Anda di halaman 1dari 9

Bukan tidak mau, hanya saja tidak bisa

Bukan tidak ada pilihan, tapi aku sudah memilih


Memilih untuk melepaskanmu, dan menempatkan hati kepada orang lain.

Aku melihatnya tersenyum, dengan seorang pria disampingnya. Gaun


putih yang waktu itu kita pilih, akhirnya kau kenakan di hari pernikahanmu
dengannya bukan denganku. Miris, tapi ini yang terjadi.

“Kau datang?”

Aku menatap wajah teman satu grupku, Xiumin.


“Nde, hyung. Kalau aku tidak datang, pasti paparazi dan netizen sialan itu
membuat berita tidak enak.” Jawabku.
“Apa dengan kedatanganmu, mereka juga tidak akan membuat berita
aneh?” tanya Xiumin lagi.
“why? Mereka kan tau aku dan Soyoung seperti kakak adik.”
“Chanyeolie, kau pikir mereka bodoh. Dengan wajah sedihmu itu, seperti
orang yang ,mau bunuh diri. Mereka hanya menganggap kalian kakak
adik?” timpal Baekhyun.
“Kau menjengkelkan hyung!” sahutku kesal. Dan mereka pun tertawa.

Saat acara ramah tamah berlangsung, aku memilih untuk menghindar.


Aku berdiri di dekat balkon yang tidak terlalu menarik perhatian. Tetapi
aku melihat ada seorang gadis. Yaah terlihat seperti Lee manager.

“Sora-ssi?” panggilku. Dia menatapku, dan tersenyum.


“Kenapa tidak kesana?” tanyaku.
“Aku bosan.”
Aku menatap sekilas suasana ruang pesta, ya mungkin sedikit
membosankan. Tetapi kalau tipe seperti Sora mana mungkin pesta yang
seperti ini membosankan.
“Gwencana?” tanyanya tiba-tiba. Mataku membulat.
“Baekhyun sudah cerita.” Jawabnya singkat.
Dasar Baeki brengsek, bisa-bisanya bercerita hal memalukan seperti ini.

Sora tersenyum, “Sama.”


Aku menatapnya bingung. Dia menunjuk sepasang suami istri, Hong
Jonghyun dan Yura.
“Aku hampir menikah dengannya, tetapi Yura hamil. Dan meminta
pertanggungjawaban dari Jong, dan aku melepaskan jonghyun begitu
saja.”
Aku terdiam mendengar penjelasannya.
“Dan aku melihat Jonghyun lebih bahagia di sisi Yura, daripada
bersamaku.”
“Sora-shi.
“It’s okay, I just wanna tell you. Maybe that make you know. Ur life so
better than me.” Ucap Sora. Aku hanya tersenyum.
“Sooyoung bukan tidak menyukaimu, hanya saja dia melihatmu sebagai
adik laki-lakinya yang melindungi dia, saat Taewoo membuatnya
menangis.” Jelas Sora.
“Tetapi dia tahu aku mencintainya.” Jawab ku.
Sora tersenyum, “Aku tidak menyuruhmu untuk melupakan dia, tetapi
mencoba mengerti dengan keadaan yang sekarang, maka kamu akan
bisa menerimanya.”

“Ternyata kau disini.” Ucap seorang pria yang langsung memeluk Sora
dari samping.
“Hai Hyung!” aku menyapa Donghae hyung. Ya Sora adalah tunangan
Donghae hyung.
Donghae tersenyum, “udahlah, nanti kita party. Lupakan Sooyoung. Nanti
aku kenalkan dengan yeoja yang jauuuhhh lebih cantik dari dia.” Goda
Donghae sembari menepuk pundakku. Sora tersenyum.

“Apaan sih hyung. Aku bisa cari sendiri!” ucapku tak terima
“Terserah saja deh.” Ucap Donghae yang menarik tangan Sora untuk
mengikuti dia.

Xxxxxx

“Aku dengar kita akan kedatangan manager baru.” Ucap Kyungsoo yang
duduk disebelah Suho. Mereka sedang di ruang rapat.
“sepertinya membantu Ryu hyung mengurus jadwal kita.” Sahut Sehun.
“Yeoja?”
“mana mungkin, pasti namja.” Jawab Chanyeol yang asyik bermain game.

Ceklek!

“Namanya Eunha, Kim Eunha.” Ucap Ryu yang tiba-tiba masuk di ruang
rapat. Semua mata terpana kepada satu yeoja yang berdiri disamping
Ryu.

“Kok wajahnya tidak asing?” celetuk Sehun.


“Kim Eunha imnida, sepupu Kim Jongin.” Ucap Sujin ramah. Kai hanya
tersenyum, menatap teman-temannya yang terkejut.
“Jadi kamu Eunha-shi yang selalu diceritakan Kai?” celetuk Chen. Eunha
hanya tersenyum.
“Yeppo!” ucap Sehun, yang membuat Jongin menatap ke arahnya.
“Wae Wae?” tanya Sehun tidak terima.
“Jangan menggodanya, atau kau akan beruusan denganku!” ancam
Jongin. Sehun tersenyum acuh.
Suho berdiri menghampiri Eunha dan Ryu. Suho memberikan isyarat Ryu
untuk duduk.
“Okay, semuanya tolong perhatikan sebentar!” ucap Suho. Semua mata
tertuju pada Suho, Chanyeol yang asyik dengan Nitendo Switch nya
menghentikan aktivitasnya.
“Eunha disini akan membantu Ryu hyung dalam mengurus jadwal kita,
disini dia hanya magang. Tidak akan menjadi pegawai tetap seperti Ryu.”
Jelas Suho.

“ah~ wae?” tanya Baekhyun penasaran.

“Karena dia harus menyelesaikan kuliahnya, dia kemari karena tugas


kuliah. Dia kuliah di jurusan fashion design. Mengapa tiba-tiba magang
menjadi pembantu manager. Karena dia ingin mempelajari bagaiman
dunia artis dan gaya fashion mereka.” Jelas Ryu.

“Kenapa gak dibagian wadrobe aja?” tanya Chen.

“Atau karena kamu fans kami?” tambah Sehun tiba-tiba

“Anni~, aku hanya ingin mencoba hal baru saja. Kalau aku menjadi
manager kalian, aku bisa mengenal kalian lebih dekat, dan mengetahui
atau mengerti tentang taste fashion member EXO. Dan itu membuatku
bisa belajar membuat baju sesuai dengan karakter konsumen.” Jawab
Eunha. Suho tersenyum, ternyata Eunha bukan yeoja pemalu. Dia bisa
menghadapi 9 namja.

“Lalu, kau fans siapa?” celetuk Chanyeol.

Eunha terlihat kaget, “Apakah jika aku mengatakannya kalian akan


marah?” tanya Eunha.

“Maybe.” Jawab Chanyeol asal.

Eunha menghela nafas panjang, “Aku sebenarnya menyukai Super Junior,


tapi aku tidak bisa magang untuk menjadi manager mereka. Lee Sooman
Sangjanim, tidak menerima lamaranku disana.” Jawab Eunha sedih.
“Sangjanim bukannya menolak, dia hanya ingin kau lebih fokus bekerja,
karena jika kau bersama Super Junior aku yakin 100%, kau pasti gak
akan fokus.” Jelas Suho sabar. Kyungsoo berdiri menghampiri Eunha
karena menurutnya ini bakalan cerita yang panjang.
“Duduklah, mereka tidak akan berhenti bertanya padamu!” ucap Kyungsoo
yang mempersilahkan Eunha duduk.

Eunha duduk disamping Chanyeol. Dia memberi salam singkat. Chanyeol


hanya tersenyum.

“Baiklah, ini silahkan baca jadwal kalian terbaru!” ucap Ryu yang membagi
draft jadwal EXO.

Xxxxxxxx

Aku berjalan menuju kantin SM, seharian bersama 8 orang namja dengan
kelakuan yaa.. bisa dibilang weird, benar-benar menguras tenaga.
Aku duduk di meja paling pojok dekat jendela.
Kenapa aku memilih disitu, karena aku bisa melihat semua orang, tetapi
tidak terlihat. Aneh memang, tapi aku tidak suka menjadi pusat perhatian.

“Makan sendirian?” tanya seorang namja yang tiba-tiba duduk di depanku.


Mataku terbelalak, karena yang duduk bersamaku sekarang Yesung dari
Super Junior.

“Ah... nde...”

“Kau asisten manager yang baru ya?” tanya Yesung membuka suara.
Ternyata benar anggota Super Junior satu ini memang ramah banget.

“Nde. Tapi saya hanya magang disini.”


“Mengurus mereka pasti berat, hehehehe. Tetapi mereka bukan anak-
anak bandel atau semacamnya. Mereka hanya sedikit aneh, tapi baik dan
bertalenta.” Jelas Yesung sambil melahap sandwich nya. Dan aku tidak
bisa memakan steak di depanku.

Yesung menatapku, “Tidak makan?” tanyanya. Aku tersadar dan


mengangguk, mulai menyuapkan satu potong daging ke dalam mulutku.

Yesung tersenyum.

Mereka berdua menlanjutkan makan, dan berbincang-bincang.

Xxxxxx

Hari pertama ku kerja di SM, benar-benar sangat menyenangkan. Tetapi


ya tetap menguras energi. Belum Suho orang perfectionist, dan Xiumin
orang yang selalu menjaga kebersihan. Jika tidak rapi atau bersih dia
sudah protes. Untuk member lainnya tidak ada masalah. Malah yang
paling membantu adalah Chanyeol. Kai dan Sehun terlalu sibuk dengan
dunianya sendiri. Kyungsoo sibuk dengan latihan aktingnya, dan Chen
sedang dalam kondisi kurang sehat, jadi dia kembali ke apartement.

Aku berjalan menuju basement. Aku memutuskan untuk lewat tangga


daripada elevator.

Langkahku terhenti ketika mendengar pertengkaran.

Aku mengintip, karena penasaran.

“Chanyeol-shi?” ucapku pelan. Aku melihatnya sedang bertengkar dengan


seorang yeoja.
“Noona, kau bahagia?” bentak Chanyeol.
“Sangat, aku sangat bahagia!” ucap yeoja itu menatap tajam Chanyeol.
Chanyeol mengerang frustasi.
Yeoja itu berusaha meraih tangan Chanyeol, tetapi Chanyeol
menghempaskannya, sampai yeoja itu terjatuh.
“Kau tidak sadar aku mencintaimu, huh?” bentak Chanyeol yang tidak
membantu yeoja itu berdiri. Yeoja itu hanya terduduk terdiam.
“lalu selama ini, kau anggap aku apa huh?”bentak Chanyeol lagi, yang
menarik yeoja itu untuk berdiri, dia melakukannya dengan kasar. Aku
melihat yeoja itu meringis kesakitan.
Dan aku baru menyadari yeoja itu adalah Sooyoung.
Apa yang sedang mereka lakukan?

Bruk!
Hantaman tangan Chanyeol ke dinding. Membuatku terkejut. Aku melihat
Sooyong jongkok dan menangis.

Chanyeol menarik tubuh gadis itu untuk berdiri menghadapnya.


“Kau benar-benar membuatku kesal!” bentak Chanyeol. Sooyong
mendorong tubuh Chanyeol agar menjauh. Sooyong berusaha
melepaskan diri dari Chanyeol. Tetapi di hadangi oleh Chanyeol.

“Hal apa yang membuatmu mencintainya? Huh?” bentak Chanyeol lagi.

Sooyong hanya menangis. Aku mulai kesal dengan adegan yang ada
dihadapanku. Tanpa ragu aku menghampiri Chanyeol, karena aku
mendengar suara seseorang sedang jalan dan berbicara. Aku rasa
mereka tidak sendirian.

“Chanyeol-shi!” panggilku, yang menarik tangan Chanyeol untuk menjauh


dari tubuh Sooyounng.
“Maaf, sebaiknya anda segera pergi!” ucapku yang memberikan isyarat
kepada Sooyoung. Sooyoung langsung berlari menjauh dari Chanyeol.
Chanyeol yang kesal menghempaskan tanganku.
“Kau..!”

“Sunbenim?” sapa sekumpulan namja yang lewat. Chanyeol hanay


berusaha tersenyum.

“Sunbe sedang apa disini?” tanya seorang namja yang terlihat akrab
dengan Chanyeol.
“Sedang olahraga. Taeyong-shi segeralah pulang dan istirahat!” ucap
Chanyeol yang terlihat sedang ingin tidak berbicara.
“Oh, nde! Kami pamit sunbae!” ucap Taeyong yang menyadari situasi.

Setelah sekumpulan namja itu pergi, Chanyeol terduduk di tangga. Aku


melihat tangan kirinya berlumuran darah, mungkin akibat memukul
tembok tadi.

“Gwencana?” tanyaku pelan. Sambil meraih tangan Chanyeol. Chanyeol


menghempaskan tangannya.
Aku mengeluarkan kotak P3K yang selalu ku bawa kemana-mana dari
dalam tasku. Aku menarik tangan Chanyeol yang luka dengan paksa. Dan
mulai mengobatinya.
“Aku tidak akan bertanya apa yang terjadi, tetapi berperilaku kasar seperti
tadi tidak baik. “ ucapku. Chanyeol mendengus.

Aku menatapnya, “Dan tadi kau terlihat seperti monster. Begitu


menakutkan.” Ucapku singkat. Chanyeol hanya terdiam.
“Nah selesai! Aku akan pulang!” ucapku setelah menempelkan plester.
Chanyeol menatapku aneh.

Dia menunjukkan tangannya luka, aku menatapnya bingung.


“Tidak ada plester biasa? Kenapa harus bergambar bebek sih?”
protesnya.
“Aku hanya punya itu, jadi diamlah!” jawabku yang langsung
meninggalkannya.

Xxxxx

Anda mungkin juga menyukai