Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS

TEORI KASUS
Definisi
Bronkiolitis diartikan sebagai penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada
saluran nafas kecil (bronkioli) yang sering terjadi pada anak di bawah 2 tahun

Epidemiologi
Insidensi penyakit ini terjadi Pasien berusia 11 bulan
pada 2 tahun pertama kehidupan
dengan puncak kejadian pada usia
kira-kira 6 bulan
Faktor risiko & Etiologi
Respiratory Syncitial Virus Ayah pasien seorang perokok aktif.
(RSV), 60–90% dari kasus, dan
sisanya disebabkan oleh virus
Parainfluenzae tipe 1,2, dan 3,
Influenzae B, Adenovirus tipe
1,2, dan 5.
Orang dewasa disekitar dengan
keluhan ISPA.
Data Anamnesis dan Pemeriksaan fisik saat di IGD (secara alloanamnesa kepada
ibu pasien saat kunjungan di Poli anak dan Rekam Medik)
ANAMNESIS ANAMNESIS
 gejala ISPA atas ringan  batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu
berupa pilek yang encer dan dahak berwarna putih.
dan bersin  Demam sejak 3 hari yang lalu
 distres nafas yang  Muntah (+) 2x/hari sebanyak 2 sendok
ditandai oleh batuk makan
paroksismal, wheezing,  Sesak dan terdengar suara “ngik-ngik”
sesak napas saat bernafas sejak 1 hari lalu, sesak
tidak dipengaruhi perbahan posisi atau
cuaca.
PEMERIKSAAN FISIK
 frekuensi nafas lebih dari PEMERIKSAAN FISIK
60 kali per menit  Keadaan umum: sadar, tampak sesak,
tidak sisanosis.
 nafas cuping hidung,  Kesadaran: compos mentis
penggunaan otot bantu  HR: 124x/m
pernafasan dan retraksi  RR: 55x/m
 Suhu : 37,0 OC
 ekspirasi yang
 Kepala : Mesosefal, wajah simetris, ubun-
memanjang , wheezing
ubun besar datar dan belum menutup
(+)
 Leher : letak trakea ditengah, deviasi (-),

 Hepar dan lien teraba pembesaran KGB (-)

akibat pendorongan  Mata : Konjungtiva anemis - / - , Sklera

diafragma karena tertekan ikterik - / - , reflek cahaya langsung +/+,

oleh paru yang reflek cahaya tidak langsung + / +

hiperinflasi.  Thorax : SDV +/+, Ronchi -/-, wheezing


+/+, hantaram +/+, retraksi epigastrium.
 saturasi oksigen <92%  Jantung : BJ I, II reguler,
pada udara kamar murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : datar, tidak terdapat benjolan,
BU (+), timpani di ke 4 kuadran, supel,
nyeri tekan (-)
 Anus dan genitalisa: tidak di periksa
 Ekstremitas : akral hangat, edema (-),
sianosis (-), CRT < 2 dekit

Sekuele dan komplikasi


Ringan: Sedang:
 Anak sadar, warna kulit  Lemah
merah muda  Kesulitan bernapas, digunakannya otot-
 Dapat makan dengan baik otot bantu pernapasan
 Saturasi oksigen > 90%. Komplikasi
Saturasi oksigen diketahui Asma pada kemudian hari.
dengan alat sederhana di
kantor dokter atau RS
Sedang:
 Kesulitan makan
 Lemah
 Kesulitan bernapas,
digunakannya otot-otot bantu
pernapasan
 Adanya kelainan jantung atau
saluran napas
 Saturasi oksigen < 90%
 Usia kurang dari enam bulan
Berat:
Seperti kriteria untuk
kategori sedang, namun:
 mungkin tidak membaik
dengan pemberian oksigen
 menunjukkan episode
terhentinya napas

 menunjukkan tanda
kelelahan otot pernapasan
atau terkumpulnya terlalu
banyak karbon dioksida
dalam tubuh.
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah tepi Darah lengkap
tidak khas, jumlah Hemoglobin : 12,4 gram /dl
leukosit berkisar antara Hematokrit : 36,6 %
5000-24000 sel/μl. Eritrosit : 4,87 juta/mm3
 Analisis Gas Darah : Lekosit : 14 ribu/mm3
hiperkapnia sebagai tanda Trombosit : 549 ribu/mm3
dari air tapping, asidosis Hitung jenis
metabolik atau Eosinofil :3%
respiratorik. Basofil :0%
 Rontgen thoraks AP dan Batang :0%
lateral dapat terlihat Segmen : 28 %
gambaran hiperinflasi Limfosit : 65 %
paru dengan diameter Monosit :3%
anteroposterior membesar X-foto thorax
pada foto lateral disertai Kesan :
dengan diafragma datar.  Cor dalam batas normal
bercak konsolidasi yang  Gambaran bronkopneumonia
tersebar pada sekitar 30 dengan penebalan hilus kanan
% penderita kiri, proses spesifik belum
 Identifikasi virus dengan dapat disingkirkan
memeriksa sekresi nasal,
menggunakan enzyme
linked immunosorbent
assay (ELISA)

Tata Laksana
 Oksigenansi dengan  O2 masker 5 liter/menit
nasal kanul  Infus 2A1/2 N 480/20/5 tetes
(kecepatan maksimal mikro/menit
2L/menit)  - Peroral : - Parasetamol 100 mg
 Pemberian cairan bila t ≥38 °C
 Bronkodilator - Ambroxsol 3 x 4 mg
 ribavirin biasanya - Nebulizer : pulmicort ½
dengan cara nebulizer respul+Nacl 0,9% 4 cc
aerosol  (pkl 04.00, 08.00, 16.00 22.00)
 kortikosteroid
Prognosis
Quo ad vitam: Ad bonam
Quo ad sanationam: Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai