PENDAHULUAN
1
dari satu individu ke individu lainnya. Selanjutnya, motivasi dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang amat kompleks, termasuk di dalamnya intensitas atau besarnya
tekanan (stress) yang menghambat seseorang untuk mengembangkan motivasinya.
Keenam, aspek komunikasi antara atlet, pelatih dan pengurus berdampak signifikan
untuk membangkitkan motivasi atlet untuk berprestasi. Ketujuh, peran berbagai pihak
sangat diharapkan untuk meningkatkan kinerja olahraga dari seorang atlet. Sebagai
contoh, di dalam program pembinaan olahraga perlu diikut sertakan secara khusus
program latihan men tal yang meliputi hal hal seperti relaksasi, peningkatan kinerja
olahraga melalui latihan imajeri, latihan konsentrasi dan upaya meningkatkan kinerja
olahraga dengan mening katkan rasa percaya diri. Kedelapan, berbagai fasilitas untuk
mengatasi problematik psikologis atlet perlu diadakan, termasuk di antaranya pro
gram konseling dan upaya mengatasi kondisi "burn-out dan cedera fisk maupun
psikis. Dan hal yang selama ini mungkin agak terlupakan atau dilupakan adalah
pertimbangan bahwa suatu saat karir seorang olahragawan harus berakhir karena
berbagai macam alasan. Hal ini perlu menjadi perhatian para pembina olahraga di
Indonesia. Atlet serta pelatih yang telah mengakhiri tugasnya di dalam biding
keolahragaan harus tetap dapat hidup di tengah masyarakat. Bahkan jika mungkin,
mereka yang telah memiliki jasa membawa nama bangsa dan negara di berbagai
gelanggang olahraga perlu memperoleh penghargaan khusus yang dapat memberikan
jaminan hidup bagi mereka. Tanpa ada nya arah hidup yang jelas seusai karirnya
sebagai atlet atau pelatih, seorang olahragawan atau pelatih akan senantiasa dihantui
rasa tidak aman untuk menghadapi masa depannya. Dan rasa tidak amannya ini
berdampak signifikan terhadap perilakunya dalam mengikuti kegiatan pembinaan
olahraga. Karena sesungguhnya, olahraga juga merupakan sebuah karir yang
ditempuh oleh seseorang untuk memperoleh tempat hidup yang layak di masyarakat,
baik pada saat kini maupun di masa depan
Dari berbagai kondisi yang ada yang memiliki dampak signifikan di dalam usaha
seorang atlet mencapai prestasi puncak, jelaslah bahwa paradigma motivasi tidak bisa
diterapkan secara sepihak, searah dan pada konteks yang sempit karenanya,
paradigma ini harus diubah dengan cara pandang yang berbeda, dan melalui cara
pandang yang berbeda inilah diharapkan akan lebih tampak aspek-aspek tertentu yang
perlu mendapat perhatian dari pihak pembina olahraga dalam menerapkan program
2
peningkatan motivasi atlet dalam upaya meningkatkan prestasi mereka di arena
kejuaraan nasional maupun internasional. Penampilan seorang atlet tidak bisa
dilepaskan dari daya dorong yang dia miliki. Sederhananya, semakin besar daya
dorong yang dimiliki, maka penampilan akan semakin optimal, tentu saja jika
ditunjang dengan kemampuan teknis dan kemampuan fisik yang memadai. Daya
dorong itulah yang biasa disebut dengan motivasi.Menurut Hodgetts dan Richard
(2002) motif adalah sesuatu yang berfungsi untuk meningkatkan dan
mempertahankan serta menentukan arah dari perilaku seseorang. Sedang motivasi
adalah motif yang tampak dalam perilaku. Motif lah yang memberi dorongan
seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Hampir semua aktivitas manusia
didorong oleh motif-motif tertentu yang bersifat sangat individualis.
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan
suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam
perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.
3
1. Mengetahui pengertian strategi
2. Mengetahui pengertian motivasi
3. Mengetahui fungsi motivasi
4. Mengetahui sumber motivasi
5. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi olahraga
6. Mengetahui cara meningkatkan motivasi olahraga
7. Mengetahui strategi motivasi olahraga
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratēgos”. yang dapat
diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena. Berbagai
pengertian strategi:
1. Alfred Chandler
The determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise,
and the adoption of courses of action and the allocation of resources necessary
for carrying out these goals.
2. James Brian Quin
The pattern or plan that integrates an organization’s major goals, policies, and
action squences into a cohesive whole.
3. Henry Mintzberg
A pattern in a stream of decisions or actions.
4. Kutipan dari buku Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer, Strategik di
Tengah Operasional / J. Hutabarat dan M. Huseini, dikatakan bahwa:
5. Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995). The Strategy
Process. Prentice-Hall, Inc., mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi
sebagai Perfect, strategi sebagai POSISI, strategi sebagai PERENCANAAN,
5
strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi sebagai “PENIPUAN” (Ploy)
yaitu muslihat rahasia. Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk
misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi,
di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi
menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai Pola kegiatan, di mana
dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.
6. Igor Ansoff (1990), “Implanting Strategic Management”, Prentice Hall.,
mendefinisikan strategi sebagai proses manajemen , hubungan antara
perusahaan dengan lingkungan, terdiri dari perencanaan strategik, perencanaan
kapabilitas, dan manajemen perubahan.
7. Arnoldo C. Hax dan Nicholas S. Manjluk (1991), “The Strategy Process and
Concept: a pragmatic approach”, Prentice Hall International Ed.,
mendefinisikan strategi sebagai cara menuntun perusahaan pada sasaran utama
pengembangan nilai korporasi, kapabilitas manajerial, tanggungjawab
organisasi, dan sistem administrasi yang menghubungkan pengambilan
keputusan strategik dan operasional pada seluruh tingkat hirarki, dan melewati
seluruh lini bisnis dan fungsi otoritas perusahaan.
8. John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr., (2003), “Strategic
Management, formulation, implementation and control”, Irwin McGraw-Hill.,
mendefinisikan strategi sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang
menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk
mencapai tujuan.
9. Fred R. David dalam bukunya “Strategic Management: Concepts and Cases”
mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi dan joint venture. Sedangkan manajemen strategis dapat
didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
10. WF Glueck dan LR Jauch dalam buku “Manajemen strategis dan kebijakan
perusahaan”. mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan
6
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
11. Stoner, Freeman dan Gibert Jr yang dikutip Fandy Tjiptono (2000:3) dalam
bukunya strategi pemasaran, bahwa pengertian strategi dapat didefinisikan
berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu: a. Dari perspektif apa yang
suatu organisasi ingin lakukan (intend to do) b. Dari perspektif apa yang
organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif
pertama, pengertian strategi adalah sebuah program untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Berdasarkan
perspektif kedua, pengertian strategi didefenisikani sebagai pola tanggapan
atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
12. Daft (2002: 307) Pengertian Strategi adalah ”Rencana tindakan yang
menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi
lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi. ” Strategi
dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan,
mengatasi segala kesulitan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan
kemampuan yang dimilikinya. Jadi strategi merupakan suatu rencana yang
ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, tetapi strategi yang
digunakan berbeda. Strategi ini berdasarkan suatu tujuan dan sebuah strategi tidak
cukup hanyalah sebuah rencana belaka, namun strategi haruslah sampai pada
penerapannya, sehingga demikianlah dikatakan bahwa strategi tidak semata-mata
hanya sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat
dilaksanakan.
7
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat
didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang
mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk
menjamin keberhasilan mencapai tujuan.
8
Motivasi terbagi atas dua bentuk, yakni motivasi ekstrinsik dan intrinsik.
Motivasi ekstrinsik itu bentuk motivasi yang di timbulkan oleh berbagai sumber
dari luar seperti pemberian hadiah, penghargaan, sertfikat dan sebagainya.
Motivasi intrinsik itu adalah dorongan alamiah yang mendorong seseorang
mengerjakan sesuatu dan bukan kerena situasi buatan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa : ”Motivasi Olahraga”
adalah keseluruhan daya penggerak (motif – motif) didalam diri individu yang
menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan memberi
arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Olahraga digemari anak – anak, pemuda dan para orang tua karena memiliki daya
tarik untuk mengembangkan berbagain kemampuan, menumbuhkan harapan –
harapan, memberikan pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan
jasmani, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari
– hari dan sebagainya.
Melalui olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk
mengembangkan kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan
teman – teman baru serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan
kegembiraan dan kepuasan. Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua
memerlukan hubungan yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan
gerakan.
Kompetisi menimbulkan keadaan penuh stres dan dapat menimbulkan kecemasan
atau anxiety, serta tantangan untuk mengatasi berbagai perasaan, dengan berolahraga
timbul bermacam – macam dorongan untuk bertindak sebaik – baiknya yang
merupakan sebagian dorongan untuk mengembangkan diri sendiri atau ”self –
improvement.
9
menonjol di negara-negara berkembang, sedangkan kempuan teknik dan fisik bukan
masalah di negara-negara maju, sehingga motivasi merupakan kunci yang mentukan
keberhasilan penampilannya yang prima.
Motivasi olahraga dapat dibagi atas motivasi primer dan sekunder, dapat pula atas
motivasi biologis dan sosial. Namun banyak ahli membagikannya atas dua jenis,
intrinsik dan ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
10
diterima tanpa kekecewaan melainkan akan menjadi sumber analisa terhadap
kekuatan lawan dan kelemahan diri sendiri guna diperbaiki melalui latihan-latihan
yang keras. Biasanya atlit ini mempunyai kepribadian yang matang, sportif, tekun,
percaya diri, disiplin dan kreatif.
Motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor dari dalam doro manusia itu sendiri.
Seperti yang di ungkapkan oleh Abraham H. Maslow pada teori kebutuhan. Teori
motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar
pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan,
yaitu :
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman
11
tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow
semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan
atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “
yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai
tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa
menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan
kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan
tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu
sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan
pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul
lagi di waktu yang akan dating
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa
bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam
pemuasannya
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti
tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat
sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu
12
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat
teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan
teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih
bersifat aplikatif.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang
menyebabkan individu beradaptasi dalam olahraga. Dorongan ini barasal dari
pelatih, guru, orngtua, bangsa atau berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau
uang. Motivasi ekstrinsik itu dapat dipelajari dan tergantung pada besarnya nilai
penguat itu dari waktu ke waktu. Ini dapat karena mempertaruhkan nama bangsa
dan negara, karena hadiah besar, karena publikasi lewat media massa. Dorongan
yang demikian ini biasanya tidak bertahan lama. Perubahan nilai hadiah, tiadanya
hadiah akan menurunkan semangat dan gairah berlatih. Kurangnya kompetisi
menyebabkan latihan kurang tekun, sehingga prestasinya merosot.
13
kehidupan manusia. Motivasi ekstrisik (pengaruh lingkungan) selalu menuntun
tingkah laku manusia. Dengan demikian tingkah laku individu dalam olahraga
dipengaruhi oleh motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.
Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan.
Dalam pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru,
menghadapi penonton yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka
selalu mendapat petunjuk-petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun
dorongan semangat, agar mereka dapat bermain sebaik mungkin dan
memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang baru, petunjuk
pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan. Artinya,
motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi
motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi
ekstrisik karena dipengaruhi keadaan dari luar.
Ada banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi.
Gunarsa (2004) menjelaskan bahwa ada 4 dimensi dari motivasi. Dimensi-dimensi
tersebut adalah:
1. Atlet sendiri
14
Atlet memegang peranan sentral dari munculnya motivasi. Atlet sendiri yang
mengatur dirinya untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu. Jika atlet sudah
merasa puas dengan pencapaian yang ada, maka tidak ada lagi usaha keras untuk
mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Hasil penampilan
3. Suasana pertandingan
Motivasi juga ditentukan oleh tugas atau penampilan yang dilakukan. Jika
tugas berhasil dengan baik diselesaikan, keyakinan diri atlet akan meningkat.
Dengan keyakinan diri yang tinggi, motivasi juga akan mengalami kenaikan.
15
Tugas yang berhasil dilaksanakan akan memberi tambahan energi dan motif untuk
bekerja lebih giat.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam olahraga prestasi. Seorang atlet
harus mampu menjaga motivasinya agar tetap dalam level yang tinggi baik dalam
proses latihan maupun pada saat menjalani pertandingan. Motivasi memang bukanlah
kondisi yang tidak bisa berubah. Setiap saat motivasi atlet bisa mengalami perubahan,
sehingga diperlukan sebuah upaya agar motivasi tetap terjaga pada level yang
optimal. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi atlet, diantara adalah:
Konsep dasar dari goal setting adalah menciptakan tantangan bagi atlet untuk
dilewati. Secara sederhana, goal setting merangsang atlet untuk mencapai sesuatu
baik dalam proses latihan maupun dalam sebuah kompetisi. Ada beberapa batasan
tentang metode goal setting ini agar berjalan secara efektif.
Yang perlu diperhatikan pertama adalah sasaran harus spesifik agar atlet
mempunyai ukuran atas pencapaiannya. Batasan yang kedua adalah tingkat
kesulitan sasaran. Tingkat kesulitan ini akan mempengaruhi persepsi atlet tentang
kemampuannya. Sasaran yang terlalu sulit akan membuat atlet ragu untuk bisa
mencapainya. Seandainya gagal, hal itu justru akan melemahkan keyakinan diri
atlet. Sebaliknya, sasaran juga tidak bisa dibuat terlalu mudah karena tidak akan
memberi rangsangan untuk berbuat lebih. Semakin menantang sasaran yang harus
dicapai, upaya dari seorang atlet untuk meraihnya juga akan semakin besar
(Wann, 1997).
16
Mengikuti kompetisi yang rutin dan berjenjang adalah salah satu bentuk
menentukan sasaran yang efektif. Dengan banyak mengikuti kompetisi, seorang
pelatih akan lebih mudah menentukan prioritas dari kompetisi tersebut. Ada
kalanya kompetisi dijadikan sebagai ajang pemanasan untuk mematangkan
kondisi fisik, sehingga targetnya tidak perlu terlalu tinggi.
Berikutnya, atlet harus selalu diberi feedback atas setiap pencapaian yang dia
selesaikan. Dengan feedback yang spesifik ini, atlet akan mengetahui kekurangan
dan kekuatan dirinya, sehingga atlet akan mempunyai informasi untuk
meningkatkan dirinya. Dengan menetapkan sasaran yang tepat, maka motivasi
atlet akan selalu terpacu untuk tampil dan menyelesaikan setiap tantangan yang
dihadapi.
2. Persuasi verbal
Persuasi Verbal adalah metode yang paling mudah untuk dilakukan. Pelatih,
ofisial, atau keluarga adalah orang-orang yang sering memberikan persuasi secara
verbal ini. Persuasi verbal adalah membakar semangat atlet dengan ucapan-ucapan
yang memotivasi.
Selain itu, Persuasi verbal bisa juga dilakukan oleh atlet sendiri atau sering
disebut dengan istilah Self talk. Self talk adalah metode persuasi verbal untuk atlet
sendiri. Prinsip dasar dari self talk ini sebenarnya adalah membantu atlet untuk
mendapatkan gambaran yang positif baik tentang kemampuannya atau mengenai
suasana pertandingan. Self talk ini diyakini mampu menumbuhkan keyakinan diri
atlet baik sebelum bertanding atau pada saat menjalani pertandingan. Dengan
mengucapkan kalimat-kalimat yang membakar semangat maka gambaran
pesimisme atlet akan hilang dari persepsinya.
3. Imagery training
Metode berikutnya yang cukup membantu memacu motivasi para atlet adalah
dengan melakukan imagery training atau latihan pembayangan. Dalam latihan
pembayangan ini atlet diajak untuk memvisualisasikan situasi pertandingan yang
17
akan dijalani. Secara detil, atlet harus menggambarkan keseluruhan pertandingan,
mulai dari situasi lapangan, penontong, lawan dan segala macam yang terlibat
dalam pertandingan itu. Setelah mendapat gambaran yang riil, maka atlet diajak
untuk mencari solusi atas persoalan yang mungkin muncul dalam pertandingan.
Terutama gambar atau poster yang ada berhubungnya dengan cabang olahraga
yang di geluti misalnya, gambar Ben Johnson yang sedang lari,gambar adegan
yang menarik dalam pertandingan sepak bola, ganbar Mike Tyson dan alin-lain.
Kemampuan atlet meliputi skill teknis dan fisik. Skill dan fisik yang bagus,
akan mempengaruhi keinginan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Skill yang
prima dapat dilihat dan dievaluasi melalui pertandingan yang diikuti oleh atlet.
Untuk itu diperlukan metode kepelatihan yang modern dan efektif untuk
18
meningkatkan keterampilan seorang atlet. Pelatih juga harus paham dengan
pencapaian teknik dan fisik yang dimiliki oleh pemainnya.
Reward ini adalah metode yang paling banyak digunakan untuk memacu
motivasi atlet. Bonus, hadiah atau jabatan tertentu digunakan untuk memotivasi
atlet. Reward ini ditujukan untuk menggugah motivasi ekstrinsik dari atlet.
Dengan iming-iming bonus yang besar, diharapkan atlet akan terpacu tampil
terbaik dan mengalahkan lawannya.
Ketakutan atau takut terhadap sesuatu dapat merupakan motivasi yang kuat
bagi seseorang.:
Perasaan yang takut atau malu jika atlit tidak tau peraturan pertandingan
tersebut (sportif)
Kekuatan atlit dalam porsi latihan yang diberikan
Perasaan takut atau malu ketika tidak ikut serta dalam team (diskors)
Perasaan takut atau malu jika tidak bias mamanuhi harapan-harapan atau
sasaran yang di tetapkan oleh pelatih. Sehingga atlit akan beruasaha sekuat
tenaga dalam batas sportitifitas
19
Banyak orang memulai program kebugaran, tetapi berhenti lantaran mereka bosan
dan hasil yang diharapkan tidak kunjung datang.
Sebenarnya, Anda tidak perlu memutuskan sampai berhenti melakukan program
kebugaran tersebut jika tahu cara menyiasatinya. Berikut adalah tujuh tips untuk
membantu Anda tetap termotivasi melakukan aktivitas kebugaran dan olahraga.
1. Tetapkan tujuan
Cari olahraga atau aktivitas yang Anda sukai. Program latihan akan
berjalan lancar jika Anda melakukannya tanpa beban. Jika Anda tidak
menikmati program latihan tertentu, jangan langsung memutuskan untuk
berhenti. Akan tetapi, cobalah dengan sesuatu yang berbeda. Ingat, olahraga
tidak harus membosankan, anda bisa memulainya sesuai dengan hobi Anda.
20
5. Bergabung dengan teman
Anda sebaiknya tidak sendirian. Undang teman atau rekan kerja untuk
bergabung dengan Anda ketika memutuskan untuk berolahraga. Melakukan
kegiatan secara bersama-sama akan membuat Anda lebih bersemangat dan
termotivasi.
Setiap melakukan sesi latihan, luangkan waktu beberapa menit untuk Anda
merasakan betapa bermanfaatnya olahraga. Jenis imbalan internal ini dapat
membantu Anda untuk membuat komitmen jangka panjang dalam melakukan
olahraga secara teratur.
7. Bersikaplah fleksibel
Jika Anda terlalu sibuk bekerja di luar dan merasa tidak sanggup
melakukan program latihan sesuai jadwal, ambillah satu atau dua hari untuk
istirahat. Jangan memaksakan sesuatu yang sudah tidak mungkin dapat Anda
lakukan. Yang terpenting adalah bagaimana Anda bisa kembali ke program
latihan setelah merasa semuanya kembali baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
21
kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki. Melalui olahraga para pemuda mendaptakan
kesempatan yang luas untuk mengembangkan kemampuan, mendapatkan
pengakuan dan popularitas, menemukan teman – teman baru serta pengalaman
bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan kepuasan.
Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan
hubungan yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan.
Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan.
Dalam pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru,
menghadapi penonton yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka
selalu mendapat petunjuk-petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun
dorongan semangat, agar mereka dapat bermain sebaik mungkin dan
memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang baru, petunjuk
pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan.
Artinya, motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau
tim berfungsi motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya
sendiri, dan motivasi ekstrisik karena dipengaruhi keadaan dari luar.
3.2 Saran
Dari uraian simpulan diatas, maka kami memberikan saran semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap pembaca dalam proses pembelajaran
ataupun penambahan wawasan dalam ilmu pengetahuan. Umumnya dibidang
psikologi olahraga dan khususnya dalam materi motivasi dalam olahraga.
22