Oleh :
Cokorda Gede Sananjaya
H1A 011 015
Pembimbing :
Dr. R. Gunawan Efendi, Sp.M
PENDAHULUAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(panambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif.1 Penyakit ini merupakan penyebab utama
gangguan penglihatan terutama pada usia lanjut. Menurut WHO, pada tahun 2010 sebesar
51% (20 juta orang) mengalami kebutaan akibat katarak.2 Katarak senilis masih merupakan
bentuk katarak yang paling sering ditemukan (90 %).3 Penyebab terjadinya katarak
bermacam- macam. Umumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi secara
kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan
perkembangan. Dapat juga terjadi karena traumatik, terapi kortikosteroid, dan kelainan
sistemik atau metabolik, seperti diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok
dan konsumsi alkohol meningkatkan resiko katarak.4 Katarak didiagnosis terutama dengan
gejala subjektif. Biasanya, pasien melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau,
dan penglihatan yang tampak seperti berkabut/berasap. Tatalaksana katarak adalah dengan
pembedahan. Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperti
glaukoma dan uveitis. 1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. SUBJEKTIF
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Aq. O
Jenis Kelamin : Laki-laki
umur : 65 tahun
Alamat : Gerung, Lombok Barat
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Suku : Sasak
Nomor RM : 346315
Tanggal Periksa : 27/03/2017
B. ANAMNESIS
a) Keluhan Utama
Penglihatan kabur
e) Riwayat Pengobatan
Pasien sempat menjalani operasi katarak pada mata kirinya tanggal 21/03/2017 dan
dipasang lensa buatan. Setelah menjalani penglihatan mata kirinya menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Riwayat penggunaan tetes mata rutin (-), riwayat konsumsi
obat rematik dan jamu-jamuan secara rutin disangkal.
f) Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat (-), makanan (-) dan minuman (-)
g) Riwayat Sosial
Pasien merupakan perokok aktif sejak usia muda. Pasien merokok 2-3 bungkus per
hari.
II. OBJEKTIF
A. STATUS GENERALIS
Subjektif :
1. Usia 65 tahun
2. Penglihatan mata kanan kabur
3. Penglihatan kabur secara perlahan
4. Kabur seperti melihat kabut
Objektif :
ASSESMENT
Katarak Senil Imatur Okuli Dekstra
DD . Katarak Senil Matur Okuli Dekstra
C. PLANNING
- Pemeriksaan slit lamp
- Pemeriksaan biometri mata
- Darah Lengkap, glukosa, BT, CT
- Ekstraksi katarak
D. KIE
- Diagnosis penyakit
- Penatalaksanaan terkait operasi yang akan dikerjakan pada pasien, tujuan operasi.
- Prognosis setelah dilakukan operasi
- Monitoring paska operasi
- Persiapan pre operasi
E. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
J. ANALISA KASUS
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (panambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.1 Katarak sendiri dapat
diklasifikasikan berdasarkan waktu, maturitas, dan morfologi. Berdasarkan waktu
terjadinya, katarak dibagi menjadi katarak kongenital dan yang di dapat (katarak
senilis, katarak komplikata (sekunder), katarak akibat penyakit sistemik, katarak
traumatika, dan katarak yang diakibatkan oleh obat-obatan (steroid).4 Dari hasil
anamnesis pasien digolongkan termasuk dalam katarak yang didapat (acquired). Dari
anamnesis juga tidak ditemukan adanya riwayat trauma, riwayat penggunaan obat
steroid lama dan riwayat diabetes melitus sehingga katarak akibat penyakit sistemik,
katarak traumatika dan katarak akibat obat-obatan dapat disingkirkan. Oleh karena itu
diagnosis pasien ini adalah katarak senilis. Katarak senilis adalah semua kekeruhan
lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu > 50 tahun.
Tatalaksana pada pasien ini yaitu dengan merencanakan operasi ECCE (ekstraksi
katarak ekstrakapsular). Tindakan ini merupakan pembedahan pada lensa dimana
dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior
sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Lensa
intraokular kemudian ditempatkan pada kapsul posterior.1
BAB III
KESIMPULAN
1. Iljas, S. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
3. World Health Organization. Visual impairment and blindness, 2014. Available online:
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/