Makalah Pemicu 3
Makalah Pemicu 3
PEMICU III
PERPINDAHAN KALOR RADIASI
Disusun Oleh :
Kelompok 2
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak-Nya laporan
yang berjudul “Perpindahan Kalor-Radiasi” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk pembuatan tugas penulisan laporan pemicu 3 mata
kuliah Perpindahan Kalor. Selain itu, tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui konsep perpindahan kalor beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Ibu Dianursanti dan Ibu Tania Surya Utami yang telah memberikan kepercayaan dan
kesempatan untuk membuat laporan, juga memberikan pengarahan dan bimbingannya
kepada penulis,
2. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.
Penulis berharap laporan yang sederhana ini dapat menambah pengetahuan pembaca
mengenai perpindahan kalor secara konduksi beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari, serta bermanfaat bagi rekan mahasiswa dan semua kalangan masyarakat.
Tim Penulis
| P a g e 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
Latar Belakang ........................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4
Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................. 4
BAB II ....................................................................................................................................... 6
Tugas A ...................................................................................................................................... 6
Tugas B .................................................................................................................................... 25
| P a g e 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perpindahan Kalor adalah salah satu ilmu yang mempelajari apa itu perpindahan panas,
bagaimana panas yang ditransfer, dan bagaimana relevansi juga pentingnya proses tersebut.
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses.
Perpindahan kalor terdiri dari 3 jenis, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada makalah
ini, penulis hanya terfokus pada perpindahan kalor secara radiasi.
Radiasi merupakan sebuah proses dimana energy yang bergerak memlaui media atau
melalui ruang dan akhirnya diserap oleh benda lain. Sebagian orang awam sering
mengubungkan kata radiasi ionisasi, tapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik,
radiasi akustik dan proses lainnya. Dapat juga disebut bahwa perpindahan kalor secara radiasi
adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan perantara apapun. Contohnya ketika kita
duduk dan mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan
dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan panas
yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.
Keterangan :
H = laju aliran kalor tiap satuan waktu (J/s atau watt)
Q = kalor yang dialirkan (J)
t = waktu (s)
A = luas (m2), luas permukaan lingkaran = 4.p.r2
T = suhu (K)
e = emisivitas benda (tanpa satuan)
| P a g e 4
• Mengetahui perbedaan antara perpindahan panas secara radiasi dan secara konveksi
• Mempelajari cara penyelesaian proses perpindahan panas radiasi pada keadaan-keadaan
tertentu dan berdasarkan faktor bentuknya
| P a g e 5
BAB II
ISI
2.1. Tugas A
2.1.1. Apa yang anda ketahui tentang radiasi termal? Bagaimana perbedaannya
dengan proses konveksi?
Jawaban :
Radiasi merupakan salah satu bentuk dari perpindahan kalor. Mekanisme transfer panas
radiasi tidak mempunyai analogi baik dalam transfer momentum maupun transfer massa,
karena radiasi sendiri berlangsung tanpa adanya medium. Radiasi termal dapat didefinisikan
sebagai energi yang dipancarkan/teradiasi oleh permukaan suatu bahan yang panas, dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi termal terjadi jika energi yang berasal dari
pergerakan partikel bermuatan dalam suatu atom berubah menjadi gelombang
elektromagnetik. Radiasi termal umumnya terjadi pada permukaan benda padat, walaupun
terkadang juga terjadi pada gas. Radiasi pada benda padat (solid) terjadi untuk rentang
panjang gelombang yang luas, sedangkan pada gas hanya terjadi untuk rentang panjang
gelombang yang tertentu dan sempit. Radiasi termal ini dihasilkan ketika panas dari
pergerakan partikel bermuatan dengan atom yang berubah menjadi radiasi elektromagnetik.
Radiasi termal ini merupakan jenis dari radiasi yang merupakan radiasi berdasarkan sumber
emisinya.
Beberapa perbedaan antara perpindahan kalor secara radiasi (radiasi termal) dan konveksi
ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
| P a g e 6
aliran.
Koefisien Dipengaruhi oleh suhu (T) Tidak dipengaruhi oleh
dari benda dan lingkungan, emisivitas; dipengaruhi oleh
emisivitas (ϵ) benda, dan luas bilangan tak berdimensi,
permukaan (A) benda itu seperti Nusselt (Nu), Grashof
sendiri. (Gr), Prandtl (Pr), dll.
Warna Benda Dipengaruhi oleh warna Tidak dipengaruhi oleh
benda yang berpengaruh pada warna.
nilai emisivitas.
Perilaku Radiasi yang terjadi pada Tidak ada peristiwa
suatu benda dapat pemantulan, absorbsi dan
dipantulkan, diabsorpsi dan transmisi.
ditransmisikan.
2.1.2 Apa yang dimaksud dengan Benda Hitam dan Benda-Tak-Hitam? Bagaiman
proses perpindahan kalor yang terjadi pada benda tersebut?
Jawaban:
Benda Hitam
Kotak dicat putih tetapi ketika kotak ditutup, lubang kotak tampak hitam pada siang
hari. Ketika radiasi dari cahaya matahari memasuki lubang kotak, radiasi dipantulkan
berulang kali oleh dinding kotak. Setelah pemantulan ini, hampir dapat dikatakan tidak ada
lagi radiasi yang tersisa (semua radiasi telah diserap di dalam kotak). Dengan kata lain,
lubang telah berfungsi menyerap semua radiasi yang datang padanya akibatnya benda tampak
hitam.
Benda hitam adalah sebuah benda yang menyerap semua radiasi elektromagnetik
yang datang padanya. Dengan kata lain, tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari benda
hitam dan juga tidak memungkinkan cahaya apapun untuk melewati dan keluar dari sisi
manapun. Energi yang terserap akan memanas, dan kemudian akan memancarkan radiasinya
sendiri.
| P a g e 7
Parameter yang menentukan banyaknya cahaya benda hitam yang keluar, dan panjang
gelombang apa cahaya tersebut adalah suhu. Jadi, benda hitam mempunyai harga absorptansi
dan emisivitas yang besarnya sama dengan satu. Emisivitas (daya pancar) merupakan
karakteristik suatu materi, yang menunjukkan perbandingan daya yang dipancarkan per
satuan luas oleh suatu permukaan terhadap daya yang dipancarkan benda hitam pada
temperatur yang sama. Sementara itu, absorptansi (daya serap) merupakan perbandingan
fluks pancaran atau fluks cahaya yang diserap oleh suatu benda terhadap fluks yang tiba pada
benda itu.
Sebagian besar energi radiasi yang masuk melalui lubang ini akan diserap oleh
dinding-dinding bagian dalam. Dari sebagian yang terpantul hanya sebagian kecil yang dapat
keluar lewat lubang tersebut. Jadi dapat dianggap bahwa lubang ini berfungsi sebagai
penyerap yang sempurna. Benda hitam ini akan memancarkan radiasi lebih banyak jika
bendanya memiliki suhu tinggi. Spektrum benda hitam panas mempunyai puncak frekuensi
lebih tinggi daripada puncak spektrum benda hitam yang lebih dingin. Radiasi yang keluar ini
dianggap sebagai radiasi benda hitam. Ketika benda berongga dipanaskan, elektron - elektron
atau molekul - molekul pada dinding rongga akan mendapatkan tambahan energi sehingga
bergerak dipercepat. Menurut teori elektromagnetik muatan yang dipercepat akan
memancarkan radiasi. Radiasi inilah yang disebut sebagai sumber radiasi benda hitam.
Sinar yang masuk pada dinding berongga dengan lubang kecil sinar akan dipantulkan
intensitasnya selalu berkurang ( karena sebagian sinar diserap dinding ) sampai suatu saat
energinya kecil sekali ( hampir nol ). Jadi dapat dikatakan bahwa sinar yang mengenai lubang
ini dinamakan benda hitam. Semakain kecil lubang semakin mirip dengan benda hitam
sempurna ( karena semakin sedikit keluarnya sinar tersebut ).
| P a g e 8
Pada saat benda hitam dipanaskan atau benda berongga dipanaskan misalnya pada
suhu T maka dinding disekeliling rongga akan memancarkan radiasi dan memantulkan
sebagian radiasi yang datang (dan menyerap sisanya). Peristiwa penyerapan dan pemancaran
oleh tiap bagian dinding berongga akan berlansung terus-menerus sehingga terjadi
kesetimbangan termal. Pada keadaan setimbang termal suhu benda akan sama besar sehingga
radiasi yang dipancarkan sama dengan energi yang diserapnya. Dalam keadaan ini,
dalam rongga dipenuhi oleh gelombang-gelombang yang dipancarkan oleh tiap titik pada
dinding rongga. Radiasi dalam rongga ini bersifat seragam. Jika dinding rongga diberi sebuah
lubang maka radiasi ini akan keluar dari lubang, radiasi yang keluar ini dianggap sebagai
radiasi benda hitam.
Pada perpindahan kalor radiasi pada permukaan hitam, semua energi radiasi yang
menimpa permukaan itu diserap. Pada benda tak hitam, tidak seluruh energi yang jatuh di
permukaan diserap; sebagian dipantulkan kembali ke permukaan lain dalam system dan
sebagian mungkin dipantulkan keluar system. Diandaikan semua permukaan bersifat difus
(baur, menyebar) dan mempunyai suhu seragam, emisivitas dan refleksivitas konstan di
seluruh permukaan. Didefinisikan dua parameter:
G = iradiasi à panas radiasi total yang menimpa suatu permukaan sebuah benda per
satuan waktu per satuan luas
J = radiositas à panas radiasi total yang meninggalkan suatu permukaan sebuah benda
per satuan waktu per satuan luas
• Radiositas → jumlah energi yang dipancarkan (emisi) dan energi yang dipantulkan
(refleksi) apabila tidak ada energi yang diteruskan. (transmisi, τ = 0)
| P a g e 9
Seperti yang terlihat pada gambar 1 dan gambar 2, radiositas adalah total energy yang
teremisikan dan energy yang terpantulkan ketika tidak ada energy ditransimisikan, atau dapat
ditulis
J = εEb + ρG
Dimana ε adalah emisivitas dan Eb adalah kekuatan emisi benda hitam. Dikarenakan
transmisivitas diasumsikan bernilai nol, makan reflektivitasnya adalah
ρ = 1-α = 1-ε
Sehingga
J =εEb +(1−ε)G
| P a g e 10
atau
𝐸𝑏 − 𝐽
𝑞 =
1−∈
Gambar 7. Neraca Energi Antara Dua Permukaan (kiri) Tahanan Kosong (kanan)
(Sumber: J.P. Holman. 1986)
Pada gambar 4, terlihat perpindahan energy radiasi dari dua permukaan, A1 dan A2. Total
dari radiasi yang meninggalkan permukaan 1 dan sampai di permukaan dua adalah
J1 A1 F12
Dan total energy yang meninggalkan permukaan dua kemudian mencapai permukaan satu
adalah
J2 A2 F21
Sehingga :
Maka
| P a g e 11
Dan perpindahan kalor netto keseluruhan dapat ditulis dengan perbedaan potensial dibagi
dengan resistansi
Dalam jaringan tiga buah benda seperti yang terlihat pada gambar 5, perpindahan panas
antara benda 1 dan 2 akan menjadi
| P a g e 12
2.1.3 Apa yang dimaksud dengan faktor bentuk radiasi? Bagaimana cara
menentukannya?
Jawaban:
Faktor bentuk atau View Factor (F1à2) adalah besaran yang menggambarkan besarnya
suatu energi radiasi dari bidang 1 yang dapat ditangkap oleh bidang 2. View factor juga bisa
dianggap sebagai persentase energi radiasi yang diterima oleh suatu bidang dari bidang lain
jika menganggap bahwa benda yang menerima energi radiasi merupakan benda hitam
sempurna. Sehingga energi radiasi yang berpindah dari bidang 1 ke bidang 2 dapat
diformulasikan sebagai berikut
𝑄 = 𝜀. 𝜎. 𝐴. 𝐹$→5 . (𝑇$ 8 − 𝑇5 8 )
Dimana :
Besarnya view factor bervariasi dari 0 hingga 1, 0 menyatakan bahwasanya tidak ada
energi radiasi dari bidang 1 yang diterima oleh bidang 2. Dan 1 artinya seluruh energi radiasi
dari bidang 1 diterima oleh bidang 2. Untuk menentukan faktor bentuk atau view factor
dalam radiasi ada beberapa aturan yang harus diikuti antara lain
o Aturan Penjumlahan
Aturan penjumlah menyatakan bahwa jumlah seluruh view factor dari bidang 1 (Sumber
radiasi) ke bidang lain dan atau ke bidang 1 harus berjumlah 1 ata
o Aturan superposisi
Aturan superposisi menyatakan bahwa view factor dari suatu permukaan ke permukaan lain
itu sama dengan penjumlahan view factor dari fraksi dari bidang itu.
| P a g e 13
o Aturan simetri
Aturan simetri menyatakan bahwa jiika ada 2 bidang yang simetri dengan bidang ke-3
(sumber radiasi) maka ke-2 bidang akan memiliki view factor yang sama
Lalu view factor sendiri dapat ditentukan dengan melihat tabel dibelakang ini
| P a g e 14
Gambar 9. Tabel View Factor
(Sumber : Yunus A. Cengel, Heat Transfer)
| P a g e 15
Gambar 10. Tabel View Factor
(Sumber : Yunus A. Cengel, Heat Transfer)
| P a g e 16
| P a g e 17
Gambar 11. Grafik View Factor
(Sumber : Yunus A. Cengel, Heat Transfer)
| P a g e 18
2.1.4 Jelaskan mekanisme proses perpindahan kalor secara radiasi antara 2
permukaan? Dan bagaimana proses perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi
antara gas dengan permukaan yang mengelilinginya?
Jawaban:
Gambar 12. Skema Laju Perpindahan Panas Radiasi Pada 2 Permukaan Benda Hitam
(Sumber: Heat Transfer, 2nd Edition, Cengel, 2002)
Gambar 12. menunjukkan 2 permukaan benda hitam dengan bentuk tertentu yang
mempunyai suhu permukaan sebesar T1 dan T2 secara merata. Pada sistem seperti ini, factor
bentuk radiasi (F1-2) harus diperhitungkan, yaitu bagian radiasi yang meninggalkan
permukaan 1 dan mengenai permukaan 2. Seperti yang telah diketahui, radiasi per unit luas
area dari benda hitam adalah 𝐸= = 𝜎𝑇 8 sehingga laju perpindahan panas total secara radiasi
dari permukaan 1 ke permukaan 2 dapat diekspresikan sebagai:
Nilai 𝑄$%5 yang negatif menunjukkan laju perpindahan panas secara radiasi terjadi dari
permukaan 2 ke permukaan 1.
| P a g e 19
Untuk sistem benda hitam tertutup dengan 𝑁 permukaan yang memiliki suhu
permukaan tertentu dan dijaga konstan, maka laju perpindahan panas secara radiasi dari
permukaan 𝑖 ke seluruh permukaan lainnya dinyatakan sebagai:
Q Q
Nilai 𝑄O yang negatif menunjukkan bahwa permukaan 𝑖 justru mendapat energy radiasi dari
permukaan di sekitarnya, atau dengan kata lain tidak kehilangan energi.
Gambar di atas menunjukkan radiasi yang terjadi antara dua benda abu-abu berbentuk
lingkaran. Variabel 𝐽 merepresentasikan radiositas, yaitu laju radiasi yang meninggalkan
permukaan tiap satuan luas permukaan, Variabel 𝐹O%P merepresentasikan factor bentuk
radiasi, yaitu bagian radiasi yang meninggalkan permukaan 𝑖 dan mengenai permukaan 𝑗.
Laju radiasi yang terjadi dari permukaan 𝑖 ke permukaan 𝑗 dapat diekspresikan sebagai:
| P a g e 20
Dengan mengaplikasikan hubungan resiprositas, maka persamaan di atas menjadi:
𝑄O%P = 𝐴O 𝐹O%P 𝐽O − 𝐽P
𝐽O − 𝐽P
𝑄O%P =
𝑅O%P
$
di mana 𝑅O%P setara dengan .
"T UTVW
Variabel 𝑅O%P menunjukkan resistansi radiasi. Perhitungan kuantitas 𝐽O − 𝐽P mirip
seperti perbedaan potensial, dan nilai laju perpindahan radiasi yang terjadi analoginya seperti
arus listrik.
Gambar 14. Skema Perpindahan Panas Radiasi pada Dua Permukaan Tertutup
(Sumber: Heat Transfer, 2nd Edition, Cengel, 2002)
𝑄$5 = 𝑄$ = −𝑄5
Perpindahan panas secara radiasi yang terjadi pada sistem ini melibatkan dua
resistansi permukaan dan satu resistansi ruang. Apabila kita gunakan analogi aliran listrik,
maka sistem pada Gambar 3. serupa dengan rangkaian seri, sehingga laju radiasi yang terjadi
adalah:
| P a g e 21
𝐸=$ − 𝐸=5
𝑄$5 = = 𝑄$ = −𝑄5
𝑅$ + 𝑅$5 + 𝑅5
𝜎(𝑇$8 − 𝑇58 )
𝑄$5 =
1 − 𝜀$ 1 1 − 𝜀5
+ +
𝐴$ 𝜀$ 𝐴$ 𝐹$5 𝐴5 𝜀5
Untuk berbagai bentuk sistem dua permukaan tertutup, persamaan di atas akan berubah,
tergantung pada geometrinya.
Radiasi yang terjadi antara permukaan suatu benda dengan gas jauh lebih kompleks
dibanding pada zat padat. Peristiwa absorpsi suatu radiasi pada lapisan gas dapat
diilustrasikan sebagai berikut,
Gambar 12. menunjukkan suatu sinar monokromatis radiasi dengan intensitas 𝐼𝜆 yang
ditembakkan ke lapisan gas dengan ketebalan dx. Penurunan intensitas akibat peristiwa
absobrsi sebanding dengan ketebalan lapisan gas dan intensitas radiasi pada titik tersebut.
𝐼[\
= 𝑒 %^[\
𝐼[]
𝜏𝜆 = 𝑒 %^[\
| P a g e 22
Untuk gas yang tidak memantulkan berlaku persamaan,
𝛼𝜆 = 1 − 𝑒 %^[\
𝑉
𝐿𝑒 = 3,6
𝐴
dengan V adalah volume gas dan A merupakan luas permukaan total benda yang mengadakan
kontak dengan gas.
Gambar 13. menunjukkan suatu balok tertutup yang mempunyai karakteristik seperti
benda hitam dan mempunyai suhu permukaan yang merata sebesar Tw. Di dalam balok
tersebut terdapat gas dengan suhu Tg. Laju perpindahan panas radiasi tiap satuan luas
permukaan dari gas ke permukaan balok tersebut dirumuskan sebagai:
𝑞
= 𝜀f 𝑇f 𝜎𝑇f 8 − 𝛼f 𝑇g 𝜎𝑇g 8
𝐴
| P a g e 23
Maksud dari variabel 𝜀𝑔 𝑇𝑔 dan 𝛼𝑔 𝑇𝑤 berturut-turut adalah emisivitas gas pada
suhu Tg dan absorptivitas gas pada suhu Tw. Apabila gas pada sistem terdiri dari campuran
(misalnya CO2 dan uap air) maka persamaan 𝜀𝑔 dan 𝛼𝑔 menjadi:
𝜀f = 𝜀i + 𝜀g − Δk
𝛼f 𝑇g = 𝛼i + 𝛼g − Δ^
dengan
],no ],8o
𝑇f 𝑇f
𝛼i = 𝐶i 𝜀im 𝑑𝑎𝑛 𝛼g = 𝐶g 𝜀gm
𝑇g 𝑇g
Untuk sistem dua plat hitam sejajar dengan suhu plat masing-masing T1 dan T2 dan di
antaranya terdapat gas, maka laju energi radiasi yang didapat oleh masing-masing plat
adalah:
𝑃𝑙𝑎𝑡 1 → 𝑞$ = 𝐺$ 𝐴$ − 𝐸=$ 𝐴$
𝑃𝑙𝑎𝑡 2 → 𝑞5 = 𝐺5 𝐴5 − 𝐸=5 𝐴5
Dengan
𝜏f 𝑇5 = 1 − 𝛼f (𝑇5 )
𝑞stuv=w 𝜖g + 1
= 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝜖g > 0,8
𝑞xOyvz 2
| P a g e 24
2.2 Tugas B
2.1.2 A room 4 x 4 m2 by 3 m high has one side wall maintained at 260oC; the floor is
maintained at 900C. The other 4 surfaces are perfectly insulated. Assume that all
surfaces are black. Calculate the net heat transfer between the hot wall and the cool
floor.
Jawaban:
Ilustrasi Soal
Diketahui:
• 8
L1 = 4 = =1
€ 8
• ;
L2 = 3 = = 0.75
€ 8
𝑄 = 𝜎𝜀𝐴𝐹$→5 𝑇 8 − 𝑇 8
Dari grafik dibawah ini, didapatkan nilai 𝐹$→5 melalui rasio Y/X dan Z/X
| P a g e 25
yaitu nilai 𝐹$→5 sebesar 0.18
maka
𝑄 = 𝜎𝜀𝐴𝐹$→5 𝑇 8 − 𝑇 8
= 15512, 87 𝑘𝑊
2.2.2 CO2 at p = 1 bar flows through a long, cooled pipe with internal diameter d = 0.10
m. Its velocity is w = 20 m/s, and its mean temperature is ϑG = 1000 ◦C. The pipe wall
temperature is ϑW = 500 ◦C, the emissivity of the pipe wall is εW = 0.86. In order to
determine the contribution of the gas radiation to heat transfer, calculate the heat
transfer coefficients α for convection and αrad for radiation. —
Jawaban:
𝑁𝑢 = 50,6292
| P a g e 26
𝐿
𝐿 = 2𝐷 → =2
𝐷
2. Dari Tabel 5.11, Mean beam lengths 𝒔∗𝒎 for vanishingly small optical thicknesses
and sm for finite optical thickness.
∗ ’
rasio C = 𝑠z /𝑠z untuk silinder dengan = 2 diperoleh :
“
”•
C= ∗ = 0,82 (radiation on both end)
–•
𝑠z = 0,82 𝑥 0,2 𝑚 = 0,164 𝑚
Dari Gambar 17
| P a g e 27
Gambar 17. Hemispherical total emissivity 𝜀›œ• of carbon dioxide at P = 1 bar as a function
of temperature T with the product of the partial pressure 𝑃›œ• . and the mean beam length 𝑠z
as a parameter. 1 bar = 100 kPa = 0.1MPa
| P a g e 28
Gambar 18. Total emissivity 𝜀ž∗ •Ÿ for water vapour at P = 1 bar, extrapolated to 𝑃ž• œ. → 0,
as a function of temperature T, with the product of the partial pressure 𝑃ž• œ. and the mean
beam length sm as parameter. 1 bar = 100 kPa = 0.1MPa
Plot nilai
Sehingga diperoleh :
𝑃ž• œ = 0,7 𝑏𝑎𝑟
Dari Gambar 19.
| P a g e 29
Gambar 19. Partial pressure correction factor 𝐶ž• œ for water vapour for use in (5.195)
Plot nilai :
𝑃ž• œ + 𝑃 0,7 + 1
= = 0,85
2 2
Dan
𝑃ž• œ. 𝑠z = 0,14 𝑏𝑎𝑟.
Sehingga diperoleh :
𝐶ž• œ = 1,35
| P a g e 30
Gambar 20. Faktor koreksi ∆𝜀.
Plot nilai :
𝑃ž• œ 0,7
= = 0,412
𝑃›œ• + 𝑃ž• œ 1 + 0,7
Dan
𝑃›œ• . 𝑠z + 𝑃ž• œ. 𝑠z = 0,164 + 0,14 = 0,304
∆𝜀 = 0,032
| P a g e 31
6. Menghitung absorpsivitas gas, 𝒂𝑮
Dari Gambar 21
| P a g e 32
Gambar 22. Total emissivity 𝜀ž∗ •Ÿ for water vapour at P = 1 bar, extrapolated to 𝑃ž• œ. → 0,
as a function of temperature T, with the product of the partial pressure 𝑃ž• œ. and the mean
beam length sm as parameter. 1 bar = 100 kPa = 0.1MPa
Plot nilai :
𝑇¤
𝑃 • œ.
. 𝑠 = 0,085 𝑏𝑎𝑟. 𝑚
𝑇£ z
Dan
𝑇 = 773𝐾
Diperoleh nilai :
𝜀ž∗ •Ÿ = 0,15
| P a g e 33
Gambar 23. Partial pressure correction factor 𝐶ž• œ for water vapour for use in (5.195)
Plot nilai :
𝑃ž• œ + 𝑃 0,7 + 1
= = 0,85
2 2
Dan
𝑇¤
𝑃ž• œ. . 𝑠 = 0,085 𝑏𝑎𝑟.
𝑇£ z
Sehingga diperoleh :
𝐶ž• œ = 1,35
],no
𝑇£ 𝑇¤ 𝑃ž• œ + 𝑃 𝑇¤
𝑎ž•Ÿ = 𝑥 𝜀ž∗ •Ÿ 𝑇¤ ; 𝑃ž• œ. . 𝑠z 𝑥𝐶ž• œ ; 𝑃ž• œ. .𝑠
𝑇¤ 𝑇£ 2 𝑇£ z
],no
1273
= 𝑥 0,15 𝑥 1,45 = 0,3008
773
Dari Gambar 24
| P a g e 34
Gambar 24. Faktor koreksi ∆𝜀.
Plot nilai :
𝑃ž• œ 0,7
= = 0,4117
𝑃›œ• + 𝑃ž• œ 1 + 0,7
Dan
𝑇¤ 𝑇¤
𝑃›œ• . . z + 𝑃ž• œ. . 𝑠 = 0,1214 + 0,085 = 0,2064
𝑇£ 𝑇£ z
Diperoleh :
∆𝜀 = 0,009
= 29916,9745
𝑞£¤ 29916,9745 𝑊
𝛼‹vŒ = = = 59,8339 5
𝑇£ − 𝑇¤ 1273 − 773 𝑚 𝐾
| P a g e 35
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
| P a g e 36
DAFTAR PUSTAKA
| P a g e 37