Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENDIDIKAN

KESEHATAN

Pokok Bahasan : Asma


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Asma
2. Penyebab Asma
3. Tanda dan Gejala Asma
4. Resiko tertinggi terkena asma
5. Penatalaksanaan Pasien Asma
Waktu dan Pelaksanaan : SENIN, 23 November 2015
Pukul : 07.00 WIB
: Di kelas D3 Keperawatan A UMS
Pelaksana:D3 Keperawatan kelas A Kelompok 5
Audience / sasaran:Mahasiswa

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit Mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami dengan jelas tentang penyakit asma.

II. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian asma
2. Mengetahui penyebab penyakit asma
3. Mengetahui gejala dan tanda-tanda penyakit asma
4. Mengetahui cara melakukan inhalasi secara manual
5. Mengetahui penatalaksanaan dan perawatan terhadap penyakit asma

III. Materi
1. Pengertian asma
2. Penyebab asma
3. Tanda dan Gejala asma
4. Cara menggunakan inhalasi manual
5. Mengetahui siapa saja yang beresiko tinggi terserang asma
6. Menjelaskan penatalaksanaan dan perawatan pasien asma

IV. Pelaksanaan
TAHAP KEGIATAN
Pendahuluan (5 menit) · Memberi salam
· Memperkenalkan diri
· Mengkaji pengetahuan Mahasiswa mengenai penyakit
asma
· Pretes
Pemberian materi (45 menit ) 1. Menjelaskan tentang:
· Pengertian asma
· Etiologi asma
· Tanda dan Gejala asma
· Cara menggunakan inhalasi manual
· Siapa saja yang beresiko tinggi terkena asma
· Penatalaksanaan dan perawatan pasien asma
2. Diskusi dengan cara memberikan kesempatan mahasiswa
untuk bertanya.

Penutup (10 menit ) · Postes


· Menyimpulkan seluruh materi yang diberikan evaluasi
dengan cara tanya jawab.

V. Metode
Ø Ceramah
Ø Tanya jawab

VI. Media
Ø Leaflet
Ø Alat-alat peraga ( cara menggunakan inhalasi manual)

VII. Evaluasi
Ø Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab
Ø Kuesioner

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta.
Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. EGC: Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.
Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.
Lampiran materi

ASMA

A. PENGERTIAN
Asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat
reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
B. ETIOLOGI / PENYEBAB
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui.Suatu hal yang yang
menonjol pada penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma
sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi. Adapun rangsangan atau
faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah:
1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal
seperti debu, serbuk-serbuk, bulu- bulu binatang.
2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti common cold, infeksi
traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan: bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non-alergik
Beberapa Faktor Predisposisi dan Presipitasi timbulnya serangan Asma:
a. Faktor Predisposisi, meliputi genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara
penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat
juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor Presipitasi,meliputi:
1) Alergen
Dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Inhalan: masuk saluran pernafasan. Seperti : debbu,bulu binatang, bakteri dan polusi.
b) Ingestan, masuk melalui mulut. Seperti : makanan dan obat-obatan.
c) Kontaktan. Yang masuk melalui kontak dengan kulit. Seperti : perhiasan, logam,dan jam tangan.

2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab atau dingin juga menpengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin
merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan
dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
3) Stress.
Stress dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan
asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma
yang mengalami stress perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena
jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
4) Lingkungan Kerja.
Lingkungan Kerja juag menjadi penyebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

5) Olah raga atau aktivitas yang berat.


Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma
karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c. Whezing belum ada
d. Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f. BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b. Wheezing
c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi.
d. Penurunan tekanan parsial O2
2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA Pa O2 kurang dari 80%
i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
D.CARA MENGGUNAKAN INHALASI MANUAL
Inhalasi manual ( sederhana ) adalah memberikan obat dengan cara di hirup dalam bentuk
uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana serta
dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.
Terapi ini lebih efektif ketimbang obat oral/minum seperti tablet atau sirup. Obat oral
akan melalui berbagai organ terlebih dahulu seperti lambung, ginjal, atau jantung sebelum
sampai ke sasarannya, yakni parau-paru. Sehingga ktika sampai ke paru-paru, obatnya relatif
tinggal sedikit, sedangkan dengan inhalasi, obat akan bekerja cepat dan langsung. Selain itu dosis
obat pada inhalasi sangat kecil dan tidak memiliki efek samping ke bagian tubh lain.
1. Alat dan bahan
a. Ruangan tertutup
b. Baskom ukuran sedang
c. Obat-obatan aromaterapi seperti minyak kayu putih
d. Air panas
2. Cara kerja
a. Persiapkan alat dan bahan
b. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan perbandingan 2-3 tetes
minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat.
c. Tempatkan pasien dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap tidak tercampur
dengan udara bebas.
d. Hirup uap dari campuran tersebut selama 5-10 menit atau sampai pasien sudah merasa lega
dengan pernafasannya.

E. ORANG YANG BERESIKO TINGGI TERKENA ASMA


1. Anak laki-laki
Anak laki-laki lebih rentan terserang penyakit asma daripada anak perempuan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa saluran pernapasan anak laki-laki lebih sempit daripada saluran pernapasan anak
perempuan. Saluran pernapasan yang sempit ini meningkatkan risiko munculnya bunyi yang tidak wajar saat
bernafas. Pada usia 20 tahunan, kemungkinan terjadinya asma pada laki-laki dan perempuan adalah 50:50.
Namun pada usia 40 tahun ke atas, perempaun lebih rentan terkena penyakit asma.
2. Orang-orang yang memiliki keluarga berpenyakit asma
Kurang lebih tiga perlima dari seluruh penderita asma di dunia mendapatkan penyakitnya karena
diturunkan dari ayah atau ibunya. Seperti yang dikutip dari webmd.com, jika seseorang memiliki orang tua
yang menderita penyakit asma, maka orang tersebut beresiko enam kali lebih tinggi untuk menderita asma
juga.
3. Orang-orang yang memiliki saluran pernapasan yang hiperaktif
Meskipun beberapa peneliti belum yakin dengan hal ini, namun dugaan bahwa saluran pernapasan yang
hiperaktif dapat memicu timbulnya penyakit asma semakin menguat. Hal ini terjadi karena saluran pernapasan
yang hiperaktif akan lebih mudah mengalami peradangan apabila bersentuhan dengan pemicu asma seperti
allergen maupun udara dingin.
F. PENATALAKSANAAN DAN PERAWATAN PASIEN ASMA
1.Perawatan pasien asma
a. Ajarkan pasien tidur yang nyaman yaitu semi fowler/fowler
b.Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk efektif
c. Anjurkan pasien untuk perbanyak minum air hangat
d.Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas
dan istirahat.
e. Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas
selama fase penyembuhan.
f. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
g. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif atau latihan pernafasan.

2. Penatalaksanaan medis
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas.
b. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan
penyakit.

Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :


a. Pengobatan dengan obat-obatan. Seperti :
1) Beta agonist (beta adrenergik agent)
2) Methylxanlines (enphy bronkodilator)
3) Anti kolinergik (bronkodilator)
4) Kortikosteroid
5) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)

b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :


1) Oksigen 4-6 liter/menit.
2) Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer
dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin
0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.
3) Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam.

4) sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.


Diposting 29th November 2015 oleh ifka

Anda mungkin juga menyukai