KESEHATAN
III. Materi
1. Pengertian asma
2. Penyebab asma
3. Tanda dan Gejala asma
4. Cara menggunakan inhalasi manual
5. Mengetahui siapa saja yang beresiko tinggi terserang asma
6. Menjelaskan penatalaksanaan dan perawatan pasien asma
IV. Pelaksanaan
TAHAP KEGIATAN
Pendahuluan (5 menit) · Memberi salam
· Memperkenalkan diri
· Mengkaji pengetahuan Mahasiswa mengenai penyakit
asma
· Pretes
Pemberian materi (45 menit ) 1. Menjelaskan tentang:
· Pengertian asma
· Etiologi asma
· Tanda dan Gejala asma
· Cara menggunakan inhalasi manual
· Siapa saja yang beresiko tinggi terkena asma
· Penatalaksanaan dan perawatan pasien asma
2. Diskusi dengan cara memberikan kesempatan mahasiswa
untuk bertanya.
V. Metode
Ø Ceramah
Ø Tanya jawab
VI. Media
Ø Leaflet
Ø Alat-alat peraga ( cara menggunakan inhalasi manual)
VII. Evaluasi
Ø Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab
Ø Kuesioner
Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta.
Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. EGC: Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.
Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.
Lampiran materi
ASMA
A. PENGERTIAN
Asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat
reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
B. ETIOLOGI / PENYEBAB
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui.Suatu hal yang yang
menonjol pada penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma
sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi. Adapun rangsangan atau
faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah:
1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal
seperti debu, serbuk-serbuk, bulu- bulu binatang.
2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti common cold, infeksi
traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan: bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non-alergik
Beberapa Faktor Predisposisi dan Presipitasi timbulnya serangan Asma:
a. Faktor Predisposisi, meliputi genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara
penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat
juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor Presipitasi,meliputi:
1) Alergen
Dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Inhalan: masuk saluran pernafasan. Seperti : debbu,bulu binatang, bakteri dan polusi.
b) Ingestan, masuk melalui mulut. Seperti : makanan dan obat-obatan.
c) Kontaktan. Yang masuk melalui kontak dengan kulit. Seperti : perhiasan, logam,dan jam tangan.
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab atau dingin juga menpengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin
merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan
dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
3) Stress.
Stress dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan
asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma
yang mengalami stress perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena
jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
4) Lingkungan Kerja.
Lingkungan Kerja juag menjadi penyebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
2. Penatalaksanaan medis
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas.
b. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan
penyakit.