Tumor Parotis Fix
Tumor Parotis Fix
PENDAHULUAN
Tumor parotis adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel epithelial yang terjadi di
kelenjar liur yang terbesar yang terletak di anteroinferior dari telinga yang disebut parotis.
Kanker kelenjar ludah dapat dimulai pada salah satu kelenjar liur di mulut, leher atau
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sub lingualis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang
terbesar dan menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas
parotis pada anak jarang didapat. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma
mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas
seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada orang
dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu
setengah sampai dua pertiga dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas. 1,2,3,4
Penyebab neoplasma pada kelenjar liur ini masih belum dapat dipastikan, dicurigai
Neoplasma kelenjar liur merupakan kasus yang jarang. Angka kejadian berkisar antara 3-
6% dari semua neoplasma kepala dan leher. Kelenjar parotis yang paling sering terkena yaitu
1,2,4
sekitar 80%. Angka kejadian neoplasma maligna kelenjar parotis lebih kurang 0,5% dari
seluruh neoplasma
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik, tumbuhnya lambat, dan
berbentuk massa soliter. Rasa sakit didapatkan hanya 10-29% pasien dengan keganasan pada
kelenjar parotisnya. Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri. Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri
dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus (Fine Needle Aspiration) atau biopsi.
Pencitraan menggunakan CT-Scan dan MRI dapat membantu. Untuk tumor ganas, pengobatan
dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50%, bahkanpada keganasan
TINJAUAN PUSTAKA
parotis merupakan kelenjar saliva yang terbesar. Masing-masing beratnya rata-rata 25 gram
dan bentuknya irregular, berlobus, berwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak
yang dinamakan Stensen’s duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2, lokasi
. http://entallergyandsinus.com/articles/the-throat/salivary-glands/
Kelenjar parotis bentuknya bervariasi, jika dilihat dari lateral 50% berbentuk segitiga,
30% bagian atas dan bawahnya membulat. Biasanya kelenjar parotis berbentuk seperti
yang kecil, superficial, anteromedial, dan posteromedial. Bentuk konkav pada permukaan
superior berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustikus eksternus dan
kelenjar parotis. Permukaan superfisialnya ditutup oleh kulit dan fascia superficial yang
mengandung cabang fasial dari saraf aurikuler, nodus limfatikus parotis superficial, dan
melapisi tepi posterior muskulus masseter.Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh telinga,
yang merupakan lobus medial meluas ke rongga parafaring, dibatasi oleh prosesus stiloideus
anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial pterygoideus. Bagian lateral
hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus. Jaringan ikat dan jaringan lemak
dari fasia leher dalam membungkus kelenjar ini. Kelenjar parotis berhubungan erat dengan
struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna beserta cabangnya, arteri karotis
dekat kelenjar parotis. Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui vena yang
Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar parotis (kelenjar
preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri. Ada 10 kelenjar limfatik yang
terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar ditemukan pada bagian superficial dari
kelenjar diatas bidang yang berhubungan dengan saraf fasialis. Kelenjar limfe yang berasal
Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionic yang berjalan pada cabang petrosus
dari saraf glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus Serabut postganglionik
Nervus kranialisVII yang berfungsi motorik untuk wajah, masuk ke kelenjar parotis dan
membaginya menjadi 2 zona surgical (lobus superfisialis dan profunda). Nervus ini keluar
dari skull base melalui foramen stylomastoid. Trunkus kemedian bercabang dua yakni
cabang temporofasialis (atas, bercabang dua: temporal dan zigomaticus) dan cervicofasialis
mandibularis, berjalan pararel dengan arteri dan vena temporalis superfisialis. Nervus ini
sindrom Frey’s. nervus auriculotemporalis ini juga berperan dalam penyebaran tumor parotis
ganas ke basis crania dan intracranial melalui perineuralsheat-nya, terutama untuk jenis
Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-
cabang di dekat kelenjar parotis. Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui
vena yang keluar dari kelenjar parotis. Nodul kelenjar limfe ditemukan pada kulit yang
berada di atas kelenjar parotis (kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis
itu sendiri. Ada 10 kelenjar limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar
ditemukan pada bagian superficial dari kelenjar diatas bidang yang berhubungan dengan
saraf fasialis. Kelenjar limfe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus
Definisi
Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan
baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga
neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.11
Epidemiologi
Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi, persentasenya kurang dari 3% dari seluruh
keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor kelenajar liur berkaitan dengan paparan
radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada. Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi
pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan 80% dari
Presentasi
Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa berbentuk
soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pembesaran menyeluruh atau
berulang dari kelenjar yang terkena sepertinya akibat kalkulus atau peradangan dan pembesaran
kelenjar air liur global yang jarang dapat dilihat pada penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
myxoedema, sindroma Cushing, dan peminum alcohol. Pembesaran kelenjar parotis juga dapat
dilihat pada anorexia nervosa. Pasien dengan tumor jinak atau keganasan derajat rendah dapat
Pertumbuhan yang cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan
perubahan ke arah keganasan, tetapi bukan sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis
(N.VII) umumnya sebagai indikator dari keganasan,walaupun gejala ini hanya nampak pada 3%
dari seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk. Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat
meluas ke area retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam, melewati
ruangan parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf kranial bagian bawah dapat terjadi
berupa disfagia, sakit dan gejala pada telinga. Lebih lanjut lagi dapat melibatkan struktur
disekitarnya seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksternal, dan sendi temporomandibular.
Tumor ganas dapat bermetastasis ke kelenjar limfe melalui ruangan parapharyngeal dan ke
Pemeriksaan
Pada anamnesis harus ditanyakan mengenai radiasi terdahulu pada daerah kepala-leher,
operasi yang pernah dilakukan pada kelenjar ludah dan penyakit tertentu yang dapat
Dengan inspeksi dalam keadaan istirahat dan pada gerakan dapat ditentukan apakah ada
pembengkakan abnormal dan dimana, bagaimana keadaan kulit dan selaput lendir di atasnya dan
bagaimana keadaan fungsi nervus fasialis. Kadang-kadang pada inspeksi sudah jelas adanya
fiksasi ke jaringan sekitarnya, dan langsung tampak adanya trismus. Penderita juga harus
diperiksa dari belakang, untuk dapat melihat asimetrisitas yangmungkin lolos dari perhatian
kita.6
Palpasi yang dilakukan dengan teliti dapat mengarah ke penilaian lokalisasi tumor
dengan tepat, ukuran (dalam cm), bentuknya, konsistensi, dan hubungan dengan sekelilingnya.
Jika mungkin palpasi harus dilakukan bimanual. Palpasi secara sistematis dari leher untuk
limfadenopati dan tumor Warthin yang jarang terjadi juga harus dilakukan. Berikut ini kelainan
3. HIV infection
4. Sarcoidosis
5. Masseteric hypertrophy
6. Chronic parotitis
7. Lymphangioma (paediatric)
8. Haemangioma.
Pemeriksaan Penunjang
pembengkakan yang dicurigai tumor kelenjar ludah. Dengan metode ini pada umumnya dapat
dicapai diagnosis kerja sementara. Dan pada mayoritas tumor klinis dan sitologik benigna, tidak
Foto rontgen kepala dan leher dapat menunjukkan ada atau tidak ada gangguan tulang,
atau mungkin penting juga untuk diagnostic diferensial (batu kelenjar ludah; kelenjar limfe yang
hematogen. Dengan ekografi atau CT, tetapi lebih baik lagi dengan MRI dapat diperoleh
gambaran mengenai sifat pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran, lokalisasi, letaknya
di dalam atau di luar kelenjar limfe. Adenoma pleomorf dapat dibedakan dari tumor kelenjar
ludah yang lain dengan MRI. Metode ini tidak dapat membedakan antara tumor benigna dan
maligna. Pemeriksaan dengan rontgen kontras glandula parotidea dan glandula submandibularis
(sialografi) diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut inflamasi (kronik) atau kalsifikasi dan
Pada Anak-Anak
Tumor kelenjar jinak yang paling sering pada anak-anak adalah hemangioma
kelenjar parotis. Kulit terletak di bawah massa mempunyai perubahan warna kebiru-biruan, dan
kemungkinan terdapat fluktuasi dalam ukuran dari massa bila anak menangis. Tumor ini akan
menunjukkan peningkatan ukuran yang sedikit demi sedikit selama empat sampai enam bulan
pertama kehidupan, tetapi mulai tampak resolusinya pada usia dua tahun. Yang mirip dengan
hemangioma adalah limfangioma, yang juga timbul pada daerah kelenjar parotis. Adenoma
pleomorfik merupakan tumor ketiga terbanyak yang ditemui, dan paling sering tumor padat,
ditemukan pada anak-anak. Tumor jinak lain termasuk neurofibroma dan lipoma.4
Pada Dewasa
Adenoma Pleomorfik
Tumor jinak ini menyebabkan pembesaran 75 % kelenjar parotis, baik jinak maupun
ganas pada dewasa. Kelainan ini paling sering pada daerah parotis, dimana tampak sebagai
pembengkakan tanpa nyeri yang bertahan untuk waktu lama di daerah depan telinga atau daerah
kaudal kelenjar parotis. Tumor ini tidak menimbulkan rasa nyeri atau kelemahan saraf fasialis.
Pada daerah parotis, meskipun diklasifikasikan sebagai tumor jinak, dalam ukurannya tumor
dapat bertambah besar dan menjadi destruktif setempat. Reseksi bedah total merupakan satu-
satunya terapi. Perawatan sebaiknya dilakukan untuk mencegah cedera pada saraf fasialis dan
retromandibula. Pada keadaan ini saraf fasialis dilindugi secara hati-hati dan di retraksi dengan
lembut sehingga tumor dapat diangkat dari lokasinya yang dalam ke ruang parafaringeal.
Kadang-kadang adenoma pleomorfik lobus profunda tampak di dalam mulut. Hal ini dapat kita
sadari dengan adanya deviasi palatum mole dan arkus tonsilaris ke garis tengah oleh massa
lateral dari daerah tonsil. Reseksi sebaiknya dilakukan melalui leher daripada melalui dalam
mulut. Ketika mengangkat tumor parotis, seluruh lobus superficial, atau bagian kelenjar lateral
dari saraf fasialis, diangkat sekaligus untuk keperluan biopsy, dipotong dengan mempertahankan
saraf fasialis. Pemeriksaan patologis dari pemotongan beku tidak dapat memberikan asal tumor
yang sebenarnya dan operasi radikal mungkin dibutuhkan jika hasil pemotongan permanen sudah
diperoleh. “Pelepasan” adenoma pleomorfik pada lobus superficial kelenjar parotis tidak
http://www.surgical-tutor.org.uk/default-home.htm?specialities/ent/salivary_neoplasia.htm~right
Adenoma pleomorfik
Secara histologi, adenoma pleomorfik berasal dari bagian distal saluran liur, termasuk
saluran intercalated dan asini. Campuran dari epitel, mioepitel dan bagian stroma diwakilkan
dengan namanya: tumor campur jinak. Dari ketiga jenis diatas dapat lebih mendominasi
dibandingkan jenis lain namun ketiga jenis tersebut harus ada untuk mengkonfirmasi
diagnosis.1,4
Meskipun tumor ini dianggap jinak, terdapat kasus kekambuhan yang berkali-kali dengan
pertumbuhan yang berlebihan di mana tumor meluas dan mengenai daerah kanalis eksterna dan
dapat meluas ke rongga mulut dan ruang parafaringeal. Tumor yang kambuh dapat mengalami
degenerasi maligna, tetapi insidens ini kurang dari 6 persen. Terapi radiasi dapat diberikan
terhadap tumor yang kambuh berulang kali dan tidak dapat direseksi diberikan pengobatan
mencapai 96 %.2
Tumor jinak kelenjar liur lain yang relatif sering. Tumor ini paling sering terjadi pada
pria usia 50-60 tahun dan ada hubunganya dengan faktor resiko merokok. Tumor ini juga
merupakan tumor yang paling sering terjadi bilateral. Tumor ini dikenali berdasarkan
histologinya dengan adanya struktur papil yang tersusun dari lapisan ganda sel granular eusinofil
Tumor ini berasal dari epitel duktus ektopik. CT-Scan dapat menunjukkan suatu massa
dengan batas jelas pada bagian postero-inferior dari lobus superficial parotis. Jika
Terapi terdiri dari reseksi bedah dengan melindungi saraf fasialis. Tumor ini berkapsul dan tidak
mungkin kambuh.
Onkositoma
Ruang parafaringeus merupakan daerah asal primer untuk tumor jinak. Paling sering
adalah tumor kelenjar liur yang timbul dari lobus profunda kelenjar parotis dan meluas ke dalam
ruang parafaringeal. Tumor yang berasal neurogenik seperti schwanoma mungkin berasal pada
daerah ini dari saraf vagus atau jaras simpatetik servikalis. Tumor ini nampak sebagai massa
lunak yang menekan dinding faring lateral ke arah medial. Tumor ini sebaiknya dilakukan
pendekatan melalui leher daripada dalam mulut karena adanya pembuluh darah yang besar dan
saraf kranialis yang penting pada ruang ini. Arteriogram pendahuluan tidak hanya menunjukkan
efek tumor pada lokasi dari arteri karotis interna tapi juga berguna dalam mendeteksi tumor
http://www.pathologyoutlines.com/topic/salivaryglandswarthin.html
Tumor yang paling sering pada ruang parafaringeal adalah adenoma pleomorfik. Kedua
yang tersering adalah karsinoma adenokistik maligna. Kelompok terbesar dari tumor-tumor lain
adalah yang berasal dari neurogenik, seperti schwanoma dan neuroma. Beberapa tumor dari
Tindakan ini akan memberikan control yang lebih baik terhadap pembuluh darah utama pada
daerah ini. Juga mencegah metastasis tumor, yang dapat terjadi pada pendekatan melalui
transoral. Karena edema pasca operasi yang luas dapat terjadi, sering dibutuhkan trakeostomi.4
Meningkat
7.Asimptomatik
8.Tidak adenopati
Tumor Ganas Pada Kelenjar Liur
Karsinoma mukoepidermoid
Tumor ganas parotis pada anak terjadinya jarang. Tumor paling sering terjadi pada anak
adalah karsinoma mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah. Tumor ini merupakan jenis
terbanyak dari keganasan kelenjar liur yang diakibatkan oleh radiasi. Insidens kejadian paling
tinggi didapat pada usia antara dekade 3-4. Hampir 75% pasien mempunyai gejala
pembengkakan yang asimtomatis, 13 % dengan rasa sakit, dan sebagian kecil lainnya dengan
paralisis nervus fasialis. Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan intralobar duktus
saliva. Tumor ini tidak berkapsul, dan metastasis kelenjar limfe ditemukan sebanyak 30-40 %.
Penentuan derajat keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri atas derajat rendah,menengah,
dan tinggi.1,4
Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik (berbentuk oval,batas tegas, dan
adanya cairan mukoid). Tumor derajat menengah dan derajat tinggi ditandai dengan adanya
Pada keadaan tertentu,bahkan setelah dilakukan reseksi adekuat, jika terdapat bukti
penyakit metastasis, terapi radiasi pasca-operasi disarankan. Perlu dipertimbangkan secara hati-
hati untuk memberikan radiasi pada anak untuk mendapatkan gambaran komplikasi potensial
yang akan datang. Pada keadaan tertentu seperti jika timbul invasive pada saraf atau pembuluh
Adenokarsinoma
Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak-anak. Tumor ini terdapat
pada 4 % dari seluruh tumor parotis dan 20 % dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasien
tanpa gejala (80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada jaringan diatas atau dibawahnya,
dan 15 % merasa sakit pada wajahnya. 25,26,27 Tumor ini berasal dari tubulus terminal
Jenis jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak berdiferensiasi yang secara
keseluruhan mempunyai angka harapan hidup yang buruk. Kanker sel asini dan karsinoma
adenokistik pada awalnya hampir mempunyai perjalanan penyakit yang jinak, dengan harapan
hidup yang lama, hanya menunjukkan kekambuhan terakhir pada daerah yang pertama kali
timbul atau distal dari daerah tersebut atau metastasis paru. Terapi tetap reseksi adekuat,total,
regional. 6,7,8
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan bahwa massa dalam kelenjar liur menjadi
ganas bertambah besar, pada umumnya yang sering terjadi pada orang dengan usia 40 tahun
adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari
Berdasarkan derajat keganasannya, tumor kelenjar liur dapat dibagi menjadi derajat tinggi,
termasuk tumor dengan potensial ganas derajat tinggi. Tumor ini di dapat pada 3 % dari seluruh
tumor parotis, 15 % tumor submandibular, dan 30 % tumor kelenjar liur minor. Sebagian dari
pasien merasa asimptomatik, walaupun sebagian besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau
di bawahnya. Keterlibatan tulang terdapat pada 1,5 kasus, 25 % terdapat rasa sakit di wajah, 20
% terdapat keterlibatan nervus fasialis, dan metastasis limfatik terjadi sebanyak 15 %. Tumor ini
ditandai dengan penyebaran perineural awal. Asal tumor ini dipikirkan dari sel mioepitel.
Terdapat 3 pola pertumbuhan yaitu: cribriform, solid, dan tubular. Tumor ini berbeda dari
tumor-tumor sebelumnya karena mempunyai perjalanan penyakit yang panjang ditandai oleh
kekambuhan lokal yang sering, dan kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun. Penderita dengan
karsinoma adenokistik mempunyai angka harapan hidup tinggi hingga lima tahun, angka harapan
hidup yang secara keseluruhan sepuluh tahun ditemukan kurang dari 20 persen.5,6
Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor primer, jika perlu
struktur vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila, dan bahkan tulang temporalis. Agar
eksisi yang sempurna pada tumor-tumor ganas ini, bagian saraf fasialis yang berdekatan dengan
tumor harus dieksisi. Pencangkokan saraf untuk mengembalikan kontinuitas saraf dapat
dipertimbangkan manfaatnya karena dapat mengembalikan fungsi saraf fasialis tersebut. Jika
Yang termasuk jenis tumor derajat ini adalah karsinoma mukoepidermoid dan karsinoma
sel asini. Jika tumor-tumor ini terjadi pada daerah kelenjar parotis,dilakukan parotidektomi total
dan saraf fasialis dilindingi jika perlindingan ini tidak membahayakan reseksi total dari
keganasan. Invasi langsung pada saraf akan menghalangi perlindungan bagian saraf tersebut.
Potongan beku harus dilakukan untuk menyingkirkan adanya invasi saraf, dan invasi ini selalu
terjadi pada bagian kranial. Jika memungkinkan dilakukan cangkok saraf pada waktu reseksi
bedah.4
Pembedahan leher radikal bukan merupakan bagian rutin dari reseksi awal untuk
keganasan parotis tetapi dibutuhkan jika teraba adanya metastasis servikal atau jika terdapat
kekambuhan tumor ganas pada daerah parotis. Pembedahan leher radikal digabung dengan
reseksi parotis radikal yang luas. Jika pada waktu operasi ditemukan bahwa salah satunya
berhubungan dengan tumor ganas parotis, prosedur yang lebih disukai adalah parotidektomi total
dengan pengangkatan sekitarnya, jaringan lunak yang berdekatan. Saraf fasialis dilindungi jika
tidak membahayakan reseksi tumor. Cangkok saraf fasialis dilakukan jika mungkin, khususnya
jika jaras saraf harus direseksi. Jika mungkin, bagian dari mata dilindungi, karena ini akan
menyebabkan sejumlah masalah yang besar pasca-operasi. Nodus digastrikus bagian atas dan
nodus-nodus di daerah kelenjar parotis diangkat pada waktu prosedur operasi awal. Jika nodus-
nodus ini menunjukkan keganasa, dianjurkan pembedahan leher radikal komplit atau pengobatan
radiasi pasca-operasi. 4
adanya metastasis untuk karsinoma sel skuamosa dan 16 % untuk karsinoma mukoepidermoid.
leher tetapi kemungkinan besar menyebar oleh karena perluasan langsung. Tumor ini juga
Paralisis saraf fasialis merupakan tanda prognosis buruk, hal ini juga merupakan indikasi
dari kemungkinan terbesar adanya metastasis servikal dan merupakan indikasi untuk dilakukan
Untuk terapi pasca-operasi dianjurkan terapi radiasi untuk kebanyakan tumor parotis ganas.
Terapi radiasi tambahan dapat menurunkan angka kekambuhan total. Terapi radiasi bukan
merupakan terapi pengganti untuk reseksi bedah yang adekuat dan tidak menurunkan angka
Prognosis untuk dewasa dengan tumor parotis ganas tergantung dari stadium dan ukuran
tumor pada saat ditemukan, ada atau tidaknya paralisis saraf fasialis, dan menunjukkan
metastasis servikal. Patologi spesifik dari tumor penting dalam memastikan harapan hidup dan
prosedur operasi yang luas diperlukan. Keluhan awal dari nyeri dalam beberapa penelitian
Terjadi pada sekitar 3 % dari tumor parotis. Tumor ini menyerang lebih banyak wanita
dibanding pria. Puncak insidens antara usia dekade 5 dan 6. Terdapat metastasis ke nodus
servikal pada 15% kasus. Tanda patologik khas adalah adanya amiloid. Asal mula sel ini
Tumor ini jarang, menyerupai kanker duktus mammae. Duktus Stensen lebih sering
terkena dibandingkan dengan duktus Wharton. Tumor ini memiliki kecenderungan untuk terjadi
berulang pada tempat yang sama (35%) dan dapat berkembang ke metastasis jauh (62%), dengan
Karsinoma mioepitel
Tumor ini jarang. Tumor ini unik karena terdapat diferensiasi mioepitel dengan struktur
immunohisto-kimia dan struktur ultra yang unik. Diobati dengan radiasi pasca operasi dan
Onkositoma maligna
Serupa dengan variasi benigna kecuali ditandai dengan adanya metastasis jauh,
metastasis ke nodus servikal, dan pembuluh darah, saraf, atau invasi ke limfatik.4
Tumor ini jarang, ditandai dengan adanya area jinak dan ganas pada satu tumor. Bagian
maligna mewakili kanker anaplastik yang berasal dari duktal. Metastasis ke nodus limfatikus
Limfoma maligna
Limfoma maligna primer dari kelenjar saliva jarang, pada umumnya di dapat pada lelaki
usia tua. Hal ini juga diamati pada sekitar 5-10% pasien dengan tumor Warthin kelenjar parotis.
Terapi optimal adalah biopsy dengan terapi radiasi pada daerah itu. Prognosis lebih baik untuk
limfoma kelenjar saliva daripada limfoma nodus dengan penampilan histology yang mirip. 4
Kelenjar parotis dapat menjadi tempat metastasis dari keganasan yang berasal dari kulit,
Tumor invades skull base and/or pterygoid plates and/or encases carotid artery.
a
Reprinted with permission from AJCC: Major salivary glands (parotid, submandibular, and
sublingual) . In: Edge SB, Byrd DR, Compton CC, et al., eds.: AJCC Cancer Staging Manual. 7th ed.
b
Extraparenchymal extension is clinical or macroscopic evidence of invasion of soft tissues.
Microscopic evidence alone does not constitute extraparenchymal extension for classification
purposes.
sublingual) . In: Edge SB, Byrd DR, Compton CC, et al., eds.: AJCC Cancer Staging Manual. 7th ed.
N2a Metastasis in a single ipsilateral lymph node, >3 cm but ≤6 cm in greatest dimension.
a
Reprinted with permission from AJCC: Major salivary glands (parotid, submandibular, and
sublingual) . In: Edge SB, Byrd DR, Compton CC, et al., eds.: AJCC Cancer Staging Manual. 7th ed.
M0 No distant metastasis.
M1 Distant metastasis.
Stage T N M
a
Reprinted with permission from AJCC: Major salivary glands (parotid, submandibular, and sublingual) . In: Edge
SB, Byrd DR, Compton CC, et al., eds.: AJCC Cancer Staging Manual. 7th ed. New York, NY: Springer, 2010, pp
79-86.
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
IVA T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4a N2 M0
Any T N3 M0
1. Stadium I :
Pembedahan.
Pembedahan.
2. Stadium II :
dilakukan.
Pembedahan.
3. Stadium III :
a. Derajat rendah, standar terapi :
Pembedahan.
4. Stadium IV :
untuk uji klinis. Kanker mungkin responsif terhadap kombinasi terapi kemoterapi dan
radiasi. Pasien dengan lesi metastasis dapat dipertimbangkan untuk uji klinis.
fluorouracil sebagai agen tunggal atau dalam berbagai kombinasi dikaitkan dengan
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah 2. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur yang terbesar. Tumor pada ini relatif jarang terjadi, persentasenya
kurang dari 3% dari seluruh keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor kelenajar
liur berkaitan dengan paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada. Sebagian besar
tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor
berasal dari parotis dan 80% dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign
pleomorphic adenomas).
Tumor kelenjar parotis baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu massa berbentuk
soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena. Pertumbuhan yang cepat dari
massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan perubahan ke arah keganasan, tetapi bukan
sebagai alat diagnostik. Keterlibatan saraf fasialis (N.VII) umumnya sebagai indikator dari
keganasan, walaupun gejala ini hanya nampak pada 3% dari seluruh tumor parotis dan
prognosisnya buruk.
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik, tumbuhnya lambat, dan berbentuk
massa soliter. Rasa sakit didapatkan hanya 10-29% pasien dengan keganasan pada kelenjar
parotisnya.Rasa nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau obstruksi
daripada akibat dari keganasan itu sendiri. Massa pada kelenjar liur yang tidak nyeri dievaluasi
dengan aspirasi menggunakan jarum halus (Fine Needle Aspiration) atau biopsi.
DAFTAR PUSTAKA
1. John M. Lore, Jesus E. Medina. An Atlas of Head & Neck Surgery, Fourth Edition.
2. Shah, Jatin. Patel, Snehal. Singh, Bhuvanesh. Head and Neck Surgery and Oncology,
3. D’Cruz. Anil, Chaturvedi. Pankaj, Bhattacharyya. Abir, Head & Neck Oncology –
4. Gregory Masters, Bruce Brockstein. Dalam :Head and Neck Cancer. USA: Kluwer
5. Susan, Standring. Dalam: Grays Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice.
Hill2003
8:50 PM.
10. Salivary Gland cancer treatment. National Cancer Institute at National Institutes of
Health
www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatments/salivarygland/healthprofessional/page8
11. Ear. Nose. Throat. Allergy & sinus center Caring for you and the ones you love.
13. Neoplastic salivary gland swellings . Free online resource , http:// www.surgical-
tutor.org.uk/default-home.htm?specialities/ent/salivary_neoplasia.htm~right. Sited at 26th
November 2014, 8:31 PM.
14. Frank H. Netter, MD. Atlas of Human Anatomy. 5th edition. Elsevier. Philadelpia. 2009.
Head and Neck. 130-137.