MODUL PRAKTIKUM
Disusun:
30
58 56
56
Saklar Jauh dekat
30
56a 56b
Saklar Utama
58 Lampu Kepala 58
31
Gambar 1. Skema Sistem Lampu kepala dan Lampu Kota serta soketnya
3
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
Relay
58 56
ACCU
Gambar 2. Skema Sistem Lampu kepala dan Lampu Kota dengan dua Relay
4
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
Dengan menggunakan metode gambar yang lain, dapat digambar sebagai berikut :
30
Saklar Utama
58
31
Gambar 3. Skema Sistem Lampu kepala dan Lampu Kota dengan dua Relay
5
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
30
10A
56 58 15A 15A
Saklar Jauh
Dekat/ 56
Dimmer
Switch
56a 56b
30 Saklar Utama
86 30 86 30 86 30
R1 R2 R3
85 87 87a 85 87 85 87
Lampu Kepala 58
(Head Lamp)
31
30
40A
56 58
86 30
85 87
30
56
Dimmer 86 30
56a 56b 85 87
56a
56b
Lampu Kepala 58
10A 10A
58
31
15 15 30 L R
49(B)
Flasher 49a(L)
31(E)
49a
L R
Lampu Sein
(Turn Signal)
40A
30
15A
15(IG)
Turn Signal
Kunci Switch
Kontak
30
4 1 5 6
+B IG EL ER Turn Signal
EHW LL LR GND Flasher
8 3 2 7
to Door
Control
Receiver
Lampu Sein
(Turn Signal)
Hazard
Warning Kiri (L) Kanan(R)
Switch
31
30
Sekring C
Sekring
Kunci Kontak
15 L
M
H
Saklar
30 C Thermostat
Percepatan Blower
C F
C L M H 86 30 K
Motor
Blower M T M
Evaporator 85 87 31
31 C Kopling 31 Motor
Relay Magnet
Relay Fan
Saklar Thermostat Kompre
15 Konden
Blower sor sor
Lampu Kontrol
31
31
FUSE FUSE
UNLOCK
LOCK
LOCK
UNLOCK
Ke
Kunci
Kontak Remote Red
Control
Komponen Black
Terminal
(Junction Door Control Relay
Connector)
Lock Unlock
Unlock
Lock
Unlock
Ket. Door Solenoid ini Door Lock Assembly
bisa dipakai s.d. 4 pintu Posisinya pada
Pintu Pengemudi
Lock
31
31
15A
Ignition Switch
Lock
15A
Unlock
Unlock
3
Lock
Unlock
Transponder
5 4
Lock
Key ECU
Door Control Relay Junction
Connector (ke
Motor Control)
Turn Signal Flasher
Unlock
Transponder Key
Warning
LB
Interior Light
SW
Horn Relay
System
LB G P
Junction
Connector
1 2 5 11 7 5 6 1 9 10 10
LKS UKS DCR CRL DCS IMD CHR HRN B+ KEY IG1
E1 IND HS
Left Kick
Panel Door Control Receiver Open
Connector
Engine Hood
Courtesy
Switch
Left Feeder
Apron
B A
KETERANGAN :
Default Condition
1&2 ; 4&5 = NC
2 3 4 5
1&3 ; 3&5 = NO 1
KETERANGAN : KETERANGAN :
Bila Tekan A : Bila Tekan B :
1 & 3 = NC 3 & 5 = NC
4 & 5 = Tetap (NC) 1 & 2 = Tetap (NC)
Ket.
53a = Low speed
31 53b = High speed
31= Negatif
15 = Ignition
E F L R S B
Keterangan :
Sistem Starter
o Carakerja rangkaian.
Saat Starter switch di tekan ataupun diputar, maka arus akan masuk ke solenoid
switch, kemudian arus besar positif pada terminal B dan terminal M akan tersambung
oleh karena bergesernya plat yang diakibatkan terjadinya fluks magnet pada
batangnya, sehingga arus akan masuk ke motor starter, dan rotornya akan berputar
menghasilkan torsi untuk memutar mesin mobil.
21
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
Keterangan :
1 Rumah bagian belakang 6 Stator
2. Plat dudukan dioda 7 Rotor
3. Diode daya 8 Kipas
4. Diode arus medan 9 Puly
5. Regulator Elektronik 10 Rumah bagian depan
IG N F
E L B
Soket Kabel
Keterangan gambar:
Keempat kabel (soket) dihubungkan dengan alternator di sepanjang rangkaian
kelistrikan.
1. B : adalah kabel output alternator yang mensuplai langsung ke baterai.
2. IG : Ignition adalah indicator kontak yang ada di alternator.
3. S : digunakan oleh regulator untuk mengatur arus pengisian ke baterai.
4. L : adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indicator lampu ( CHG).
CARA KERJA
B. Cara kerja sistem pengisian saat kunci kontak on mesin hidup pada
kecepatan sedang :
a. Tegangan netral
Terminal N alternator → terminal N regulator → magnet coil dari voltage
relay → terminal E regulator → massa body. Akibatnya pada magnet coil dari voltage
relay akan terjadi kemagnetan dan dapat menarik titik kontak Po dan P1 dan selanjutnya
Po akan bersatu dengan P2 dengan demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
b. Tegangan yang keluar ( output voltage )
28
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
d. Output current
Terminal B alternator → baterai dan beban → massa body.
Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal
regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet pada
inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari
titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R,
akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali menempel ke kontak PL1,
arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi kontak PL0 lepas kembali
demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi putus hubung antara kontak PL0
dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt.
Terminal D e f i n i t i o n
IGNITION
1 Ignition coil, ignition distributor, low voltage
Ignition distributor with two separate electrical circuits
1a to ignition contact breaker I
1b to ignition contact breaker II
2 short-circuit terminal (magneto ignition)
4 Ignition coil, ignition distributor, high voltage
Ignition distributor with two separate electrical circuits
4a from ignition coil I, terminal 4
4b from ignition coil II, terminal 4
Switched + downstream of battery
15
(output of ignition/driving switch)
15a Output at dropping resistor to ignition coil and starter
GLOW PLUG AND STARTER SWITCH
17 Start
19 Preheat
BATTERY
30 input from + battery terminal, direct
input from + terminal of battery II
30a
(12/24 V series-parallel battery switch)
31 Return line to battery - battery terminal or ground, direct
Return ine to negative battery terminal or ground, via switch or relay
31b
(switched negative)
(12/24 V series-parallel battery)
31a Return line to - terminal of battery II
31c Return line to - terminal of battery I
ELECTRIC MOTORS
Return line
32
(Polarity reversal possible at terminals 32-33)
Main terminal connection
33
(Polarity reversal possible at terminals 32-33)
33a Self-parking switch-off
33b Shunt field
33f For second lower-speed range
33g For third lower-speed range
31
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
WIPER MOTOR
53 Wiper motor, input (+)
32
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
71 Input
71a Output to horns 1 & 2, low
71b Output to horns 1 & 2, high
72 Alarm switch (rotating beacon)
INTERIOR
75 Radio, cigarette lighter
76 Speaker
77 Door-valve control/td>
SWITCHES
Break-contact and changeover switches
81 Input
81a 1st output, break side
81b 2nd output, break side
Make-contact switches
82 Input
82a 1st output
82b 2nd output
82z 1st input
82y 2nd input
Multiple-position switches
83 Input
83a Output, position 1
83b Output, position 2
83L Output, left-hand position
83R Output, right-hand position
CURRENT RELAY
84 Input, actuator and relay contact
84a Output, actuator
84b Output, relay contact
SWITCHING RELAY
85 Output, actuator (end of winding to ground or negative)
86 Start of winding
86a Start of winding or 1st winding
86b Winding tap or 2nd winding
87 Input
87a 1st output (break side)
87b 2nd output
87c 3rd output
87z 1st input
87y 2nd input
87x 3rd input
Relay contact for make contact
88 Input
Relay contact for make and changeover contacts (make side)
88a 1st output
88b 2nd output
88c 3rd output
Relay contact for make contact
88z 1st input
88y 2nd input
88x 3rd input
Injeksi Mesin
Keterangan :
Pada dasarnya prinsip kerja sistem injeksi bensin dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
Pada sistem injeksi bensin, bahan bakar bersirkulasi dari tangki → pompa →
Filter →Pipa pembagi → Injektor → Regulator tekanan → Saluran pengembali →
kembali ke tangki. Selama proses ini berlangsung bahan bakar yang disemprotkan oleh
injector hanya 10%, sementara 90% lainnya hanya bersirkulasi saja. Tekanan bahan
bakar selama berproses berkisar antara 2,5 bar-3,5 bar. Tekanan ini fluktuativ
37
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
tergantung dari kondisi kevakuman pada intake manifold. Secara sederhana proses
perubahan tekanan itu sebagai berikut.
1. Pada putaran idle tekanan bahan bakar 2,5 bar, karena kebutuhan bahan bakar
pada posisi ini sedikit, sehingga tekanan dikondisikan rendah. Prosesnya
adalah kevakuman pada intake manifold besar, mengakibatkan menarik
membrane pada regulator melawan pegas akibatnya saluran pengembali
terbuka lebar sehingga tekanan jadi turun.
2. Pada putaran menengah tekanan ±3 bar, pada posisi ini kebutuhan bahan bakar
yang dikonsumsi mesin agak sedikit bertambah dengan asumsi tersebut maka
tekanan bahan bakar dinaikkan, dengan cara sebagai berikut: pada posisi ini
katub gas setengah terbuka sehingga kevakuman pada intake manifold sedikit
berkurang akibatnya membrane pada regulator tertarik sedikit saluran
pengembali sedikit menyempit dan tekanan bahan bakar sedikit naik.
3. Mobil beban penuh tekanan bahan bakar 3,5 bar. Pada posisi ini dibutuhkan
bahan bakar maksimum, oleh karena itu tekanan juga dibuat maksimum, jika
mobil beban penuh maka tekanan kevakuman pada intake manifold nol
akibatnya membrane sama sekali tidak tertarik kevakuman, akibatnya tekanan
bahan bakar berada pada posisi maksimum.
4. Kendaraan pada posisi deselerasi/jalan turun. Tekanan bahan bakar 1 bar, pada
posisi ini hanya dibutuhkan bahanbakar sebagai persiapan saja, karena jalan
turun katub gas tertutup akan tetapi putaran mesin tinggi, akibatnya kevakuman
pada intake manifold sangat tinggi, sehingga membrane pada posisi tertarik
penuh, saluran pengembali terbuka maksimal, tekanan bahan bakar secara
otomatis juga turun maksimal.
Sistem elektronika/kelistrikan.
memeritahkan apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi keadaan yang sedang
kita alami, apakah harus berteriak, berlari, melambai dan lain-lain, pada sistem injeksi
yang berfungsi sebagai tangan, mulut, kaki, adalah injector, sistem pengapian, dan isc,
komponen ini disebut actuator.
1. Posisi idle
Sensor yang berfungsi adalah :
4. Posisi decelerasi
Sensor yang berfungsi adalah
Sensor putaran (rpm sensor)………. tinggi.
Sensor penimbang udara (map sensor)……… sedikit.
Tps sensor………… tertutup.
ECT sensor………… temperature bekerja.
Dari kondisi diatas maka ECU akan bereaksi untuk;
Injektor dibuka kira-kira 0 ms (tidak dibuka sama sekali).
Bahan Bakar
Udara
Mixture
Intake Tube
Ruang Bakar
41
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
K-JETRONIK
Komponen
1. Tangki bensin 8. Auxilary air valve
2. Pompa bensin 9. Injektor start dingin
3. Akumulator 10. Switch start dingin
4. Filter bensin 11. Baterai
5. Air flow & Fuel ditributor 12. Kunci kontak
5.1. Pengukur udara (Air flow) 13. Distributor
5.2. Pembagi bahan bakar (Fuel distributor) 14. Relai pompa bensin
6. Injektor 15. Katup gas (Throttle)
7. Regulator panas mesin
L-JETRONIK
PENYEMPURNAAN
CAMPURAN
Supplementary Air
Device (SAD)
Cold Start Injector
SALURAN UDARA
Air Filter
Air Flow Sensor
Throttle Valve
43
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
Electronic
Info Control Unit
• Udara
• Temperature
• Rpm
Engine
(Mesin) Pressure
Regulator Fuel
Fuel
Injector Filter
Pump
Pompa menghisap dan menekan bahan bakar dari tangki sampai Distribution
Pipe. Untuk memberikan tekanan yang sama kesetiap injector, tekanan pada
Distribution Pipe diatur oleh Pressure Regulator dan selanjutnya sebagian bahan bakar
akan kembali ke tangki. Beberapa sensor memberi isyarat bekerjanya mesin, isyarat
dari sensor-sensor ini diproses didalam ECU yang selanjutnya ECU akan memberikan
pulsa kesetiap injector.
Komponen L-Jetronik
Keterangan :
Fuel Pump
1. Discharge Valve : Bekerja diatas tekanan 5 kg/cm2 bahan bakar akan bersirkulasi
didalam pompa.
2. Check Valve : Bekerja pada saat mesin mati, sehingga bahan bakar yang
berada pada sistem tidak kembali ke tangki lagi.
Seperti pada gambar dibawah ini, bila mesin di start (posisi IG s/w pada ST),
arus listrik akan mengalir dari terminal ST kunci kontak ke kumparan (coil) L2 pada
circuit opening relay, selanjutnya arus akan mengalir ke pompa bahan bakar. Pada saat
yang sama, measuring plate pada air flow meter akan terbuka karena tekanan udara
yang masuk, dan fuel pump switch yang ada didalam air flow meter akan tertutup (ON),
sebagai akibatnya arus mengalir ke kumparan L1. Circuit opening relay ini akan tetap
ON selama masih hidup.
Tachymetric Relay
Relay bekerja setelah mendapat informasi kelistrikan dari coil primer dan relay akan
mengirim positif ke :
Fuel Filter
Pulsa damper
Tekanan bahan bakar bervariasi pada L-Jetronik diredam oleh dan pipa
distribution. Pulsa damper dapat menghilangkan tekanan yang bervariasi akibat dari
bukaan pressure regulator dan penyemprotan injector.
Terdiri dari :
1. Diafraghma
2. Pegas
Pressure Regulator
1. In put
2. Out put
3. Valve plate
4. Valve holder
5. Diafraghma
6. Spring
7. Vacuum connection
INJECTOR
Keterangan :
1. Filter
2. Solenoid winding
3. Solenoid armatureSpring
4. Needle valve
5. Electrical connection
Gambar 50. Injektor
Keterangan :
1. Compensating flap
2. Sensing flap
3. Damping chamber
4. Air temperature sensor
5. Saluran idle
6. Idle mixture adjustment
7. Electrical contacts
Air flow sensor berfungsi mengukur jumlah udara yang masuk kedalam inlet
manifold sesuai dengan beban mesin dan memberikan isyarat ke ECU untuk mengatur
jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan melalui injector. Connector air flow
sensor mempunyai 5 pin.
Flap sensor compensasi dipasang pada ujung damper yang berfungsi untuk
mencegah udara balik. Air temperature sensor dihubungkan secara pararel dengan
kelistrikan air flow sensor yang memberikan informasi mengenai temperature udara
yang mengalir ke dalam inlet manifold.
Potentio meter
1. Track (tingkatan)
2. Resistant
Penambahan Udara
1. Housing
2. Flap penutup pivot (sumbu)
3. Orifice
4. Bimetal
5. Spring
Gambar 53. Supplementary air device
52
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
Menginformasikan ke ECU
mengenai temperature mesin untuk
mengatur pembukaan injector dan waktu
pengapian.
Thermal switch
Throttle Unit
Secara umum, konstruksi sistem Electronic Fuel Injection (EFI) dapat dibagi
menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu;
Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah
komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis
sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja
sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih
optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI
(misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur
perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan
semakin sempurna.
1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak
56
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda
motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU
memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan
pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada
bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem
bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika
sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim
ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas.
Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok?
Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya
melebihi 55 derajat), ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Pada saat
menikung terdapat gaya sentrifugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam
bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya.
Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua
sensor dipasang.
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box
(saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini
berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.
Berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas
buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti
penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bebas timbal, penggunaan katalis pada
saluran gas buang, dll. Sebagaimana mesin dua langkah yang harus digantikan oleh
mesin empat langkah, sistem karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh
sistem karburasi digital. Sistem injeksi bahan bakar elektronik (karburasi digital)
sudah mulai diterapkan pada mesin sepedamotor, perlahan tapi pasti akan
menggantikan sistem yang sudah lama bertahan yaitu karburator (karburasi manual).
Karena mesin sepedamotor merupakan kombinasi reaksi kimia dan fisika untuk
menghasilkan tenaga, maka kita kembali ke teori dasar kimia bahwa reaksi
pembakaran BBM dengan O2 yang sempurna adalah:
Untuk EFI karena diatur secara digital maka setiap ada perubahan kondisi
penggunaan sepedamotor ECU akan mengatur supaya kondisi AFR ideal tetap dapat
dicapai.
Hal ini tidak terjadi pada sistem EFI karena adanya sensor suhu udara (Inlet
Air Temperature) maka saat kondisi kepadatan O2 berubah, pasokkan bahan bakar
minyakpun disesuaikan (waktu buka injector ditambah atau dikurangi). Jadi
sepedamotor yang menggunakan EFI digunakan siang atau malam tetap optimum alias
tenaga tetap sama.
b. Fuel Pump
c. Pressure Regulator
d. Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin,
udara dingin O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin,
udara bertekanan (pada tipe sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua
lampu depan) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara
lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat,
membutuhkan BBM lebih banyak.
g. Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.
62
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
h. Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang
membutuhkan buka INJECTOR.
i. Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan
besar membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM
ke dalam mesin, membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU.
k. Speed Sensor
l. Vehicle-down Sensor
Untuk mesin modifikasi memerlukan modifikasi tabel dalam ECU, hal ini
dapat dilakukan dengan:
63
Modul Sistem Kelistrikan DC dan EFI
1. Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU – hanya dimiliki oleh ATPM
atau dealer.
2. Piggyback alat tambahan diluar ECU yang bekerja dengan cara memanipulasi
sinyal yang dikirim ke Injector untuk membuka lebih lama.
3. Tukar ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memory-nya, sesuai
modifikasi, sesuai kondisi sirkuit.