I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Land Clearing.
Pekerjaan ini diperkirakan memakan waktu kurang lebih selama 7 (Tujuh) hari atau satu
minggu, untuk melakukan pembersihan lokasi pekerjaan dari sampah – sampah atau benda
lainnya, temasuk pembongkaran - pembongkaran yang dilakukan dari lokasi pekerjaan, bila ada
bangunan - bangunan lama yang akan dibongkar dan sampah dibuang dari lokasi kerja dan dibakar.
Tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah kurang lebih 30
orangterdiri dari 28 orang Pekerja dan 1 orang mandor serta di bagi menjadi 2 grup pekerja.
Indentifikasi Jenis Bahaya yang dapat di timbulkan dari jenis pekerjaan Pembersihan Lokasi
Pekerjaan yaitu, terkena sabetan parang dll yang dapat mengakibatkan luka ringan/sedang dan
gangguan lingkungan lainnya yang bisa berakibat resiko luka ringan.
Pengendaliannya; dengan selalu menggunakan alat standar keselamatan kerja.
Bila dalam pelaksanaan memerlukan penambahan alat berat, kami akan memobilisasi kembali
beberapa alat berat yang dibutuhkan sesuai instruksi Direksi.
b. Demobilisasi.
Demobilisasi alat berat akan dilaksanakan apabila pekerjaan di lapangan sudah selesai
dilaksanakan atau progres fisik pekerjaan di lapangan telah mencapai bobot 100 % (seratus
persen). Waktu yang dibutuhkan untuk demobilisasi alat berat dari lokasi proyek ke gudang
alat berat diperkirakan selama 7 hari. Untuk Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi jenis bahaya
yang ditimbulkan dari jenis pekerjaan ini yaitu :
Kecelakaan Kerja Resiko luka.
Kecelakaan Bahan Kimia Resiko luka seperti terbakar.
Kecelakaan terjatuh perlalatan berat resiko luka.
Kecelakaan Lalu lintas Resiko Luka berat/mati.
Pengendaliannya :
Memakai alat Standar Keselamatan Kerja seperti boot dan helm, memakai safety Berlalu Lintas
juga penggunaan rambu – rambu lalu lintas.
3. Dewatering.
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan persiapan saat
melakukan pengecoran pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan dilakukan
secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton bertulang sudah mengering
dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan pasangan batu maupun beton dalam keadaan
tergenang air. Dewatering dilaksanakan dalam jangka waktu 7 hari. Cara Pelaksanaan & metode
pelaksanaan pekerjaan pengeringan kami buat dan dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan. Kami akan memasang, memelihara
semua peralatan yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air
sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat – syarat. Kami bertanggung
jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan. Kisdam, semua
tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan
baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan
saluran selesai. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa terlebih dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk Pekerjaan Timbunan Tanah Hasil Galian (MP)
yaitu : Tertimbun Longsoran sewaktu menggali akibat cuaca hujan dan ekstrim serta resiko Luka
berat. Terjatuh ke lubang bagi pengendara jalan umum serta resiko Luka berat.
Pengendaliannya : Buat turap penahan tanah dan memakai topi keselamatan yang terbuat dari
fiber. Serta buat pagar pelindung dan memasang rambu – rambu standart pekerja.
Suling – suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya
tinggi sehingga pada masa – masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan merusak
konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling – suling tersebut. Suling – suling
dibuat dari pipa PVC Ø 2” dan paling tidak 1 buah tiap radius 2 m dan dibelakangnya
diberisaringan dari ijuk, kerikil dan batu – batu kecil. Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek
dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari direksi nantinya. Pertama sekali setelah pekerjaan
galian dilakukan oleh si penggali lalu kami persiapkan peralatan tukang yang termasuk kotak
adukan dan kotak takaran yang diminta kepada direksi lalu kami membuatkan request
atau ijin untuk melaksanakan pekerjaan pasangan yang kami ajukan kepada pengawas
lapangan dan setelah dimensi galian oke oleh direksi dan ijin pekerjaan pasangan ditanda
tangani kami langsung melaksanakan pekerjaan pasangan batu kali dengan spesifikasi yang
telah ditentukan.
Indentifikasi Jenis bahaya yang di timbulkan untuk Jenis Pekerjaan ini yaitu : Kecelakaan kerja
lapangan di akibatkan kelalaian pekerja resiko Luka Terjepit mesin molen sewaktu mengaduk
semen resiko Luka berat.
Pengendalian nya : Memakai alat standar keselamatan kerja serta sarung tangan.
5. Pekerjaan Plesteran 1 : 4
Pekerjaan plesteran akan dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan batu selesai
dilaksanakan dan akan dilaksanakan pada setiap permukaan konstruksi yang baru selesai
dibangun dan bagian – bagian lain yang dianggap perlu dilaksanakan. Semen yang akan digunakan
yang bermutu baik dan pasir yang akan dipakai pasir yang tidak tercampur dengan
kotoran – kotoran. Untuk campuran akan dilakukan sesuai spesifikasi pekerjaan ini agar tidak
terjadi keretakan pada saat pekerjaan plesteran selesai dilakukan. Spesi yang akan digunakan
adalah 1 semen : 4 pasir dengan ketebalan rata - rata 15 mm. Pekerjaan ini akan dilaksanakan
dalam 2 lapisan, lapisan 1 yaitu dilaksanakan plasteran sesuai spesifikasi diatas dan lapisan 2 akan
dilakukan dengan adukan aci yang mempunyai kekentalan yang memenuhi syarat. Sebelum
pekerjaan ini dilaksanakan terlebih dahulu permukaan yang akan diplester akan
dibuat kasar dan bersih atau seperti yang ditentukan oleh direksi.
Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk Jenis Pekerjaan ini yaitu : Jatuhnya
kayu/perancah di area pasangan yang tinggi resiko luka berat.
Pengendaliannya : Membuat perancah dengan saling mengikat satu sisi dengan sisi lain perancah
dan dengan menggunakan alat standar keselamatan kerja.
Tahapan Pengecoran :
• Tentukan elevasi dan batas batas pengecoran dengan menggunakan waterpass.
• Bersihkan lokasi cor dengan menggunakan kompresor.
• Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting.
Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor
penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yg benar yaitu
besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan jarak
antar tulangan terkecil. Vibrator harus dapat dimasukkan ke dalam jaringan/anyaman besi beton
dan harus diusahakan sedikit mungkin menempelakan vibrator pada besi. Menggetarkan besi
beton dapat mengakibatkan mutu beton yang jelek, dimana terjadi pengumpulan pasir disekitar
besi, bahkan apabila besi digetarkan terus menerus akan berakibat lebih kritis karena getaran ini
merambat kebeton disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga mengakibatkan retak atau
terjadinya rongga antar besi dan beton. Rongga ini akan mengakibatkan bahaya korosi pada
tulangan. Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena akan
meyebabkan segregasi dan bleeding terutama untuk dengan slump tinggi. Lama penggetaran
cukup antara 10 s/d 15 detik. Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, keren apabila
bekisting tergetarakan terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat merusakkan bekisting. Jarak
minimal kebekisting adalah 10 Cm.
Beton tidak boleh digetarkan berulang – ulang pada tempat yang sama, karena dapat
mengakibatkan rongga – rongga udara di dalam betonnya. Vibrator harus dimasukkan ke dalam
beton yang belum terpadatkan secara tepat dan dicabut pelan – pelan. Kecepatan memasukkan
vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapisan atas
sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap dibawahnya.
Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan – pelan untuk memberikan kesempatan vibrator
menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan pencabutan berkisar antara
4 s/d 8 Cm/detik. Lapisan beton harus dicor secara rata sejak permulaan untuk memudahkan
pengaturan system pemadatan dengan vibrator. Untuk menyambung lapisan bawah dengan
lapisan iatasnya, vibrator harus dimasukkan sebagian (kira - kira 10 s/d 15 Cm) ke dalam lapisan di
bawahnya agar tercipta lekatan yang monolik, padat dan menyatu.
Perawatan (curing) beton.
Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna
makadiperlukan curing untuk menjaga kelembabannya dan curing harus segera dimulai langsung
setelah selesai perataan. Lamanya curing sekitar 3 hari berturut – turut atau sesuai spesifikasi
mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara
lain :
• Menyemprotkan dengan lapisan khusus pada permukaan beton.
• Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air.
• Menutupi permukaan beton Plat dengan karung goni basah secara terus menerus Pemeriksaan
yang harus dilakukan sebelum mengecor adalah sebagai berikut :
Melakukan pemeriksaan bahwa semua kotoran debu, beton lama, dan sebagainya
dibersihkan dari acuan.
Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar pekerjaan dapat
berlangsung tanpa melanggar syarat – syarat Teknik.
Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila pengecoran
tidak dapat diselesaikan sebelum gelap.
Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila persediaan beton
terganggu/terlambat.
Memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda uji bahan atau
beton sesuai dengan syarat – syarat Teknik.
Memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk penggetar,
dalam kondisi siap pakai.
Melakukan pengecoran yang disyaratkan.
Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan direksi dan pengawas lapangan.
Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk Jenis Pekerjaan ini yaitu : Tumpahnya beton
cor terkena pekerja di bawah resiko Luka sedang.
Pengendaliannya : mengunakan pelindungan badan.
1. Pengadaan Peralatan.
Sebagian dari peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan peralatan sewa
sehingga dalam pengadaan peralatan tidak mengalami kendala. Untuk menunjang pekerjaan
dilapangan dan agar terselesainya pekerjaan yang sesuai dengan waktu pelaksanaan yang
ditentukan maka kami akan mempersiapkan alat peralatan penunjang kegiatan. Alat peralatan yang
kami sediakan adalah :
S1-Teknik Sipil /
1 Kurniawan Barus, ST Site Manager
Ahli Teknik Sumber Daya Air - Madya
S1-Teknik Sipil /
2 Sumba Alim Tuasikal, ST Pelaksana Lapangan
Ahli Teknik Sumber Daya Air - Muda
S1-Teknik Sipil /
3 Harudin Tuankotta, ST K3 Konstruksi
Ahli K3 Konstruksi - Muda
5 Sumiyati Tuhuteru Staf Administrasi SMU / Sederajat
Setiap perusahaan memiliki form data pelaporan proyek tersendiri untuk digunakanpada
setiap pekerjaan proyek. Dalam pengawasan kemajuan pekerjaan pada proyek pembangunan,
Kontraktor/ Pelaksana perlu membuat suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari
awalhingga akhir pelaksanaan pekerjaan.Laporan ini berguna untuk mengetahui
kemajuanpekerjaan proyek tersebut.Pembuatan laporan kemajuan pada proyek
pembangunandibuat untuk mengetahui seberapa baikkah proyek ini berjalan.Laporan ini
dibuat dalam bentuk laporan harian,mingguan dan bulanan, setelah itu dapat diketahui
proyekitu berjalan sesuai dengan jadwal rencana atau tidak.
Laporan kemajuan pekerjaan proyek (Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan) berisi data antara lain :
1. Laporan Harian
Dalam laporan harian ini berisikan semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan
pada hari tersebut, diantaranya :
a. Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam
kerjanya,
b. Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut,
c. Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut ,
d. Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan,
e. Hal – hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan lain –
lain - Catatan hal – hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.
2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan berisikan rekapan penggunaan material yang telah terealisasi dalam
seminggu pekerjaan. Di dalam laporanmingguan tercantum :
a. Nama paket pekerjaan dan indentitas laporan untuk setiap minggunya,
b. Uraian pekerjaan dalam satu minggu,
c. Bobot pekerjaan
Laporan bulanan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban darikonsultan supervisi pekerjaan.
Pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan, berikut proses-proses yang mendukung dan
membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan
sebagai acuan untuk penagihan bulanan. Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-
foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek. Untuk pembuatan laporan kemajuan pekerjaan harus
lengkap dan harus sesuai dengan pelakasanaan pekerjaan yang dilakukan di lokasi proyek, tidak boleh
memasukkan data atau laporan pekerjaan yang palsu guna untuk terciptanya sebuah laporan kegiatan
pekerjaan.