jauh dibandingkan keinginan masyarakat untuk mahir
berbahasa asing. Bahasa Indonesia tidak terlalu diminati alias sedang
mengalami proses pengabaian. Dengan kata lain, bahasa Indonesia tidak
dianggap penting untuk dipelajari dan hanya dijadikan bahasa tutur yang
dipelajari secara alamiah karena faktor lingkungan. Demikian pula dengan
sikap positif masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia yang
berada di peringkat ketiga, tertinggal dibanding bahasa asing dan bahasa
daerah.” (Lilik Indrawati, 2016,
http://lilikindrawati93.blogspot.com/2016/05/bahasa-idonesia.html, 18
Maret 2018).

PEMBAHASAN

Internasionalisasi bahasa Indonesia di kawasan ASEAN


mempunyai potensi yang kuat dengan didorong penyebaran geografis dan
cikal bakal bahasa di asia tenggara dari bahasa melayu. Bahasa
Indonesia memiliki banyak kosakata dan unsur serapan yang mewakili
hampir seluruh kawasan ASEAN, penggunaan bahasa sudah familiar
didengar dikalangan Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei
Darussalam, dan singapura, sehingga tidak susah untuk memahami
bahasa tersebut. Bukan hal yang mustahil bahasa Indonesia esok akan
menjadi bahasa perdaban dunia, bahasa yang digunakan sebagai bahasa
internasional. Dilihat dari struktur dan pembacaan bahasa Indonesia yang
sangat sederhana, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tidak sulit
untuk dipelajari. “Korea Selatan bahkan menganggap bahasa Indonesia
sebagai bahasa yang mudah dipahami setelah bahasa Inggris. Hankuk
University of Foreign Studies (HUFS) sebagai salah satu kampus terbaik
disana membuka Jurusan Bahasa Indonesia. Tidak tanggung-tanggung,
mereka membuka dua jurusan sekaligus, Department of Malay-Indonesia
di College of Oriental Language dan Department of Malay-Indonesian
Interpretation College of Interpretation and Tranlation. Dosen disana pun
ada yang merupakan sastrawan asli Jawa Timur bernama Tengsoe
Tjahjono. Oleh sebab itu, banyak masyarakat disana yang mulai
mempelajari bahasa Indonesia.” ( Nanda Restu Utama, 2017,
https://nrutama.blogspot.co.id/2017/10/layakkah-bahasa-indonesia-
menjadi.html, 18 Maret 2018). Diperkirakan ada 45 negara yang telah
mengajarkan bahasa Indonesia di lembaga pendidikan mereka, seperti
Kanada, Amerika, Belanda, Vietnam, termasuk Australia dan masih
banyak lagi negara lain. Selain itu menurut Kepala Badan Pusat Bahasa
Kemdikbud, pusat-pusat studi bahasa dan kebudayaan Indonesia kini juga
sudah tersebar di 48 negara di dunia dengan jumlah 150 pusat (Kompas,
16/11/2011).

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Bahasa Indonesia mempunyai potensi kuat untuk menjadi bahasa
internasional di kawasan ASEAN
2. Bahasa Indonesia mudah dipahami dan memiliki unsur serapan
yang mewakili Negara-negara se-Asia

B. Saran

Sebaiknya, untuk mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa


resmi Internasional se- Asia yaitu dengan rasa optimis, konsisten,
kerendahan hati untuk mempelajari bahasa sampai mahir. Dan kita
sebagai pemilik bahasa Indonesia harus bangga karena bahasa kita
dipelajari bangsa lain.

DAFTAR PUSTAKA

Nafi’, A. A. (2016). Bahasa Indonesia bahasa resmi ASEAN: Umum.


Diambil 18 Maret 2018, dari
http://www.tribunnews.com/tribunners/2016/05/23/bahasa-indonesia-
bahasa-resmi-asean
Syaikhon, A. (2015). Urgensi penggunaan bahasa Indonesia di
MEA:Ekonomi makro. Diambil 18 Maret 2018, dari
http://www.neraca.co.id/article/63038/urgensi-penggunaan-bahasa-
indonesia-di-mea

Indrawati, L. (2016). Bahasa Indonesia : Tugas. Diambil 18 Maret 2018,


dari http://lilikindrawati93.blogspot.com/2016/05/bahasa-idonesia.html

Utama, R. N. (2017). Layakkah bahasa Indonesia menjadi bahasa


Internasional : Opini. Diambil 18 Maret 2018, dari
https://nrutama.blogspot.co.id/2017/10/layakkah-bahasa-indonesia-
menjadi.html

Musung, R. (2015). Internasionalisasi bahasa Indonesia : Bahasa. Diambil


18 Maret 2018, dari
https://www.kompasiana.com/rmusung/internasionalisasi-bahasa-
indonesia_5517c82b8133118c669dea37

Anda mungkin juga menyukai