BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Untuk memahami secara baik dan benar mengenai apa yang dimaksud
dengan belajar, di bawah ini dipaparkan pengertian belajar menurut para ahli
pendidikan:
1
yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat.
2
dengan lingkungannya.
3
baru dan perubahan itu terjadi karena usaha sengaja.
1
Syaful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2008), hlm. 12.
2
Slameto, Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), hlm. 2.
3
Suryasubrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Rajawali Press, 1993), hlm. 246.
28
29
4
psikis (perubahan kecakapan, keterampilan, dan juga pengetahuan).
pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu adalah pengetahuan,
5
fisik.
6
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif, konstan, dan berbekas.
7
pembentuk kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.
setiap diri seorang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena
4
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali, 1992), hlm. 21.
5 Oemar Hamalik, Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar (Bandung: Tarsito,
1975), hlm. 28.
6 Winkel, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Gramedia, 2003), hlm. 36.
7 Tabrani Rusyan,Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya , 1989), hlm. 7.
30
bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat
singkat.
saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan
(psikomotor)
dirinya dengan lingkungan, interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan
psikis
ini:
31
a. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan secara
negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat, dan
sebagainya
untuk menjadi bekal hidup seseorang agar dia dapat membedakan mana
ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak dapat
menulis jadi dapat menulis, dari tidak tahu berhitung menjadi tahu
berhitung, dari tidak tahu berbahasa Arab menjadi bisa berbahasa Arab.
8
sebagainya.
atas, penulis mendefinisikan belajar sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan
8
Mardianto, Psikologi Pendidikan Landasan Bagi Pengembangan Strategi Pembelajaran,
(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2009), hlm. 35-36.
32
keterampilan.
transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan
siswa. Tujuan akan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang
diharapkan di dalam proses belajar mengajar tersebut. Oleh sebab itu hasil
belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir
pembelajaran.
tingkah laku itu bisa saja dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian
kegemaran dan lain-lain. Kegiatan dan usaha untuk mencapai tingkah laku
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu “Hasil dan Belajar”. Hasil
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapa diamati dan
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu
9
menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan”.
Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan
informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap,
dan (e) keterampilan motoris. Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
tingkat tinggi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
9
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung: Bumi Aksara, 2007), hlm.
30.
10
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 22.
34
tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu,
ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah
bahan pengajaran.
pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi
11
lainl. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan
belajar peserta didik secara tepat(valid) dan dapat dipercaya (reliable), kita
memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai
taraf keberhasilan proses belajar mengajar itu akan banyak bergantung pada
11
Sudjana, Penilaian Hasil Proses… hlm. 28.
35
Siswa yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini tujuan pengajaran tidak hanya sekedar pada
dimensi kognitif saja, tetapi juga pada aspek afektif, dan psikomotorik.
12
perubahan itu positif dan aktif, (3) perubahan itu efektif dan fungsional “.
faktor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar siswa ada dua hal yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor jasmaniah, psikologi yang terdiri atas faktor
kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki, faktor non intelektif
13
lingkungan fisik dan faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
berikut, yaitu:
12
Muhibbinsyah. Psikologi Belajar,(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 144.
13
Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
hlm. 130-131.
36
menerima isi dan cara memahami materi pelajaran yang telah dan akan
dan berhasil.
kesungguhan belajar.
membentuk sikap dan tingkah laku dari peserta didik. Oleh karena itu,
belajar, oleh karena itu guru harus aktif dan bijaksana dalam penilaian.
14
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta:.Rineka Cipta, 1999), hlm.
228.
38
15
perilaku yang positif.
membedakan antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Prestasi belajar
yang dicapai oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun
Perbedaan prestasi belajar yang terjadi pada setiap peserta didik adalah
sesuatu hal yang wajar, mengingat setiap peserta didik itu memiliki tarap
hal ini seorang guru dituntut untuk menjiwai segala faktor yang kemungkinan
Guru, Metode,
Kurikulum
Lingkungan, Sarana
Dan Prasarana
15
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 228.
39
yang dijalani oleh siswa faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain,
mulai dari peserta didik itu memasuki suatu lembaga pendidikan hingga
Dalam mendapatkan hasil belajar yang baik tidak lepas dari peran guru
dalam mengajarkan materi pelajaran, cara pembelajaran IPA yang efektif dan
insfitatif harus diberikan secara cermat dan tepat namun tetap memiliki
guru tersebut. Akan tetapi ada satu acuan keberhasilan, suatu proses belajar
16
tercapai.
sebagai berikut:
16
Djamarah dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm.
107.
40
d. Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai
oleh siswa.
oleh guru untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, antara lain: a).
Proses belajar mengajar satu kelas penuh: pengajaran yang dipimpin oleh guru
yang mensimulasi seluruh siswa, b). Diskusi kelas: dialog dan debat tentang
teman sendiri, f). Kegiatan belajar mandiri: aktifitas kegiatan yang dilakukan
17
memahami perasaan, nilai-nilai dan sikap mereka.
fasilitator agar siswa belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang
dengan maksimal. Agar hal ini dapat terwujud, guru harus memahami cara
17
Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), hlm. 13.
41
dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta
18
suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Ketika seorang guru merancang pembelajaran, guru tersebut harus memahami bahwa
seluruh komponen yang berkaitan dengan proses belajar mengajar tidak boleh dipisahkan antara
yang satu dengan yang lain. Begitu juga dengan belajar IPA, seorang guru dalam merancang
kompetensi pembelajaran IPA, dll. Untuk lebih memperjelas bahwa semua komponen
pembelajaran memang memiliki kaitan dan hubungan, pada gambar dibawah ini dicantumkan alur
Kompetensi
Pembelajaran
IPA
Pendekatan, Materi
Metode, Media Pembelajaran
Pembelajaran IPA IPA
Penilaian
Hasil Belajar
IPA
Gambar 2.2 Hubungan Antar Komponen Kompetensi, Materi,
Pendekatan-Metode-Media Dalam Pembelajaran
18
Haryanto, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort Dan Index Card Match
Terhadap Prestasi Belajar Getaran Dan Gelombang Jurnal Volume 2 , (Semarang: Program Studi
Pendidikan Fisika IKIP PGRI, 2011), hlm. 167.
19
Asih Widi Wisudawati Dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran.. hlm. 28.
42
tidak bisa pisahkan dari yang lainnya walaupun waktu pelaksanaan dari setiap
pada ranah apektif saat belajar, tapi penilaian kognitif dalam bentuk lainnya
sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang
20
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
21
untuk menata ulang pengetahuan peserta didik. Pada awalnya model
20
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2007), hlm 115.
21
Slamet Santoso, Dinamika Kelompok, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 34.
43
22
elaborasi (elaboration/extention), dan (5) evaluasi (evaluation). Strategi
nantinya.
cycle adalah (1) Pembelajaran bersifat student centered; (2) Informasi baru
tradisional yang cenderung menghafal; dan (6) Membentuk siswa yang aktif,
sebagai berikut.
2) Fase engage (menarik perhatian), pada fase ini guru mengidentifikasi dan
menggali sejauh mana pemahaman perta didik terhadap materi yang akan
22
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 171
44
3) Fase explore (eksplorasi), dalam fase ini peserta didik diberi kesempatan
terlalu banyak dari guru. Fase ini merupakan kesempatan bagi guru untuk
menguji hipotesis atau prediksi mereka itu sudah betul setengah betul
4) Fase explain (menjelaskan), pada fase ini perta didik di motivasi untuk
23
tulis (evaluasi psikomotorik), pemberian tes tertulis dan tes lisan.
23
Muhammad Taufiq, Remediasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika Pada
Konsep Gaya Melalui Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E, (Semarang: Jurnal
Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang, 2012), hlm. 200.
45
24
Learning Cycle model Johnston yang dipopulerkan pada tahun 2001.
Bentuk bagan fase pelaksanaannya dapat diperhatikan pada gambar di bawah.
IDENTIFIKASI
ENGAGE
EVALUATE
EXPLORE
EXTEND EXPLAIN
saat pelaksanaan penelitian, akan digunakan media card sort sebagai alat
tujuan utamanya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang
24
Muhadi Dan Aman Santoso, Penerapan Pembelajaran Daur Belajar Pada materi
Hidrolisis, Larutan Penyangga Dan Ksp Bagi Siswa SMA Kelas 3 Semester I Tahun Ajaran
2004/2005 Di Malang, (Malang: Prosiding Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Malang,
2005), hlm. Kim-17-3.
46
strategi, model, media, metode dan istilah lainnya yang berkaitan dengan
25
alat, sedangkan metode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos,
26
meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara Dari pengertian
tersebut disusun definisi media atau metode secara harfiah yang berarti cara,
yang secara terminologis diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
27
dipakai untuk tujuan tertentu. Seorang ilmuan Islam memberikan pengertian
metode seperti di bawah ini.
صيساْ ْةيْولَْسوموع ْيْْسه سْةيْوبسْذرتَّْل ْةيْوفسْي و ْ ْ ل ْسه ْيولَْوع ْث ذوح ْْيْسذذ
ِْْْك ْيْْلَْسْْومش ْقْيسبط ل ْسل اوموكل ا سلوسء س
ش اذنَّل ْسل ا و ْ ور ْيْوسه ْمْ ْلَوْس ْ س
ْ
28
Islam. Cara ini disesuaikan kondisi seseorang.
25
Nur Mufid, Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Mufied, (Surabaya: Pustaka Progresif,
2010), hlm. 445.
26
Muhammad Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan TeoritisDan
PraktisBerdasarkan Pendekatan Interdisipliner Cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 61.
27
Hamruni, Strategi Dan Model- Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 6.
28
Ali Sayyid Akhmad Az-Jarnuji, At-Ta’lim Wal Mu’allimun, (Libanon: Darushabuny,
1997), hlm. 26.
47
sekolah (lembaga pendidikan) media atau metode itu merupakan suatu alat
dan cara yang digunakan untuk membantu mencapai tujuan pendidikan atau
seperti Materi Pendidikan Islam (PAI), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
yang lemah lembut, hal tersebut ada dalam Al-Quran Surat An-Nahl ayat
29
125:
29
Penerbit Al-Quran, Mushaf Al-Azhar, (Bandung: Hilal, 2010), hlm. 281.
48
disampaikan dengan cara yang lemah lembut, bahkan ketika lain hendaknya
ada sesuatu yang kurang baik dari dalam diri mereka (ada perselisihan dengan
yaitu tetap baik, yang cara dengan berbantah- bantah hendaknya mereka)
.makian
bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
يْسْروْاْوْلَتعْْسروْاوبشروْاْولَتونفروْا:عْْناْنَّوْسبْنمالَْْكعْْْنْالَنبْيصْلَْْيا َلَلَْْهوسلَْْمقْل
ْس ْسووْ و وْ سوه وْ سوه وْو ْو ْْس ْو ْْس سو ْو
.)(رواْهلَْبخاري
30
. Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadist Terpilih (Jakarta: Gema Insan Pers, 1995), hlm
.206
49
Artinya: Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi Muhammad SAW. bersabda:
31
Bukhari).
kepada ummat Islam untuk menuntut ilmu, mengajarkannya pada orang lain
dengan cara santun dengan penyampaian yang lemah lembut dan bijak,
sehingga siswa yang sedang belajar lebih mudah menuntut ilmu, dengan
32
pengetahuan alam semakin lama akan berkembang semakin cepat.
31
Imam Az-Zabidi, Ringkasan Shakhih al-Bukhari bab Ilmu, (Bandung: Mizam, 1997),
hlm. 33.
32
Subiyanto, Strategi Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam Cetakan II, (Malang:
IKIP Malang, 1990), hlm. 14.
50
IPA merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula
berasal dari bahasa Inggris ‘Science’. Kata ‘Science’ sendiri berasal kata
dalam bahasa latin ‘Scientia’ yang berarti saya tahu. ‘Science’ terdiri dari
diterjemahkan sebagai sains yang berarti ilmu pengetahuan alam saja. IPA
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
33
penemuan.
merupakan kumpulan data dari hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada
a. Sikap, IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah yang meliputi
33
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 136.; Idem,
Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.
100.
51
34
dalam kehidupan sehari-hari.
pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau
laboratorium.
berbagai jenis tumbuhan hijau yang ada di alam. Sedangkan untuk melakukan
pembuktian secara ilmiah apakah tumbuhan hijau memang memiliki zat hijau
laboratorium.
nilai moral atau etika, juga tidak membahas nilai-nilai keindahan atau
34
Asih Widi Wisudawati Dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA Cetakan I,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 24.
52
berharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai.
nilai kenonbendaan.
sebagainya.
diakui bukan hanya sebagai suatu pelajaran melainkan juga sebagai alat
53
35
manusia akan sadar akan keterbatasan dengan ilmunya.
Dari penjelasan singkat mengenai nilai-nilai kenonbendaan yang
tegas bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia untuk kehidupan manusia, oleh
karenanya menuntut ilmu merupakan suatu keharusan bagi siapapun atau bagi
setiap individu.
35
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi… hlm. 138-140.
54
alam yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan hal tersebut
para ahli menyimpulkan bahwa anak-anak belajar sains melalui konsep yang
selanjutnya dipengaruhi oleh proses interaksi dengan teman, guru dan sistem
36
pendidikan yang sudah terkonsepsi secara baik.
sudah memasuki dunia IPA yang berisikan teori dan konsep yang sudah
divalidasi oleh masyarakat sains yaitu para ahli pendidikan IPA. Misalnya,
peserta didik tidak lagi memandang bahwa es yang mencair itu bukan hanya
cair, tetapi peserta didik sudah dikenalkan dan diajarkan pada istilah sains
seperti atom, ion, tenaga, energi, gerak, perubahan wujud benda, dan lain
sebagainya. Konsep tersebut tidak bisa dipahami peserta didik pada tingkat
yang kompleks, maka pada kekomplekan inilah muncul sifat IPA (sains)
36
Asih Widi Wisudawati Dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran.. hlm. 7.
55
bersama oleh masyarakat sains. Tantangan tersebut juga yang menjadi salah
didik untuk menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan guru
mengontrol konsep IPA yang dipahami peserta didik. Jika peran guru tersebut
proses untuk belajar. Peserta didik yang diajarkan keterampilan ini dalam
dan sebanyak yang ingin mereka pahami. Selain itu, penggunaan keterampilan
pertanyaan tidak perlu merupakan suatu urutan yang harus diikuti dalam
mengajarkan IPA
proses IPA. Jumlah dan macam keterampilan proses IPA tidak perlu sama
untuk setiap metode, asal sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan
37
melalui kegiatan non eksperimen atau diskusi.
37
Poppy Kamalia Devi, Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Guru SD,
(Jakarta: P4TK IPA, 2010), hlm. 25.
57
38
mendiskusikan hasil pengamatan.
38
Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, hlm. 78.
58
39
e. Mempelajari konsep-konsep sains.
Selain peranan penting keterampilan proses di atas, keterampilan
keberhasilan belajar siswa yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah
dipelajari, dipahami, dihayati dan diingat dalam waktu yang relatif lama bila
ada atau verifikasi saja. Dengan adanya interaksi tersebut, akan timbul sikap
dan nilai yang perlu dilakukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Nilai ini
meliputi teliti, kreatif, tekun, tenggang rasa, tanggung jawab, kritis, objektif,
rajin, jujur, terbuka dan disiplin. Tujuan dari melatihkan keterampilan proses
ini siswa dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dan efisien dalam
belajar
39
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi… hlm.148.
59
kehidupan bermasyarakat
keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam
indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu
secara beragam, serta menggali dan memilah informasi faktual yang relevan
Sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, proses pembelajaran IPA harus
memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk. Oleh karenanya,
melaksanakan proses pembelajaran dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik. Hal
tersebut berlaku untuk semua materi pelajaran IPA dan berlaku juga untuk semua jenjang
pendidikan yang diselenggarakan di tanah air. Secara sederhana, siklus proses pembelajaran IPA
Secara umum IPA dipahami sebagai suatu ilmu yang lahir dan
kesimpulan serta penemuan teori dan konsep. Dapat pula dikatakan bahwa
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas
dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun
atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku
secara universal.
40
Asih Widi Wisudawati Dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran.. hlm. 28.
61
Merujuk pada hakikat IPA, nilai-nilai IPA dan tujuan IPA yang telah
d. Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritisn sensitive, obyektif, jujur terbuka,
41
keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.
41
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi… hlm.143.
62
terhadap kinerja siswa baik saat proses belajar sedang berlangsung ataupun
setelah peserta didik selesai mengerjakan tugas yang disusun oleh guru, dan
yang lebih utama pula, pembelajaran IPA yang dilaksanakan harus mampu
peserta didik bahwa IPA itu berada dan benar-benar dekat dengan
kehidupannya sendiri.
peserta didik memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hal ini menjadi satu
dan bekerja sama dengan guru mata pelajaran IPA di sekolah tersebut untuk
63
bentuk peneitian.
terutama peneliti/guru harus memahami segala apa yang menjadi kendala dan
solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah belajar yang dihadapi siswa,
dan solusi ditemukan maka disusun kerangka penelitian sebagai berikut ini.
didik pada saat mengikuti proses pembelajaran dalam kelas, dengan dibuatnya