Anda di halaman 1dari 19

METODE PELAKSANAAN

SATUAN KERJA : DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU


KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN EMBUNG UNTUK IRIGASI PERTANIAN
LOKASI : KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROVINSI MALUKU
TAHUN ANGGARAN : 2017

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang akan dilaksanakan  adalah Pekerjaan Pembangunan Embung Untuk Irigasi Pertanian di
Kabupaten Seram Bagian Timur. Jangka Waktu Pelaksanaan pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari
kalender. Tujuan dilaksanakan pekerjaan ini untuk mengatasi kekeringan. Maka salah satu strategi yang
paling murah, cepat dan efektif serta hasilnya langsung terlihat adalah dengan memanen aliran permukaan
dan air di musim hujan melalui water harvesting. Setelah kami meneliti gambar rencana serta mempelajari
kondisi lapangan baik secara teknis maupun non teknis, maka kami membuat suatu Metode Pelaksanaan
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sebagai berikut.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Land Clearing.

Pekerjaan ini diperkirakan memakan waktu kurang lebih selama 7 (Tujuh) hari atau satu
minggu, untuk melakukan pembersihan lokasi pekerjaan dari sampah – sampah atau benda
lainnya, temasuk pembongkaran - pembongkaran yang dilakukan dari lokasi pekerjaan, bila ada
bangunan - bangunan lama yang akan dibongkar dan sampah dibuang dari lokasi kerja dan dibakar.
Tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah kurang lebih 30
orangterdiri dari 28 orang Pekerja dan 1 orang mandor serta di bagi menjadi 2 grup pekerja.
Indentifikasi Jenis Bahaya yang dapat di timbulkan dari jenis pekerjaan Pembersihan Lokasi
Pekerjaan yaitu, terkena sabetan parang dll yang dapat mengakibatkan luka ringan/sedang dan
gangguan lingkungan lainnya yang bisa berakibat resiko luka ringan.
Pengendaliannya; dengan selalu menggunakan alat standar keselamatan kerja.

2. Mobilisasi dan Demobilisasi.
a. Mobilisasi.
Pekerjaan mobilisasi dilaksanakan paling lambat 7 hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK). Ruang lingkup pekerjaan mobilisasi ini yaitu transport alat berat dari
gudang alat berat ke lokasi proyek. Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut alat berat
yaitu truck intercoller (khusus angkutan alat berat). Waktu yang dibutuhkan untuk
memobilisasi alat berat ini diperkirakan memakan waktu kurang lebih selama 7 hari (1minggu).
Alat yang akan dimobilisasi antara lain :

No Jenis Alat Jumlah


1 Bulldozer 1 Unit
2 Excavator 1 Unit
3 Vibratory Roller 1 Unit
4 Dump Truck 1 Unit
5 Water Tanker 1 Unit
6 Concrete Mixer 1 Unit

Bila dalam pelaksanaan memerlukan penambahan alat berat, kami akan memobilisasi kembali
beberapa alat berat yang dibutuhkan sesuai instruksi Direksi.

b. Demobilisasi.
Demobilisasi alat berat akan dilaksanakan apabila pekerjaan di lapangan sudah selesai
dilaksanakan atau progres fisik pekerjaan di lapangan telah mencapai bobot 100 % (seratus
persen). Waktu yang dibutuhkan untuk demobilisasi alat berat dari lokasi proyek ke gudang
alat berat diperkirakan selama 7 hari. Untuk Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi jenis bahaya
yang ditimbulkan dari jenis pekerjaan ini yaitu :
 Kecelakaan Kerja Resiko luka.
 Kecelakaan Bahan Kimia Resiko luka seperti terbakar.
 Kecelakaan terjatuh perlalatan berat resiko luka.
 Kecelakaan Lalu lintas Resiko Luka berat/mati.
Pengendaliannya :
Memakai alat Standar Keselamatan Kerja seperti boot dan helm, memakai safety Berlalu Lintas
juga penggunaan rambu – rambu lalu lintas.

c. Pembuatan Jalan Kerja


Jalan kerja dibuat untuk kelancaran arus masuk keluar semua proses pekerjaan di lapangan.
Dimana jalan kerja sangat berguna untuk memperlancar mobilisasi alat, tenaga dan bahan ke
lokasi proyek. Untuk itu dalam pekerjaan dan perbaikan jalan kerja diadakan survei awal untuk
menentukan tingkat kerusakan jalan tersebut dan kemudian membuat persiapan-persiapan
untuk memperbaikinya. Perbaikan jalan kerja dilakukan dengan cara menghampar sirtu pada
jalan kerja kemudian diratakan dan dipadatkan. Sirtu di ambil pada lokasi quari yang telah
ditentukan kemudian ditimbun pada lokasi jalan kerja yang telah ditentukan. Selanjutnya
dengan menggunakan bulldozer sirtu tersebut diratakan untuk selanjutnya dilakukan
pemadatan dengan menggunakan vibrator roller. Pemadatan jalan kerja dilakukan lapis per
lapis dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ini dimaksudkan agar
pemadatan tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian akan memperkecil
kemungkinan terjadi penurunan yang akan berdampak pada mudah rusaknya jalan kerja yang
telah dilakukan.

Sirtu setelah diambil pada lokasi


quarry yang telah ditentukan dengan
menggunakan dump truck kemudian
dibuang/ ditimbun pada lokasi jalan
kerja yang telah ditentukan.

Sirtu yang telah dibuang/ditimbun


pada lokasi jalan kerja kemudian
diratakan dengan menggunakan
bulldozer.
Sirtu yang telah diratakan dengan
menggunakan bulldozer kemudian
dipadatkan dengan menggunakan
vibrator roller. Sirtu yang dipadatkan
lapis per lapis agar memperoleh
hasil pemadatan yang maksimal.

d. Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama
Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 120 x 180 cm, ditopang kayu kaso (5/7)
kelas 2 (borneo)dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang sesuai
dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain :
 Nama Kegiatan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu Pelaksanaan
Nama penyedia jasa Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh
masyarakat, serta tidak mengganggu lalu lintas.
e. Direksi Keet
Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor,
pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet  Pembangunan tidak di
bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan
kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan  yakni Direksi keet
dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
f. Gudang Material dan peralatan
Pembuatan Gudang Material dan peralatan bertujuan untuk melindung material maupun alat
dari pengaruh cuaca.
g. Los kerja Besi dan Kayu
Los kerja besi merupakan tempat untuk memotong maupun membengkok besi beton sesuai
gambar kerja. Los kerja kayu di gunakan sebagai tempat pembuatan begesting

3. Dewatering.
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan persiapan saat
melakukan pengecoran pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan dilakukan
secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton bertulang sudah mengering
dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan pasangan batu maupun beton dalam keadaan
tergenang air. Dewatering dilaksanakan dalam jangka waktu 7 hari. Cara Pelaksanaan & metode
pelaksanaan pekerjaan pengeringan kami buat dan dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan. Kami akan memasang, memelihara
semua peralatan yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air
sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat – syarat. Kami bertanggung
jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan. Kisdam, semua
tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan
baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan
saluran selesai. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa terlebih dahulu sebelum dilakukan penggalian.

II. PEKERJAAN POKOK


1. Galian Tanah
Galian Tanah dilakukan dengan menggunakan alat berat (Excavator). Hasil galian dengan
memakai alat berat ini harus sesuai dengan gambar yang telah direncanakan, tanah yang telah
digali tidak dimasukkan ke dalam dumtruck lagi, hal ini dikarenakan tanah yang siap digali akan
diurug kembali ke bagian yang lain. Tanah – tanah tersebut di gali dan kemudian ditempatkan di
sisi tepi saluran dari suatu titik ke titik yang lain agar memudahkan pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya. Pekerjaan Galian Tanah biasa, diratakan dan dirapikan(AB) ini dikerjakan selama 2
minggu dan dengan menggunakan alat berat jenis Excavator sebanyak 1 (satu) unit.

 
Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk Jenis Pekerjaan Galian Tana (
Biasa/Diratakan dan Dirapikan yaitu :
 Terjadinya Longsoran Tanah di lokasi, luka2ingan/berat resiko Luka berat/ringan. Terjatuh ke
lubang bagi pengguna jalan, resiko Luka berat.
Pengendalian nya :
Buat turap penahan tanah, memakai topi keselamatan yang terbuat dari fiber dan membuat
Rambu – rambu lalu – lintas.

2. Timbunan Tanah Hasil Galian (MP)


Tanah hasil galian akan dipadatkan kembali menjadi tanggul setelah pekerjaan galian dan
pasangan batu selesai dilakukan, tanah yang telah ditumpuk oleh excavator disamping tempat
galian diratakan secara manual sedangkan untuk pemadatan akan digunakan alat bantu
pemadatan yaitu digunakan balok berukuran besar untuk ditumbukkan ke daerah timbunan
oleh beberapa orang pekerja atau bila diperlukan akan digunakan stamper untuk
melakukan pemadatan. Tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sebanyak
20 orang yang terbagi menjadi 1 grup yang terdiri dari 22 orang pekerja dan 1 orang mandor.
Lama waktu penyelesaian pekerjaan direncanakan selama 5 (lima koma sembilan puluh empat)
hari atau 1 minggu. Alat peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah : 
Peralatan Tukang (Linggisl cangkul dll).

Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk Pekerjaan Timbunan Tanah Hasil Galian (MP)
yaitu : Tertimbun Longsoran sewaktu menggali akibat cuaca hujan dan ekstrim serta resiko Luka
berat. Terjatuh ke lubang bagi pengendara jalan umum serta resiko Luka berat.
Pengendaliannya : Buat turap penahan tanah dan memakai topi keselamatan yang terbuat dari
fiber. Serta buat pagar pelindung dan memasang rambu – rambu standart pekerja.

3. Galian Tanah Biasa (MP) < 1 M


Pekerjaan galian tanah pada jenis pekerjaan  ini dikerjakan setelah pekerjaan Pekerjaan
Pembersihan selesai dikerjakan. Pekerjaan ini meliputi galian untuk pekerjaan saluran. Galian
dilakukan dengan langkah – langkah yang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kerusakan
ekologi tanah setempat, dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta
dijaga terhadap dampak lingkungan. (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan
transportasi pembuangan tanah ke disposal area. Dalam Pekerjaan ini galian tanah biasa (MP)
dilakukan selama 1 (minggu).
Metode Kerja Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan
patok – patok panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Pekerja melakukan
penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari Surveyor dan diawasi oleh Pelaksana dan
Pengawas. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping galian untuk timbunan
kembali, jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan terjadi longsor dan
masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yangberlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk
timbunan kembali dimuat langsung ke dumptruck untuk dibuang ke disposal area. Bak dumptruck
harus ditutupi dengan terpal/plastic agar tanah yang dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat
aktifitas pekerjaan galian. Lobang galian yang telah selesai digali dengan alat berat, dilakukan
perapihan dengan tenaga manusia, untuk persiapan pekerjaan selanjutnya. Tenaga kerja yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sebanyak 22 orang yang terbagi menjadi 2 grup yang
terdiri dari 20 orang pekerja dan 2 orang mandor. Lama waktu penyelesaian pekerjaan
direncanakan selama 4,46 (empat Koma empat Puluh enam) hari atau 1 minggu. Alat peralatan
yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah : Peralatan Tukang (Linggis, cangkul, dll).
Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk pekerjaan galian Tanah Biasa yaitu :
Tertimbun Longsoran sewaktu menggali akibat cuaca hujan dan ekstrim resiko Luka berat.
Terjatuh ke lubang bagi pengendara jalan umum resiko Luka berat.
Pengendaliannya : Membuat turap penahan tanah dan memakai topi keselamatan yang
terbuatdari fiber. Membuat pagar pelindung dan memasang rambu standart pekerja.
4. Pasangan Batu 1 : 3
Pasangan batu kali disini adalah Pasangan Batu Mortar Type S camp. 1 : 3 untuk membuat
saluran dan bangunan air, adapun ketentuan yang akan kami ikuti disini diantaranya :
a. Adukan untuk spesi digunakan campuran 1 PC berbanding 3 Pasir jadi didalam pengadukan
harus benar – benar merata aduknya sehingga tidak terjadi kelemahan disuasi sisi spesi
nantinya. Adukan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan direksi dan dibuatkan bak
takaran  agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan semen.
b. Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat – zat yang merusak ikatan
semen.
c. Adukan harus diaduk sebanyak yang diperlukan sehingga tidak terjadi adukan terletak selama +
30 menit (adukan yang sudah terletak + 30 menit tidak dibenarkan memakainya).

Suling – suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya
tinggi sehingga pada masa – masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan merusak
konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling – suling tersebut. Suling – suling
dibuat dari pipa PVC Ø 2” dan paling tidak 1 buah tiap radius 2 m dan dibelakangnya
diberisaringan dari ijuk, kerikil dan batu – batu kecil. Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek
dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari direksi nantinya. Pertama sekali setelah pekerjaan
galian dilakukan oleh si penggali lalu kami persiapkan peralatan tukang yang termasuk kotak
adukan dan kotak takaran yang diminta kepada direksi  lalu  kami  membuatkan request
atau ijin  untuk  melaksanakan pekerjaan pasangan yang kami ajukan kepada pengawas
lapangan dan setelah dimensi galian oke  oleh  direksi  dan  ijin pekerjaan pasangan  ditanda
tangani  kami  langsung melaksanakan pekerjaan pasangan batu kali dengan spesifikasi yang
telah ditentukan.
Indentifikasi Jenis bahaya yang di timbulkan untuk Jenis Pekerjaan ini yaitu : Kecelakaan kerja
lapangan di akibatkan kelalaian pekerja resiko Luka Terjepit mesin molen sewaktu mengaduk
semen resiko Luka berat.
Pengendalian nya : Memakai alat standar keselamatan kerja serta sarung tangan.

5. Pekerjaan Plesteran 1 : 3
Pekerjaan plesteran akan dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan batu selesai
dilaksanakan dan akan dilaksanakan pada setiap permukaan konstruksi yang baru selesai
dibangun dan bagian – bagian lain yang dianggap perlu dilaksanakan. Semen yang akan digunakan
yang bermutu baik dan pasir yang akan dipakai pasir yang tidak tercampur dengan
kotoran – kotoran. Untuk campuran akan dilakukan sesuai spesifikasi pekerjaan ini agar tidak
terjadi  keretakan  pada saat pekerjaan plesteran selesai dilakukan. Spesi yang akan digunakan
adalah 1 semen : 3 pasir dengan ketebalan rata - rata 15 mm. Pekerjaan ini akan dilaksanakan
dalam 2 lapisan, lapisan 1 yaitu dilaksanakan plasteran sesuai spesifikasi diatas dan lapisan 2 akan
dilakukan dengan adukan aci yang mempunyai kekentalan yang memenuhi syarat. Sebelum
pekerjaan ini dilaksanakan terlebih dahulu permukaan yang akan diplester akan
dibuat kasar dan bersih atau seperti yang ditentukan oleh direksi.
Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk Jenis Pekerjaan ini yaitu : Jatuhnya
kayu/perancah di area pasangan yang tinggi resiko luka berat.
Pengendaliannya : Membuat perancah dengan saling mengikat satu sisi dengan sisi lain perancah
dan dengan menggunakan alat standar keselamatan kerja.
 
6. Beton Mutu K-175
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu disiapkan gambar shop drawing dan pengajuan
request yang berisikan sket gambar dan perhitungan volume.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, harus mendapatkan ijin dan sepengetahuan pemimpin
kegiatan dan pengawas lapangan, dengan perbandingan adukan beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kerja.
 Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton yang berubah dari gambar kerja
harus sepengetahuan dan seijin disetujui direksi pekerjaan.
 Saat pembongkaran cetakan beton, harus seijin dan sepengetahuan Direksi Teknik.

Tahapan Pengecoran :
• Siapkan cheklist untuk pengecoran.
• Tentukan elevasi dan batas batas pengecoran dengan menggunakan waterpass.
• Bersihkan lokasi cor dengan menggunakan kompresor.
• Test slump, buat kubus beton.
• Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting.
• Padatkan beton dengan alat vibrator.
Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga merupakan faktor
penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara pemadatan dengan vibrator yg benar yaitu
besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton yang akan dicor dan jarak
antar tulangan terkecil. Vibrator harus dapat dimasukkan ke dalam jaringan/anyaman besi beton
dan harus diusahakan sedikit mungkin menempelakan vibrator pada besi. Menggetarkan besi
beton dapat mengakibatkan mutu beton yang jelek, dimana terjadi pengumpulan pasir disekitar
besi, bahkan apabila besi digetarkan terus menerus akan berakibat lebih kritis karena getaran ini
merambat kebeton disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga mengakibatkan retak atau
terjadinya rongga antar besi dan beton. Rongga ini akan mengakibatkan bahaya korosi pada
tulangan. Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama  dalam  beton  karena  akan
meyebabkan segregasi dan  bleeding terutama untuk dengan slump tinggi. Lama penggetaran
cukup antara 10 s/d 15 detik. Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, keren apabila
bekisting tergetarakan terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat merusakkan bekisting. Jarak
minimal kebekisting adalah 10 Cm.
  Beton tidak boleh digetarkan berulang – ulang pada tempat yang sama, karena dapat
mengakibatkan rongga – rongga udara di dalam betonnya. Vibrator harus dimasukkan ke dalam
beton yang belum terpadatkan secara tepat dan dicabut pelan – pelan. Kecepatan memasukkan
vibrator diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapisan atas
sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap  dibawahnya.
Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan – pelan untuk memberikan kesempatan vibrator
menyalurkan secara penuh energi pemadatan pada beton. Kecepatan pencabutan berkisar antara
4 s/d 8 Cm/detik. Lapisan beton  harus  dicor  secara  rata  sejak  permulaan  untuk  memudahkan
pengaturan system pemadatan dengan vibrator. Untuk menyambung  lapisan  bawah  dengan 
lapisan  iatasnya, vibrator harus dimasukkan sebagian (kira - kira 10 s/d 15 Cm) ke dalam lapisan di
bawahnya agar tercipta lekatan yang monolik, padat dan menyatu.
Perawatan (curing) beton.
Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna
makadiperlukan curing untuk menjaga kelembabannya dan curing harus segera dimulai langsung
setelah selesai perataan. Lamanya curing sekitar 3 hari berturut – turut atau sesuai spesifikasi
mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara
lain :
• Menyemprotkan dengan lapisan khusus pada permukaan beton.
• Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air.
• Menutupi permukaan beton Plat dengan karung goni basah secara terus menerus Pemeriksaan
yang harus dilakukan sebelum mengecor adalah sebagai berikut :
 Melakukan pemeriksaan bahwa semua kotoran debu, beton lama, dan sebagainya
dibersihkan dari acuan.
 Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar pekerjaan dapat
berlangsung tanpa melanggar syarat – syarat Teknik.
 Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila pengecoran
tidak dapat diselesaikan sebelum gelap.
 Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila persediaan beton
terganggu/terlambat.
 Memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda uji bahan atau
beton sesuai dengan syarat – syarat Teknik.
 Memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk penggetar,
dalam kondisi siap pakai.
 Melakukan pengecoran yang disyaratkan.
 
Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan direksi dan pengawas lapangan.
Indentifikasi Jenis Bahaya yang di timbulkan untuk Jenis Pekerjaan ini yaitu : Tumpahnya beton
cor terkena pekerja di bawah resiko Luka sedang.
Pengendaliannya : mengunakan pelindungan badan.

7. Pekerjaan Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana konstruksi/detail,
kokoh dari kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Tulangan yang sudah
dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak. Semua penulangan dari bahan baja U-24, penempatan
penulangan tidak boleh terbalik anatara lapisan atas dan lapisan bawah. Tulangan harus diikat kuat
dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat beton 1,6 mm, ujung – ujung kawat beton agar
dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat keluar dari beton.

8. Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Cetakan akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang – bidang, batas – batas dan ukuran
dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti ditetapkan direksi.
Permukaan acuan/cetakan akan dibuat rata, sambungan – sambungan papan atau sudut – sudut
dibuat rapat agar tidak bocor yang dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang – sarang
kerikil/keropos. Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga
permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan dibuat teguh dan aman pada kedudukanya
sehingga mencegah pergerakan selama pengecoran beton berlangsung.

9. Pelaksanaan Pemasangan Pipa


1. Galian Tanah
 Dalam dan lebar galian tidak boleh lebih/kurang dari ukuran yang telah ditentukan,
kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi.
 Bilamana berhubungan dengan ayat a pasal ini ternyata telah dilakukan penggalian yang
melebihi ukuran atau profil yang telah ditetapkan hingga syarat-syarat konstruksi tidak
terpenuhi lagi, maka biaya perbaikan untuk memenuhi syarat konstruksi menjadi beban
Pemborong.
 Penggalian harus dilakukan sedemikian hingga tidak akan merusak bangunan atau
konstruksi lainnya atau kecelakaan.
 Tebing-tebing yang tidak ditetapkan berhubungan dengan keadaan tanah harus digali
sedemikian sehingga sewaktu diadakan pekerjaan tidak melesak atau longsor.
 Tanah yang digali bilamana nantinya tidak akan dipergunakan untuk meninggikan atau
menimbun daerah-daerah lain harus disingkirkan dari tempat pekerjaan menurut
petunjuk Direksi.
 Galian tanah untuk pondasi, pemasangan pipa harus sesuai dan mencapai yang
dikehendaki dan sesuai dengan gambar, dasar harus bersih dari bahan-bahan lain
seperti akar-akar tanaman, sampah-sampah dan sebagainya. Kalau tanah jelek harus
diganti dengan tanah yang baik atau pasir dipadatkan dengan cepat rata.

2. Pemasangan Pipa
 Jenis pipa yang dipasang adalah yang sesuai dengan gambar.
 Pemasangan pipa dapat dilaksanakan setelah galian tanah untuk pemasangan pipa
disetujuui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
 Sebelum pipa dipasang terlebih dahulu diisi lapisan pasir yang dipadatkan dan disiram
air, ketebalan lapisan pasir bagian bawah pipa 10 cm dan bagian atas pipa 25 cm.
 Urugan tanah dipasang setelah lapisan pasir pada bagian atas pipa selesai dipasang dan
dipadatkan. Tanah urug yang dipakai adalah jenis tanah yang baik dan bebas dari
kotoran, batu-batuan. Urugan tanah dipadatkan secara manual dan mekanik secara
bertahap lapis demi lapis.
 Pada bagian sambungan sebelum dilakukan pengetesan kebocoran diberi tanda atau
dipasang papan, untuk memudahkan perbaikan dan pemeriksaan kebocoran.
 Pencucian dan pengetesan pipa dilakukan secara bertahap atau setiap panjang pipa
yang telah selesai sekitar 400 – 500 m, dengan ujungnya ditutup oleh dop atau Gate
Valve. Pengetesan pipa bias dilakukan dengan pompa tekan, untuk mengetahui daya
tahan pipa terhadap tekanan dalam pressure work, pada pipa tekan dari pompa
dipasang manometer. Lamanya tekanan air dalam pipa 30 – 60 menit dalam tekanan 2 –
3 kg/m². Pelaksanaan pengujian tekanan dinaikan secara bertahap setiap 30 menit.
 Pekerjaan pemasangan pipa bisa dilanjutkan apabila pada pipa yang telah dipasang
tidak ada kebocoran.
 Penyambungan pipa PVC, dan GIP atau jenis pipa lain yang telah terpasang seperti pipa
ACP, disambung dengan adaptor.
 Pemasangan gate valve dilakukan dengan cara sambungan flens yang akan disambung
dipasang lapisan karet oleh gasket.
 Pemasangan mur/baut pada flens harus dilakukan secara merata.
 Pemasangan vave dan air valve yang telah terpasang harus dilindungi oleh box valve
yang terbuat dari konstruksi beton bertulang 1 : 2 : 3 dengan tutup dari plat beton
dengan ketebalan 15 cm.
 Pemasangan Hidrant Umum (HU), dengan mempergunakan pipa PVC dan GIP dimeter
yang dipakai 20 mm s/d 25 mm. Pada setiap sambungan HU untuk taping ke jaringan
pipa distribusi mempergunakan Clamp Saddle dengan diameter 20 mm atau 25 mm.
Kelengkapan SR dipasang water meter dengan diameter 13 mm yang dihubungkan
mempergunakan double napel. Apabila dipasang pipa 20 mm, maka pipa SR dilengkapi
dengan reducer atau knie reducer.

III. PENGADAAN MATERIAL, PERALATAN DAN TENAGA AHLI


untuk menjamin kelanCaran dalam pelaksanaan pekerjaan sangat didukung oleh ketersedian
material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan Tenaga kerja yang terampil, dan untuk ini
tersedianya material yang baik dan Cukup untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut cukup memadai dan
terjangkau sedangkan untuk peralatan juga memadai  menurut  kami  dapat terpenuhi  karna telah
baiknya infrrastruktur pendukung di lokasi pekerjaan, tenaga ahli lapangan untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut dan pengawasanya nanti akan terisi oleh tenaga tehnik kami yang telah
berpengalaman dan mampu untuk mengendalikan pelaksanaan dan pengawasan mutu pekerjaan.

1. Pengadaan Peralatan.
Sebagian dari peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan peralatan sewa
sehingga dalam pengadaan peralatan tidak mengalami kendala. Untuk menunjang pekerjaan
dilapangan dan agar terselesainya pekerjaan yang sesuai dengan waktu pelaksanaan yang
ditentukan maka kami akan mempersiapkan alat peralatan penunjang kegiatan. Alat peralatan yang
kami sediakan adalah :
No Jenis Alat Jumlah
1 Bulldozer 1 Unit
2 Excavator 1 Unit
3 Vibratory Roller 1 Unit
4 Dump Truck 1 Unit
5 Water Tanker 1 Unit
6 Concrete Mixer 1 Unit

2. Tenaga Ahli.
Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami menyediakan tenaga ahli
dilapangan sesuai dengan keahlianya masing – masing yang telah mempunyai pengalaman dalam
bidang pekerjaan, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Tenaga Ahli yang kami
sediakan adalah :

No. Nama Personil Jabatan / Posisi Pendidikan / Sertifikasi

S1-Teknik Sipil /
1 Kurniawan Barus, ST Site Manager
Ahli Teknik Sumber Daya Air-Madya
S1-Teknik Sipil /
2 Sumba Alim Tuasikal, ST Pelaksana Lapangan
Ahli Teknik Sumber Daya Air-Muda
SMK Teknik Sipil /
3 Edi Zaenal Arifin Juru Ukur / Surveyor
Juru Ukur / Teknisi Survey Pemetaan
4 Burhan Talaohu Logistik SMU / Sederajat

5 Sumiyati Tuhuteru Staf Administrasi SMU / Sederajat

IV. PEKERJAAN AKHIR


Sebelum penyerahan Pertama Pekerjaan, Kami Harus meneliti semua Bagian Pekerjaan, dan
dapat menyelesaikan Bagian Pekerjaan Yang dinilai Belum Sempurna. Pada Waktu Penyerahan
Pekerjaan, maka lokasi pekerjaan harus benar-benar dibersihkan. Setelah penyerahan semua pekerjaan
maka barang dan peralatan milik kami harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan Menyiapkan
gambar Shop Drawing dan As Build Drawing sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan, Semua berkas
perijinan yang di peroleh pada saat pelaksanaan pekerjaan fisik. Laporan Harian, mingguan dan
bulanan, yang dibuat selama pelaksanaan pekerjaan fisik, laporan akhir management pelaksanaan
pekerjaan pengawasan dan laporan akhir pengawasan berkala. Serta Foto dokumentasi yang diambil
pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik.
METODE PELAPORAN PEKERJAAN
Setelah penandatangan Kontrak dilakukan, pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas dan
Pemilik Proyek harus mengadakan pertemuan Pree Constrution Meeting (PCM) tentang hal- hal yang
harus dipahami didalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang meliputi : - Membuat Request / Ijin Kerja
dan Shop Drawing - Membuat Laporan Harian - Membuat Laporan Mingguan - Membuat Laporan
Bulanan - Mengevaluasi kemajuan fisik lapangan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan (Time
Schedule) Laporan pekerjaan adalah peristiwa atapun kegiatan yang dilaporkan selama
melakukanpekerjaan di lokasi proyek yang berdasarkan pekerjaan yang telah dilakukan pada
lokasiproyek dan kemudian dituangkan dengan cara tertulis dan disertakan pula foto- fotodokumentasi
proses pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung, laporan pekerjaandi kerjakan oleh
kontraktor atau konsultan pengawas kemudian diberikan kepadapemilik proyek.

Pembuatan laporan pekerjaan proyek dilakukan per hari sesuai dengan pelaksanaan proses pekerjaan
yang dikerjakan sampai proses pelaksanaan pekerjaan proyek selesaikemudian dirangkum menjadi
rekap laporan pekerjaan, dengan adanya laporanpekerjaan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan
proyek dapat di arsipkan sebagai buktiprogress pelaksanaan suatu pekerjaan yang telah selesai dibuat.
Laporan pelaksanaan pekerjaan berisi data antara lain :
 Tanggal dan waktu
 Nama kontraktor dan nama konsultan
 Judul laporan
 Nama proyek yang dibuat
 Jumlah tenaga kerja
 Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi pekerjaan, nama
pekerjaan dan
 Besarnya volume progress
 Bahan atau material yang telah digunakan
 Alat kerja yang dipakai
 Laporan curah hujan atau cuaca apabila pada saat melakukan proses pekerjaan
terjadinya hujan
 Sehingga menjadi keterlambatan proses pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek
 Form persetujuan konsultan pengawas atau management konstruksi - Form pengajuan
kontraktor
 Atau yang membuat laporan harian proyek
 Lampiran-lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil akhir kegiatan
 Serta data-data lain menyesuaikan kebutuhan dan permintaan pemilik proyek.
Setiap perusahaan memiliki form data pelaporan proyek tersendiri untuk digunakanpada
setiap pekerjaan proyek. Dalam pengawasan kemajuan pekerjaan pada proyek pembangunan,
Kontraktor/ Pelaksana perlu membuat suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari
awalhingga akhir pelaksanaan pekerjaan.Laporan ini berguna untuk mengetahui
kemajuanpekerjaan proyek tersebut.Pembuatan laporan kemajuan pada proyek
pembangunandibuat untuk mengetahui seberapa baikkah proyek ini berjalan.Laporan ini
dibuat dalam bentuk laporan harian,mingguan dan bulanan, setelah itu dapat diketahui
proyekitu berjalan sesuai dengan jadwal rencana atau tidak.

Laporan kemajuan pekerjaan proyek (Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan) berisi data antara lain :
1. Laporan Harian
Dalam laporan harian ini berisikan semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan
pada hari tersebut, diantaranya :
a. Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam
kerjanya,
b. Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut,
c. Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut ,
d. Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan,
e. Hal – hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan lain –
lain - Catatan hal – hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan berisikan rekapan penggunaan material yang telah terealisasi dalam
seminggu pekerjaan. Di dalam laporanmingguan tercantum :
a. Nama paket pekerjaan dan indentitas laporan untuk setiap minggunya,
b. Uraian pekerjaan dalam satu minggu,
c. Bobot pekerjaan

3. Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasikemajuan pekerjaan berdasarkan


laporanmingguan.Laporan bulanan ini berisikan hal-halyang dapat menghambat atau
kendalapelaksanaan pekerjaan. Keterlambatankarenagangguan cuaca atau masalah-
masalah lainnyadan tindakan yang diambil sebagai solusipenanganan masalah tersebut.

Format Laporan Cuaca dan Form Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan


Laporan bulanan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban darikonsultan supervisi pekerjaan.
Pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan, berikut proses-proses yang mendukung dan
membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan
sebagai acuan untuk penagihan bulanan. Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-
foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek. Untuk pembuatan laporan kemajuan pekerjaan harus
lengkap dan harus sesuai dengan pelakasanaan pekerjaan yang dilakukan di lokasi proyek, tidak boleh
memasukkan data atau laporan pekerjaan yang palsu guna untuk terciptanya sebuah laporan kegiatan
pekerjaan.

Ambon, 21 Agustus 2017


Penawar,
CV. ALISA MANDIRI

Ny. TITIN S. A. BARUS, SP


Direktris

Anda mungkin juga menyukai