Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Lingkup
Asuhan Kebidanan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita Lingkup Asuhan Kehamilan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
D. Manfaat .............................................................................................. 1

BAB II Pembahasan
A. Asuhan Kebidanan ........................................................................... 2
B. Sejarah Asuhan Kehamilan ............................................................. 2
C. Lingkup Asuhan Kehamilan ............................................................ 2
D. Prinsip – Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan ................................. 3

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................. 9
Daftar Pustaka .................................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ruang lingkup kebidanan, seperti permasalahan kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, keluarga berencana kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan
masyarakat sangat diperlukan seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-
masalah tersebut. Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang bersifat khusus berupa asuhan
kebidanan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggungjawab bidan dalam
pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki butuhan dan atau masalah kebidanan
(kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita,
dan pelayanan kesehatan masyarakat).
Di dalam penulisan makalah ini, penulis menjabarkan tentang asuhan kebidanan yang
penulis khususkan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas. Sehingga makalah ini dapat
dijadikan sebagai acuan belajar baik untuk penulis maupun orang lain.

B. Tujuan
Mengetahui definisi asuhan kebidanan (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas) dan macam-macam
asuhan kebidanan. Tujuan asuhan kebidanan yaitu:
1. Menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi
2. Mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan
dan keluarganya dengan menunjukkan rasa percaya diri.
3. Dapat mengetahui Lingkup Ausan Kehamilan

B. Rumusan Masalah
Apa sajakah lingkup asuhan kehamilan

D. Manfaat
Mengerti definisi asuhan kebidanan secara umum dan asuhan kebidanan secara khusus
beserta tujuannya serta dapat dipelajari dan diterapkan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien (Depkes, 1996:3).
Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik
berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa
prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan upaya
promotif, preventative dan rahabilitatif baik secara individu, keluarga, kelompok masyarakat
sesuai wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan (Sumarto, 1995 : 16).
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu kebidanan pada wanita
sesuai wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.

C. Sejarah Asuhan Kehamilan


Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan secara
umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya
peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan
munculnya safe motherhood dan making pregnancy safer.
D. Lingkup Asuhan Kehamilan
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi
kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah
adanya komplikasi kehamilan
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil,bidan harus memberikan pelayanan secara
komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi:
1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2) Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3) Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri(TFU)/Posisi/Presentasi dan
penurunan janin.
4) Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul.
5) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janindengan feteskope/pinard
dan gerakan janin dengan palpasi.
6) Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir(HPL)
7) Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
9) Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.
10) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan. Hiperemesis gravidarum tingkat
I, abortus iminen dan preklampsia ringan.
11) Menjelaskan dan mendemostrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
12) Memberi imunisasi.
13) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya termasuk rujukan tepat
pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB, dan hipertensi, perdarahan
pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat,
gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW, Persangkaan Polihidramnion,
Diabetes Melitus, kelainan kongenital, hasil laboraturium abnormal, kelainan letak janin, infeksi
ibu hamil seperti infeksi menular seksual, vaginitis, infeksi saluran kencing.
14) Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
15) Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,
keamanan, merokok.
16) Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.
E. Prinsip-Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi
proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita.
Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan
ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan
kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap
negatif dan banyak mengkritik.
3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka
memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan
manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka
memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu
keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan
ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab
test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin.
Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang
dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan
yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan.
Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan
bidan. Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti
ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

a. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual
dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan
mengalami kehamilan. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan
diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada fisik dan mentalnya.
Semua perubahan fisik pada ibu mengakibatkan terjainya perubahan psikis berupa rasa
tidak percaya diri terhadap penampilan dirinya. Pada masa ini, ada ibu yang ,merasa enggan
berpergian, bahkan ada yang sampai menarik diri dari aktivitas kehidupan social sebagai seorang
ibu. Untuk mengantisipasi supaya dampak-dampak negative seperti yang dipaparkan di atas tidak
terjadi terlalu berat pada ibu, dan untuk mengantisipasi supaya persalinan berlangsung aman dan
tidak terjadi trauma terlalu berat, baik terhadap ibu maupun janin, ibu hamil perlu diberi asuhan
kehamilan.
Semakin bertambah usia kehamilan, akan mengakibatkan bentuk tubuh ibu berubah yang
semula langsing menjadi tidak langsing lagi. Buah dada mulai membesar, pembulih-pembuluh
darah pada perut tampak biru, perut semakin menonjol kedepan.
Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan
kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.
b. Tujuan
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetric selama kehamilan
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puer perium normal,
dan merawat anak secara fisik, psikologis, dan social.

Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :
1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang
normal.
2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang
diperlukan.
3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan
keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan
adanya komplikasi.

c. Langkah langkah
Proses manajemen kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yang harus
dilaksanakan secara brurutan,dan secara periodic perlu di ulang-ulang sesuai dengan kondisi ibu
hamil yang diberi asuhan.Penerapan 7 langkah manajemen menurut varney dalam member
asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data dasar


Jenis data yang dikumpulkan adalah :
a. Data Subjektif terdiri dari :
1) Biodata ibu dan suami
2) Alasan ibu memeriksakan diri
3) Riwayat kehamilan sekarang
4) Riwayat kebidanan yang lalu
5) Riwayat menstruasi
6) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
7) Riwayat kesehatan
8) Riwayat bio-psikososial-spiritual
9) Pengatahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
b. Data objektif terdiri dari:
1) Hasil pemeriksaan umum (tinggi badan,berat badan,lingkar lengan,suhu,nadi,tekanan
darah,pernafasan)
2) Hasil pemeriksaan kepala dan leher
3) Hasil pemeriksaan tangan dan kaki
4) Hasil pemeriksaan payudara
5) Hasil pemeriksaan abdomen
6) Hasil pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
7) Hasil pemeriksaan darah dan urine

2. Menginterpretasikan atau menganalisis data


Pada langkah ini data subjektif dan data objektif yang dikaji di analisis menggunakan teiri
fisiologis dan patologis sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan
itu pada saat diberi asuhan termasuk teori tatang kebutuhan fisik dan psikologis ibu hamil.Hasil
analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusab diagnosis kehamilan.
Selanjutnya rumuskan masalah yang terjadi sesuai dengan kondisi ibu saat diberi asuhan.
Masalah juga merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis
kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilan.
3. Merumuskan diagnosis atau masalah potensial, dan tindakan segera sebagai antisipasinya
Menetapkan perlunya tindakan segera dan melaksanakannya berdasarkan masalah
potensial yang dirumuskannya. Tindakan segera bisa meruapakan interfensi langsung oleh bidan
maupun kolaborasi dengan profesi lain.
4. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi
klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut
dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah
lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan
segera sementara yang lain harus menunggu
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh mengacu pada diagnosis, masalah asuhan serta
kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi client.
Sebagai contoh memberikan penyuluhan kepada ibu terhadap kebutuhan ibu hamil.
6. Melaksanakan asuhan sesuai perencanaan secara efisien dan aman
Pelaksanaan rencana asuhan bias dilaksanakan oleh bidan langsung, bias juga dengan
memperdayakan ibu. Misalnya pada rencana asuhan. Diatas, setelah ibu mendapat layanan
konseling dari biadan tentang cara menghindarkan diri dari kontak dengan asap rokok, dibuat
kesepakatan tentang cara/tindakan yang digunakan. Setelah ibu melaksanakan hasilnya
dievaluasi oleh bidan.
7. Melaksanakan evaluasi terhadap rencana asuhan yang dilaksanakan.
Evaluasi ditunjukan terhadap efektifitas interfensi tentang kemuingkinan pemecahan
masalah, mengacu pada perbaikan kondisi, kesehatan ibu dan janin. Evaluasi mencangkup
jangka pendek, yaitu sesaat setelah interfensi dilakasanakan, dan jangka pendek, yaitu
menungu proses sampai kunjungan berikutnya/kunjungan ulang.

d. Konsep dasar
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan,
a) Satu kali pada triwulan pertama
b) Satu kali pada triwulan kedua
c) Dua kali pada triwulan ketiga
d) Pelayanan atau asuhan standar minimaltermasuk “7T”:
1. Timbang berat badan
2. Ukur (Tekanan) darah
3. Ukur (Tinggi) fundus uteri
4. Pembeian imunisaasi (Tetanus Tiksoid) TT lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan atau asuhan antenatal inihanya dapat diberikanoleh tenaga kesehatan
professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.

e. Refocusing Asuhan Kehamilan


Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu
sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, infeksi
dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau menangani
setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen
penting dalam ANC seperti : mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi
tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi & penanganan awal terhadap anemia.
Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk
menurunkan angka kematian maternal & perinatal.

d. Fokus lama ANC :


1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk
mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di bawah usia
36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah resiko/komplikasi

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa

1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu
yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan
bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang
diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi,
sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian
menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko
tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah
mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang
dapat dilakukannya.

Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil beresiko
mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap bumil harus mempunyai
akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu
diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap
wanita hamil.

e. Isi Refocusing ANC


Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas kesehatan
yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial
untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman
sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah
dan merespon dengan tepat.
2. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini,
menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi,
transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri
sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk
membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC,
IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS
akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan
yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat,
penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal
setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan
pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada
bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual
dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan
mengalami kehamilan.
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi
kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah
adanya komplikasi kehamilan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social bagi ibu dan keluarga
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan
dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

B. SARAN
Sebaiknya tenaga kesehatan melakukan asuhan kebidanan dengan benar, hati- hati dan
teliti. Ini dikarenakan kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan dampak bagi ibu dan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani, Dwiana. 2008. Konsep Kebidanan.Yogyakarta: Fitramaya
Runjati, M.Mid. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai