Elektronika
DAFTAR ISI
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan software Electronic WorkBench untuk memahami
bentuk dan simbol komponen elektronika
2. Mahasiswa mampu menggunakan software Electronic WorkBench sebagai tool
simulasi praktikum elektronika
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran nila dan rangkaian komponen
elektronika pasif
TUGAS PENDAHULUAN
1. Mencari sumber referensi tentang software Electronic WorkBench
2. Mempelajari Electronic WorkBench untuk mencari komponen-komponen
elektronika
3. Mempelajari penggunaan library alat ukur pada Electronic WorkBench untuk media
simulasi praktikum
DASAR TEORI
EWB (Electronic WorkBench) merupakan salah satu software komputer
elektronika yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi terhadap cara kerja dari suatu
rangkaian elektronika baik analog maupun digital. Dalam mempelajari rangkaian
elektronika, diperlukan pemahaman yang baik terhadap komponen elektronika, teori
rangkaian listrik dan kemampuan analisis. Untuk itu software ini sangat berguna bagi siapa
saja yang ingin memperdalam materi elektronika baik analog maupun digital. Kita dapat
membuat simulasi rangkaian elektronika di depan komputer tanpa takut terjadi salah
sambung, resiko kerusakan alat, dan tentunya dapat melakukan percobaan berkaitan
dengan teori yang ada. Simulasi rangkaian elektronika diperlukan untuk menguji apakah
rangkaian itu dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan pendekatan teori yang digunakan
pada buku-buku elektronika, tanpa harus membuat rangkaian itu secara nyata.
Yang perlu difahami dalam melakukan simulasi dengan menggunakan software
EWB adalah, hasil simulasi bersifat ideal yang berarti keluaran atau output dari
rangkaian ini tidak terpengaruh oleh faktor-faktor ketidakidealan seperti gangguan
(dikenal dengan noise dalam elektronika) seperti halnya gangguan yang sering terjadipada
Penggunaan EWB
Secara umum, dalam penggunaan software EWB terdapat tiga hal yang perlu
dikuasai oleh pemakai baru EWB yaitu cara pemakaian alat ukur yang disediakan,
pemakaian komponen elektronika (mencakup komponen aktif, pasif dan sumber
sinyal/sumber tegangan) dan pembentukan rangkaian. Untuk mengetahui penggunaan
berbagai fasilitas yang ada dalam software EWB dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pemakaian Alat Ukur
Pada tampilan utama software EWB, dapat dilihat pada gambar paling kanan terdapat
Toolbar Instrumen seperti pada gambar di bawah ini.
Alat ukur yang dapat dipakai pada software EWB adalah osiloskop atau
multimeter. Untuk menggunakan komponen alat ukur ini, tinggal melakukan drag
simbol osiloskop atau multimeter kebawah (layar putih). Pada simbol osiloskop ada empat
titik kecil yang bisa dipakai yaitu channel A dan B serta dua node ground. Untuk mengubah
time/div dan volt/div seperti yang biasa dilakukan pada osiloskop yang nyata, klik dua
kali simbol osiloskop. Tampilan windows kecil akan muncul dan Anda dapat mengisi nilai
time/div , volt/div yang diinginkan ataupun mengubah hal-hal yang lain. Penggunaan
multimeter juga hampir sama dengan osiloskop. Drag simbol multimeter, klik dua kali
untuk mengubah modus pengukuran (pengukuran arus, tegangan ataupun hambatan).
Salah satu yang perlu difahami oleh pengguna software EWB adalah letak komponen
elektronika baik analog, digital maupun gabungan antara analog dan digital (mix). EWB
sudah menyediakan komponen-komponen elektronika yang dibungkus dalam komponen
palet.
Untuk menggunakan komponen yang ada pada kumpulan komponen tadi, tinggal
melakukan drag and drop pada lembar kerja. Cara menyambung kaki-kaki dari satu simbol
ke symbol lainnya. Penyambungan kaki dapat dilakukan dengan: arahkan mouse pointer ke
ujung kaki simbol, usahakan ujung kaki simbol berwarna terang; lalu klik dan tahan mouse,
Program Studi Teknik Industri 6
Modul Praktikum Elektronika
tujukan ke ujung kaki simbol yang ingin disamjbung sampai ujung kaki symbol tersebut
berwarna terang dan lepas mouse. Kedua komponen akan tersambung dengan suatu simbol
kawat penghantar.
Simulasi
Setelah tiga hal tersebut dikuasai, rangkaian elektronika sudah dapat dibentuk.
Setelah rangkaian Elektronika plus alat ukur dipasang pada bagian yang akan diukur
(biasanya input dan output), Anda dapat memulai simulasi dengan menekan simbol
saklar yang terletak di pinggir kanan atas (klik tanda I untuk on simulasi dan klik tanda O
untuk off simulasi).
Kegiatan Praktikum
1. Mengoperasikan library Electronic Workbench
a. Siapkan software Electronic Workbench
b. Klik menu basic untuk memunculkan simbol-simbol komponen elektornika
c. Drag dan drop komponen yang akan digunakan ke halaman ewb
d. Buatlah gambar seperti dbawah ini!
TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas
A4 dan ditulis tangan
2. Cobalah secara mandiri untuk mencari komponen-komponen yang lain pada menu EWB
3. Cobalah untuk bisa menghubungkan antar komponen yang berbeda pada halaman EWB
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur listrik
2. Mahasiswa mampu menggunakan dan membaca display AVO meter
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran rangkaian komponen elektronika pasif
4. Mahasiswa mampu membaca hasil pengukuran
TUGAS PENDAHULUAN
1. Bawa 3 buah resistor yang memiliki hambatan berbeda-beda
2. Tuliskan warna pita yang mengelilingi badan resistor dan hitung nilai tahanan resistor sesuai
dengan teori identifikasi empat pita
3. Gambar dan tuliskan nilai dari setiap resistor dalam sebuah kertas A4 lengkap dengan warna
pita (gunakan gambar dan tulisan tangan)
DASAR TEORI
Resistor merupakan perangkat elektronika yang paling banyak digunakan
dalam listrik dan elektronika. Resistor dibuat dengan berbagai cara, antara lain ada yang
dibuat dari gulungan kawat tertentu yang digulungkan sedemikian rupa pada suatu kerangka.
Resistor ini banyak digunakan dalam pemakaian arus dan tempereatur yang tinggi.
Selain resistor jenis kawat gulung, ada juga resistor yang dibuat dari keramik atau
dari karbon. Resistor ini kurang tahan terhadap temperatur tinggi sehingga hanya digunakan
untuk arus kecil atau elektronika.
Resistor juga dapat dibagi menurut tahananya, ada resistor yang dapat diatur harga
tahananya ada juga yang tidak. Resistor yang bisa diatur tahananya disebut variable resistor
atau sering disebut potensiometer. Resistor yang tidak dapat diatur nilai tahananya disebut
fixed resistor.
Satuan
1
Puluhan
Gelang 2
Faktor pengali
3
Toleransi
4
KEGIATAN PRAKTIKUM
A. Pengukuran Resistansi Menggunakan Multimeter
Siapkan peralatan sebagai berikut :
A. 3 Buah Resistor dengan resistansi berbeda
B. 1 Buah Multimeter
Lakukan pengukuran resistansi resistor dengan menggunakan multimeter dan buatlah tabel
seperti berikut, isi tabel tersebut dengan hasil pengukuran manual dan melalui multimeter. Lakukan
pengukuran dengan menggunakan beberapa komponen yang sama minimal 3 kali
Buatlah rata-rata error rate dari setiap resistor (R1, R2 dan R3) yang diukur dengan rumus
n
ab
1
.................................... (1)
n
c. Langkah kerja
1. Rangkailah rangkaian seperti gambar diatas.
2. Hidupkan power suplay.
3. Atur potensiometer pada kedudukan minimum, amati perubahan nyala lampu dan catat
hasilnya pada tabel .
4. Ulangi langkah 2 dengan kedudukan potensiometer yang maksimum.
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan diatas.
d. Tabel pengukuran
Keadaan potensiometer I (mA) V (volt) Nyala lampu
Minimum
Maksimum
TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas
A4 dan ditulis tangan
2. Analisa hasil pengamatan pada saat praktikum dan jawablah pertanyaan berikut:
Berapakah rata-rata kesalahan pengukuran yang terjadi saat mengukur resistansi
menggunakan multimeter, kenapa kesalahan tersebut dapat terjadi?
A. HUKUM OHM
Diantara dua titik yang berbeda tegangan (diusahakan beda tegangan konstan) dihubungkan dengan
kawat penghantar maka arus akan mengalir dari arah positif ke arah negatif. Apabila beda tegangan
dinaikan dua kali lipat, ternyata arus yang mengalir juga naik dua kali lipat. Jadi, arus yang mengalir
melalui kawat penghantar akan sebanding dengan tegangan yang terdapat antara kedua ujung
penghantar.
Percobaan ini dilakukan oleh Ohm yang selanjutnya disebut hukum Ohm.
Oleh karena itu dirumuskan:
E
= R
I
Keterangan :
E = Tegangan dalam Volt (V)
I = Arus dalam ampere (A)
R = Resistansi / tahanan dalam ohm (Ω)
Gambar rangkaian :
E
I=
RT
ER2 = I . R2
ER3 = I . R3
ERn = I . Rn
Yang dimaksud rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan antara dua
titik yang dihubungkan antara tegangan yang sama.
c. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Hidupkan power suplay
3. Baca nilai yang tertera pada alat ukur dan masukan hasilnya kedalam tabel
4. Lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
5. Buat analisis perhitungan dengan nilai-nilai yang ada dalam rangkaian menggunakan
konsep hukum ohm
6. Buat kesimpulan dari hasil pengukuran diatas
d. Tabel pengukuran
Tegangan Arus ER1 ER2 ER3
Sumber (mA) (volt) (Volt) (Volt)
(Volt)
c. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Hidupkan power suplay
3. Baca nilai yang tertera pada alat ukur dan masukan hasilnya kedalam tabel
4. Lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
5. Buat analisis perhitungan dengan nilai-nilai yang ada dalam rangkaian menggunakan
konsep hukum ohm
6. Buat kesimpulan dari hasil pengukuran diatas.
d. Tabel pengukuran
Tegangan Arus IR1 IR2 IR3
(Volt) (mA) (mA) (Ma) (mA)
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar hukum ohm melalui pengukuran langsung
2. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian seri dan paralel
3. Mahasiswa mampu mengukur arus, tegangan, dan hambatan
4. Mahasiswa mampu menghitung rumus-rumus elektronika
TUGAS PENDAHULUAN
4. Apa yang anda ketahui tentang hukum ohm? Jelaskan!
5. Sebutkan bunyi dari hukum ohm!
6. Apa yang anda ketahui tentang pembatas arus dan pembagi tegangan? Jelaskan!
DASAR TEORI
Elektronika merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki hukum-hukum tersendiri. Karena
itu hukum-hukum itu harus dipahami agar gejala-gejala listrik yang terjadi dapat dianalisis. Salah
satu hukum yang paling mendasar, yaitu hukum Ohm, menjadi topik percobaan kali ini. Hukum Ohm
adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar
dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan
polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku
untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Berikut adalah rumus hukum Ohm : V = I . R
Dimana :
adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.
Suatu rangkaian elektronika biasanya mengandung simpul (node) dan simpal (loop).
Hubungan dasar elemen-elemennya dapat berupa hubungan seri atau paralel. Simpul adalah suatu
(titik) persekutuan ujung-ujung elemen-elemen rangkaian elektronika. Simpal adalah gabungan
elemen-elemen rangkaian elektronika yang membentuk suatu hubungan tertutup. Hubungan seri
adalah hubungan dua atau lebih buah elemen rangkaian elektronika yang memiliki satu simpul atau
titik sekutu. Hubungan paralel adalah hubungan beberapa elemen rangkaian elektronika yang
memiliki satu simpul pada setiap ujungnya. Contohnya seperti Gambar 2.1 di bawah ini.
Program Studi Teknik Industri 20
Modul Praktikum Elektronika
Node Node
E1 E3 E6
v + Loop E E E E
- 2
Loop 4 5 7
Node
Gambar 2.1
Elemen E4 dan E5 memiliki hubungan paralel dan elemen E6 dan E7 memiliki hubungan seri.
KEGIATAN PRAKTIKUM
Hukum Ohm
Siapkan peralatan sebagai berikut :
Utama : Papan plug-in
Power Supply PTE-022-01
Saklar SPST
Hambatan 100Ω
Jumper
Kabel Penghubung
Meter Dasar (Basic Meter)
Pendukung : Multimeter Digital
S +
+
EV R=100Ω
-
Gambar 2.2
3. Hidupkan saklar. Dengan meter ukurlah arus I dan dengan tegangan E, dan ukurlah
hambatan R dengan multimeter. Kemudian isi dan lengkapi Tabel 2.1.
R1=47Ω
+ R2=100Ω
E -
Gambar 2.3
3. Hidupkan saklar. Dengan multimeter ukurlah arus I dan dengan tegangan E, dan ukurlah
hambatan R dengan multimeter. Kemudian isi dan lengkapi Tabel 2.2.
TUGAS
1. Dari tabel hasil percobaan hukum ohm buktikan bahwa daya yang didisipasikan oleh
hambatan berupa kalor yang nilainya sesuai dengan rumus : P = E.I = I2.R = E2/R
2. Dari tabel buktikan bahwa nilai E = I.R. Hubungan ini disebut persamaan hukum Ohm.
Hukum Ohm sendiri berbunyi : “Tegangan yang terdapat pada suatu elemen rangkaian
elektronika sama dengan perkalian arus yang melaluinya dan hambatan antara kedua
ujungnya”. Buktikan dengan penjelasan tentang hukum ini.
3. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas A4
dan tulisan tangan tinta biru.
DASAR TEORI
Transistor adalah salah satu komponen elektronika aktif. Transistor dapat berfungsi
sebagai penguat arus maupun tegangan. Dibawah ini adalah simbol transistor npn dan pnp.
Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu base, kolektor dan emitter. Ketiga kaki tersebut
dapat ditentukan menggunakan Ohmmeter.
Mencari Kaki Base
- Atur multimeter pada pengukuran ohmmeter x100.
- Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.
Kegiatan praktikum
1) Periksalah dan uji transistor dan resistor dengan Ohmmeter sebelum digunakan !
2) Rakitlah rangkaian transistor sebagai saklar seperti pada Gambar diagram di bawah ini !
3) Setelah rangkaian diperiksa secara cermat dan tidak ada kesalahan pada rangkaian,
hubungkanlah saklar dan catu daya !
5) Ukurlah besaran arus kolektor dan arus basis, catatlah hasil pengukuran tersebut ke Tabel
6) Ukurlah tegangan kolektor-emitor saat sakelar terbuka dan catatlahlah data tersebut
kedalam Tabel.
Program Studi Teknik Industri 25
Modul Praktikum Elektronika
9) Selesai percobaan, kembalikanlah alat dan bahan ke tempatnya semula!
Tabel 1
TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan ditulis tangan
2. Analisa hasil pengamatan pada saat praktikum dan jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
a. Jelaskanlah prinsip kerja rangkaian di atas?
b. Buat kesimpulan pada hasil pengukuran rangkaian transistor diatas !
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui bentuk dan fungsi rangkaian penyearah setengah gelombang
2. Mahasiswa mengetahui bentuk dan fungsi rangkaian penyearah gelombang penuh.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang? Gambarkan rangkaian dan
bentuk gelombang input/outputnya!
2. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh center tap? Gambarkan
rangkaian dan bentuk gelombang input/outputnya!
3. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan jembatan diode (diode
bridge) Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input/ outputnya!
DASAR TEORI
Penyearah berfungsi untuk mengubah tegangan ac menjadi tegangan dc. Penyearah ada 2
macam, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
KEGIATAN PRAKTIKUM
Siapkan bahan berikut:
1. Transformator
2. Dioda semikonduktor
3. Resistor
4. Projectboard
5. Multimeter
6. Osiloskop
Langkah Percobaan
A. Penyearah Setengah Gelombang
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, D1, dan R1
TUGAS
1. Buatlah analisis laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan tulisan tangan tinta biru.
TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan operasional amplifier
2. Mempelajari rangkaian- rangkaian standar operational amplier
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang anda ketahui tentang OP-Amp dan kegunaannya dalam ilmu elektronika?
2. Bagaimana prinsip kerja dari OP-Amp?
DASAR TEORI
Operational Amplier, sering disingkat dengan sebutan Op Amp, merupakan komponen yang
penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik berdaya rendah (low power). Istilah
operational merujuk pada kegunaan op amp pada rangkaian elektronik yang memberikan operasi
aritmatik pada tegangan input (atau arus input) yang diberikan pada rangkaian.
Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya pada op amp. Simbol “-”
menunjukkan inverting input dan “+” menunjukkan non-inverting input. Koneksi ke catu daya pada
op amp tidak selalau digambarkan dalam diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian yang
sebanarnya.
Vout = Vin
Gambar 6 Inverting-Amplifier
Vout = -(R2/R1)Vin
Gambar 7 Noninverting-Amplifier
Vout = (1+R2/R1)Vin
Gambar 8 Difference-Amplifier
Vout = (R2/R1)(Vin,2-Vin,1)
Pada percobaan ini akan digunakan tegangan catu + 12 V dan -12 V untuk rankaian op amp.
Pastikan tegangan catu OFF ketika menyusun rangkaian. Setelah rangkaian telah dicek (yakin
bahwa tidak terdapat kesalahan perangkaian) baru berikan tegangan. Koneksi tegangan yang
tidak tepat akan merusak IC.
TUGAS
1. Buatlah analisis laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan tulisan tangan tinta biru.
OSILOSKOP
C. Penggunaan Osiloskop
Siapkan peralatan sebagai berikut :
1. 1 Buah Osiloskop
2. 1 Buah Power Supply AC dan DC atau Function Generator Jika Ada
3. Beberapa Buah Kabel
Lakukan pengamatan terhadap gambar yang diperoleh saat mengamati listrik AC dan Listrik DC
gambar apa yang anda lihat pada layar osiloskop, lakukan perubahan terhadap voltase dan amati
kembali apa yang terjadi pada gambar pada osiloskop gambarkan kembali pada kertas kerja anda.