KEHAMILAN
Abstrak
Probiotik telah sejak lama diketahui fungsinya dalam dunia medis. Salah satu
aplikasinya adalah penggunaan probiotik selama kehamilan. Studi terbaru
menunjukkan bahwa suplementasi probiotik prenatal dinilai aman dan berguna.
Pada review ini, kami menyorot fungsi probiotik pada ibu hamil. Beberapa strain
probiotik terbukti mampu mencegah kelahiran prematur dan preeklampsia pada
ibu yang mendapatkan suplementasi prenatal, mengurangi kemungkinan
dermatitis atopi meski tidak mampu mencegah kejadian asma dan sesak.
Mekanisme yang terkait dengan fungsi ini masih belum diketahui secara pasti,
namun diperkirakan sangat berkaitan dengan regulasi sel T.
Peran mikroorganisme dalam makanan telah dikenal dalam kurun waktu yang
lama. Orang pertama yang menyarankan peran mikroorganisme dalam
pembusukan makanan adalah A. Kircher, tahun 1658, yang memeriksa
pembusukan tubuh, daging, susu, dan zat lainnya dan berkata bahwa proses
pembusukan tersebut disebabkan oleh "cacing" tak terlihat dengan mata
telanjang.1 Akan tetapi, baru pada tahun 1837 Louis Pasteur menunjukkan bahwa
mikroorganisme menyebabkan dapat digunakan untuk pasteurisasi susu dengan
cara dipanaskan, untuk pertama kalinya dilakukan guna mencegah makanan
menjadi busuk.1 Saat ini, peran mikroorganisme dalam makanan dapat dibagi
menjadi tiga kelompok :
Pada tahun 2001, Organisasi Kesehatan Dunia dan organisasi pangan serta
pertanian organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (WHO / FAO)
mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang saat diberikan pada
jumlah yang memadai memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.8
Probiotik terdiri dari ragi atau bakteri, terutama bakteri asam laktat.4,9 Probiotik
yang paling baik diketahui adalah kelompok bakteri Lactobacillus,
Bifidobacterium dan Streptococcus. Kelompok bakteri tersebut menunjukkan
perbedaan spesifik dalam melawan asam lambung dan asam empedu, kemampuan
untuk berkembang di saluran gastrointestinal dan memiliki efikasi klinis yang
baik. Mekanisme bakteri tersebut masuk dan berkembang ke dalam tubuh kita
meliputi penghambatan bakteri patogen, produksi metabolit atau enzim yang
berguna, peningkatan fungsi mukosa, dan meningkatkan kekebalan tubuh melalui
modulasi inang.8,9
Beberapa definisi modern tentang probiotik termasuk penggunaan probiotik untuk
10
preventif atau terapeutik. Charteris, et al mendefinisikan probiotik sebagai
'Mikroorganisme', yang jika tertelan, mungkin ada efek positif dalam pencegahan
dan pengobatan dari kondisi patologis yang spesifik. Sejak probiotik juga terbukti
efektif dalam pengobatan pada beberapa gangguan gastrointestinal seperti diare
akut,11 diare akibat penggunaan antibiotik, 12
dan irritable bowel syndrome, 13
Definisi
21
Istilah probiotik pertama kali diperkenalkan oleh Lilly dan Stillwell pada tahun
1965 untuk menggambarkan bahwa probiotik merupakan zat yang disekresikan
oleh satu mikroorganisme yang merangsang pertumbuhan mikroorganismeyang
lain. Pada tahun 1989, Fuller mengemukakan bahwa probiotik adalah materi
hidup dengan menggambarkan probiotik sebagai suplemen mikroba hidup yang
menguntungkan dan mempengaruhi 'host' dengan caramemperbaiki keseimbangan
mikroba.22 Definisi probiotik yang lebih baru dimana probiotik memiliki efek
preventif atau terapeutik untuk host karena penelitian baru-baru ini menyatakan
bahwa probiotik terbukti efektif dalam mengobati gangguan gastrointestinal.10
Istilah lain yang terkait erat dengan probiotik adalah prebiotik dan synbiotics.
Prebiotik adalah zat yang dicerna dari bahan makanan, diambil zat yang bersifat
menguntungkan untuk host dan membantu aktivitas bakteri usus mencerna makan.
23
Sementara itu, synbiotic adalah kombinasi dari prebiotik dan probiotik
dirancang untuk meningkatkan kelangsungan hidup mikroorganisme dan
kolonisasi pada saluran pencernaaan usus.24
Kriteria umum untuk semua sub kelompok adalah setiap produk harus aman,
terbukti dari spesies yang digunakan aman bagi kesehatan, tepat apabila
digunakan manusia, memiliki bukti layak dianggap sebagai probiotik, berkhasiat,
dan dapat digunakan sebagai obat (tentunya sesuai dengan peraturan obat
nasional).
INFEKSI
Fokus penelitian ini termasuk diberikannya probiotik pada infeksi yang terjadi
akibat perpindahan bakteri ke dalam darah pada sejumlah kasus (bakteriemia)
ataupun sepsis. Hal tersebut berkaitan terhadap pemberian probiotik tersebut.
Secara teori, risiko tersebut tergolong sangat rendah karena probiotik tidak dipilih
untuk melawan mikroorganisme patogen. Estimasi risikonya mencapai kurang
dari 1: 1 Juta yang menggunakan Lactobacillus dan 1 : 5,6 juta yang
menggunakan Saccharomyces boulardii dan berefek sedikit bagi populasi
kesehatan umum.31
Hal ini telah dihubungkan pada kemampuan probiotik yaitu adhesi pada saluran
cerna manusia dan berperan dalam perpindahan bakteri di dalam tubuh. Syndman
berpendapat bahwa probiotik tidak memiliki kemampuan adhesi yang baik untuk
saluran cerna manusia jika dibandingkan dengan strain klinis dan model hewan
percobaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan probiotik dapat
mengurangi translokasi bakteri lain.29
Dalam review artikel lain, Boyle et al19 mengumpulkan 12 kasus bacterial sepsis
dan 24 kasus sepsis akibat jamur yang berkaitan dengan penggunaan probiotik
pada manusia. Kasus-kasus tersebut diidentifikasi dengan menggunakan pulse-
field gel electrophoresis (PFGE) dengan substansi yang berbeda, DNA dan
menggunakan PCR atau pengukuran resistensi antibiotik rata-rata. Lactobacillus
rhamnosus GG, Bacillus subtilis, dan Saccharomyces boulardii merupakan bakteri
yang sering digunakan sebagai probiotik dalam berbagai macam studi. Seluruh
kasus memiliki faktor risiko, seperti kondisi imunokomprimise, penyakit kritis,
penggunaan CVC, penggunaan antibiotik broad spektrum, atau kelemahan barrier
usus, dan berbagai macam kelainan yang tidak disebutkan pada studi ini.
Efek Metabolik
Salah satu efek metabolik dalam penggunaan probiotik adalah produksi asam
laktat dan peningkatan probabilitas pembentukan laktat asidosis,33 Asam laktat
merupakan derivate jalur metabolisme methylglyoxal yang merupakan bakteri
metabolite yang diproduksi oleh saluran cerna terutama Lactobacillus spp,34
Ketika spesies bakteri tersebut meningkat, pH intralumen meningkat. Asam pada
saluran cerna dibentuk akibat dari lingkungan Lactobacillus spp, dan tidak untuk
spesies lain. Jika konsumsi karbohidrat meningkat, Lactobacillus spp akan
memproduksi lebih banyak asam laktat yang dapat menghasilkan lebih banyak
laktat asidosis.35
Resistensi Antibiotik
Studi lain memberikan teori bahwa keamanan pemakaian probiotik merupakan hal
potensial terjadinya resistensi antibiotik, baik antara penggunaan probiotik dan
flora normal usus serta kaitannya dengan munculnya bakteri patogen.19,29 Telah
dikemukakan bahwa saluran cerna manusia yang memiliki reservoir berupa gen
resisten terhadap antibiotik disebut dengan resistome39 Disebut reservoir berupa
gen resisten terhadap antibiotik karena adanya reaksi natural dari bakteri dalam
usus untuk memproteksi kejadian resistensi terhadap antibiotik sehingga terdapat
keterkaitan terhadap meningkatnya angka survival bagi bakteri dalam usus
tersebut.39 Masalah muncul ketika gene tersebut berpindah secara horizontal dan
vertical menuju bakteri patogen tersebut.
Dalam studi, mikroba yang ditemukan di feses ayam,40 bakteri penghasil asam
laktat ditemukan sensitive terhadap antibiotik penisilin, amoxicillin,
chloramphenicol dan ampicillin, disisi lain terdapat resistensi terhadap antibiotik
gentamycin, suplhametoxazole, kanamycin dan streptomycin.
Resistensi pada gen, berasal dari elemen berupa plasmids, transposons dan
integrons, menyebar secara horizontal (HGT).41,42 Pada bakteri yang mengandung
asam laktat, gene ini mengenkode resistensi pada antibiotik tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin dan macrolide.29,41 Resistensi gen terhadap tetrasiklin
sering terjadi pada pemakaian probiotik yang mengandung laktobacilus,
sedikitnya 11 gene teridentifikasi, termasuk gen yang melakukan coding yang
berfungsi sebagai proteksi metabolisme ribosom dan pompa efluks.41 Resistensi
gen terhadap chloramfenikol teridentifikasi pada bakteri L.acidophilus, dimana 4
gene lain resisten terhadap eritromisin dan 3 gene lain resisten terhadap makrolida
ditemukan pada spesies lactobacillus.41 Konjugasi terjadi paling sering pada
mekanisme ini42 dan terjadi perpindahan dari bakteri enterococcus gram positif
menuju lactobacillus dan lactococcus yang terdapat pada saluran cerna hewan dan
secara invitro maupun vice-versa, termasuk perpindahan menuju
Staphylococcus.41
Probiotik yang digunakan pada saat kehamilan terbukti aman secara umum dan
dapat dibuktikan melalui studi meta analisis terkini.43 Delapan studi yang
berkualitas tinggi menggunakan 1500 wanita hamil sebagai subjek penelitian.
Subjek tersebut rata-rata memiliki umur kehamilan 32-36 minggu, meskipun studi
ini selesai pada trisemester pertama. Analisis membandingkan penggunaan
Lactobacillus spesies tunggal ataupun dikombinasi dengan Bifidobacterium
spesies dibandingkan dengan placebo. Hasil menunjukan tidak terdapat perbedaan
signifikan pada outcome: tindakan SC, berat bayi yang baru lahir, dan usia
gestasional diantara dua grup tersebut. Malformasi dilaporkan sebagai outcome
dari satu studi dan dilaporkan tidak terdapat malformasi pada grup probiotik.
Namun pada grup placebo ditemukan tiga kasus malformasi.
Studi review lain pada delapan studi yang berbeda diikuti dengan meta analisis
menunjukkan tidak terdapat efek samping yang ditemukan terkait dengan
penggunaan probiotik. Penelitian membandingkan RCT pada penggunaan
Lactobacillus spesies tunggal ataupun dikombinasi dengan Bifidobacterium
spesies ataupun Propionibacterium spesies. Seluruh studi menyetujui bahwa tidak
terdapat perbedaan pada usia gestasional, berat bayi yang lahir ataupun tingkat
kejadian SC. Luoto et al16 melaporkan ditemukan insidensi yang rendah pada
kejadian diabetes mellitus gestasional pada grup probiotik dan hasil yang
signifikan ditemukannya bayi berat lahir rendah dan panjang bayi yang pendek
pada bayi yang baru lahir pada grup percobaan. Allen et al44 melaporkan bahwa
tidak terdapat hasil yang signifikan kejadian efek samping pada penggunaan
suplemen probiotik saat kehamilan, kelahiran bayi dan newborn sampai 6 bulan
kehidupan.
Terdapat studi dengan fokus yang lain yaitu keamanan penggunan probiotik pada
saat kehamilan. Adanya kemungkinan disrupsi pada T-helper 1 (yang mengatur
aktivitas proinflamatory th-1) dan T helper 2 (yang mengatur aktivitas
proinflamatory th-2).19 Selama kehamilan, terdapat mekanisme respon Th1
digantikan oleh respon Th2 yang menginduksi respon toleransi maternal dan
supresi sistem imun.45,46 Respon ini menunjukkan penurunan persentase interferon
γ (IFN-γ) dan Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α)- mensekresi sel T-helper dan
meningkatkan produksi interleukin-4 (IL-4) yang diproduksi oleh Th2.45 IFN-γ
secara tidak langsung meningkatkan diferensiasi Th1 dengan cara melakukan
upregulasi reseptor IL-12 pada saat yang bersamaan dengan inhibisi pertumbuhan
Th-2. IL-4 merupakan sitokin utama yang berperan dalam pertumbuhan dan
diferensiasi sel T (Th-2), kemudian menginhibisi diferensiasi sel Th-1.45,47
Peningkatan respon Th-2 berkaitan dengan viabilitas fetus didalam uterus, dimana
respon Th-1 berkaitan erat dengan kejadian abortus spontan (rekurensi) dan
preeclampsia.45,46 Terdapat bukti yang menunjukkan penggunaan probiotik
terhadap perubahan equilibrium Th1/Th2. Pada pasien dengan cedera kepala
berat, probiotik dapat berfungsi meningkatkan respon polarisasi Th-2 menjadi
berpengaruh terhadap equilibrium Th1/Th2.48 Kemampuan probiotik
menyebabkan terjadinya polarisasi Th 1 secara teoritis dapat menempatkan fetus
dalam bahaya, jika mekanisme tersebut terjadi selama masa kehamilan. Meskipun
pada saat ini, tidak terdapat bukti untuk mendukung klaim tersebut, hal ini masih
sekadar teori semata.
Beberapa faktor resiko yang berat dalam kelahiran premature telah dikemukakan,
seperti contoh riwayat kelahiran premature sebelumnya, kehamilan gemelli,
suku/etnis tertentu, usia wanita hamil <18 tahun dan infeksi pada genitourinaria
ataupun intrauterine.50 Beberapa bukti dilaporkan adanya keterkaitan
infeksi/inflamasi terhadap kelahiran premature. Salah satu penyebab kejadian
tersebut adalah chorioamnitis, yang berpengaruh pada 20-70% plasenta pada bayi
yang lahir premature. Kultur membrane positif terdeteksi sekitar 30-60% pasien.
Pada meta-analisis yang dilakukan pada tahun 2007 terhadap 3 studi dengan
kualitas sedang menunjukkan bahwa tidak terdapat keuntungan suplementasi
probiotik dalam mencegah terjadinya kelahiran premature (<32 minggu) (RR =
0.65; 95% CI = 0.03-15.88) dan kelahiran premature (<37 weeks) (RR = 3.95;
95% CI = 0.36-42.91).
Interval kepercayaan dari dua grup tersebut sangat jauh dan kemudian tidak
terdapat hasil statistic yang signifikan. Hasil dari studi tersebut termasuk analisis
yang berfokus pada bukti hasil laboratorium yang berkaitan dengan infeksi
(jumlah lactobacillus, tipe flora vagina yang abnormal, pH cairan vagina,
ditemukan clue cell dan lain sebagainya) dibandingkan fokus terhadap temuan
klinis yang berkaitan dengan infeksi ataupun kelahiran premature. Kemudian,
penulis mengemukakan pendapat bahwa terdapat pro dan kontra penggunaan
probiotik selama kehamilan maupun pencegahan kejadian kelahiran premature.52
Berbagai macam publikasi yang memiliki topic yang sama, di sisi lain,
menyugestikan bahwa probiotik memiliki peranan penting dalam mencegah
kelahiran premature. Studi yang dilakukan Myhre, et al53 termasuk 18.888 wanita
yang berdomisili di Norwegia dengan studi cohort pada tahun 2002-2007.
Penelitian menunjukkan bahwa probiotik membantu menurunkan angka insidensi
kelahiran premature. Subjek penelitian akan ditanya dan diwajibkan menjawab 2
pertanyaan mengenai usia awal gestasi diketahui minggu ke 15 dan minggu 17-22.
Subjek penelitian ditanyakan mengenai konsumsi susu yang mengandung
probiotik. Jawaban akan dibagi atas ya ataupun tidak. Jawaban iya dipisahkan lagi
hingga mendapat low dan high intake. Seluruh subjek, termasuk 950 kali kejadian
premature terjadi. Subjek yang meminum susu probiotik sebelumnya memiliki
risiko lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi minuman susu
probiotik. (OR = 0.820; 95% CI = 0.681-0.986; p = 0.035).
Pencegahan Preeklampsia\
Selama beberapa tahun, suplementasi probiotik yang diberikan pada ibu hamil
berhubungan erat dengan penurunan kejadian eczema yang diturunkan dari ibu ke
anaknya. Bukti penelitiannya beragam, beberapa studi menunjukkan tidak
terdapat keterkaitan dan studi lainnya menunjukkan terjadinya penurunan kejadian
kasus eczema. Pada tahun 2011 dilakukan meta-analisis, peneliti bernama Doege,
et al58 melalui review sistematiknya mengklaim bahwa terdapat hasil yang
signifikan pada penurunan risiko kejadian eczema atopic pada anak berusia 2-7
tahun pada ibu yang mengonsumsi suplementasi berisi probiotik selama masa
kehamilan. Tujuh studi dimasukkan kedalam meta analisis termasuk 2800 ibu
hamil dimasukkan kedalam studi meta analisis tersebut. Hasil menunjukkan
adanya penurunan risiko kejadian eczema atopic akibat pemakaian probiotik
(berisi lactobacillus) (RR = 0.82; 95% CI = 0.71-0.96) dibandingkan dengan
probiotik dengan berbagai macam bakteri didalamnya (RR= 0.92; 95% CI = 0.83-
1.02). Dapat disimpulkan bahwa pemakaian bakteri lactobacillus, jika diberikan
monoterapi pada masa kehamilan memiliki manfaat dalam mencegah insidensi
eczema pada infant.
Studi penelitian mencakup 40.614 bayi baru lahir pada tahun 2003-2009. Dari
subjek penelitian, didapatkan 12,2% memiliki gejala eczema atopic pada bayi
berusia 6 bulan, 13,6% pada bayi berusia 18 bulan. Jika ibu mengonsumsi susu
yang mengandung probiotik (ketika bayinya berusia 6 bulan setelah itu diberikan
asi), terjadi penurunan pada kejadian eczema atopic (RR = 0.94; 95% CI = 0.89-
0.99), tetapi tak lama kemudian ditemukan pada bayi berusia 18 bulan (RR =
1.00; 95% CI = 0.95-1.05). Namun, jika ibu dan bayi mengonsumsi suplementasi
(untuk bayi yang berusia lebih dari 6 bulan), terdapat penurunan yang drastis pada
risiko kejadian eczema atopic. (RR = 0.93; 95% CI = 0.86-1.00), meskipun berada
diambang batas antara hasil signifikan dan hasil yang tidak signifikan pada
penelitian.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari review ini, bukti penelitian terkini
mendukung penggunaan probiotik karena probiotik aman digunakan bagi populasi
umum dan ibu hamil. Meskipun ada pengecualian pada pasien dengan
imunokompremise. Tidak terdapat efek samping pada penggunaan probiotik pada
ibu hamil yang berpengaruh terhadap usia gestasi, berat badan bayi baru lahir,
malformasi dan komplikasi ibu hamil tersebut. Probiotik, terutama Lactobacillus
spp. Dan Bifidobacterium spp, terbukti dapat mengurangi insidensi kejadian
kelahiran premature dan preeclampsia pada ibu hamil dan kejadian eczema yang
diturunkan. Namun, bukti penelitian terkini gagal membuktikan manfaat probiotik
dalam mencegah terjadinya wheezing dan asma yang dapat diturunkan dengan
pemberian suplementasi probiotik pada ibu tersebut. Mekanisme yang mendasari
terjadinya seluruh efek tersebut berhubungan dengan regulasi sel T-helper dan
regulasi sel T. Kedepannya, studi penelitian dapat membuktikan dosis efektif
suplementasi probiotik yang memiliki efek protektif.
Terima Kasih
Author memberikan ucapan terima kasih kepada Ireska Tsaniya Afifa sebagai
asisten penulis dan pengumpul data untuk artikel ini.
Konflik Penelitian
1. Jay JM. Modern food microbiology. 6th ed. Maryland, USA: Aspen Publishers,
Inc.; 2000. p. 3-5.
2. Johannsen E. Probiotic bacteria: their properties and mode of action. SA Fam
Pract. 2003;45(3):36-8.
3. Kumar S. Textbook of Microbiology. 1st ed. Greater Noida, India: Jp Medical
Pub; 2012. p. 784.
4. Caplice E, Fitzgerald GF. Food fermentations: role of microorganisms in food
production and preservation. Int J Food Microbiol. 1999;50(1-2):131-49.
5. World Health Organization. Probiotics in food: Health and nutritional
properties and guidelines for evaluation. Rome: World Health Organization/Food
and Agriculture Organization of The United Nations; 2001.
6. Bäckhed F, Ley RE, Sonnenburg JL, Peterson DA, Gordon JI. Host-bacterial
mutualism in the human intestine. Science. 2005;307(5717):1915-20.
7. Dethlefsen L, McFall-Ngai M, Relman DA. An ecological and evolutionary
perspective on human-microbe mutualism and disease. Nature.
2007;449(7164):811-8.
8. Hill C, Guarner F, Reid G, Gibson GR, Merenstein DJ, Pot B, et al. Expert
consensus document. The International Scientific Association for Probiotics and
Prebiotics consensus statement on the scope and appropriate use of the term
probiotic. Nat Rev Gastroenterol Hepatol. 2014;11(8):506-14.
9. Pham M, Lemberg DA, Day AS. Probiotics: sorting the evidence from the
myths. Med J Aust. 2008;188(5):304-8.
10. Charteris WP, Kelly PM, Morelli L, Collins JK. Selective detection,
enumeration and identification of potentially probiotic Lactobacillus and
Bifidobacterium species in mixed bacterial populations. Int J Food Microbiol.
1997;35(1):1-27.
11. Sazawal S, Hiremath G, Dhingra U, Malik P, Deb S, Black RE. Efficacy of
probiotics in prevention of acute diarrhoea: a meta-analysis of masked,
randomised, placebo-controlled trials. Lancet Infect Dis. 2006;6(6):374-82.
12. Hempel S, Newberry SJ, Maher AR, Wang Z, Miles JN, Shanman R, et al.
Probiotics for the prevention and treatment of antibiotic-associated diarrhea: a
systematic review and meta-analysis. JAMA. 2012;307(18):1959-69.
13. Hoveyda N, Heneghan C, Mahtani KR, Perera R, Roberts N, Glasziou P. A
systematic review and meta-analysis: probiotics in the treatment of irritable bowel
syndrome. BMC Gastroenterol. 2009;9:15.
14. Fioramonti J, Theodorou V, Bueno L. Probiotics: what are they? What are
their effects on gut physiology?. Best Pract Res Clin Gastroenterol.
2003;17(15):711-24.
15. Elazab N, Mendy A, Gasana J, Vieira ER, Quizon A, Forno E. Probiotic
administration in early life, atopy, and asthma: a meta-analysis of clinical trials.
Pediatrics. 2013;132(3):e666-76.
16. Luoto R, Laitinen K, Nermes M, Isolauri E. Impact of maternal probiotic-
supplemented dietary counselling on pregnancy outcome and prenatal and
postnatal growth: a double-blind, placebo-controlled study. Br J Nutr.
2010;103(12):1792-9.
17. Brantsæter AL, Myhre R, Haugen M, Myking S, Sengpiel V, Magnus P, et al.
Intake of probiotic food and risk of preeclampsia in primiparous women: the
Norwegian Mother and Child Cohort Study. Am J Epidemiol. 2011;174(7):807-
15.
18. Yang Y, Guo Y, Kan Q, Zhou XG, Zhou XY, Li Y. A meta-analysis of
probiotics for preventing necrotizing enterocolitis in preterm neonates. Braz J
Med Biol Res. 2014;47(9):804-10.
19. Boyle RJ, Robins-Browne RM, Tang ML. Probiotic use in clinical practice:
what are the risks?. Am J Clin Nutr. 2006;83(6):1256-64.
20. Wagner RD, Pierson C, Warner T, Dohnalek M, Farmer J, Roberts L, et al.
Biotherapeutic effects of probiotic bacteria on candidiasis in immunodeficient
mice. Infect Immun. 1997;65(10):4165-72.
21. Lilly DM, Stillwell RH. Probiotics: growth-promoting factors produced by
microorganisms. Science. 1965;147(3659):747-8.
22. Fuller R. Probiotics in man and animals. J Appl Bacteriol. 1989;66(5):365-78.
23. Gibson GR, Roberfroid MB. Dietary modulation of the human colonic
microbiota: introducing the concept of prebiotics. J Nutr. 1995;125(6):1401-12.
24. Ohland CL, Macnaughton WK. Probiotic bacteria and intestinal epithelial
barrier function. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol. 2010;298(6):G807-19.
25. World Health Organization/Food and Agriculture Organization of the United
Nations. Guidelines for the evaluation of probiotics in food. Canada: FAO/WHO
Working Group Report; 2002.
26. Brown M. Modes of action of probiotics: recent developments. J Anim Vet
Adv. 2011;10(14):1895-900.
27. Senok AC, Ismaeel AY, Botta GA. Probiotics: facts and myths. Clin
Microbiol Infect. 2005;11(12):958-66.
28. Bermudez-Brito M, Plaza-Diaz J, Muñoz-Quezada S, Gómez-Llorente C, Gil
A. Probiotic mechanisms of action. Ann Nutr Metab. 2012;61(2):160-74.
29. Syndman DR. The safety of probiotics. Clin Infect Dis. 2008;46 Suppl
2:S104-11.
30. Marteau P. Safety aspects of probiotic products. Scand J Nutr. 2001;45:22-4.
31. Elias J, Bozzo P, Einarson A. Are probiotics safe for use during pregnancy
and lactation?. Can Fam Physician. 2011;57(3):299-301.
32. Sanders ME, Akkermans LM, Haller D, Hammerman C, Heimbach J,
Hörmannsperger G, et al. Safety assessment of probiotics for human use. Gut
microbes. 2010;1(3):164-85.
33. Mack DR. D(-)-lactic acid-producing probiotics, D(-)-lactic acidosis and
infants. Can J Gastroenterol. 2004;18(11):671-5.
34. Connolly E, Lönnerdal B. D(-)-Lactic acid-producing bacteria: Safe to use in
infant formulas. NUTAfoods. 2004;3(3):37-49.
35. Htyte N, White L, Sandhu G, Jones J, Meisels I. An extreme and life-
threatening case of recurrent D-lactate encephalopathy. Nephrol Dial Transplant.
2011;26(4):1432-5.
36. Ku W, Lau DCY, Huen KF. Probiotics Provoked D-lactic acidosis in short
bowel syndrome: case report and literature review. HK J Paediatr (new series).
2006;11:246-54.
37. Munakata S, Arakawa C, Kohira R, Fujita Y, Fuchigami T, Mugishima H. A
case of D-lactic acid encephalopathy associated with use of probiotics. Brain Dev.
2010;32(8):691-4.
38. Papagaroufalis K, Fotiou A, Egli D, Tran LA, Steenhout P. A randomized
double blind controlled safety trial evaluating D-lactic acid production in healthy
infants fed a Lactobacillus reuteri-containing formula. Nutr Metab Insights.
2014;7:19-27.
39. Rolain JM. Food and human gut as reservoirs of transferable antibiotic
resistance encoding genes. Front Microbiol. 2013;4:173.
40. Shazali N, Foo HL, Loh TC, Choe DW, Abdul Rahim R. Prevalence of
antibiotic resistance in lactic acid bacteria isolated from the faeces of broiler
chicken in Malaysia. Gut Pathog. 2014;6(1):1.
41. Gueimonde M, Sánchez B, G de Los Reyes-Gavilán C, Margolles A.
Antibiotic resistance in probiotic bacteria. Front Microbiol. 2013;4:202.
42. Devirgiliis C, Zinno P, Perozzi G. Update on antibiotic resistance in
foodborne Lactobacillus and Lactococcus species. Front Microbiol. 2013;4:301.
43. Dugoua JJ, Machado M, Zhu X, Chen X, Koren G, Einarson TR. Probiotic
safety in pregnancy: a systematic review and meta-analysis of randomized
controlled trials of Lactobacillus, Bifidobacterium, and Saccharomyces spp. J
Obstet Gynaecol Can. 2009;31(6):542-52.
44. Allen SJ, Jordan S, Storey M, Thornton CA, Gravenor M, Garaiova I, et al.
Dietary supplementation with Lactobacilli and Bifidobacteria is well tolerated and
not associated with adverse events during late pregnancy and early infancy. J
Nutr. 2010;140(3):483-8.
45. Sykes L, MacIntyre DA, Yap XJ, Ponnampalam S, Teoh TG, Bennett PR.
Changes in the Th1:Th2 cytokine bias in pregnancy and the effects of the anti-
inflammatory cyclopentenone prostaglandin 15-deoxy-Δ(12,14)-prostaglandin J2.
Mediators Inflamm. 2012;2012:416739.
46. Saito S, Nakashima A, Shima T, Ito M. Th1/Th2/Th17 and regulatory T-cell
paradigm in pregnancy. Am J Reprod Immunol. 2010;63(6):601-10.
47. Delcenserie V, Martel D, Lamoureux M, Amiot J, Boutin Y, Roy D.
Immunomodulatory effects of probiotics in the intestinal tract. Curr Issues Mol
Biol. 2008;10(1-2):37-54.
48. Tan M, Zhu JC, Du J, Zhang LM, Yin HH. Effects of probiotics on serum
levels of Th1/Th2 cytokine and clinical outcomes in severe traumatic brain-
injured patients: a prospective randomized pilot study. Crit Care.
2011;15(6):R290.
49. who.int [Internet]. Preterm Birth. [update 2014 Nov; cited 2015 Feb].
Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs363/en/.
50. Krauss-Silva L, Moreira MEL, Alves MB, Braga A, Camacho KG, Batista
MRR, et al. A randomised controlled trial of probiotics for the prevention of
spontaneous preterm delivery associated with bacterial vaginosis: preliminary
results. Trials. 2011;12:239.
51. Vitali B, Cruciani F, Baldassarre ME, Capursi T, Spisni E, Valerii MC, et al.
Dietary supplementation with probiotics during late pregnancy: outcome on
vaginal microbiota and cytokine secretion. BMC Microbiol. 2012;12:236.
52. Othman M, Neilson JP, Alfirevic Z. Probiotics for preventing preterm labour.
Cochrane Database Syst Rev. 2007(1):Cd005941.
53. Myhre R, Brantsæter AL, Myking S, Gjessing HK, Sengpiel V, Meltzer HM,
et al. Intake of probiotic food and risk of spontaneous preterm delivery. Am J Clin
Nutr. 2011;93(1):151-7.
54. Yang S, Li W, Challis JR, Reid G, Kim SO, Bocking AD. Probiotic Lactobacillus
rhamnosus GR-1 supernatant prevents lipopolysaccharide-induced preterm birth and
reduces inflammation in pregnant CD-1 mice. Am J Obstet Gynecol.
2014;211(1):44.e1-e12.
55. Yeganegi M, Watson CS, Martins A, Kim SO, Reid G, Challis JR, et al. Effect of
Lactobacillus rhamnosus GR-1 supernatant and fetal sex on lipopolysaccharide-
induced cytokine and prostaglandin-regulating enzymes in human placental
trophoblast cells: implications for treatment of bacterial vaginosis and prevention of
preterm labor. Am J Obstet Gynecol. 2009;200(5):532.e1-8.
56. Yeganegi M. The effect of Lactobacillus rhamnosus GR-1 supernatant on
cytokine production and prostaglandins in gestational tissues [thesis]. Ann Arbor:
University of Toronto (Canada); 2010.
57. Dong JY, Szeto IM, Makinen K, Gao Q, Wang J, Qin LQ, et al. Effect of
probiotic fermented milk on blood pressure: a meta-analysis of randomised controlled
trials. Br J Nutr. 2013;110(7):1188-94.
58. Doege K, Grajecki D, Zyriax BC, Detinkina E, Zu Eulenburg C, Buhling KJ.
Impact of maternal supplementation with probiotics during pregnancy on atopic
eczema in childhood--a meta-analysis. Br J Nutr. 2012;107(1):1-6.
59. Pelucchi C, Chatenoud L, Turati F, Galeone C, Moja L, Bach JF, et al. Probiotics
supplementation during pregnancy or infancy for the prevention of atopic dermatitis:
a meta-analysis. Epidemiology. 2012;23(3):402-14.
60. Bertelsen RJ, Brantsæter AL, Magnus MC, Haugen M, Myhre R, Jacobsson B, et
al. Probiotic milk consumption in pregnancy and infancy and subsequent childhood
allergic diseases. J Allergy Clin Immunol. 2014;133(1):165-71.
61. Ouwehand AC. Antiallergic effects of probiotics. J Nutr. 2007;137(3 Suppl
2):794S-7S.
62. Kalliomäki M, Antoine JM, Herz U, Rijkers GT, Wells JM, Mercenier A.
Guidance for substantiating the evidence for beneficial effects of probiotics:
prevention and management of allergic diseases by probiotics. J Nutr.
2010;140(3):713S-21S.
63. Pali-Schöll I, Renz H, Jensen-Jarolim E. Update on allergies in pregnancy,
lactation, and early childhood. J Allergy Clin Immunol. 2009;123(5):1012-21.
64. Rautava S, Kainonen E, Salminen S, Isolauri E. Maternal probiotic
supplementation during pregnancy and breast-feeding reduces the risk of eczema in
the infant. J Allergy Clin Immunol. 2012;130(6):1355-60.
65. Blümer N, Sel S, Virna S, Patrascan CC, Zimmermann S, Herz U, et al. Perinatal
maternal application of Lactobacillus rhamnosus GG suppresses allergic airway
inflammation in mouse offspring. Clin Exp Allergy. 2007;37(3):348-57.
66. Feleszko W, Jaworska J, Rha RD, Steinhausen S, Avagyan A, Jaudszus A, et al.
Probiotic-induced suppression of allergic sensitization and airway inflammation is
associated with an increase of T regulatory-dependent mechanisms in a murine model
of asthma. Clin Exp Allergy. 2007;37(4):498-505.
67. Kim HJ, Kim YJ, Lee SH, Kang MJ, Yu HS, Jung YH, et al. Effects of
Lactobacillus rhamnosus on asthma with an adoptive transfer of dendritic cells in
mice. J Appl Microbiol. 2013;115(3):872-9.
68. Yu J, Jang SO, Kim BJ, Song YH, Kwon JW, Kang MJ, et al. The effects of
Lactobacillus rhamnosus on the prevention of asthma in a murine model. Allergy
Asthma Immunol Res. 2010;2(3):199-205.
69. Azad MB, Coneys JG, Kozyrskyj AL, Field CJ, Ramsey CD, Becker AB, et al.
Probiotic supplementation during pregnancy or infancy for the prevention of asthma
and wheeze: systematic review and meta-analysis. BMJ. 2013;347:f6471.