Anda di halaman 1dari 16

ANTROPOLOGI BUDAYA

PRAMONO Jabatan : Dosen Tetap POLTEKIP


Pangkat/Gol : Pembina Utama Muda / IV c
Instansi : POLTEKIP BPSDM
Pendidikan : S2 Ilmu Kriminologi, UI
Alamat : Depok (Kantor)
Tangerang (Rumah)
No Telp : 081332627322
Emai l : pram.diy@gmail.com
Motto : Tiada Rotan, Akarpun
Berguna
PENGALAMAN
Diklat:
Intelectual Property Right (Sydney-Australia), Seminar Kepenjaraan (Hongkong)
Kursus IT (Seuol-Korea Selatan)

Pengalaman Mengajar:
Diklat, Bimtek, Diklat Teknis yang diselenggarakan diwilayah.

Pengalaman Jabatan:
1. Kepala Divisi Administrasi Kanwil Kemenkumham Riau, Jawa Tengah
2. PLT. Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah
3. Kepala Pusat Pengembangan Teknis BPSDM
4. Kepala Kanwil Kemenkumham DI Yogyakarta
5. Dosen Tetap POLTEKIP
KOMITMEN BERSAMA SELAMA
PEMBELAJARAN DI KELAS

*DISIPLIN
*KONSENTRASI
*MENJAGA KETENANGAN
*DILARANG MENGANTUK
PERATURAN (TATA TERTIB)
1. Hadir dalam perkuliahan tatap muka minimal 80% dari jumlah pertemuan
ideal (lihat aturan akademik Politeknik).
2. Setiap taruna harus aktif dan partisipatif dalam perkuliahan.
3. Hadir di kelas tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan/disepakati.
4. Toleransi keterlambatan adalah adalah 10 menit. Jika melewati batas waktu
toleransi maka mendapatkan tugas tambahan.
5. Ada pemberitahuan jika tidak hadir dalam perkuliahan tatap muka.
6. Selama perkuliahan berlangsung, Handphone dalam posisi off atau silent.
7. Meminta izin (dengan cara mengangkat tangan) jika ingin berbicara,
bertanya, menjawab, meninggalkan kelas atau keperluan lain.
8. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/gangguan/ kerusakan
dalam kelas.
9. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma lainnya.
Komponen Penilaian :
a. Ujian Tengah Semester : 30 %
b. Ujian Akhir Semester : 40 %
c. Tugas Mandiri/Kelompok : 20 %
d. Keaktifan dikelas/absensi : 10 %
1. Ruang lingkup dan Perkembangan antropologi;
2. Antropologi Masa Kini
3. Cabang Ilmu Antropologi dan Hubungan Ilmu Sosial Lainnya;
4. Makhluk Manusia;
5. Kepribadian dan Masyarakat
6. Kebudayaan;
7. UTS
8. Presentasi Budaya Daerah Kelompok 1
9. Presentasi Budaya Daerah Kelompok 2
10. Presentasi Budaya Daerah Kelompok 3
11. Presentasi Budaya Daerah Kelompok 4
12. Presentasi Budaya Daerah Kelompok 5
13. Presentasi Budaya Daerah Kelompok 6
14. UAS
Ruang Lingkup dan
Perkembangan Antropologi
Pengertian Antropologi
*Antropologi, Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
makhluk manusia (anthropos). Secara etimologi, antropologi berasal
dari kata anthropos berarti manusia dan logos berarti ilmu.
Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang manusia dan
kebudayannya.
*Menurut Harsojo, perhatian antropologi tertuju pada sifat khusus
badani dan cara produksi, tradisi serta nilai-nilai yang akan
membedakan cara pergaulan hidup yang satu dengan pergaulan hidup
yang lainnya
*Conrad Philip Kottak, dalam bukunya berjudul “Anthropology the
exploration of Human Diversity” (1991) menjelaskan bahwa
antropologi mempunyai prespektif yang luas, tidak seperti cara
pandang orang pada umumnya
Ruang Lingkup
Antropologi
* Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial
mempunyai bidang kajian sendiri yang dapat dibedakan
dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lainnya.
* Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang
ilmu humaniora kerena kajiannya yang terfokus kepada
manusia dan kebudayaannya. Kotntjaraningrat
menyatakan bahwa ruang lingkup dan dasar antropologi
belum mencapai kemantapan dan bentuk umum yang
seragam di semua pusat ilmiah di dunia
Fase-fase Perkembangan Antropologi

Fase Pertama (Awal Abad ke 18)


Bahan-bahan tulisan, yang kemudian menjadi cikal bakal karangan
etnografi, banyak dihasilkan oleh para musafir, pelaut, pendeta, para
pegawai, jajahan, para pegawai agama atau misionaris yang berasal dari
eropa. Bangsa eropa terutama kaum terpelajar, dimana kemudian mereka
beranggapan bahwa bangsa-bangsa luar eropa merupakan bangsa-bangsa
yang primitif dan sangat terbelakang. Di samping itu pada awal abad ke 19
ini timbul pula keinginan para ilmuwan Eropa untuk mengintegrasikan
karangan-karangan yang masih terlepas-lepas tersebut menjadi sebuah
karangan etnografi tersendiri. Pada fase ini belum diketahui adanya para
tokoh antropologi
Fase Kedua (Pertengahan Abad ke 19)
Fase ini ditandai oleh keberhasilan para ilmuwan dalam menyusun karya-
karya etnografi yang bahannya dikumpulkan dari berbagai karangan yang
dihasilkan oleh para musafir, pelaut, pendeta, para pegawai jajahan, dan
para pegawai agama atau misionaris yang pernah tinggal di luar masyarakat
Eropa.

Fase Ketiga (Awal Abad ke 20)


Pada masa awal abad ke 20, antropologi telah berkembang bukan saja
sebagai ilmu yang mengkaji masalah kehidupan bangsa-bangsa di luar eropa
yang ada kepentingannya dengan kebutuhan negara besar yang menjadi
penjajah, tetapi juga dalam rangka memperoleh pengertian tentang
masyarakat kompleks. Artinya dengan mempelajari masyarakat yang masih
sederhana akan diperoleh pemahaman yang baik mengenai masyarakat
Eropa yang lebih kompleks.
Fase keempat (Sesudah tahun 1930-an)
Setelah tahun 1930-an, antropologi mendapat perhatian yang sangat luas baik
dari kalangan pemerintah terkait dengan fungsi praktisnya maupun kelangan
akademisi. Pada masa ini antropologi telah menerapkan metode ilmiah dalam
mengkaji dan memperoleh bahan-bahan yang diperlukan guna memperoleh
pemahaman tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaannya.
Fase Kelima (Seusdah Tahun 1970-an)
Perkembangan antropologi pada era 1970-an masih memperlihatkan
perkembangan antropologi pada fase 4 di atas yang masih memfokuskan diri
pada tujuan akademis dan tujuan praktisnya, tetapi penekanan terhadap kudua
tujuan tersebut berbeda-beda di setiap negara. Perkembangan antropologi di
Indonesia hampir tidak terikat oleh tradisi antropologi maupun. Menurut
Koentjraningrat (1996) antropologi di Indonesia yang belum mempunyai tradisi
yang kuat kemudian bisa memilih sendiri dan mengombinasikan beberapa unsur
dari aliran mana pun yang paling sesuai dengan kebutuhan masalah-masalah
kemasyarakatan yang dihadapi
Karakteristik Kajian
Antropologi
* Sejak lama manusia, terutama para ahli ilmu sosial dan para filsuf,
mempertanyakan “sebenarnya siapa manusia itu, dari mana manusia
itu berasal, dan mengapa berprilaku seperti yang mereka lakukan”.
Pertanyaan tersebut terus berkumandang sampai metode ilmiah
ditemukan dan menjadi salah satu cara dalam menemukan sesuatu.
* Antropologi sebagai sebuah ilmu, sudah sekitar 200 tahun yang lalu
berupaya mencari jawaban atas pertanyaan di atas. Antropologi
kemudian dikenal sebagai ilmu yang mempelajari makhluk manusia
(humankind) di manapun dan kapan pun
*Perhatian utaman dari para antropolog adalah merupakan upaya
mereka mempelajari manusia secara hati-hati dan sistematis.
Beberapa orang menempatkan antropologi sebagai ilmu sosial atau
ilmu perilaku. Akan tetapi di lain pihak beberapa orang
mempertanyakan sejauh mana kajian antropologi dapat diakui
sebagai ilmu pengetahuan.
*Pada dasarnya keseluruhan pengetahuan dapat diperoleh oleh
para ahli di bidanganya masing-masing melalui tiga tahap yaitu,
1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap penentuan ciri-ciri umum dan sistem
3. Tahap verifikasi
SEKIAN
DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai