Anda di halaman 1dari 36

Modul Praktikum

Elektronika

Program Studi Teknik Industri


Universitas Wisnuwardhana
Modul Praktikum Elektronika

DAFTAR ISI

MODUL 1. SOFTWARE ELECTRONIC WORKBENCH ................................................. 3


MODUL 2. PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA ........................................... 9
MODUL 3. RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN PARALEL ....................................... 15
MODUL 4. PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN DAN HAMBATAN RANGKAIAN
SERI dan PARALEL MENGGUNAKAN AVOMETER ANALOG .............. 20
MODUL 5. RANGKAIAN TRANSISTOR ........................................................................ 24
MODUL 6. RANGKAIAN PENYEARAH ........................................................................ 27
MODUL 7. RANGKAIAN OP-AMP ................................................................................. 30
MODUL 8. PENGUKURAN DENGAN OSILOSKOP ..................................................... 35

Program Studi Teknik Industri 2


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 1. SOFTWARE ELECTRONIC WORKBENCH

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan software Electronic WorkBench untuk memahami
bentuk dan simbol komponen elektronika
2. Mahasiswa mampu menggunakan software Electronic WorkBench sebagai tool
simulasi praktikum elektronika
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran nila dan rangkaian komponen
elektronika pasif

TUGAS PENDAHULUAN
1. Mencari sumber referensi tentang software Electronic WorkBench
2. Mempelajari Electronic WorkBench untuk mencari komponen-komponen
elektronika
3. Mempelajari penggunaan library alat ukur pada Electronic WorkBench untuk media
simulasi praktikum

DASAR TEORI
EWB (Electronic WorkBench) merupakan salah satu software komputer
elektronika yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi terhadap cara kerja dari suatu
rangkaian elektronika baik analog maupun digital. Dalam mempelajari rangkaian
elektronika, diperlukan pemahaman yang baik terhadap komponen elektronika, teori
rangkaian listrik dan kemampuan analisis. Untuk itu software ini sangat berguna bagi siapa
saja yang ingin memperdalam materi elektronika baik analog maupun digital. Kita dapat
membuat simulasi rangkaian elektronika di depan komputer tanpa takut terjadi salah
sambung, resiko kerusakan alat, dan tentunya dapat melakukan percobaan berkaitan
dengan teori yang ada. Simulasi rangkaian elektronika diperlukan untuk menguji apakah
rangkaian itu dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan pendekatan teori yang digunakan
pada buku-buku elektronika, tanpa harus membuat rangkaian itu secara nyata.
Yang perlu difahami dalam melakukan simulasi dengan menggunakan software
EWB adalah, hasil simulasi bersifat ideal yang berarti keluaran atau output dari
rangkaian ini tidak terpengaruh oleh faktor-faktor ketidakidealan seperti gangguan
(dikenal dengan noise dalam elektronika) seperti halnya gangguan yang sering terjadipada

Program Studi Teknik Industri 3


Modul Praktikum Elektronika
rangkaian listrik dan elektronika yang sebenarnya (nyata). EWB merupakan alat bantu
pembelajaran elektronika sehingga perlu didukung oleh pengetahuan dasar tentang
elektronika. Tanpa pengetahuan dasar elektronika yang memadai seperti cara pemakaian alat
ukur (osiloskop, multimeter dan lain sebagainya), tentu saja akan lebih sukar untuk
memahami cara kerja dari software ini. Software EWB menggunakan tampilan sistem
GUI (Graphic User Interface) seperti halnya Windows sehingga pemakai software yang
sudah memahami pengetahuan dasar elektronika akan mudah menguasai penggunaan
software ini.

Gambar 1. Workspace Electronics Workbench 5.12

Penggunaan EWB
Secara umum, dalam penggunaan software EWB terdapat tiga hal yang perlu
dikuasai oleh pemakai baru EWB yaitu cara pemakaian alat ukur yang disediakan,
pemakaian komponen elektronika (mencakup komponen aktif, pasif dan sumber
sinyal/sumber tegangan) dan pembentukan rangkaian. Untuk mengetahui penggunaan
berbagai fasilitas yang ada dalam software EWB dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pemakaian Alat Ukur
Pada tampilan utama software EWB, dapat dilihat pada gambar paling kanan terdapat
Toolbar Instrumen seperti pada gambar di bawah ini.

Program Studi Teknik Industri 4


Modul Praktikum Elektronika

Alat ukur yang dapat dipakai pada software EWB adalah osiloskop atau
multimeter. Untuk menggunakan komponen alat ukur ini, tinggal melakukan drag
simbol osiloskop atau multimeter kebawah (layar putih). Pada simbol osiloskop ada empat
titik kecil yang bisa dipakai yaitu channel A dan B serta dua node ground. Untuk mengubah
time/div dan volt/div seperti yang biasa dilakukan pada osiloskop yang nyata, klik dua
kali simbol osiloskop. Tampilan windows kecil akan muncul dan Anda dapat mengisi nilai
time/div , volt/div yang diinginkan ataupun mengubah hal-hal yang lain. Penggunaan
multimeter juga hampir sama dengan osiloskop. Drag simbol multimeter, klik dua kali
untuk mengubah modus pengukuran (pengukuran arus, tegangan ataupun hambatan).

Pemakaian Komponen Elektronika

Salah satu yang perlu difahami oleh pengguna software EWB adalah letak komponen
elektronika baik analog, digital maupun gabungan antara analog dan digital (mix). EWB
sudah menyediakan komponen-komponen elektronika yang dibungkus dalam komponen
palet.

Program Studi Teknik Industri 5


Modul Praktikum Elektronika

Untuk mengambil komponen, dapat diklik toolbar kumpulan komponen yang


nantinya akan menampilkan semua komponen yang ada. Ada 13 kumpulan komponen yaitu

Untuk menggunakan komponen yang ada pada kumpulan komponen tadi, tinggal
melakukan drag and drop pada lembar kerja. Cara menyambung kaki-kaki dari satu simbol
ke symbol lainnya. Penyambungan kaki dapat dilakukan dengan: arahkan mouse pointer ke
ujung kaki simbol, usahakan ujung kaki simbol berwarna terang; lalu klik dan tahan mouse,
Program Studi Teknik Industri 6
Modul Praktikum Elektronika
tujukan ke ujung kaki simbol yang ingin disamjbung sampai ujung kaki symbol tersebut
berwarna terang dan lepas mouse. Kedua komponen akan tersambung dengan suatu simbol
kawat penghantar.

Simulasi

Setelah tiga hal tersebut dikuasai, rangkaian elektronika sudah dapat dibentuk.
Setelah rangkaian Elektronika plus alat ukur dipasang pada bagian yang akan diukur
(biasanya input dan output), Anda dapat memulai simulasi dengan menekan simbol
saklar yang terletak di pinggir kanan atas (klik tanda I untuk on simulasi dan klik tanda O
untuk off simulasi).

Kegiatan Praktikum
1. Mengoperasikan library Electronic Workbench
a. Siapkan software Electronic Workbench
b. Klik menu basic untuk memunculkan simbol-simbol komponen elektornika
c. Drag dan drop komponen yang akan digunakan ke halaman ewb
d. Buatlah gambar seperti dbawah ini!

Program Studi Teknik Industri 7


Modul Praktikum Elektronika

Susun komponen resistor


seperti dibawah ini!

TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas
A4 dan ditulis tangan
2. Cobalah secara mandiri untuk mencari komponen-komponen yang lain pada menu EWB
3. Cobalah untuk bisa menghubungkan antar komponen yang berbeda pada halaman EWB

Program Studi Teknik Industri 8


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 2. PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur listrik
2. Mahasiswa mampu menggunakan dan membaca display AVO meter
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran rangkaian komponen elektronika pasif
4. Mahasiswa mampu membaca hasil pengukuran

TUGAS PENDAHULUAN
1. Bawa 3 buah resistor yang memiliki hambatan berbeda-beda
2. Tuliskan warna pita yang mengelilingi badan resistor dan hitung nilai tahanan resistor sesuai
dengan teori identifikasi empat pita
3. Gambar dan tuliskan nilai dari setiap resistor dalam sebuah kertas A4 lengkap dengan warna
pita (gunakan gambar dan tulisan tangan)

DASAR TEORI
Resistor merupakan perangkat elektronika yang paling banyak digunakan
dalam listrik dan elektronika. Resistor dibuat dengan berbagai cara, antara lain ada yang
dibuat dari gulungan kawat tertentu yang digulungkan sedemikian rupa pada suatu kerangka.
Resistor ini banyak digunakan dalam pemakaian arus dan tempereatur yang tinggi.
Selain resistor jenis kawat gulung, ada juga resistor yang dibuat dari keramik atau
dari karbon. Resistor ini kurang tahan terhadap temperatur tinggi sehingga hanya digunakan
untuk arus kecil atau elektronika.

Resistor gulungan Resistor keramik Resistor warna


Gambar 1. Jenis resistor menurut konstruksinya.

Resistor juga dapat dibagi menurut tahananya, ada resistor yang dapat diatur harga
tahananya ada juga yang tidak. Resistor yang bisa diatur tahananya disebut variable resistor
atau sering disebut potensiometer. Resistor yang tidak dapat diatur nilai tahananya disebut
fixed resistor.

Program Studi Teknik Industri 9


Modul Praktikum Elektronika
Fixed resistor Variable resistor

Gambar 2. Simbol resistor


Kode warna
Harga tahanan dari resistor dapat dibaca langsung pada badanya. Akan tetapi, yang
paling lazim dipakai adalah pembacaaan melalui lukisan gelang-gelang berwarna (4 buah
gelang) yang disebut kode warna. Dibawah ini merupakan tabel kode warna beserta nilainya.
Warna Warna pada gelang
1 2 3 4
Hitam - - 100
Cokelat 1 1 101
Merah 2 2 102
Orange 3 3 103
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105
Biru 6 6 106
Ungu 7 7 107
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Emas 10-1 5%
Perak 10-2 10 %
Tak berwarna 20 %

Program Studi Teknik Industri 10


Modul Praktikum Elektronika

Satuan
1
Puluhan
Gelang 2
Faktor pengali
3
Toleransi
4

Gambar 3. Cara pembacaan kode warna resistor


Contoh :
Sebuah resistor memiliki empat buah gelang warna sebagai berikut : Merah – kuning
– hijau – emas. Berapakah nilai tahanan dari resistor tersebut?
Jawab :
Gelang 1 warna merah = 2
Gelang 2 warna kuning= 4
Gelang 3 warna hijau = 105
Gelang 4 warna emas = 5 %
Nilai ideal resistor tersebut adalah 24 x 105 ± (5 % x 24x105). Jadi nilai resistor tersebut
berkisar antara 2.280.000 s/d 2.520.000 Ω.
PENGGUNAAN MULTIMETER

Program Studi Teknik Industri 11


Modul Praktikum Elektronika
Perhatikan baik-baik catatan mengenai penggunaan multimeter
 Kesalahan penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter putus.
 Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada harga
skala cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pakai yang membahayakan multimeter.
 Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran apakah
yang akan digunakan. Perhatikan pula polaritas bila diperlukan.
 Jangan menyambungkan multimeter pada rangkaian, baru kemudian memilih kedudukan
selector dan skala yang akan digunakan. Jika arus/tegangan melebihi batas maksimal
pengukuran multimeter, fuse akan putus
 Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dipastikan
besarnya arus/ tegangan tersebut, maka mulailah dari batas ukur yang paling besar. Setelah
itu selector dapat dipindahkan ke batas yang lebih rendah untuk memperoleh ketelitian
yang lebih baik.
 Harus diperhatikan: pengukuran resistansi hanya boleh dilakukan pada komponen atau
rangkaian yang tidak mengandung sumber tegangan.

KEGIATAN PRAKTIKUM
A. Pengukuran Resistansi Menggunakan Multimeter
Siapkan peralatan sebagai berikut :
A. 3 Buah Resistor dengan resistansi berbeda
B. 1 Buah Multimeter
Lakukan pengukuran resistansi resistor dengan menggunakan multimeter dan buatlah tabel
seperti berikut, isi tabel tersebut dengan hasil pengukuran manual dan melalui multimeter. Lakukan
pengukuran dengan menggunakan beberapa komponen yang sama minimal 3 kali

No Jenis Komponen Pengukuran Manual Pengukuran Multimeter

Buatlah rata-rata error rate dari setiap resistor (R1, R2 dan R3) yang diukur dengan rumus
n

 ab
 1
.................................... (1)
n

Program Studi Teknik Industri 12


Modul Praktikum Elektronika
Dimana :
a : nilai resistansi dengan pengukuran manual
b : nilai resistansi dari hasil pengukuran menggunakan multimeter
n : banyaknya pengukuran untuk sebuah resistor
E : nilai error rate dari resistor yang diukur
B. Pengukuran Resistor Variabel ( Variable Resistor)
a. Alat dan bahan
1. Power suplay 0 –30 V 1 buah
2. Volt meter 1 buah
3. Amper meter 1 buah
4. Electronic lab trainer (ELT – 01) 1 buah
5. Resistor variabel (potensiometer) 5 kΩ 1 buah
6. Lampu DC 12 V/10 W 1 buah
b. Gambar rangkaian

c. Langkah kerja
1. Rangkailah rangkaian seperti gambar diatas.
2. Hidupkan power suplay.
3. Atur potensiometer pada kedudukan minimum, amati perubahan nyala lampu dan catat
hasilnya pada tabel .
4. Ulangi langkah 2 dengan kedudukan potensiometer yang maksimum.
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan diatas.
d. Tabel pengukuran
Keadaan potensiometer I (mA) V (volt) Nyala lampu
Minimum
Maksimum

Program Studi Teknik Industri 13


Modul Praktikum Elektronika

TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas
A4 dan ditulis tangan
2. Analisa hasil pengamatan pada saat praktikum dan jawablah pertanyaan berikut:
 Berapakah rata-rata kesalahan pengukuran yang terjadi saat mengukur resistansi
menggunakan multimeter, kenapa kesalahan tersebut dapat terjadi?

Program Studi Teknik Industri 14


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 3. RANGKAIAN SERI DAN PARALEL


TUJUAN
1. Siswa dapat merangkai sebuah rangkaian listrik sederhana menggunakan prinsip hukum Ohm
2. Siswa dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian tersebut
3. Siswa dapat membuktikan kebenaran nilai yang diukur dengan analisis perhitungan
menggunakan konsep hukum Ohm.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang anda ketahui tentang hukum ohm? Jelaskan!
2. Sebutkan bunyi dari hukum ohm!
3. Apa yang anda ketahui tentang pembatas arus dan pembagi tegangan? Jelaskan!

A. HUKUM OHM
Diantara dua titik yang berbeda tegangan (diusahakan beda tegangan konstan) dihubungkan dengan
kawat penghantar maka arus akan mengalir dari arah positif ke arah negatif. Apabila beda tegangan
dinaikan dua kali lipat, ternyata arus yang mengalir juga naik dua kali lipat. Jadi, arus yang mengalir
melalui kawat penghantar akan sebanding dengan tegangan yang terdapat antara kedua ujung
penghantar.
Percobaan ini dilakukan oleh Ohm yang selanjutnya disebut hukum Ohm.
Oleh karena itu dirumuskan:
E
= R
I
Keterangan :
E = Tegangan dalam Volt (V)
I = Arus dalam ampere (A)
R = Resistansi / tahanan dalam ohm (Ω)
Gambar rangkaian :

B. RANGKAIAN RESISTOR DISUSUN SERI


Yang dimaqksud dengan rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor dihubungkan secara
berturut-turut, yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung awal dari resistor

Program Studi Teknik Industri 15


Modul Praktikum Elektronika
kedua, dan seterusnya. Jika ujung awal dari resistor pertam dan ujung akhir resistor terakhir diberika
tegangan, maka arus akan mengalir berturut-turut melalui semua resistor yang besarnya sama.
Gambar rangkaian:

Hubungan pada rangkaian seri :


 Besar tahanan totalnya adalah
RT = R1 + R2 + R3 + ……Rn

 Besar arus listriknya adalah


I = IR1 = IR2 = IR3 ….= In

E
I=
RT

 Besar tegangan listriknya adalah


ER1 = I . R1

ER2 = I . R2

ER3 = I . R3

ERn = I . Rn

ET = ER1 + ER2 + ER3

C. RANGKAIAN RESISTOR DISUSUN PARALEL

Yang dimaksud rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan antara dua
titik yang dihubungkan antara tegangan yang sama.

Program Studi Teknik Industri 16


Modul Praktikum Elektronika
Dalam praktek rangkaian paralel, semua alat listrik yang ada dirumah dihubungkan secara
paralel (lampu, setrika, pompa air, dll).
Gambar rangkaian:

Besar tegangan listriknya adalah


E = ER1 = ER2 = ER3 = ERn
E = I . RT

Program Studi Teknik Industri 17


Modul Praktikum Elektronika
KEGIATAN PRAKTIKUM
A. MENGUKUR RANGKAIAN SERI

a. Alat dan bahan


1. Power suplay 0 –30 V 1 buah
2. Volt meter 3 buah
3. Amper meter 1 buah
4. Electronic lab trainer (ELT – 01) 1 buah
5. Resistor 680 Ω 1 buah
6. Resistor 1 kΩ 1 buah
7. Resistor 2,2 kΩ 1 buah
8. Kabel secukupnya
b. Gambar rangkaian

c. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Hidupkan power suplay
3. Baca nilai yang tertera pada alat ukur dan masukan hasilnya kedalam tabel
4. Lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
5. Buat analisis perhitungan dengan nilai-nilai yang ada dalam rangkaian menggunakan
konsep hukum ohm
6. Buat kesimpulan dari hasil pengukuran diatas
d. Tabel pengukuran
Tegangan Arus ER1 ER2 ER3
Sumber (mA) (volt) (Volt) (Volt)
(Volt)

MENGUKUR RANGKAIAN PARALEL


a. Alat dan bahan
1. Power suplay 0 –30 V 1 buah
Program Studi Teknik Industri 18
Modul Praktikum Elektronika
2. Volt meter 3 buah
3. Amper meter 1 buah
4. Electronic lab trainer (ELT – 01) 1 buah
5. Resistor 680 Ω 1 buah
6. Resistor 1 kΩ 1 buah
7. Resistor 2,2 kΩ 1 buah
8. Kabel secukupnya
b. Gambar rangkaian

c. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Hidupkan power suplay
3. Baca nilai yang tertera pada alat ukur dan masukan hasilnya kedalam tabel
4. Lepaskan sumber tegangan dari rangkaian
5. Buat analisis perhitungan dengan nilai-nilai yang ada dalam rangkaian menggunakan
konsep hukum ohm
6. Buat kesimpulan dari hasil pengukuran diatas.
d. Tabel pengukuran
Tegangan Arus IR1 IR2 IR3
(Volt) (mA) (mA) (Ma) (mA)

Program Studi Teknik Industri 19


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 4. PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN DAN HAMBATAN


RANGKAIAN SERI dan PARALEL

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar hukum ohm melalui pengukuran langsung
2. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian seri dan paralel
3. Mahasiswa mampu mengukur arus, tegangan, dan hambatan
4. Mahasiswa mampu menghitung rumus-rumus elektronika

TUGAS PENDAHULUAN
4. Apa yang anda ketahui tentang hukum ohm? Jelaskan!
5. Sebutkan bunyi dari hukum ohm!
6. Apa yang anda ketahui tentang pembatas arus dan pembagi tegangan? Jelaskan!

DASAR TEORI
Elektronika merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki hukum-hukum tersendiri. Karena
itu hukum-hukum itu harus dipahami agar gejala-gejala listrik yang terjadi dapat dianalisis. Salah
satu hukum yang paling mendasar, yaitu hukum Ohm, menjadi topik percobaan kali ini. Hukum Ohm
adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar
dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan
polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku
untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Berikut adalah rumus hukum Ohm : V = I . R
Dimana :
 adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
 adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
 adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.

Suatu rangkaian elektronika biasanya mengandung simpul (node) dan simpal (loop).
Hubungan dasar elemen-elemennya dapat berupa hubungan seri atau paralel. Simpul adalah suatu
(titik) persekutuan ujung-ujung elemen-elemen rangkaian elektronika. Simpal adalah gabungan
elemen-elemen rangkaian elektronika yang membentuk suatu hubungan tertutup. Hubungan seri
adalah hubungan dua atau lebih buah elemen rangkaian elektronika yang memiliki satu simpul atau
titik sekutu. Hubungan paralel adalah hubungan beberapa elemen rangkaian elektronika yang
memiliki satu simpul pada setiap ujungnya. Contohnya seperti Gambar 2.1 di bawah ini.
Program Studi Teknik Industri 20
Modul Praktikum Elektronika
Node Node
E1 E3 E6

v + Loop E E E E
- 2
Loop 4 5 7

Node

Gambar 2.1
Elemen E4 dan E5 memiliki hubungan paralel dan elemen E6 dan E7 memiliki hubungan seri.

KEGIATAN PRAKTIKUM
Hukum Ohm
Siapkan peralatan sebagai berikut :
 Utama : Papan plug-in
Power Supply PTE-022-01
Saklar SPST
Hambatan 100Ω
Jumper
Kabel Penghubung
Meter Dasar (Basic Meter)
 Pendukung : Multimeter Digital

Ikuti langkah kerja berikut :


1. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, hambatan 100Ω, saklar, dan multimeter
digital.
2. Dengan posisi saklar terbuka, rangkailah alat-alat sesuai dengan Gambar 2.2.
I

S +

+
EV R=100Ω
-

Gambar 2.2
3. Hidupkan saklar. Dengan meter ukurlah arus I dan dengan tegangan E, dan ukurlah
hambatan R dengan multimeter. Kemudian isi dan lengkapi Tabel 2.1.

Program Studi Teknik Industri 21


Modul Praktikum Elektronika
Tabel 2.1
No. E (volt) I (amp) R (Ω) I.R (volt) E.I (watt) E2/R (watt) I2.R (watt)
1
2
3

Hambatan Seri dan Pembagi Tegangan


Siapkan peralatan sebagai berikut :
 Utama : Papan plug-in
Power Supply PTE-022-01
Saklar SPST
Penghambat 47Ω
Penghambat 100Ω
Meter Dasar (Basic Meter)
Jumper
Kabel Penghubung
 Pendukung : Multimeter Digital

Ikuti langkah kerja berikut :


1. Siapkan papan plug-in, catu daya tegangan utama, saklar SPST, dua buah penghambat
dengan nilai masing-masing 47Ω dan 100Ω dan multimeter digital.
2. Dengan keadaan saklar SPST terbuka (off), buatlah rangkaian seperti pada Gambar 2.3
dengan menggunakan papan plug-in.

R1=47Ω

+ R2=100Ω
E -

Gambar 2.3

3. Hidupkan saklar. Dengan multimeter ukurlah arus I dan dengan tegangan E, dan ukurlah
hambatan R dengan multimeter. Kemudian isi dan lengkapi Tabel 2.2.

Program Studi Teknik Industri 22


Modul Praktikum Elektronika
Tabel 2.2
No. E (volt) I (amp) R (Ω) I.R (volt) E.I (watt) E2/R (watt) I2.R (watt)
1
2
3

TUGAS

1. Dari tabel hasil percobaan hukum ohm buktikan bahwa daya yang didisipasikan oleh
hambatan berupa kalor yang nilainya sesuai dengan rumus : P = E.I = I2.R = E2/R
2. Dari tabel buktikan bahwa nilai E = I.R. Hubungan ini disebut persamaan hukum Ohm.
Hukum Ohm sendiri berbunyi : “Tegangan yang terdapat pada suatu elemen rangkaian
elektronika sama dengan perkalian arus yang melaluinya dan hambatan antara kedua
ujungnya”. Buktikan dengan penjelasan tentang hukum ini.
3. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan ketas A4
dan tulisan tangan tinta biru.

Program Studi Teknik Industri 23


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 5. RANGKAIAN TRANSISTOR


TUJUAN
1. Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter
2. Mengetahui karakteristik transistor bipolar.
3. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor bipolar.
4. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan fungsi komponen transistor pada suatu rangkaian !
2. Jelaskan yang dimaksud dengan PNP dan NPN pada transistor ?

DASAR TEORI
Transistor adalah salah satu komponen elektronika aktif. Transistor dapat berfungsi
sebagai penguat arus maupun tegangan. Dibawah ini adalah simbol transistor npn dan pnp.

Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu base, kolektor dan emitter. Ketiga kaki tersebut
dapat ditentukan menggunakan Ohmmeter.
Mencari Kaki Base
- Atur multimeter pada pengukuran ohmmeter x100.
- Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.

Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan


posisi probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2 berarti

Program Studi Teknik Industri 24


Modul Praktikum Elektronika
kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 3 berarti transistor
tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negative berada pada kaki 3 berarti transistor
tersebut berjenis PNP.
Mencari Kaki Kolektor dan Emitter
• Misal: transistor berjenis NPN
• Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.
• Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe
positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah kolektor. Atau Jika
dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum
tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.

Kegiatan praktikum

1) Periksalah dan uji transistor dan resistor dengan Ohmmeter sebelum digunakan !

2) Rakitlah rangkaian transistor sebagai saklar seperti pada Gambar diagram di bawah ini !

3) Setelah rangkaian diperiksa secara cermat dan tidak ada kesalahan pada rangkaian,
hubungkanlah saklar dan catu daya !

4) Aturlah posisi AVO meter pada posisi Volt DC

5) Ukurlah besaran arus kolektor dan arus basis, catatlah hasil pengukuran tersebut ke Tabel

6) Ukurlah tegangan kolektor-emitor saat sakelar terbuka dan catatlahlah data tersebut
kedalam Tabel.
Program Studi Teknik Industri 25
Modul Praktikum Elektronika
9) Selesai percobaan, kembalikanlah alat dan bahan ke tempatnya semula!

Tabel 1

Arus Arus Arus Tegangan Tegangan Tegangan


kolektor basis basis kolektor emitor Basis
Saklar
terbuka
Saklar
tertutup

TUGAS
1. Buatlah laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan ditulis tangan
2. Analisa hasil pengamatan pada saat praktikum dan jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut:
a. Jelaskanlah prinsip kerja rangkaian di atas?
b. Buat kesimpulan pada hasil pengukuran rangkaian transistor diatas !

Program Studi Teknik Industri 26


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 6. RANGKAIAN PENYEARAH

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui bentuk dan fungsi rangkaian penyearah setengah gelombang
2. Mahasiswa mengetahui bentuk dan fungsi rangkaian penyearah gelombang penuh.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang? Gambarkan rangkaian dan
bentuk gelombang input/outputnya!
2. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh center tap? Gambarkan
rangkaian dan bentuk gelombang input/outputnya!
3. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan jembatan diode (diode
bridge) Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input/ outputnya!

DASAR TEORI
Penyearah berfungsi untuk mengubah tegangan ac menjadi tegangan dc. Penyearah ada 2
macam, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.

KEGIATAN PRAKTIKUM
Siapkan bahan berikut:
1. Transformator
2. Dioda semikonduktor
3. Resistor
4. Projectboard
5. Multimeter
6. Osiloskop

Langkah Percobaan
A. Penyearah Setengah Gelombang
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, D1, dan R1

Program Studi Teknik Industri 27


Modul Praktikum Elektronika

Gambar 2. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang

2. Tutup saklar S1.


3. Ukur besar tegangan keluaran pada T1 Menggunakan multimeter.
4. Ukur besar tegangan pada R1 menggunakan multimeter.
5. Gambar bentuk sinyal output dari Osiloskop.
6. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB. (optional)
7. Hitung besar tegangan keluaran pada R1.

B. Penyearah Gelombang Penuh dengan Center Tap


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.
T1 = Transformator, D1 = Dioda Semikonduktor, R1 = Resistor

Gambar 3. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

2. Tutup sakar S1.


3. Ukur besar tegangan pada T1 menggunakan multimeter.
4. Ukur bedsar tegangan pada resistor beban menggunakan multimeter.
5. Ukur tegangan keluaran pada T1 menggunakan osiloskop.
6. Ukur tegangan keluaran pada R1 menggunakan osiloskop.

Program Studi Teknik Industri 28


Modul Praktikum Elektronika
7. Simulasikan rangkaian datas pada program EWB.
8. Hitung besar keluaran pada R1.

C. Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:
T1 = Transformator, DB1 = Dioda Bridge, R1 = Resistor

Gambar 4. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge

2. Tutup sakar S1.


3. Ukur besar tegangan pada T1 menggunakan multimeter.
4. Ukur bedsar tegangan pada resistor beban menggunakan multimeter.
5. Ukur tegangan keluaran pada T1 menggunakan osiloskop.
6. Ukur tegangan keluaran pada R1 menggunakan osiloskop.
7. Simulasikan rangkaian datas pada program EWB.
8. Hitung besar keluaran pada R1.

TUGAS

1. Buatlah analisis laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan tulisan tangan tinta biru.

Program Studi Teknik Industri 29


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 7. RANGKAIAN OP-AMP

TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan operasional amplifier
2. Mempelajari rangkaian- rangkaian standar operational amplier

TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang anda ketahui tentang OP-Amp dan kegunaannya dalam ilmu elektronika?
2. Bagaimana prinsip kerja dari OP-Amp?

DASAR TEORI
Operational Amplier, sering disingkat dengan sebutan Op Amp, merupakan komponen yang
penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik berdaya rendah (low power). Istilah
operational merujuk pada kegunaan op amp pada rangkaian elektronik yang memberikan operasi
aritmatik pada tegangan input (atau arus input) yang diberikan pada rangkaian.

Op amp digambarkan secara skematik seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar di atas menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya pada op amp. Simbol “-”
menunjukkan inverting input dan “+” menunjukkan non-inverting input. Koneksi ke catu daya pada
op amp tidak selalau digambarkan dalam diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian yang
sebanarnya.

Program Studi Teknik Industri 30


Modul Praktikum Elektronika
RANGKAIAN STANDAR OP AMP

Berikut ini merupakan beberapa rangkaian standar op amp.

Gambar 5 Rangkaian Penyangga (voltage follower)

Vout = Vin

Gambar 6 Inverting-Amplifier

Vout = -(R2/R1)Vin

Gambar 7 Noninverting-Amplifier

Vout = (1+R2/R1)Vin

Gambar 8 Difference-Amplifier

Vout = (R2/R1)(Vin,2-Vin,1)

Program Studi Teknik Industri 31


Modul Praktikum Elektronika
KEGIATAN PRAKTIKUM
Alat dan Komponen yang digunakan
 Power Supply DC 2 buah
 Generator sinyal 1 buah
 Osiloskop 1 buah
 Kabel BNC – probe jepit 2 buah
 Kabel BNC – BNC 1 buah
 Kabel 4mm – 4mm max. 5 buah
 Kabel 4mm – jepit buaya max 5 buah
 Multimeter Digital 2 buah
 Breadboard 1 buah
 Kabel Jumper 1 meter
 IC Op Amp 741 7 buah
 Kapasitor 1 nF 1 buah
 Resistor 1k ohm 6 buah
 Resistor 1,1 k ohm 2 buah
 Resistor 2,2 k ohm ` 7 buah
 Resistor 3,3 k ohm 4 buah

Pada percobaan ini akan digunakan tegangan catu + 12 V dan -12 V untuk rankaian op amp.
Pastikan tegangan catu OFF ketika menyusun rangkaian. Setelah rangkaian telah dicek (yakin
bahwa tidak terdapat kesalahan perangkaian) baru berikan tegangan. Koneksi tegangan yang
tidak tepat akan merusak IC.

Program Studi Teknik Industri 32


Modul Praktikum Elektronika
Rangkaian Penguat Non-Inverting

1. Perhatikan rangkaian berikut.

2. Ukur dan catat nilai aktual resistor 1k ohm.


3. Sambungkan Vp ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.
4. Sambungkan Vp ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
5. Sambungkan Vp ke titik C, catat nilai Vin dan Vo.
6. Sambungkan Vp ke titik D, catat nilai Vin dan Vo.
7. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Catat dan analisis pada laporan.

Program Studi Teknik Industri 33


Modul Praktikum Elektronika
Rangkaian Penguat Inverting
1. Perhatikan rangkaian berikut.

2. Ukur dan catat nilai aktual resistor yang digunakan.


3. Sambungkan Vp ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.
4. Sambungkan Vp ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
5. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Catat dan analisis pada laporan.
6. Selanjutnya, pasang generator sinyal sebagai Vin dengan frekuensi 500 Hz. Atur Keluaran
generator sinyal sehingga menghasilkan output op amp sebesar 4 V peak to peak.
7. Catat besar tegangan Vin peak to peak. Pastikan setting osiloskop menggunakan DC
coupling. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Lakukan analisis pada laporan.

TUGAS
1. Buatlah analisis laporan praktikum dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengunakan
ketas A4 dan tulisan tangan tinta biru.

Program Studi Teknik Industri 34


Modul Praktikum Elektronika

MODUL 8. PENGUKURAN DENGAN OSILOSKOP

OSILOSKOP

Gambar 1.9 Bagian depan osiloskop

1. Lingkaran 1 menyatakan sumber signal 1.


 Switch pada posisi CH1 artinya sumber signal berasal dari Channel 1.
 Switch pada posisi CH2 artinya sumber signal berasal dari Channel 2.
 Switch pada posisi LINE artinya sumber signal berasal dari Line.
 Switch pada posisi EXT artiya sumber signal berasal dari external di luar osiloskop.
2. Lingkaran 2 menyatakan input channel (osiloskop mempunyai 2 input : channel 1 dan
channel 2)
3. Lingkaran 3 menyatakan Channel mana yang ditampilkan pada layar.
 Switch pada posisi CH1 artinya layar akan menampilkan grafik dari channel 1.
 Switch pada posisi CH2 artinya layar akan menampilkan grafik dari channel 2.
 Switch pada posisi DUAL artinya layar akan menampilkan grafik dari channel 1 dan
channel 2 secara bersamaan.
 Switch pada posisi ADD artinya layar akan menampilkan grafik dari channel 1 di
superposisi dengan channel 2.
4. Lingkaran 4 menyatakan jenis signal input.
 Switch pada posisi AC artinya signal input berupa signal AC.
 Switch pada posisi GND artinya signal berupa signal ground.
 Switch pada posisi DC artinya signal input berupa signal DC.
5. Lingkaran 5 menyatakan Volts/Div (besarnya volts per kotak pada layar osiloskop).

Program Studi Teknik Industri 35


Modul Praktikum Elektronika
 Tombol Volts/Div diputar ke kanan artinya semakin besar Volts per kotak sehingga
tampilan signal semakin kecil.
 Tombol Volts/Div diputar ke kiri artinya semakin kecil Volts per kotak sehingga
tampilan signal semakin besar.
 Perhatikan ada tombol kecil di tengah tombol besar yang berfungsi sama tetapi dengan
skala yang lebih kecil. (fine-tuning).
6. Lingkaran 6 menyatakan Vertical Position (posisi secara vertikal).
 Apabila tombol Vertical Position diputar ke kanan maka tampilan signal bergerak ke
atas.
 Apabila tombol Vertical Position diputar ke kiri maka tampilan signal bergerak ke
bawah.
7. Lingkaran 7 menyatakan Horizontal Position (posisi secara horizontal).
 Apabila tombol Horizontal position diputar ke kanan maka tampilan signal bergerak ke
kanan.
 Apabila tombol Horizontal position diputar ke kiri maka tampilan signal bergerak ke
kiri.
8. Lingkaran 8 menyatakan Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).
 Time/Div merupakan kebalikan dari frekuensi.
 Satuan Time/Div adalah second atau millisecond (ms).
 Satuan frekuensi adalah Hz atau 1/second.
Contoh:
Time/Div = 1 ms = 0,001 second
Frekuensi = 1/0,001 Hz = 1000 Hz = 1 kHz

C. Penggunaan Osiloskop
Siapkan peralatan sebagai berikut :
1. 1 Buah Osiloskop
2. 1 Buah Power Supply AC dan DC atau Function Generator Jika Ada
3. Beberapa Buah Kabel

Lakukan pengamatan terhadap gambar yang diperoleh saat mengamati listrik AC dan Listrik DC
gambar apa yang anda lihat pada layar osiloskop, lakukan perubahan terhadap voltase dan amati
kembali apa yang terjadi pada gambar pada osiloskop gambarkan kembali pada kertas kerja anda.

Program Studi Teknik Industri 36

Anda mungkin juga menyukai