1. Identitas pasien
• Nama : Tn.x
• Umur: 25 tahun
• Agama : Islam
2. Anamnesis : Autoanamnesis
• Keluhan Utama : kepala bagian kanan tertimpa tandan buah sawit (tba) ± 1 hari yang
lalu
• RPS : kepala bagian kanan tertimpa tandan buah sawit sejak ± 1 hari yang lalu
Perokok (+)
• Kesadaran : komposmentis
Status general
A. Kepala
Mata :
• pupil : isokor
• Kojungtiva : tidak anemis
• Sklera: tudak ikterus
• Gangguan penglihatan (+)
• Alat bantu (-)
Hidung :
• Bentuk: normal
Telinga :
• Bentuk : normal
• Gangguan pendengaran (-)
Mulut dan tenggorokan:
• mulut bersih
• Mukosa lembab
Leher : dalam batas normal
Thorax:
• Nyeri dada (-)
Paru-Paru : dalam batas normal
Jantung :
• Irama jantung: normal
• Bunyi jantung normal
• CRT : < 3 detik
Abdomen:
• Perut : normal
• Pembesaran hepar (-)
• Peristaltik (+)
Ekstremitas kanan kiri Atas dan bawah :
• Pitting udem (-)
• Udem (-)
• Akral hangat
Status Lokalis
Regio : kepala
Kepala : sakit (+)
Nyeri (+)
4. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah rutin, ct-scan kepala non kontras, ro
thorax.
5. Diagnosis kerja : CKR GCS 15 \
6. Diagnosis banding : Jika riwayat trauma kurang jelas dan pasien tidak sadar: koma
diabetik, koma alkoholik, CVD atau epilepsy (jika pasien kejang).
7. Terapi :
IVFD RL 16 tetes
Hb 13,2, leukosit 9.400, LED 15, trombosit 288.000, Ht 42,6, eritrosit 4,82
Eosinofil 2, basofil 0, limfosit 30, monosit 6.
Ro Thorax
Ct Scan Kepala : tidak ada kelainan
8. Prognosis : tergantung berat dan letak Trauma kepala.
Trauma Kepala
1. Definisi
Adalah suatu ruda paksa pada kepala yang dapat menimbulkan gangguan struktural kepala
dan atau gangguan fungsional jaringan otak
2. Etiologi / predisposisi
2. Trauma tumpul
3. Cedera akselerasi
4. Kontak benturan
6. Jatuh
Daftar penilaian GCS selengkapnya adalah seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Spontaneous 4
To call 3
To pain 2
None 1
Obeys commands 6
Localizes pain 5
None (flaccid) 1
Oriented 5
Confused conversation 4
Inappropriate words 3
Incomprehensible sounds 2
None 1
7. * GCS sum score = (E + M + V); best possible score = 15; worst possible score = 3
3. Klasifikasi
Berdasarkan Patofisiologi :
1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan fungsi otak
sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca cedera kepala.
2. Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau terdapat lesi
neurologik yg jelas.
3. Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan duramater + fraktur tl. Tengkorak
terbuka.
Berdasarkan GCS:
1. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan CT scan dilakukan bl ada lucid interval/ riw.
kesdran menurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal serebral + tanda-tanda
vital.
2. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang prks dan atasi gangg. Nafas, pernafasan dan
sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher, cedera orga lain, CT scan
kepala, obsevasi.
3. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan intrakranial dg GCS
ringan /sedang.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
f. Letargik.
1. Perdarahan Epidural
2. Perdarahan Subdural
3. Perdarahan subarachnoid
4. Perdarhan intraserebral
Perdarahan Epidural
Pada Head Injury biasanya ada fraktur temporal yang melintas arteri meningea media
arteri putus perdarahan eoidural
Bila perdarahan bertambah mendesak jaringan otak ke arah medial herniasi
uncus yang menekan Nervus Occulomotor Pupil pada sisi yang sama akan melebar
(midriasis) dan tidak bereaksi terhadap rangsang cahaya
• Gambaran Head CT-Scan
Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural adalah perdarahan antara dura mater dan araknoid, yang biasanya
meliputi perdarahan vena. Terbagi atas 3 bagian iaitu:
Perdarahan Subdural
• Perdarahan subdural akut terjadi karena putusnya bridging veins dirongga subdural
atau berasal dari arteri-arteri permukaan otak
• Gejala klinis berupa sakit kepala, perasaan mengantuk, dan kebingungan, respon yang
lambat, serta gelisah.
• Perdarahan subdural akut sering dihubungkan dengan cedera otak besar dan cedera
batang otak.
Perdarahan subdural subakut
• biasanya terjadi 7 sampai 10 hari setelah cedera dan dihubungkan dengan kontusio
serebri yang agak berat.
• Tekanan serebral yang terus-menerus menyebabkan penurunan tingkat kesadaran.
Perdarahan Subdural Kronik
• Perdarhan subdural kronik tejadi karena putusnya bridging veins dalam jumlah
sedikit sehingga baru dalam waktu 2-3 minggu memberikan gejala neurologik
• Gejala mungkin tidak terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
• Pada proses yang lama akan terjadi penurunan reaksi pupil dan motorik.
Subarachnoid Hematom
• Pemberian analgetika.
• Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa
40% atau gliserol 10%.
• Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin) atau untuk infeksi
anaerob diberikan metronidazole
7. Diagnosis Banding
Jika riwayat trauma kurang jelas dan pasien tidak sadar, kita hrs membedakan cedera
kepala tertutup dengan penyebab lainnya, seperti: koma diabetik, koma alkoholik,
CVD atau epilepsy (jika pasien kejang).
8. Komplikasi
• Peningkatan TIK
• Iskemia
• Infark
• Kerusakan otak irreverssible
• Kematian
9. Prognosis
• Menurut King & Bewes (2001), prognosis TK buruk jika pada pemeriksaan
ditemukan pupil midriasis dan tidak ada respon E, V, M dengan rangsangan apapun.
Jika kesadarannya baik, maka prognosisnya dubia, tergantung jenis TK, yaitu: pasien
dapat pulih kembali atau traumanya bertambah berat.
• Menurut Fauzi (2002), faktor yang memperjelek prognosis adalah terlambatnya
penanganan awal/resusitasi, transportasi yang lambat, dikirim ke RS yang tidak
memadai, terlambat dilakukan tindakan pembedahan dan disertai trauma multipel
yang lain.
Daftar Pustaka