PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peran yang besar dalam pembangunan suatu bangsa. Fungsi dari pendidikan dalam
dan teknologi (IPTEK) penyiapan tenaga kerja, dan peningkatan etika dan
moralitas.
yaitu input (masukan peserta didik) yang diproses dalam suatu sistem pendidikan
diharapkan dapat siap memasuki lapangan kerja. Teori tersebut didukung oleh
1
2
(a) bekerja sesuai dengan bidang keahliannya, (b) tengggang waktu mendapat kerja
setelah lulus maksimal satu tahun, (c) keterserapan lulusan dalam periode dua tahun
setelah lulus minimal 75%, dan (d) jumlah lulusan yang mampu menciptakan
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, dengan
tujuan meningkatkan kualitas serta daya saing SDM di Indonesia baik tingkat
akses luas untuk melakukan PKL serta mendorong BUMN untuk menyerap tenaga
kerja lulusan SMK. SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan telah
ditunjukkan dengan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang
menyatakan bahwa jumlah pengangguran terbuka per Februari 2016 mencapai 7,02
juta orang atau 5,5 persen. Masih dalam BPS, berdasarkan taraf pendidikannya,
presentase 9,84 persen, meningkat dari 9,05 persen. Angka pengangguran di SMK
per Februari 2016 tercatat sebanyak 1,34 juta jiwa. Data tersebut diperkuat dengan
keterserapan tenaga kerja lulusan SMK masih belum maksimal. Di provinsi Jawa
Timur sendiri angka keterserapan kerja siswa SMK sebanyak 64,7% per tahunnya
(http://suryamalang.tribunnews.com).
keterserapan lulusan SMK menjadi salah satu kelemahan SMK. SMK belum
sepenuhnya mampu mencetak tenaga kerja siap pakai untuk pihak industri. Masih
rendahnya kompetensi yang dimiliki siswa SMK, sarana penunjang kegiatan belajar
di SMK yang masih kurang, waktu praktik yang masih kurang, serta ketidak
Callan (2003) dan Clarke (2007), dunia pendidikan memandang bahwa lulusan
yang memiliki kompetensi tinggi adalah mereka yang lulus dengan nilai tinggi
dalam waktu yang cepat, sedangkan dunia industri menginginkan lulusan yang
berkompetensi tinggi yakni memiliki kemampuan teknis dan sikap yang baik.
4
Karena berbagai hal yang telah dijabarkan sebelumnya, membuat mutu lulusan
kesiapan kerja lulusan. Menurut Utami (2013), kesiapan kerja merujuk pada tingkat
pengalaman serta adanya kemauan untuk siap melaksanakan suatu pekerjaan atau
kegiatan (Slameto, 2010:113). Kesiapan kerja sangat penting dimiliki lulusan SMK
Menurut penelitian Sari (2012) kesiapan kerja siswa SMK dipengaruhi oleh
beberapa faktor: (a) pengalaman saat praktik luar (PKL), (b) bimbingan vokasional,
(c) motivasi belajar, (d) latar belakang ekonomi orang tua, (e) prestasi belajar
sebelumnya, dan (f) informasi pekerjaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Farida
SMK antara lain: (a) pribadi siswa dan guru yang meliputi taraf intelegensi, sifat-
sifat, strategi mengajar dan minat; (b) On the job training meliputi dunia industri
dan sekolah, kegiatan industri dan bakat khusus; dan (c) kurikulum yang meliputi
(2012), ada tiga faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK, yakni (1)
potensi yang dimili oleh siswa seperti variabel motivasi belajar, ekspektasi masuk
dunia kerja, pengetahuan dan wawasan, kecerdasan, sikap dan sifat-sifat pribadi
(keyakinan diri); (2) faktor kepribadian siswa seperti kondisi fisik, mental,
emosional, kebutuhan, motif dan tujuan, kecakapan, bakat dan minat; serta (3)
5
mendukung kesiapan kerja siswa SMK dari beberapa penelitian diatas seperti hasil
belajar yang diperoleh siswa di kelas, keyakinan diri (efikasi diri) serta pengalaman
yang didapat saat di Industri akan dijadikan faktor-faktor pendukung kesiapan kerja
kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan
dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja. Penguasaan pada komponen ini
berbagai Program Keahlian. Salah satu paket keahlian yang ada di SMK adalah
Paket Keahlian Otomotif yang memiliki tiga paket keahlian yakni: Teknik
Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Perbaikan Bodi Otomotif serta
Teknik Alat Berat (Dispendik). Pada Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
memiliki beberapa mata pelajaran seperti pada Tabel 1.1 di bawah ini:
6
Tabel 1.1 Mata Pelajaran pada Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Mata Pelajaran
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya
8. Prakarya dan Kewirausahaan
9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10. Fisika
11. Kimia
12. Gambar Teknik
C2. Dasar Program Keahlian
12. Teknologi Dasar Otomotif
13. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
14. Teknik Listrik Dasar Otomotif
15. Simulasi Digital
C3. Paket Keahlian
16. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
17. Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan
18. Pemeliharaan Listrik Kendaraan Ringan
(Sumber: luk.staff.ugm.ac.id/.../Permendikbud70-2013KD-StrukturKurikulum-SMK-
MAK.pdf)
Gambar Teknik. Pada C2 Dasar Program Keahlian yang terdiri dari 4 mata
pelajaran: (1) Teknologi Dasar Otomotif; (2) Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif; dan
(3) Teknik Listrik Dasar Otomotif dan (4) Simulasi Digital. Pada kelompok C3
Paket Keahlian yang terdiri dari 3 mata pelajaran: (1) Pemeliharaan Mesin
Ringan; dan (3) Pemeliharaan Listrik Kendaraan Ringan merupakan mata pelajaran
praktik kejuruan.
merupakan salah satu indikator dari kesiapan kerja siswa. Dengan penguasaan
materi dan praktik yang tinggi, individu akan lebih siap dalam melaksanakan suatu
(Mu’ayanti, 2014:333) dijelaskan jika rata-rata nilai mata diklat produktif tinggi,
maka kesiapan kerja juga tinggi karena siswa sudah memiliki bekal akademik untuk
melakukan pekerjaan. Senada dengan penelitian diatas, jika siswa sudah menguasai
kompetensi pada bidang tertentu, maka akan menimbulkan kepercayaan diri bagi
Selain harus memiliki kemampuan kompetensi yang baik, dunia kerja erat
keseriusan dan kemampuan khusus. Salah satu kemampuan khusus tersebut adalah
calon pekerja harus memiliki kemampuan dan kesiapan mental yang baik.
Seseorang harus memiliki efikasi diri (self afficacy) atau keyakinan terhadap
melakukan suatu tugas secara sukses seperti yang diharapkan (Widyarini, 2009:25).
Efikasi diri bagi siswa SMK sangat diperlukan untuk beradaptasi di lingkungan
dunia kerja karena akan menambah keyakinan atau rasa percaya diri ketika
dan Yuwanto, 2013) mengungkapkan bahwa semakin tinggi efikasi diri yang
8
dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula kesiapan kerja orang tersebut. Begitu
juga sebaliknya. Jika siswa memiliki efikasi diri yang rendah, maka akan rendah
yang diperoleh di sekolah saja belum cukup bagi siswa untuk bekal menuju dunia
kerja. Para lulusan SMK diharapkan dapat memiliki kualifikasi yang sesuai dengan
standarisasi dunia kerja. Oleh karena itu, disamping pembelajaran teoritis, juga
atau disebut juga Praktik Kerja Lapangan (PKL). Program Kerja Lapangan
mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap
Dengan adanya program Praktik Kerja Lapangan maka siswa akan memiliki
memasuki dunia kerja. Hasil penelitian dari Valid (2013) dan Idkhan (2016)
Industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI. Selain itu didukung dari hasil
signifikan antara hasil praktik kerja industri dengan kesiapan kerja siswa SMK.
9
Sehigga dapat dikatakan makin baik hasil praktik kerja industri maka semakin baik
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa
SMK di Kota Malang yang memiliki paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan dan
berikut: 1) nilai mapel produktif yang bersifat teoritik masih rendah (baik nilai
rendah di bawah Standart Kompetensi Minimum maupun lebih rendah dari pada
nilai praktik), 2) nilai teoritik mapel produktif yang rendah ada pada kompetensi
produktif praktik, yang memiliki nilai terendah ada pata mata pelajaran
memiliki nilai yang rendah seperti kompetensi yang berhubungan dengan sistem
perencanaan PKL masih belum tersatandar dilihat dari masih belum adanya standart
kompetensi yang diinginkan antara sekolah dan pihak industri, 6) kompetensi yang
diajarkan pada siswa di sekolah hanya mengacu pada silabus, tanpa adanya campur
tangan dari industri, padahal saat melakukan PKL, siswa secara otomatis harus
selama ini belum terstandarisasi, siswa PKL hanya membantu pekerjaan yang ada
(Nilai PKL yang diberikan oleh industri belum terukur secara kompetensi).
10
menunjang kesiapan kerja lulusan SMK. Pelaksanaan PKL yang baik akan
adanya kegiatan PKL akan meningkatkan pemahaman siswa tentang dunia kerja.
selain itu setelah melaksanakan PKL keterampilan profesional siswa dan tingkat
kesadaran sikap profesional juga akan meningkat (Sukanti, 2005). Siswa yang telah
pilihan-pilihan yang lebih tepat jika dibandingkan dengan orang-orang yang tidak
memiliki informasi yang cukup memadai. Siswa yang melaksanakan PKL akan
PKL. Seperti pada penelitian Nurharjadmo (2008) dan Putriatama (2014) yang
keterbatasan dana yang dimiliki pihak sekolah, hambatan yang bersumber dari
siswa seperti kurangnya keseriusan siswa dalam melaksanakan PKL, masih belum
jelasnya kompetensi yang harus dicapai siswa selama program PKL, tempat PKL
yang masih belum sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai siswa serta
minimnya bimbingan baik dari guru maupun tempat industri. hal-hal tersebut
lulusan siswa SMK, namun sayangnya masih belum terlihat efektivitas pelaksanaan
merupakan program yang akan selalu dilaksanakan di SMK maka perlu kiranya
kesimpulan bahwa siswa SMK masih belum sepenuhnya memiliki kesiapan kerja
karena ada beberapa faktor seperti prestasi belajar dan kegiatan PKL yang belum
pelajaran produktif, efikasi diri, dan nilai PKL memililiki peran yang penting dalam
kesiapan kerja siswa SMK. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengkaji tentang:
“Kontribusi Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif dan Efikasi Diri terhadap Nilai
Praktik Kerja Lapangan serta dampaknya pada Kesiapan Kerja Siswa SMK
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada kontribusi yang signifikan antara nilai hasil belajar mata
pelajaran produktif terhadap Nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada siswa
2. Apakah ada kontribusi yang signifikan antara efikasi diri terhadap nilai
Praktik Kerja Lapangan pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik Kendaraan
3. Apakah ada kontribusi yang signifikan secara simultan antara nilai hasil
belajar mata pelajaran produktif dan efikasi diri terhadap nilai Praktik Kerja
12
Lapangan (PKL) pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
di Kota Malang?
4. Apakah ada kontribusi yang signifikan antara nilai hasil belajar mata
pelajaran produktif terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK Paket Keahlian
5. Apakah ada kontribusi yang signifikan antara efikasi diri terhadap kesiapan
kerja pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota
Malang?
6. Apakah ada kontribusi yang signifikan antara nilai Praktik Kerja Lapangan
(PKL) terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik
7. Apakah ada kontribusi yang signifikan secara simultan antara hasil belajar
mata pelajaran produktif, efikasi diri, dan nilai PKL terhadap kesiapan kerja
pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Malang?
C. Hipotesis Penelitian
1. Ada kontribusi yang signifikan antara nilai hasil belajar mata pelajaran
produktif terhadap Nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada siswa SMK
2. Ada kontribusi yang signifikan antara efikasi diri terhadap nilai Praktik
Kerja Lapangan pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
di Kota Malang.
13
3. Ada kontribusi yang signifikan secara simultan antara nilai hasil belajar
mata pelajaran produktif dan efikasi diri terhadap nilai Praktik Kerja
4. Ada kontribusi yang signifikan antara nilai hasil belajar mata pelajaran
produktif terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik
5. Ada kontribusi yang signifikan antara efikasi diri terhadap kesiapan kerja
pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Malang.
6. Ada kontribusi yang signifikan antara nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL)
terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK Paket Keahlian Teknik Kendaraan
7. Ada kontribusi yang signifikan secara simultan antara hasil belajar mata
pelajaran produktif, efikasi diri, dan nilai PKL terhadap kesiapan kerja pada
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi SMK
yang terkait dengan peningkatan kesiapan kerja siswa dalam hal peningkatan
hasil belajar mata pelajaran produktif dan kinerja siswa dalam melaksanakan
3. Bagi Siswa
Sebagai tolok ukur capaian siswa terkait dengan hasil belajar mata pelajaran
Sebagai bahan masukan untuk ikut serta meningkatkan kesiapan kerja siswa
SMK dalam memasuki dunia usaha dan dunia industri dengan cara
Sebagai bahan rujukan untuk studi lanjutan bagi para peneliti yang tertarik
dengan masalah yang sama serta pemilihan variabel-variabel lain yang dapat
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi lokasi, subyek penelitian dan
1. Lokasi
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SMK kelas XI paket Keahlian Teknik
3. Variabel penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar mata
b. Variabel Intervening
Variabel intervening pada penelitian ini adalah hasil nilai Praktik Kerja
Lapangan.
c. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja siswa SMK
1. Lingkup penelitian ini hanya terbatas pada SMK di wilayah Kota Malang,
dengan menggunakan angket. Angket yang disebarkan dan diisi oleh siswa
3. Hasil belajar mata pelajaran produktif dan hasil Praktik Kerja Lapangan
(PKL) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai siswa atas materi
produktif Teknik Kendaraan Ringan saat semester 1-2 (simdig, gamtek, TDO,
PDTO dan TLDO), serta nilai dari industri tempat PKL setelah siswa
menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan. Nilai PKL yang didapat dari tempat
F. Definisi Operasional
terhadap topik yang diteliti, maka dapat dirumuskan definisi operasional variabel
pada penelitian ini. Penjelasan dari definisi variabel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Nilai hasil belajar mata pelajaran produktif merupakan catatan nilai kelompok
mata diklat produktif yang dimiliki siswa selama belajar di SMK yang
menjadi dasar penguasaan pendidikan dan pelatihan. Nilai hasil belajar mata
pelajaran Produktif diambil dari nilai rapot siswa mulai semester 1 sampai
yakni Gambar Teknik, serta C2 Dasar Program Keahlian, yang terdiri dari:
2. Efikasi Diri
permasalahan atau tugas sesuai dengan harapan dan tujuan. Dalam penelitian
ini indikator yang digunakan untuk mengukur efikasi diri adalah: (1)
yang muncul, 3) keyakinan diri terkait dengan bidang atau tugas pekerjaan
Nilai PKL merupakan catatan nilai yang didapat siswa setelah melakukan
program Praktik Kerja Lapangan di Industri. Nilai PKL siswa didapat dari
penilaian pihak Industri atau saat siswa telah melakakukan program Praktik
Kerja Lapangan.
4. Kesiapan Kerja
diguankan dalam kesiapan kerja siswa diantaranya (1) aspek psikologis atau
mental siswa, (2) aspek pengetahuan yang dimiliki siswa, baik pengetahuan
digelutinya, serta (3) aspek keterampilan yang dimiliki siswa. Data kesiapan