Anda di halaman 1dari 38

Modul PTL XI

BAB. II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa 1
Kompetensi : Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektromekanik
KODE : PTL.OPS.004(1).A

Sub Kompetensi:
1. Mempersiapkan pengoperasian mesin produksi dengan kendali
elektromekanik
2. Melaksanakan pengoperasian mesin produksi dengan kendali
elektromekanik
3. Mengamati dan menangani masalah operasi mesin produksi dengan kendali
elektromekanik
4. Membuat laporan pengoperasian mesin produksi dengan kendali
elektromekanik

Penyajian modul ini dibagi dalam 4 Kegiatan Belajar yaitu:


Kegiatan Belajar 1 : Macam Macam Titik Kontak dan Saklar Manual
Kegiatan Belajar 2 : Rangkaian Sederhana Menggunakan Kontaktor Dan
Rele Penunda Waktu TDR
Kegiatan Belajar 3 : Rangkaian Mula Jalan Reverse-Forward Dan
Pengereman
Kegiatan Belajar 4 : Rangkaian Kontrol Kecepatan Motor listrik Dahlander

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 12


Modul PTL XI

No. Kegiatan Belajar Tanggal Waktu Tempat Perubahan Paraf


Guru
1. Macam Macam Titik
Kontak dan Saklar
Manual
A Titik Kontak
B Saklar Manual
C Perlengkapan
Pengendali Mesin
Listrik
D Motor Listrik Arus
Bolak balik
E Lembar Kerja
Rangkaian Kendali
Motor Listrik dengan
Magnetik Kontaktor
F Evaluasi Balajar 1

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1. Macam Macam Titik Kontak dan Saklar Manual

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah menyelesaikan bagian modul ini diharapkan Anda mampu:
1. Menyebutkan macam-macam saklar push button
2. Mengidentifikasikan peralatan pengendali mesin listrik yang digunakan
3. Menjelaskan jenis-jenis kontak pada pengendali arus listrik
4. Menjelaskan penggunaan kontaktor magnet sebagai saklar kendali
5. Menjelaskan cara menggunakan thermal overload relay (TOR)
6. Menjelaskan cara menggunakan time delay relay
7. Memahami prinsip penyambungan motor listrik 1 fasa dan 3 fasa

b. Materi Pembelajaran
a. Titik Kontak
1. Titik Kontak Jenis a (Normally Open/NO)

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 13


Modul PTL XI

Titik kontak ini sebelum bekerja dalam keadaan terbuka dan bila
bekerja maka titik kontak akan menutup sehingga mengalirkan arus
listrik. Titik kontak semacam ini banyak dipakai pada Push Botton untuk
tombol start karena hanya akan menghubungkan kontak selama
tombol ditekan.

(a) Kontak Belum Bekerja (b) Kontak Bekerja setelah


(terbuka) ditekan (tertutup)

2. Titik Kontak Jenis b (Normally Close/NC)


Kontak ini dalam keadaan tertutup atau terhubung sehingga
mengalirkan arus listrik. Apabila kontak ini ditekan atau bekerja, maka
titik kontak akan terbuka sehingga arus akan terputus/terhenti. Titik
kontak ini banyak dipakai dalam Push Botton untuk tombol stop karena
kontaknya akan membuka, jika tombol ditekan

(a) Kontak Belum Bekerja (b) Kontak Bekerja Setelah


(tertutup) ditekan (terbuka)

3. Titik Kontak Jenis c (NO dan NC)


Titik kontak ini bekerja dengan prinsip kedua kontak diatas. Kontak
ini memiliki tiga buah titik kontak. Apabila kontak belum bekerja maka
salah satu kontak akan terhubung dengan kontak lain sedangkan kontak
yang lain akan terbuka. Kontak ini memiliki tiga buah titik kontak.

Kontak NC Kontak NC

Kontak NO Kontak NO

(a) Kontak Belum Bekerja (b) Kontak Bekerja

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 14


Modul PTL XI

b. Saklar Manual
Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan
arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang
mengoperasikannya. Dengan kata lain pengoperasian saklar ini langsung
oleh manusia tidak menggunakan alat bantu. Sehingga dapat juga disebut
saklar mekanis. Pada saat saklar memutus dan menghubung, pada kontak
saklar akan terjadi percikan bunga api terutama pada beban yang besar
dan tegangan yang tinggi. Karena itu gerakan memutus dan menghubung
saklar harus dilakukan secara cepat sehingga percikan bunga api yang
terjadi kecil. Dengan saklar ini motor listrik dapat dihubungkan langsung
dengan jala-jala (direct on line), atau dapat pula saklar ini digunakan
sebagai starter (alat asut) pada motor-motor listrik 3 fasa daya kecil.

1. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)

Saklar SPST adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan satu arah,
Fungsinya untuk memutus dan
menghubung saja. Saklar jenis SPST
ini hanya digunakan pada motor listrik dengan daya kurang dari 1 PK.
2. Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch)
Saklar SPDT adalah saklar yang terdiri
dari satu kutub dengan dua arah
hubungan. Saklar ini dapat bekerja
sebagai penukar. Pemutusan dan penghubungan hanya bagian kutub
positif atau fasanya saja.
3. Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)
Saklar DPST adalah saklar yang terdiri dari
dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya
dapat memutus dan menghubung saja.
4. Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch)
Saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah.
Sakelar jenis ini dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor
listrik dapat digunakan sebagai

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 15


Modul PTL XI

pembalik putaran motor listrik arus searah dan motor listrik satu fasa.
Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada
satu motor listrik.
5. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)
Saklar TPST adalah sakelar dengan satu
arah pelayanan. Digunakan untuk
melayani motor listrik 3 fasa atau sistem
3 fasa lainnya.
6. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)
Saklar TPDT adalah saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua
arah. Saklar ini digunakan pada
instalasi motor listrik 3 fasa atau
sistem 3 fasa lainnya. Juga dapat
digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik 3 fasa, layanan motor
listrik 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga
yang sangat sederhana.
7. Drum Switch
Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk seperti drum
dengan posisi handle (tangkai) penggerak memutus dan menghubung
berada di ujungnya. Drum switch digunakan pada motor-motor listrik
kecil sebagai penghubung motor listrik dengan jala-jala (sumber
tegangan). Jenis saklar ini banyak dipakai pada industri dan
perbengkelan. Drum switch biasanya dipasang pada dinding mesinnya.
Pada bagian bawah sakelar terdapat lubang untuk pemasangan pipa.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 16


Modul PTL XI

8. Cam switch (saklar putar cam)


Saklar ini adalah salah satu jenis
dari sakelar manual. Cam switch
banyak digunakan dalam
rangkaian utama pada rangkaian
kontrol. Misalnya untuk
hubungan bintang segitiga, membalik putaran motor listrik 1 fasa atau
motor listrik 3 fasa.
Alat ini terdiri dari beberapa kontak, arah
pemutaran dan sakelar akan mengubah
kontak-kontak menutup atau membuka
dan beroperasi dalam satu putaran.

9. Push Button

Push Button merupakan suatu jenis saklar


yang banyak dipergunakan dalam
rangkaian pengendali dan pengaturan.
Saklar ini bekerja dengan prinsip titik
kontak NC atau NO saja, kontak ini
memiliki 2 buah terminal baut sebagai
kontak sambungan. Sedangkan yang
memiliki kontak NC dan NO kontaknya
memiliki 4 buah terminal baut. Push button
akan bekerja bila ada tekanan pada tombol
dan saklar ini akan memutus atau
menghubung sesuai dengan jenisnya. Bila
tekanan dilepas maka kontak akan kembali
ke posisi semula karena ada tekanan pegas.
Push Button pada umumnya memiliki

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 17


Modul PTL XI

konstruksi yang terdiri dari kontak bergerak dan kontak tetap. Dari
konstruksinya, maka push button dibedakan menjadi beberapa tipe
yaitu:

Tipe Normally Open (NO)


Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan
menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol
ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga
arus listrik akan mengalir.

Tipe Normally Close (NC)


Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan
membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak
bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan
terputus.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 18


Modul PTL XI

Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut,
sehingga bila tombol tidak ditekan maka sepasang
kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila
tombol ditekan maka kontak tertutup akan
membuka dan kontak yang membuka akan
tertutup.

Pada gambar disamping, posisi push


button pada kondisi normal (belum
ditekan) maka lampu 1 (hijau) yang
akan hidup (on) dan lampu 2 (merah)
akan mati (off)

Setelah ditekan, posisi push button


akan berubah, sehingga lampu 1 (hijau)
akan mati (off) sedangkan lampu 2
(merah) akan hidup (on) lihat gambar
disamping.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 19


Modul PTL XI

c. Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik


1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET)
Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat
dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak
menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain itu,
dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat
otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan
menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor
magnet. Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang
bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber
arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka
koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya
menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.
Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja
berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada
gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai
penarik dan dan sebagai pelepas kontak-kontaknya dengan bantuan
pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan
memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah
arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor
dapat memiliki koil yang bekerja pada tengangan DC atau AC. Pada
tengangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan kerja, apabila
kurang maka kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya.
Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal
membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally
Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja
kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu
menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor
belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 20


Modul PTL XI

bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC


berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat
sebelum kontak NO menutup.

Pada gambar diatas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan


2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam.
Tetapi apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan
4 akan menjai NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC.
Contoh kontaktor Magnet
Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk
kontak utama dan kontak bantu. Kontak
utama tendiri dari kontak NO dan kontak
bantu terdiri dan kontak NO dan NC.
Konstruksi dari kontak utama berbeda
dengan kontak bantu, yang kontak
utamanya mempunyai luas permukaan
yang luas dan tebal. Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis.
Kotaktor pada umumnya memiliki kontak
utama untuk aliran 3 fasa. Dan juga memiliki
beberapa kontak bantu untuk berbagai
keperluan. Kontak utama digunakan untuk
mengalirkan arus utama, yaitu arus yang
diperlukan untuk beban, misalnya motor

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 21


Modul PTL XI

listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu


digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan
untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu lampu indikator,
dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-kontak kontaktor sebagai
berikut:

Notasi Jenis
Kontak Penggunaan
Huruf Angka Kontak
L1 L2 L3 1 3 5 NO Ke Jala-jala
Utama R S T
U V W 2 4 6 NO Ke Motor
- 13 14 NO Pengunci
19 20
NO Fungsi Lain
31 32
Dsb
Bantu
21 22 Pengaman
41 42 NC dan Fungsi
- dsb lain
Kumparan Magnet a - b
Notasi Huruf
(COIL) A1 - A2

Dewasa ini kontaktor magnet lebih banyak digunakan di bidang industri


dan laboratonium. Hal ini karena kontaktor mudah dikendalikan dari
jarak jauh. Selain itu, dengan perlengkapan elektronik dapat
mengamankan rangkaian listrik.
Keuntungan menggunakan kontaktor ialah:
a. Pelayanannya mudah
b. Momen kontak cepat

Sedangkan Kerugiannya:

a. Mahal harganya,
b. Perawatannya cukup sukar,

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 22


Modul PTL XI

c. Jika saklar putus sedangkan kontaktor dalam keadaan bekerja, maka


kontaktor akan lepas dengan sendirinya. Kontaktor tidak akan
bekerja lagi walaupun sakelar induk telah disambung kembali
sebelum tombol start ditekan lagi.

Tidak seperti sakelar mekanis, dalam merakit dan menggunaan


kontaktor harus dipahami rangkaian pengendali (control) dan
rangkaian utama. Rangkaian pengendali ialah rangkaian yang hanya
menggambarkan bekerjanya kontaktor dengan kontak-kontak
bantunya. Sedangkan rangkaian utama ialah rangkaian yang khusus
memberikan hubungan beban dengan sumber tegangan (jaIa-jala) 1
fasa atau 3 fasa. Bila kedua rangkaian itu dipadu akan menjadi
rangkaian pengawatan (circuit diagram).

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 23


Modul PTL XI

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnet

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 24


Modul PTL XI

konstruksi umum sebuah kontaktor dapat dilihat pada gambar diatas.


Kontaktor memiliki kontak diam dan kontak - kontak yang bergerak
apabila koil mendapat arus dari sumber. Kontaktor akan bekerja selama
koil mendapat arus. Apabila arus terputus maka kontaktor akan kembali
ke posisi semula.

2. THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)

Dalam instalasi motor listrik, dibutuhkan pengaman terhadap bebab


lebih dengan tujuan untuk menjaga dan melindungi motor listrik dari
kerusakan yang fatal akibat gangguan beban lebih. Thermal Overload
Relay (TOR) adalah salah satu pengaman motor listrik dari arus yang
berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar maka
akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian
apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4,
6 sebelum ke beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan
motor listrik atau memberi perlindungan kepada motor listrik dari
kerusakan akibat beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban
lebih antara lain:
1) Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik
2) Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara
mendadak
3) Terjadinya hubung singkat
4) Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik
akan mengalir pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan
kerusakan dan terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari hal
itu dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja
termal beban lebih berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan
oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan
sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 25


Modul PTL XI

akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik


(Kontak 95-96 membuka)

TOR bekerja berdasarkan prinsip


pemuaian dan benda bimetal.
Apabila benda terkena arus yang
tinggi, maka benda akan memuai
sehingga akan melengkung dan
memutuskan arus.

Bimetal

Terkena Panas

Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat


membengkokkan benda bimetal.
95 97 95

96 98 96 98

Diagram Kontak TOR

A1 1 3 5

97 95
A2

2 4 6 98 96

Diagram Penyambungan TOR pada Kontaktor Magnet

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 26


Modul PTL XI

Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati


TOR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan menggunakan
obeng sampai didapat harga yang diinginkan.
Berikut beberapa contoh penggunaan kontaktor dalam berbagai
rangkaian:

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 27


Modul PTL XI

1. RANGKAIAN OFF MEMATIKAN DENGAN PUSH BUTTON


Informasi
Rangkaian ini merupakan Rangkaian
pengunci yang berarti walaupun
tombol dilepas kontaktor akan bekerja.
Pada saat sumber tegangan dinaikkan
maka lampu tanda stop menyala
(motor listrik dalam keadaan tidak
bekerja), jika tombol start ditekan,
maka motor listrik akan bekerja dan
lampu start menyala walaupun dilepas
motor listrik akan tetap bekerja.
Fungsi Kerja
1. Apabila tombol S tidak ditekan, maka kontak NO terhubung dan
lampu H menyala. Sedangkan koil K kontaktor tidak bekerja
(koil tidak mendapat sumber tegangan).
2. Jika tombol S ditekan, maka koil kontaktor akan bekerja dan
menarik kontak kontaknya, sehingga kontak NC membuka dan
lampu H mati.
3. Lampu H ini akan mati tergantung lamanya kita menekan
tombol S.
4. Jika tombol S dilepas lampu H akan menyala kembali.

2. RANGKAIAN ON OFF DENGAN PENGUNCI INTERLOCK


Informasi
Rangkaian ini merupakan gabungan dari Rangkaian ON OFF yang
dibantu dengan pengunci. yang artinya ketika tombol ditekan dan
lampu tanda ON menyala maka walaupun tombol ON dilepas motor
listrik akan tetap bekerja. Mematikannya yaitu dengan menekan

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 28


Modul PTL XI

tombol stop dan walaupun dilepas motor listrik tidak bekerja karena
dihubungkan dengan pengunci.
Fungsi Kerja
Apabila NO di tekan, maka
arus akan mengalir pada koil
sehingga menyebabkan
lampun ON menyala.
Namun perbedaan disini
apabila tombol dilepas lampu
1 3 5
tidak akan mati, karena 2 4 6

terjadi penguncian yaitu


tombol NO dihubung paralel
dengan kontak NC.

3~
TIME DELAY RELAY
Relay timer atau relay penunda batas waktu banyak
digunakan dalam instalasi motor listrik terutama instalasi yang
membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol
ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain,
contohnya dengan MC (Magnetic
Contactor), Thermal Over Load Relay,
dan lain-lain.
Fungsi dari peralatan
kontrol ini adalah sebagai
pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini
dimaksudkan untuk mangatur waktu hidup atau mati
dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga
dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang
bekerja menggunakan induksi Magnet dan menggunakan rangkaian

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 29


Modul PTL XI

elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor listrik


akan bekerja bila motor listrik mendapat tegangan AC sehingga
memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara
mekanis dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri
dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila
tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan
terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya
pengisisan kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan
dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.

Kumparan Timer Kontak langsung Kontak timer

Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.


Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara
otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC
dan NC menjadi NO.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 30


Modul PTL XI

4 5
6 5 4 3
3 6
3 4

2 7 2 5
1 6
1 8

8 7

7 8 1 2
INPUT
Kaki-kaki Timer Soket Timer

Pada umumnya timer


memiliki 8 buah kaki yang 2
diantaranya merupakan kaki
koil sebagai contoh pada
gambar yaitu kaki 2 dan 7,
sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan
NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC
dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan
berbeda tergantung dari jenis relay timernya.

d. MOTOR LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Konstruksi dasar sebuah motor listrik terdiri dari dua bagian pokok yaitu
bagian yang tetap (stator) dan bagian yang bergerak/beputar (rotor).
Bagian stator pada motor listrik terdiri dari pasangan kutub magnet, yakni
kutub Utara dan kutub Selatan. Pada umumnya kutub magnet pada sebuah
motor listrik adalah kutub magnet buatan yang dibuat berdasarkan prinsip
kerja elektromagnetik.

Untuk keperluan tersebut pada stator motor listrik terdapat kumparan


untuk mengalirnya arus listrik kemagnetan. Oleh karena itu kumparan

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 31


Modul PTL XI

tersebut disebut kumparan kemagnetan (magnetic winding). Arus listrik


yang mengalir pada kumparan kemagnetan akan membentuk fluks
magnetik utama. Kumparan kemagnetan disini disebut juga kumparan
stator karena terletak pada stator motor listrik. Bagian rotor pada motor
listrik terdiri dari kumparan yang dialiri oleh arus listrik dari luar dan oleh
karena itu disebut kumparan tegangan (voltage winding). Arus listrik yang
mengalir pada kumparan tegangan akan membentuk arah fluks magnetik
bantu. Kumparan tegangan disini disebut juga kumparan rotor karena
terletak pada rotor motor listrik. Kumparan rotor pada motor listrik arus
bolak balik memperoleh tegangan atau arus listrik berdasarkan jumlah fasa
tenaga listrik yang digunakan. Oleh karena itu motor listrik arus bolak balik
dikenal 2 jenis motor listrik yakni motor listrik satu fasa dan motor
listrik tiga fasa.

1. Motor Listrik AC 1 fasa


Pada motor listrik AC 1 fasa, rotornya terletak dalam medan magnetik
yang berubah-ubah (bergerak) sehingga pada rotor terbentuk tegangan
induksi. Tegangan induksi menimbulkan arus listrik pada batang-batang
rotor. Arus induksi pada rotor menimbulkan medan magnetik terbentuk
disekitar rotor R. Karena adanya fenomena interaksi antara medan
magnetik utama M yang berputar dan medan magnetik terbentuk
disekitar rotor R maka rotor akan berputar.
Pada saat kondisi pengasutan (starting), interaksi kedua medan
magnetik (magnetik utama M yang berputar dan medan magnetik R
terbentuk disekitar rotor) belum mampu menyebabkan berputarnya
rotor. Untuk itu, diperlukan medan magnetik bantu Aux yang fasanya
berbeda fasa dengan medan magnetik M. Secara teoritis, diharapkan
kedua medan magnetik tersebut berbeda fasa 90.
Untuk menghasilkan medan magnetik yang berbeda fasa tentunya
diperlukan dua arus listrik bolak balik yang berbeda fasa. Oleh karena
itu, kumparan stator terdiri dari dua bagian yang masing-masing disebut
kumparan stator utama ZM dan kumparan stator bantu ZAux. Pada

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 32


Modul PTL XI

masing-masing kumparan mengalir kuat arus listrik utama IM dan kuat


arus listrik bantu IAux. Masing-masing arus akan membentuk medan
magnetik.
Listrik arus bolak balik yang dipasok pada motor listrik adalah listrik arus
bolak balik berfasa satu sedangkan pada kumparan stator diharapkan
terbentuk dua listrik arus bolak balik yang berbeda fasa 90. Untuk
memenuhi kondisi ini, secara praktis dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni menggunakan kapasitor dan menggunakan rangkaian fasa belah
(split phase).
1. Motor listrik Kapasitor
Motor listrik kapasitor (capacitor motor) IAu C
x
adalah motor listrik satu fasa yang
menggunakan kapasitor sebagai IM

penggeser fasa arus listrik bantu IAux .


Kapasitor C dipasang pada rangkaian Z ZAu
M x
kumparan bantu dan dipasang secara
seri dengan kumparan bantu ZAux.
Besar impedansi kumparan bantu ZAux
sama besar dengan impedansi kumparan utama ZM.
2. Motor listrik Fasa Belah
IAu
Motor listrik fasa Belah (split phase
IM
motor) adalah motor listrik satu fasa
yang menggunakan kumparan Bantu ZAux Z ZAu
sebagai penggeser fasa arus listrik bantu
IAux. Besar impedansi kumparan bantu ZAux
tidak sama besar dengan impedansi kumparan utama ZM.

2. Motor Listrik AC 3 fasa


Pada dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan stator
yang terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing kumparan stator
terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung keluar. Oleh karena itu,

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 33


Modul PTL XI

secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga fasa terdapat 6


(enam) ujung sisi kumparan stator. Perhatikan gambar berikut;
Kumparan Z1 mempunyai ujung masuk U1 dan ujung keluar U2
Kumparan Z2 mempunyai ujung masuk V1 dan ujung keluar V2
Kumparan Z3 mempunyai ujung masuk W1 dan ujung keluar W2
Keenam ujung kumparan
U1 V1 W1
dikeluarkan dari dalam motor
listrik dan terletak pada kotak
terminal (terminal box). Keenam a) Z1 Z2 Z3

ujung kumparan ditempatkan 2


(dua) baris yang setiap barisnya
U2 V2 W2
merupakan ujung kumparan
sejenis dari ketiga kumparan.
L1 L2 L3 N
Penempatan 2 (dua) ujung
b)
kumparan tidak pada baris yang
U1 V1 W1
sama. Setiap ujung kumparan
ditempatkan pada kotak terminal
W2 U2 V2
menggunakan mur-baut. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan
cara penghubungan ujung-ujung kumparan stator.
Sehubungan dengan keperluan tertentu, ujung-ujung kumparan
stator tersebut dapat dihubungkan dengan sumber tenaga listrik tiga
fasa dalam bentuk pola tertentu, yakni sambungan kumparan stator
dalam bentuk hubungan segitiga (-delta) ataupun hubungan bintang
(Y-star).

1. Hubungan Segitiga

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 34


Modul PTL XI

Hubungan segitiga
L L L3 N
terbentuk bila dilakukan
penyatuan masing-masing
U1 V1 W1
ujung kumparan stator berbeda
a)
jenis dari 2 (dua) buah W2 U2 V2
kumparan stator yang berlainan
sedangkan masing-masing titik
simpul dihubungkan dengan L1 I1

masing-masing fasa dari b) IZ1 U1


U1 UZ
sumber tenaga listrik tiga fasa.
Z1 Z3
Karakteristik tegangan dan kuat L2 W1
Z
V1 V
arus listrik pada hubungan L3 U
segitiga adalah: Besar tegangan
terbentuk pada kumparan =
besar tegangan sumber
UZ1 = U1
Besar kuat arus pada kumparan = besar kuat arus sumber/ 3
I1
I Z1 =
3
Keterangan gambar di atas
U1 disatukan dengan W2 dan dihubungkan dengan fasa L1
V1 disatukan dengan U2 dan dihubungkan dengan fasa L2
W1 disatukan dengan V2 dan dihubungkan dengan fasa L3

2. Hubungan Bintang
Karakteristik tegangan dan kuat arus listrik pada hubungan bintang:

besar tegangan sumber


Besar tegangan terbentuk pada kumparan =
3
U1
U Z1 =
3
Kuat arus pada kumparan = Kuat arus sumber
I Z1 = I1

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 35


Modul PTL XI

Hubungan bintang terbentuk bila dilakukan penyatuan masing-


masing ujung kumparan stator sejenis dari ketiga kumparan stator
sedangkan ketiga ujung lainnya dihubungkan dengan masing-masing
fasa dari sumber tenaga listrik tiga fasa.
Keterangan gambar hubungan
L L L N
bintang di samping berikut;
U2, V2 dan W2 saling U V W
disatukan dan menjadi titik
a) W U V
netral N
U1 dihubungkan dengan L1 I1 U1
fasa L1 IZ1
U1 UZ Z1
V1 dihubungkan dengan
fasa L2 b) N U2 = V2 = W2
W1 dihubungkan dengan L2 Z2 Z3
W1

fasa L3 V1
L3
Penggunaan hubungan segitiga
ataupun hubungan bintang
pada sebuah motor listrik dilaksanakan antara lain karena:
- Besar tegangan sumber tersedia
- Atau sistem pengasutan (starting)
Hal utama yang perlu menjadi perhatian pada penggunaan jenis
hubungan yang dilakukan adalah memperhatikan batas pemberian
tegangan pada kumparan stator. Pemberian tegangan pada
kumparan stator tidak boleh melebihi batas ukur tegangan yang
telah ditentukan.
Apabila sumber tegangan tersedia sama besar sedangkan jenis
hubungan kumparan stator berbeda, maka:
Besar daya listrik aktif pada hubungan segitiga = 3 x Besar daya
listrik aktif pada hubungan bintang
P segitiga = 3 x P bintang

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 36


Modul PTL XI

Dalam praktik dilapangan penyambungan motor listrik terhadap


sumber tegangan harus memperhatikan besarnya tegangan
kumparan motor listrik yang digunakan dan tegangan jaring yang
akan mensuplainya. Untuk itu perhatikan beberapa kemungkinan
agar dapat menghubungkan kumparan motor listrik pada tegangan
jaring dalam tabel berikut ini:
No. Teg.Pada terminal Tegangan Cara
motor Jaring hubungan
1. 380V/660V atau 380V 380V/220V atau 3 Delta ()
x 380V
2. 220V/380V atau 380V Y 380V/220V atau 3 Bintang (Y)
x 380V
3. 220V/380V atau 380V Y 220V/127V atau 3 Delta ()
x 220V
4. 127V/220V atau 220V Y 220V/127V atau 3 Bintang (Y)
x 220V

Untuk menghindari terjadinya guncangan tegangan yang akan


mengganggu jaringan pada instalasi penerangan yang ada, maka
macam pengasutan motor listrik tiga fasa haruslah memperhatikan
ketentuan dalam PUIL ayat 520 G4: Instansi yang berwenang dapat
menetapkan peraturan yang mengharuskan dilakukannya
pembatasan arus asut sampai harga tertentu, bagi motor listrik
dengan daya nominal tertentu.
Berikut tabel cara pengasutan berdasarkan daya nominal motor
listrik:

No. Daya Nominal Cara pengasutan


Motor listrik
1. Kurang dari atau 1,5 @ Hubung langsung pada jaringan
2.25 kW
2. Sampai atau 4 @ 6 kW Dengan Bintang Segitiga
3. Sampai atau 8 @ 12 kW Bintang Segitiga dengan tahanan
4. Lebih dari atau 8 @ 12 Dengan transformator asut,Tahanan
kW asut

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 37


Modul PTL XI

Cara pengasutan motor listrik tiga fasa dapat dibagi atas:


a. Pengasutan Stator terdiri dari:
1. Secara Langsung
2. Dengan Sakelar Bintang Segitiga
3. Dengan Kumparan Hambat
4. Dengan Transformator
b. Pengasutan Rotor terdiri dari:
1. Dengan Kumparan Hambat Rotor
2. Dengan Tahanan Rotor

e. Lembar Kerja Praktik


Rangkaian Pengendali Motor Listrik dengan menggunakan Magnetik
Kontaktor.

Lembar Kerja 1. Rangkaian pengendali motor listrik di ON kan dari


1 tempat dan di OFF kan dari 4 tempat

No. Nama Alat Ket No. Nama Bahan Ket


1. Obeng set 1. MCB 1 dan 3 fasa
2. Tang set 2. Pilot lamp
3. Tespen 3. Push button NO/NC
4. Multimeter 4. Kontaktor AC 220
Volt
5. Panel box 5. Kabel NYAF 1,5 mm
6. Steker 1 dan 3 6. Kabel NYM 3x2,5 mm
fasa Skun kabel 2,5 mm
7. Motor listrik 3 7.
fasa

Prosedur pelaksanaan Pekerjaan:


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 38


Modul PTL XI

2. Pasang rangkaian sesuai dengan gambar kerja


3. Setelah selesai cek kembali rangkaian sebelum di uji ke sumber
tegangan
4. Bila rangkaian benar, buat laporan hasil pada guru pembimbing
5. Uji rangkaian dengan sumber tegangan
6. Selesai pengujian kembalikan alat dan bahan.

Petunjuk Keselamatan Kerja:


1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
2. Hindari dari terhadap sengatan listrik
3. Gunakan baju dan perlengkapan praktik saat bekerja
4. Dilarang bekerja pada rangkaian yang bertegangan listrik

Kunci Jawaban:

Fungsi Kerja:
Jika MCB dinaikkan maka
lampu OFF akan menyala dan
tetapi rangkaian tidak bekerja,
jika S1 ditekan maka S01

kontaktor akan bekerja dan


1 3 5 S02

2 4 6 S03
lampu ON menyala motor pun
akan bekerja. Apabila S01,
S02, atau S03 ditekan maka 3~

lampu OFF akan menyala


tetapi motor tidak bekerja.Rangkaian ini merupakan gabungan 3 buah
rangkaian ON OFF dan pengunci dengan mengembangkan rangkaian OFF
untuk motor listrik yang sedang bekerja atau tidak bekerja.
Jika motor listrik dalam keadaan hidup maka lampu OFF akan mati dan
lampu ON akan menyala begitupun sebaliknya.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 39


Modul PTL XI

Lembar Kerja 2. Rangkaian Pengendalian motor listrik 3 Fasa


secara bergantian

No. Nama Alat Ket No. Nama Bahan Ket


1. Obeng set 1. MCB 1 dan 3 fasa
2. Tang set 2. Pilot lamp
3. Tespen 3. Push button NO/NC
4. Multimeter 4. Kontaktor AC 220
Volt
5. Panel box 5. Kabel NYAF 1,5 mm
6. Steker 1 dan 3 6. Kabel NYM 3 x 2,5
fasa mm
7. Motor listrik 3 7. Skun kabel 2,5 mm
fasa

Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan:

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Pasang rangkaian sesuai dengan gambar kerja
3. Setelah selesai cek kembali rangkaian sebelum di uji ke sumber
tegangan
4. Bila rangkaian benar, laporkan pada guru pembimbing
5. Uji rangkaian dengan sumber tegangan
6. Selesai pengujian kembalikan alat dan bahan.

Petunjuk Keselamatan Kerja:


1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
2. Hindari dari terhadap sengatan listrik
3. Gunakan baju dan perlengkapan praktik saat bekerja
4. Dilarang bekerja pada rangkaian yang bertegangan listrik.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 40


Modul PTL XI

Kunci Jawaban

Fungsi Kerja:
Jika MCB dinaikkan maka lampu H1 akan menyala tetapi rangkaian tidak
bekerja, jika S1
ditekan maka
kontaktor K1 akan
bekerja. Lampu H1
mati lampu H3
S01
nyala dan motor
listrik 1 akan S1

bekerja. Apabila S2,


ditekan maka S2

kontaktor K2
bekerja lampu H1, M
M11
3~
3~
M1
3~

lampu H2 akan
menyala dan motor listrik 2 bekerja. Untuk mematikan rangkaian ini hanya
dengan menekan tombol S01 (saklar OFF).
Rangkaian ini merupakan rangkaian yang menggunakan dua kontaktor,
setiap kontaktor memiliki 3 buah rangkaian (ON OFF dan pengunci) dengan
rangkaian OFF disatukan. Rangkaian ini digunakan untuk mengoperasikan
dua buah motor listrik. Apabila motor listrik dalam keadaan bekerja maka
lampu OFF (H1) akan mati dan lampu ON (H2 dan H3) akan menyala.
Untuk mengoperasikan rangkaian tersebut diperlukan dua buah tombol
yang memiliki dua fungsi (On dan Off) yang dipasang secara silang (tombol
ON berada di kontaktor 1 dan tombol stop berada pada kontaktor K2 serta
disilang dengan 1
tombol OFF yang kerjanya bersamaan.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 41


Modul PTL XI

Lembar Kerja 3. Rangkaian pengendalian motor listrik beroperasi


secara serempak

No. Nama Alat Ket No. Nama Bahan Ket


1. Obeng set 1. MCB 1 dan 3 fasa
2. Tang set 2. Pilot lamp
3. Tespen 3. Push button NO/NC
4. Multimeter 4. Kontaktor AC 220
Volt
5. Panel box 5. Kabel NYAF 1,5 mm
6. Steker 1 dan 3 fasa 6. Kabel NYM 3 x 2,5
7. Motor listrik 3 fasa mm
7. Skun kabel 2,5 mm

Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan:


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Pasang rangkaian sesuai dengan gambar kerja
3. Setelah selesai cek kembali rangkaian sebelum di uji ke sumber
tegangan
4. Bila rangkaian benar, laporkan pada guru pembimbing
5. Uji rangkaian dengan sumber tegangan
6. Selesai pengujian kembalikan alat dan bahan.

Petunjuk Keselamatan Kerja:


1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
2. Hindari dari terhadap sengatan listrik
3. Gunakan baju dan perlengkapan praktik saat bekerja
4. Dilarang bekerja pada rangkaian yang bertegangan listrik.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 42


Modul PTL XI

Kunci Jawaban

Fungsi Kerja:
Pada saat MCB di ON kan, maka lampu standby H1 akan menyala. Apabila
tombol S1 ditekan, maka arus listrik mengalir menyebabkan koil K1 bekerja,
sehingga motor listrik 1 akan bekerja. Bersamaan dengan itu kontak bantu
K1 menutup sehingga lampu ON 1 (H3) akan menyala. Jika dilakukan
penekanan Tombol S2 maka koil K2 akan bekerja sehingga motor listrik 2
akan bekerja pula dan bersamaan dengan itu pula tersambungkannya
kontak bantu K2 yang akan menyalakan lampu H2. Rangkaian ini dapat di
OFF kan secara bersamaan.

S01 S2

S1

M1 M1
3~ 3~

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 43


Modul PTL XI

c. Rangkuman
Macam-macam titik kontak:
1. Titik Kontak Jenis a (Normally Open/NO)
2. Titik Kontak Jenis b (Normally Close/NC)
3. Titik Kontak Jenis c (NO dan NC)

Macam-macam Saklar Manual:


1. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)
2. Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch)
3. Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)
4. Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch)
5. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)
6. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)
7. Drum Switch
8. Cam switch (saklar putar cam)
9. Push Button

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik:


1. Saklar Elektro Mekanik (Kontaktor Magnet)
2. Thermal Overload Relay (TOR)
3. Time Delay Relay (TDR)

Motor Listrik Arus Bolak Balik


A. Motor Listrik AC 1 fasa
1. Motor listrik Kapasitor
2. Motor listrik Phasa Belah

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 44


Modul PTL XI

B. Motor Listrik AC 3 fasa


Cara penyambungan kumparan motor pada tegangan jaringan
No. Teg.Pada terminal Tegangan Jaring Cara
motor hubungan
1. 380V/660V atau 380V 380V/220V atau 3x Delta ()
380V
2. 220V/380V atau 380V Y 380V/220V atau 3x Bintang (Y)
380V
3. 220V/380V atau 380V Y 220V/127V atau 3x Delta ()
220V
4. 127V/220V atau 220V Y 220V/127V atau 3x Bintang (Y)
220V

Cara pengasutan motor listrik tiga fasa dapat dibagi atas:


a. Pengasutan Stator terdiri dari:
1. Secara Langsung
2. Dengan Sakelar Bintang Segitiga
3. Dengan Kumparan Hambat
4. Dengan Transformator
b. Pengasutan Rotor terdiri dari:
1. Dengan Kumparan Hambat Rotor
2. Dengan Tahanan Rotor

Pengasutan berdasarkan besarnya daya motor listrik:


No. Daya Nominal Motor Cara pengasutan
listrik
1. Kurang dari atau 1,5 @ 2.25 kW Hubung langsung pada jaringan
2. Sampai atau 4 @ 6 kW Dengan Bintang Segitiga
3. Sampai atau 8 @ 12 kW Bintang Segitiga dengan tahanan
4. Lebih dari atau 8 @ 12 kW Dengan transformator asut,Tahanan
asut

d. Evaluasi
Soal Test Essay
Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat, jelas dan singkat!

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 45


Modul PTL XI

1. Sebutkan macam-macam titik kontak!


2. Jelaskan perbedaan antara kontak NC dan kontak NO!
3. Sebutkan 4 jenis saklar manual dan gambarkan simbolnya?
4. Sebutkan 3 macam titik kontak pada push button?
5. Apakah kegunaan dari push button?
6. Jelaskan keuntungan dan kerugian jika menggunakan kontaktor sebagai
saklar pengendali!
7. Apakah fungsi dari pada Thermal Overload Relay?
8. Jelaskan prinsip dasar sehingga TOR bekerja?
9. Sebutkan 2 jenis timer relay berdasarkan prinsip kerjanya?
10. Gambarkan konstruksi timer relay?
11. Jelaskan konstruksi dasar motor listrik arus bolak balik!
12. Bagaimanakah formula untuk menentukan besar tegangan pada rangkaian
yang sambungannya menerapkan hubungan bintang?
13. Bagaimanakah formula untuk menentukan besar tegangan pada rangkaian
yang sambungannya menerapkan hubungan segitiga/delta?
14. Gambarkan rangkaian dan sambungan motor listrik yang menerapkan
sistem segitiga dan bintang!

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 46


Modul PTL XI

e. Kunci Jawaban
1. Macam-macam titik kontak yaitu:
- Ttitik kontak jenis a (NO)
- Titik kontak jenis b (NC) dan
- Titik montak jenis c (NO dan NC)
2. Perbedaan NO dengan NC yaitu titik NO akan selalu terbuka dan akan
menutup apabila sedang bekerja, sedangkan titik NC akan selalu menutup
dan akan terbuka apabila sedang bekerja.
3. 4 jenis saklar manual dengan simbolnya:
- Saklar TPDT (Triple Pole Double Throw Switch)

- Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch)

- Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)

- Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch)

4. Macam-macam titik kontak pada push button yaitu


- Titik kontak (NO)
- Titik kontak (NC)
- Titik kontak (NO dan NC)
Perbedaan NO dengan NC yaitu titik NO akan selalu terbuka dan akan
menutup apabila sedang bekerja, sedangkan titik NC akan selalu
menutup dan akan terbuka apabila sedang bekerja.
5. Kegunaan dari push button adalah sebagai saklar start atau stop pada
instalasi motor listrik.

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 47


Modul PTL XI

6. Keuntungan menggunakan kontaktor ialah:


a. pelayanannya mudah
b. momen kontak cepat
Sedangkan Kerugiannya:
a. mahal harganya
b. perawatannya cukup sukar
c. jika saklar putus sedangkan kontaktor dalam keadaan bekerja, maka
kontaktor akan lepas dengan sendirinya. Kontaktor tidak akan bekerja
lagi walaupun sakelar induk telah disambung kembali sebelum tombol
start ditekan lagi
7. Fungsi Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebagai salah satu pengaman
motor listrik dari arus yang beban yang berlebih.
8. TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila
benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan
melengkung dan memutuskan arus.
9. Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi magnet dan bekerja menggunakan rangkaian
elektronik.
10. 4 5

3 6

2 7

1 8

INPUT

11. Konstruksi dasar sebuah motor listrik terdiri dari dua bagian pokok yaitu
bagian yang tetap (stator) dan bagian yang bergerak/beputar (rotor).
Bagian stator pada motor listrik terdiri dari pasangan kutub magnet, yakni
kutub Utara dan kutub Selatan. Pada umumnya kutub magnet pada sebuah

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 48


Modul PTL XI

motor listrik adalah kutub magnet buatan yang dibuat berdasarkan prinsip
kerja elektromagnetik.
12. Besar tegangan pada sistem bintang yaitu:
besar tegangan sumber
Besar tegangan terbentuk pada kumparan =
3

13. Besar arus pada sistem segitiga adalah


Besar kuat arus pada kumparan = besar kuat arus sumber / 3
I1
I Z1 =
3
14. Sambungan dan Rangkaian sistem Bintang dan segitiga:

L L L3 N L3 N
L1 L2

U1 V1 W1
U1 V1 W1

W2 U2 V2
a) W2 U2 V2
a)
L1 I1 U1
IZ1
U1 L1 I1
UZ1
Z1
IZ1 U1 =W2
N U2 = V2 = W2 = N U1

b) W1 Z1 Z3
L2 Z2 Z3 b) L2 W1 =V2
Z2
V1 V1 =U2
L3
L3

Sistem Bintang Sistem Segitiga

Tim Teaching SMK Muh 3 Yogyakarta 49

Anda mungkin juga menyukai