OLEH :
Pembimbing:
dr. Siti Farida, Sp.M
2017
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. Identitas
Nama : Tn. J
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sumbawa
Suku : Samawa
Agama : Islam
No. RM : 590745
Tanggal Pemeriksaan : Senin, 3 April 2017
2.2. Subyektif
Keluhan Utama: mata kiri mendadak kabur setelah terkena benda
Riwayat Penyakit Sekarang
3
Riwayat penyakit sistemik
o Pasien menderita hipertiroid yang diketahui sejak 6 tahun yang
lalu. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes
mellitus.
Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya sempat dibawa ke UGD RS HL Manambai Abdul
Kadir dan dilakukan penanganan. Pasien diberikan IVFD RL 7 tpm dan injeksi
levofloksasin sebelum akhirnya dirujuk.
Pasien rutin mengkonsumsi obat hipertiroidnya. Pasien mengaku diberikan
PTU.
2.3. Obyektif
Status Generalis
Status LokalisMata
No. Pemeriksaan Mata Okuler Dekstra Okuler Sinistra
4
(OD) (OS)
Anoftalmia
1. Visus Naturalis LP (+)
2. Posisi Bola Hirschberg Sde
Mata Cover-uncover Sde
Ektropion (-)
5
dekat limbus
dengan arah
horizontal
Edema (+)
10. Sklera Ruptur Tampak robekan
pada sklera bagian
atas dekat limbus
dengan arah
horizontal,
berbentuk garis
lurus, mengarah
dari jam 9 sampai
jam 3, panjang 0,8-
1 cm.
10. Kornea Bentuk Cembung,
cenderung terlipat
ke arah inferior
pada kornea bagian
superior
Kejernihan Jernih
Permukaan Licin
Sikatrik (-)
edema (+)
12. Bilik Mata Kedalaman Kesan dangkal
Depan
Hifema Tampak koagulum
yang mengisi 1/3
bilik mata depan
inferior
6
bulat
Subluksasi Sde
Dislokasi Sde
7
Gambar 2. Foto mata kiri pasien post op (3 april 2016)
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
Subyektif
1. Mata kiri terkena benda yang tidak diketahui oleh pasien setelah terjatuh
2. Penglihatan mata kiri tiba-tiba menjadi kabur
3. Riwayat operasi katarak pada mata kiri
Obyektif
1. Visus naturalis OS LP(+)
2. Edema palpebra dan konjungtiva palpebra superior dan inferior OS
3. Edema konjungtiva bulbi OS
4. Ruptur konjungtiva bulbi bagian atas dekat limbus OS
5. Ruptur sklera bagian atas dekat limbus OS
6. Hifema OS
8
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada laporan kasus ini, laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan mata
kirinya mendadak kabur setelah terkena benda yang tidak diketahui oleh pasien.
Pasien terkena benda setelah pasien terjatuh karena pasien tiba-tiba mengalami
pusing. Pasien mengaku saat ini penglihatannya masih kabur dan hanya bisa
melihat cahaya dan tidak dapat melihat objek. Berdasarkan keluhan utama pasien,
kasus ini merupakan kasus trauma, dimana trauma pada mata dapat dibedakan
menjadi closed globe injury atau open globe injury. Pada kasus ini terdapat
diskontinuitas pada sklera dan dapat digolongkan dalam open globe injury. open
globe injury dapat dibagi menjadi dua, yakni laceration dan rupture.
9
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan visus naturalis OS LP (+).
pada konjungtiva bulbi dan sklera dekat dengan limbus tampak adanya robekan
dengan tepi yang tidak rata, kemungkinan hal ini disebabkan oleh trauma benda
tumpul. Berdasarkan BETT, tanda yang ditemukan pada sklera dapat digolongkan
sebagai rupture. Pasien mengaku pernah menjalani operasi katarak pada mata
kirinya. Trauma tumpul menyebabkan peningkatan tekanan dalam orbita dan
intraokular. Limbus superonasal adalah lokasi tersering ruptur bola mata (akibat
efek countercoup). Selain itu bekas daerah operasi juga merupakan tempat sering
terjadinya ruptur bola mata.
Selain itu tampak koagulum pada 1/3 inferior bilik mata depan.
Kemungkinan telah terjadi hifema akibat trauma yang dialami oleh pasien. Gaya
gaya kontusif akibat trauma tumpul dapat menyebabkan robeknya pembuluh
darah di iris dan merusak sudut bilik mata depan.
Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada ruptur sklera OS + Hifema OS
Planning Tatalaksana
Levofloxacin e.d 6 x 2 os
Xitrol e.d 6 x 2 os
Inj ketorolac 2 x 10 mg
KIE
- Pasien diberikan informasi bahwa telah terjadi kerusakan pada bola mata
pasien disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penglihatan pasien
menjadi kabur.
10
- Pasien diberikan informasi bahwa harus dilakukan tindakan pembedahan
untuk menilai seberapa jauh kerusakan pada mata kiri pasien. robekan
pada mata akan dijahit dan setelah menjalani operasi pasien harus dirawat
inap untuk menilai perkembangannya.
- Pasien diberi tahu bahwa kemungkinan penglihatan normal rendah
- Pasien diberi tahu untuk tetap menjaga kebersihan mata untuk mencegah
infeksi
- Pasien harus tidur dengan kepala ditinggikan 30 derajat
Prognosis
Quo ad functionam
Prognosis pengelihatan pasien dubia ad malam.
Quo ad vitam
Prognosis nyawa pasien bonam
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pada laporan kasus ini, laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan mata
kirinya mendadak kabur setelah terkena benda yang tidak diketahui oleh pasien.
pasien hanya bisa melihat cahaya dan tidak dapat melihat objek. Pasien pernah
menjalani operasi katarak pada mata kirinya. Pada pemeriksaan status lokalis mata
pasien visus naturalis OS LP (+). Tampak ruptur pada konjungtiva bulbi dan
sklera superior dekat limbus. Tampak koagulum pada 1/3 inferior bilik mata
depan.
11
Lampiran
Follow Up
Tanggal Subjective Objective Assesment Planning
4 april Penglihatan kabur, VOS LP(+) Post op ruptur Levofloxacin
2017 terasa nyeri pada Edema sklera OS + e.d 6 x 2 os
mata konjungtiva hifema OS Xitrol e.d 6 x
bulbi (+) 2 os
12
Koagulum 2/3 Inj ketorolac 2
BMD x 10 mg
Inj
levofloxacin
500 mg
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Riordan, Paul dkk.. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, Jakarta; EGC.
2010
2. Ilyas, S. 2014. Ilmu Penyakit Mata, Edisi Kelima. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
14