A. Pengertian
1. Menurut Depkes RI (2005)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500-3500 gram.
2. Menurut M. Soleh Kosim (2007)
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-3500 gram, cukup
bulan, langsung menangis, tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)
yang berat.
3. Menurut Dona L. Wong (2003)
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir sampai usia 4 minggu, lahirnya
biasanya dari usia gestasi antara 38-42 minggu.
Jadi, bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi lahir cukup bulan dan
sehat dengan berat antara 2500-3500 gram, dengan usia gestasi 38-42
minggu, secara sponton tanpa ada penyulit yang menyertai.
Penghisapan lendir
1) Gunakan alat penhisap lendir (De Lee)atau alat lain yang steril
sediakan juga tabung oksigen dan selangnya.
2) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
3) Memantau usaha nafas yang pertama dengan mencatatnya.
4) Warna kulit, adanya cairan/mekonium dalam hidung atau mulut
harus diperhatikan.
b. Perawatan tali pusat
Mengikat tali pusat dengan cara, sebagai berikut :
1) Mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangankelarutan
klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lain.
2) Bilas tangan dengan air desinfeksi tingkat tinngi.
3) Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau kain bersih
dan kering.
4) Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan
hangat.
5) Gunakan benang tali pusat atau klem penjepit tali pusat yang
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril, kunci ikatan tali ousat
dengan simpul mati atau kuncikan plastik penjepit tali pusat.
6) Lepaskan klem penjepit logam dan letakkan didalam larutan klorin
0,5%.
7) Selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bagian
kepala tertutup.
c. Mempertahankan suhu tubuh
Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui cara berikut ini :
1) keringkan bayi dengan seksama
pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk
mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi
cairan ketuban ditubuh bayi, mengeringkan dengan cara menyeka
tubuh bayi dengan kain bersih.
2) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat. Mengganti
handuk, selimut atau kain yang basah, karena kain yang basah
dapat menyerap panas pada bayi.
3) Selimuti bagian kepala bayi, karena bagian kepala bayi memiliki
permukaan yang relatif luas akan cepat kehilangan panas jika tidak
ditutup.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menghangatkan bayi.
5) Melakukan penimbangan setelah bayi menggukan pakaian.
6) Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.
6) Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, biasanya ada
setelah hari pertama lahir.
c. Ekstremitas
1) Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau kaki menyebabkan fleksi tangan
dan jari.
2) Masa tubuh
- Refleks moro
Memberikan isyarat pada bayi dengan satu teriakan kencang dan
gerakan mendadak respon bayi akan berupa menghentakan
tangan dan kaki lurus arah keluar, sedangkan lutut fleksi dan
tangan akan kembali kearah dada seperti bayi dalam pelukan.
- Tonik leher
Jika bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi lengan dan
kakinya akan berekstensi dan lengan berlawanan serta kaki
fleksi.
d. Neck-Righting
Jika bayi terlentang kepalan dipalingkan kesalah satu sisi bahu dan
batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
e. Inkurvasi batang tubuh
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang
menyebabkan panggul bergerak kearah sisi yang distimulasi.
5. Mengajarkan orang tua cara merawat bayi
a. Pemberian nutrisi
1) Berikan ASI sesering keinginan/kebutuhan bayi atau jika payudara
penuh.
2) Frekuensi menyusui 2-3 jam.
3) Pastikan bayi mendapat kolostrum selama 24 jam untuk melindungi
diri dari infeksi.
4) Berikan ASI saja selama 6 bulan.
5)
b. Mempertahankan kehangatan bayi
1) Suhu ruangan setidaknya 18-20oC.
2) Jika bayi kedinginan harus didekap pada tubuh ibu.
3) Jangan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur (botol
berisi air panas).
c. Memberitahukan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
1) Pernafasan sulit atau >60x/menit.
2) Suhu terlalu panas >38oC atau terlalu dingin < 36oC.
3) Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru/pucat dan
memar.
4) Jika diberikan ASI/makan hisapan lemah, mengantuk berlebihan
dan muntah terus.
5) Tali pusat bengkak, merah keluar cairan, berbau busuk, dan
berdarah.
6) Adanya tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah,
bengkak, keluar cairan (nanah) dan pernafasan sulit.
7) Tidak berkemih selama 23 jam, tinja lembek, kering, hijau tua, ada
lendir/darah ditinja.
8) Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasanya, sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak
bisa tenang dan menagis terus menerus.
6. Mencegah infeksi pada bayi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikro organisme selama proses persalinan atau
beberapa saat setelah persalinan. Sebelum menangni BBL pastikan
penolong persalinan telah melakukan pencegahan infeksi, sebagai berikut :
a. Pastikan cuci tangan sebelum dan sesudah memegana bayi atau setelah
menngunkan toilet untuk BAB/BAK.
b. Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih selalu dan letakkan popok
dibawah talipusat, jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih, laporkan
segera apabila timbul perdarahan, pembengkakan, dan keluar cairan
merah berbau busuk.
c. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara sewaktu
mandi.
d. Muka, pantat dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat dan
sabun tiap hari.
e. Jaga bayi terhadap orang yang menderita infeksi dan pastikan semua
orang memegang bayi selalu mencuci tangan terlebih dahulu.
7. Pencegahan infeksi pada mata
Tetes mata untuk mencegah infeksi pada mata dpat diberikan setelah bayi
diberi ASI oleh ibunya dengan menggunakan salep mata Tetraciklin 1%.
Cara pemberian profilaksis mata :
a. Cici tangan terlebih dahulu.
b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat
tersebut.
c. Berikan salep mata pada setiap garis lurus mulai bagian mata yang
dekat dengan hidung menuju luar mata.
d. Jangan menghapus salep mata dan menganjurkan keluarga untuk tidak
menghapus obat tersebut.
8. Diagnosa keperawatan
a. Risiko hipotermi.
b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif.
c. Risiko infeksi.
9. Intervensi
a. Risiko hipotermi
Intervesinya yaitu :
1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir dengan handuk yang
bersih dan kering dan hangat.
2) Bungkus bayi dengan selimut yang hangat.
3) Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.
4) Menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru.
5) Mencegah kehilangan panas pada bayi dengan cara :
- Memberikan tutup kepala bayi/topi.
- Mengganti popok/kain/pakaian yang basah dengan yang kering.
- Menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi
mendapat sumber panas terus menerus.
b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif
Intervensinya yaitu :
1) Menilai pernafasan dengan cepat.
2) Membersihkan jaln nafas.
3) Menghisap lendir dengan penghisap De Lee.
4) Menyediakan tabung oksigen dan selangnya.
5) Segera menghisap mulut dan hidung bayi sesuai kondisi.
6) Memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.
c. Risiko infeksi
Intervensinya yaitu :
1) Kaji ulang tanda-tanda infeksi.
2) Menjaga bayi dari oarang-orang yang menderita infeksi dan
pastikan setiap orang selalu mencuci tangan terlebih dahulu.
3) Memberikan tetes mata pada BBL untuk mencegah penyakit mata
dan clamidia.
4) Memberi viatamin K 0,5 mg (IM) untuk mencegah perdarahan
karena defisiensi vitamin K.
5) Membrikan perawatan tali pusat.
Affandi, Bisan. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta : JNPK-KR
Mochtar, Rustam. 1999. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Prawiro Harjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pusaka
Lutan, delfi. 2008. http://keperawatan –gun.blogspot.com2008/11/2008/asuhan
bayi baru lahir html