Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh pH media terhadap jumlah koloni

Coliform merupakan mikroba yang paling sering ditemukan di badan air yang
telah tercemar. bakteri yang paling dominan ditemukan adalah Escherichia coli.
Bakteri coliform merupakan bakteri anaerob fakultatif yang dapat hidup dengan
ataupun tanpa oksigen. Bakteri tumbuh dengan baik pada pH netral (7.0). pH
berpengaruh mempengaruhi metabolisme sel bakteri.
25,000,000

20,000,000
Jumlah Koloni

15,000,000
pH 5
10,000,000 pH 7
pH 9
5,000,000

0
1 2 3
Hari

Gambar 4.1 Pengaruh pH terhadap jumlah koloni

Pada pH 7 memperlihatkan jumlah koloni terbanyak setiap harinya


dibanding pH 5 dan 9 , hal ini terjadi karena mikroba dapat tumbuh optimal pada
pH 6,5-7,5 ( Suriani dkk., 2013). Pada pH 5 jumlah koloni lebih sedikit daripada
pH 7 dan 9. Karena pH 5 berada pada pH minimum karena pada kondisi itu
bakteri tidak dapat tumbuh secara maksimal kecuali bakteri asam asetat dan
oksidasi sulfur (Respati,2017). Sehingga pada pratikum ini didapat bahwa pH
berpengaruh terhadap jumlah koloni , dimana koloni atau bakteri dapat tumbuh
optimum pada pH normal atau pH sama dengan 7 (Suriani dkk., 2013)

4.2 Growth rate dan Dobling Time

Air merupakan masalah yang selalu dihadapi sehari-hari pada sebagian


masyarakat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas air. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002, Masalah kuantitas air yang kurang mencukupi dan
kualitas air yang tidak memenuhi persyaratan baik dari segi fisik, kimia,
mikrobiologis dan radioaktif. Dalam air bersih, bakteri Coliform mempunyai
ketentuan 50/100 ml untuk air sumur dan 10/100 ml (Sekarwati dkk, 2016).
Tabel 4.1 pH Media terhadap Growth rate dan Dobling Time

pH Growth rate Doubling time


5 0,078 8,886
7 0,106 6,4
9 0,075 9,241
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel. Waktu
yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa
sel semula disebut Doubling time atau Waktu Penggandaan. Coliform
merupakan mikroba yang paling sering ditemukan di badan air yang telah
tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri coliform dikeluarkan dari
dalam tubuh setiap hari dan bakteri yang paling dominan ditemukan adalah
Escherichia coli. Sehingga pencemaranlimbah domestik dapat dideteksi dengan
cara menghitung kepadatan coliform yangterbawa oleh tinja manusia dan masuk
ke dalam perairan.Bakteri coliform merupakan bakteri anaerob fakultatif yang
dapat hidup dengan ataupun tanpa oksigen. Bakteri tumbuh dengan baik pada Ph
netral (7.0). pH berpengaruh mempengaruhi metabolisme sel bakteri. Menurut
Supard dan Sukamto (1999) dalam Khotimah (2013), berdasarkan nilai pH yang
dibutuhkan untuk kehidupannya dikenal 3 kelompok mikroorganisme yaitu :
acidofilik yang hidup pada kondisi asam, mesofilik/neutrofilik pada pH normal
dan basofilik yang hidup pada kondisi basa. Bakteri coliform yang terdapat di air
merupakan bakteri mesofilik atau nutrofilik karena pengukuran pH pada 4
stasiun pengambilan sampel pada saat pasang maupun surut berkisar antara 6-7.
Hal ini sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan dimana laju
pertumbuhan bakteri (Growth rate) pada pH 7 berlangsung lebih cepat
dibandingkan dengan pH yang lain hal ini disebabkan bakteri air Coliform
termasuk dalam kelompok mikroorganisme mesofilik atau nutrofilik.
Sedangkan, doubling time terlama diperoleh pada pH 9 karena bakteri sukar
tumbuh pada keadaan basa.
4.3 PengaruhJenisDesinfektanterhadap Radius Pertumbuhan Mikroba
3
2.5

Radius (cm)
2
1.5
1
0.5
0
Jeruk Manis Jeruk Nipis Jeruk Lemon
Jenis Desinfektan

Gambar 4.2 Pengaruh Jenis Desinfektan terhadap Radius Mikroba

Gambar 4.4 menunjukan bahwa radius pertumbuhan mikroba dengan


desinfektan jeruk manis, jeruk nipis, dan jeruk lemon adalah masing- masing 2,4
cm, 2,6cm, dan 2,7cm. Radius pertumbuhan mikroba terjauh didapatkan pada
desinfektan jeruk lemon, kemudian jeruk nipis, dan yang terdekat adalah jeruk
manis.

Radius pertumbuhan mikroba yang didapatkan berbeda karena masing-


masing desinfektan memiliki nilai pH yang berbeda. Pada Sari buah jeruk
mengandung asam sitrat. Kandungan asam sitrat jeruk lemon 7-8 % (Sarwono,
1991) , jeruk nipis 7-7,6 % (Enda, 2012), jeruk manis 1,4 %. Kandungan asam
sitrat mempengaruhi pH dari masing–masing desinfektan semakin banyak
mengandung asam sitrat berarti semakin asam pH jeruk tersebut. Pengaruh pH
desinfektan terhadap pertumbuhan mikroba berkaitan dengan aktifitas enzim
apabila pH dalam suatu medium tidak optimal maka akan memperlambat
pertumbuhan mikroba itu sendiri. Mikroba memiliki pH pertumbuhan optimal
6,5-7 (Khotimah, 2013). Maka data percobaan sesuai karena semakin banyak
kandungan asam sitrat pada jeruk (pH semakin rendah) radius pertumbuhan
mikroba semakin jauh dari desinfektan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh media terhadap pertumbuhan aspergillus niger

Gambar 4. Aspergillus niger pada media miring

Gambar 4. Aspergillus niger pada media tegak


Berdasarkan hasil praktikum diperoleh jamur pertumbuhan aspergillus niger
yang sangat tinggi pada media tegak. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hasil
yang seharusnya karena pada media miring terdapat agar yang mendekati
permukaan. Dekatnya media dengan permukaan menyebabkan jamur aspergillus
niger terkontaminasi dan pertumbuhan pada medium miring kurang optimal
(Hafsan, 2015).

4.2 Teknik pemindahan Aspergilus niger

a. Metode penggoresan agar


Goresan T

Gambar goresan T

 Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar cawan
petri.
 Inokulasikan daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.
 Panaskan mata jarum ose dan biarkan dingin kembali.
 Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan penggoresan pada
daerah II
 Ulangi prosedur diatas untuk melakukan penggoresan untuk daerah II

Goresan kodran

Gambar goresan kodran

Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar
dibagi menjadi 4

Goresan Radian

Gambar goresan radian

 Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.


 Pijarkan mata jarum ose dan dinginkan kembali
 Putar lempengan agar 90 derajat dan buat goresan terputus diatas goresan
sebelumnya
Goresan sinambung

Gambar goresan sinabung


 Ambil satu mata ose suspense dan goreskan setengah permukaan lempengan
agar
 Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180 derajat, gunakan sisi mata ose yang
sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.

b. Metode agar miring

Medium cair digunakan pada isolasi dengan cara-cara


pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada suatu saat ditentukan sel saja dalam tabung.

c. Metode agar sebar

Identifikasi biakan mikroorganisme saling memerlukan metode ini tanpa


pemindahan tercemar. Pemindahan biakan ini dilakukan dengan cara teknik
aseptik. Untuk memberikan kemurnian biakan selama pemindahan berulang-
ulang, mikroorganisme dapat dilakukan dalam biakan cair / padat (Arnarda,
2015).

Anda mungkin juga menyukai

  • Design IPAL Pabrik Premen
    Design IPAL Pabrik Premen
    Dokumen14 halaman
    Design IPAL Pabrik Premen
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • PRAKATA
    PRAKATA
    Dokumen8 halaman
    PRAKATA
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Lemper EP
    Lemper EP
    Dokumen4 halaman
    Lemper EP
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • 135 401 1 PB
    135 401 1 PB
    Dokumen6 halaman
    135 401 1 PB
    Adam Taylor
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Dokumen13 halaman
    Bab 1-3
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • 4.1 Pa
    4.1 Pa
    Dokumen2 halaman
    4.1 Pa
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Lemak
    Lemak
    Dokumen8 halaman
    Lemak
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Materi HDP 4 Senin
    Materi HDP 4 Senin
    Dokumen29 halaman
    Materi HDP 4 Senin
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Bab 5 Papsa
    Bab 5 Papsa
    Dokumen2 halaman
    Bab 5 Papsa
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • 4.3 Minyak
    4.3 Minyak
    Dokumen2 halaman
    4.3 Minyak
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • 4388 11641 1 PB PDF
    4388 11641 1 PB PDF
    Dokumen7 halaman
    4388 11641 1 PB PDF
    meiimei meilienha
    Belum ada peringkat
  • Asistensi
    Asistensi
    Dokumen1 halaman
    Asistensi
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • B..ingg Rngkuman
    B..ingg Rngkuman
    Dokumen19 halaman
    B..ingg Rngkuman
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Adsorpsi Dan Desorpsi
    Adsorpsi Dan Desorpsi
    Dokumen15 halaman
    Adsorpsi Dan Desorpsi
    Sya'roni Imam
    Belum ada peringkat
  • Material Komposit PDF
    Material Komposit PDF
    Dokumen21 halaman
    Material Komposit PDF
    OktaginaSheba
    100% (1)
  • 1 1 1 SM PDF
    1 1 1 SM PDF
    Dokumen10 halaman
    1 1 1 SM PDF
    dwi anggraeni
    Belum ada peringkat