Anda di halaman 1dari 37

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR KEP - 128/PJ./2003

TENTANG

PENETAPAN SATU TEMPAT ATAU LEBIH SEBAGAI TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
BAGI WAJIB PAJAK SELAIN YANG TERDAFTAR DI KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang :

bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, serta untuk lebih memberikan kepastian
hukum mengenai penetapan salah satu tempat usaha atau lebih sebagai tempat terutang Pajak Pertambahan
Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak selain yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar yang
mempunyai lebih dari satu tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebih Sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai
Bagi Wajib Pajak Selain yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3984);
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4061) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4199);
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-315/PJ/2002 tentang Pelaksanaan Uji Coba
Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa PPN dan PPn BM Secara On-line sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Direktur Pajak Nomor Kep-344/PJ./2002;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENETAPAN SATU TEMPAT ATAU LEBIH SEBAGAI TEMPAT
TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI WAJIB PAJAK SELAIN YANG TERDAFTAR DI KANTOR PELAYANAN
PAJAK WAJIB PAJAK BESAR.

Pasal 1

Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud dengan:

1. Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang membawahi
Kantor Pelayanan Pajak tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai akan dilaksanakan.

2. Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha Kena Pajak selain yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Wajib Pajak Besar.

3. SPT Masa PPN dan PPn BM dengan Media Elektronik (e-filing) adalah Surat Pemberitahuan Masa PPN
dan PPn BM beserta lampirannya yang disampaikan oleh Wajib Pajak melalui aplikasi Penerimaan SPT
Masa PPN/PPn BM on line.

4. Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai adalah tempat tinggal atau kedudukan atau tempat
kegiatan usaha yang dipilih sebagai tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai.

5. Administrasi Penjualan adalah Pencatatan mengenai kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak yang merupakan hasil kegiatan usaha maupun bukan hasil kegiatan usahanya
kepada pihak lain, baik sebagai pusat maupun cabang perusahaan.

6. Administrasi Pembelian adalah Pencatatan mengenai kegiatan perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak sehubungan dengan kegiatan usahanya, kecuali kegiatan perolehan Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak untuk keperluan operasional kantor atau unit bersangkutan yang dananya
berasal dari kas-kecil (petty cash).

7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat kegiatan usaha akan
dipusatkan dan atau tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai akan dilaksanakan.

Pasal 2

(1) Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik
(e-filing) yang memiliki lebih dari satu tempat untuk melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena
Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dapat mengajukan pemberitahuan untuk penetapan satu tempat atau
lebih sebagai tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang.

(2) Pengusaha Kena Pajak selain yang menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik
(e-filing) yang memiliki lebih dari satu tempat untuk melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena
Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk penetapan satu
tempat atau lebih sebagai tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang.

Pasal 3

(1) Dalam Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) paling sedikit memuat:
a. Nama, alamat, dan NPWP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang;
b. Rincian nama, alamat, dan NPWP tempat PPN terutang yang akan dipusatkan;
c. Tanggal dimulainya pemusatan;
d. Melampirkan fotocopy serta memperlihatkan yang asli, berita acara penyampaian SPT Masa
PPN melalui Media Elektronik (e-filing) untuk masa pajak dari tempat yang akan dilakukan
pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum saat dimulainya pemusatan dan paling sedikit memuat:
a. Nama, alamat, dan NPWP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang;
b. Rincian nama, alamat, dan NPWP tempat kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
Jasa Kena Pajak yang dipusatkan;
c. Tanggal yang diinginkan untuk dimulainya pemusatan; dan
d. Pernyataan Pengusaha Kena Pajak bahwa sistem administrasinya telah sesuai dengan
persyaratan pemusatan tempat PPN terutang.

Pasal 4

(1) Permohonan untuk penetapan salah satu tempat usaha sebagai tempat pemusatan Pajak Pertambahan
Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak selain Pedagang Eceran dan Pengusaha Kena Pajak yang
menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM dengan Media Elektronik (e-filing) dapat dikabulkan apabila
telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dipusatkan tidak menyelenggarakan
administrasi penjualan dan administrasi pembelian, semua administrasi dilakukan di tempat
pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang;
b. Fungsi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan hanya melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada pembeli barang atau penerima jasa atas perintah tempat
pemusatan Pajak Pertambahan Nilai;
c. Semua Faktur Pajak dan atau Faktur Penjualan diterbitkan oleh tempat pemusatan Pajak
Pertambahan Nilai terutang;
d. Tempat kegiatan usaha yang dipusatkan tidak membuat Faktur Pajak dan atau Faktur
Penjualan, kecuali Faktur Pajak dan atau Faktur Penjualan yang dicetak berdasarkan data
yang diinput secara on line dari Kantor Pusat atau tempat pemusatannya; dan
e. Kantor Cabang Unit yang dipusatkan hanya mengadministrasi persediaan dan administrasi
kegiatan perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak untuk keperluan operasional
kantor atau unit bersangkutan yang dananya berasal dari kas-kecil (petty cash).

(2) Permohonan tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai bagi Pedagang Eceran dapat dikabulkan
apabila kegiatan dan administrasi pembelian untuk jaringan penjualan yang tersebar di berbagai
tempat, dipusatkan di tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai dimohonkan.
Pasal 5

(1) Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan paling lambat
3 (tiga) bulan sejak permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) diterima lengkap.

(2) Apabila setelah lewat jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Kepala Kantor Wilayah
tidak memberikan keputusan, maka permohonan Pengusaha Kena Pajak dianggap diterima dan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Terutang Pajak
Pertambahan Nilai harus diterbitkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) berakhir.

Pasal 6

(1) Pengusaha Kena Pajak tidak dapat mengajukan permohonan pemusatan tempat PPN terutang untuk
tempat kegiatan usaha dimana Pabrik terletak kecuali Pengusaha Kena Pajak tersebut menyampaikan
SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik (e-filing).

(2) Keputusan Pemusatan tempat PPN terutang untuk Pabrikan yang telah diberikan sebelum
diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal ini tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya.

Pasal 7

(1) Pengusaha Kena Pajak yang mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) dilakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan untuk memperoleh keyakinan dapat dipenuhinya
syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).

(2) Pemeriksaan Sederhana Lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi seluruh tempat
kegiatan usaha yang diminta untuk dipusatkan dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dimana tempat-
tempat tersebut terdaftar atas permintaan Kepala Kantor Wilayah.

(3) Pemeriksaan Sederhana Lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diselesaikan dan Laporan
Hasil Pemeriksaan disampaikan ke Kepala Kantor Wilayah paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal
permintaan pemeriksaan diterima.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Kepala Kantor Pelayanan Pajak
tidak menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak dianggap
menerima atau menyetujui pemusatan PPN dan Kepala Kantor Wilayah dapat memberikan keputusan
tanpa harus menunggu hasil pemeriksaan.

(5) Dalam hal Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan dari masing-masing Kantor Pelayanan
Pajak memberikan kesimpulan yang berbeda, maka Kepala Kantor Wilayah dapat menolak
permohonan pemusatan PPN atau mengabulkan sebagian tempat untuk dipusatkan pada tempat
pemusatan PPN terutang sesuai kesimpulan Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan.

Pasal 8

Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM dengan Media Elektronik (e-filing)
serta memiliki lebih dari satu tempat untuk melakukan kegiatan usaha menyampaikan pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah saat dimulainya pemusatan
yaitu saat dimulainya pemasukan SPT Masa dengan Media Elektronik (e-filing).

Pasal 9

(1) Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan penetapan
tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang kepada Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterimanya pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Keputusan penetapan tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah tanpa perlu melalui Pemeriksaan Sederhana
Lapangan.

(3) Keputusan penetapan tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) berlaku sejak tanggal pemberitahuan.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Kepala Kantor Wilayah tidak
memberikan keputusan, maka pemberitahuan Pengusaha Kena Pajak dianggap telah berlaku dan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Terutang Pajak
Pertambahan Nilai harus diterbitkan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakhir.

Pasal 10

(1) Keputusan Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang berlaku selama 5 (lima)
tahun sejak tanggal berlakunya pemusatan.

(2) Pengusaha Kena Pajak selain yang menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik
(e-filing) dapat mengajukan permohonan perpanjangan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) kepada Kepala Kantor Wilayah paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum habis masa berlakunya.

(3) Sebelum diberikan keputusan, atas permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dilakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

(4) Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur Jenderal Pajak memberikan keputusan paling lambat 3
(tiga) bulan sejak permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diterima.

(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Kepala Kantor Wilayah tidak
memberikan keputusan, maka permohonan perpanjangan dianggap diterima dan mulai berlaku pada
tanggal berikutnya setelah habis masa berlakunya dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak
tentang Persetujuan Perpanjangan Ijin Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai harus
diterbitkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
berakhir.

(6) Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik
(e-filing) dapat mengajukan pemberitahuan perpanjangan keputusan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah.

(7) Atas pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Kepala Kantor Wilayah memberikan
keputusan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterimanya pemberitahuan dan keputusan
perpanjangan diberikan tanpa melalui Pemeriksaan Sederhana Lapangan.

(8) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) Kepala Kantor Wilayah tidak
memberikan keputusan, maka pemberitahuan perpanjangan dianggap mulai berlaku pada tanggal
berikutnya setelah habis masa berlakunya dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Persetujuan Perpanjangan Ijin Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai harus diterbitkan
paling lambat 14 (empat belas) hari setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
berakhir.

Pasal 11

(1) Pengusaha Kena Pajak selain yang menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik
(e-filing) dapat mengajukan permohonan pemusatan kepada Kepala Kantor Wilayah apabila terdapat
penambahan tempat kegiatan usaha sebelum jangka waktu berlakunya keputusan tersebut berakhir.

(2) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan Pemeriksaan Sederhana
Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 terbatas untuk tempat kegiatan usaha baru yang
akan dipusatkan.

(3) Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur Jenderal Pajak memberikan keputusan paling lambat 3
(tiga) bulan sejak permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterima lengkap.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Kepala Kantor Wilayah tidak
memberikan keputusan, maka permohonan Pengusaha Kena Pajak dianggap diterima dan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai
Terutang atas penambahan tempat kegiatan usaha harus diterbitkan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).

(5) Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik
(e-filing) menyampaikan pemberitahuan pemusatan kepada Kepala Kantor Wilayah apabila terdapat
penambahan tempat kegiatan usaha sebelum jangka waktu berlakunya keputusan tersebut berakhir.
(6) Atas pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), Kepala Kantor Wilayah memberikan
keputusan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterimanya pemberitahuan.

(7) Keputusan penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) diberikan tanpa perlu dilakukan
Pemeriksaan Sederhana Lapangan.
(8) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Kepala Kantor Wilayah tidak
memberikan keputusan, maka pemberitahuan Pengusaha Kena Pajak dianggap telah berlaku dan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan
Nilai Terutang atas penambahan tempat kegiatan usaha harus diterbitkan paling lambat 14 (empat
belas) hari setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) berakhir.

(9) Keputusan Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang atas penambahan
tempat kegiatan usaha berlaku sesuai dengan masa berlakunya keputusan pemusatan yang telah
ditetapkan.

Pasal 12

Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal 9 ayat (2), dan Pasal 10 ayat
(1) ditolak oleh Kepala Kantor Wilayah, Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permohonan kedua untuk
penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang setelah lewat
6 (enam) bulan sejak tanggal keputusan penolakan pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang.

Pasal 13

(1) Dalam hal terdapat perubahan fungsi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan sehingga menyebabkan
tidak terpenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 atau Pengusaha Kena Pajak
tidak lagi menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui Media Elektronik (e-filing) maka
Pengusaha Kena Pajak wajib memberitahukan kepada Kepala Kantor Wilayah.

(2) Keputusan Pemusatan tempat PPN terutang dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal pemberitahuan
disampaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur
Jenderal Pajak mencabut Keputusan Pemusatan tempat PPN terutangnya.

(3) Pencabutan Keputusan Pemusatan tempat PPN terutang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diterbitkan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan disampaikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(4) Apabila diketahui, Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
memberitahukan kepada Kepala Kantor Wilayah setempat maka Keputusan Pemusatan tempat PPN
terutang dinyatakan tidak berlaku sejak terjadinya perubahan fungsi tempat kegiatan usaha dan
Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur Jenderal Pajak mencabut Keputusan Pemusatan tempat
PPN terutangnya.

(5) Pencabutan Keputusan Pemusatan tempat PPN terutang sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
diterbitkan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah berakhirnya Masa Pajak diketahuinya terjadi
perubahan fungsi tempat kegiatan usaha atau tidak disampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM melalui
Media Elektronik (e-filing) oleh Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 14

(1) Pengusaha Kena Pajak harus melaksanakan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai sesuai ketentuan
perpajakan yang berlaku di tempat-tempat terutang pajak sejak terjadinya perubahan fungsi tempat
kegiatan usaha yang dipusatkan sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 atau Pengusaha Kena Pajak tidak lagi melaksanakan penyampaian SPT Masa
PPN melalui Media Elektronik (e-filing).

(2) Dalam hal Pengusaha tidak melaksanakan hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Pasal 15

(1) Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permohonan pencabutan ijin pemusatan tempat PPN
terutang secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah baik untuk seluruh atau sebagian tempat
kegiatan usaha.

(2) Kepala Kantor Wilayah harus menerbitkan Keputusan atas permohonan pencabutan ijin pemusatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling lambat 14 (empat belas) hari setelah surat permohonan
sebagaimana diterima.

Pasal 16
Keputusan Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur Jenderal Pajak ditetapkan dengan menggunakan
formulir sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 17

(1) Ijin pemusatan yang diterbitkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-334/PJ./2002 tentang Penetapan Satu Tempat Atau Lebih Sebagai Tempat Terutang Pajak
Pertambahan Nilai dinyatakan tetap berlaku sampai habis masa berlakunya.

(2) Ijin pemusatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang telah habis masa berlakunya dapat
diajukan permohonan perpanjangan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Pasal 18

Pada saat Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-334/PJ./2002 tentang Penetapan Satu Tempat Atau Lebih Sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan
Nilai dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19

Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Mei 2003.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 April 2003
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

ttd

HADI POERNOMO
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR KEP - 128/PJ./2003

TENTANG

RALAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-128/PJ./2003 TANGGAL : 22 APRIL 2003
TENTANG PENETAPAN SATU TEMPAT ATAU LEBIH SEBAGAI TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
BAGI WAJIB PAJAK SELAIN YANG TERDAFTAR DI KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Berhubung dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ./2003 tanggal 22 April 2003 terdapat
kekeliruan pada Pasal 10 ayat (3), Pasal 11 ayat (2), Pasal 12, dan bagian Penutup, maka perlu diralat
sebagai berikut:

1. Pasal 10 ayat (3):

Tertulis:
"(3) Sebelum diberikan keputusan, atas permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dilakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6."

Seharusnya:
"(3) Sebelum diberikan keputusan, atas permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dilakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7."

2. Pasal 11 ayat (2):

Tertulis:
"(2) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan Pemeriksaan Sederhana
Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 terbatas untuk tempat kegiatan usaha baru
yang akan dipusatkan."

Seharusnya:
"(2) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan Pemeriksaan Sederhana
Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terbatas untuk tempat kegiatan usaha baru
yang akan dipusatkan."

3. Pasal 12:

Tertulis:
"Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal 9 ayat (2), dan Pasal
10 ayat (1) ditolak oleh Kepala Kantor Wilayah, Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan
permohonan kedua untuk penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat pemusatan Pajak
Pertambahan Nilai terutang setelah lewat 6 (enam) bulan sejak tanggal keputusan penolakan
pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang."

Seharusnya:
"Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal 10 ayat (2), dan Pasal
11 ayat (1) ditolak oleh Kepala Kantor Wilayah, Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan
permohonan kedua untuk penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat pemusatan Pajak
Pertambahan Nilai terutang setelah lewat 6 (enam) bulan sejak tanggal keputusan penolakan
pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang."

4. Pada bagian Penutup:

Tertulis:
"BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2003 NOMOR ....."

Seharusnya:
Tidak ada.

Dengan ralat ini, maka kekeliruan pada Pasal 10 ayat (3), Pasal 11 ayat (2), Pasal 12, dan bagian Penutup
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut telah dibetulkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Juni 2003
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

ttd

HADI POERNOMO
Lampiran I
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DAFTAR FORMULIR KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR : KEP-128/PJ/2003
TANGGAL : 22 April 2003

No. Nama Keputusan Nomor Lampiran


1 PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI I.A.
PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILING)
2. PENOLAKAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI I.B
PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILING)
3 PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI I.C
PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILING)
4 PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS II.A
PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN
YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(E-FILING)
5 PENOLAKAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS II.B
PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN
YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(E-FILING)
6 PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS II.C
PERTAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG
MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(E-FILING)
7 PENCABUTAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI III
8 PERSETUJUAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK IV.A
PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG
MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(E-FILING)
9 PENOLAKAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK IV.B
PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN
SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILING)
10 PERSETUJUAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK IV.C
PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN SPT
MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILING)

TaxBase 6.0 Document - Page : 1


Lampiran I.A
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN
DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Membaca : Surat permohonan dari ................(3) NPWP..........................(4) Nomor.....................(5)


tanggal.....................(6) hal Permohonan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang
Atas tempat kegiatan usaha sbb :
1. .........................(7);
2. ..........................
3. .........................dst.

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai :
1. Kantor Pelayanan Pajak....................(8) Nomor ......................(9)
tanggal.......................(10);
2. Kantor Pelayanan Pajak........................Nomor.............................tanggal ........................
3. Kantor PelayananPajak........................Nomor.......................tanggal....................;dst.
terdapat alasan untuk mempertimbangkan permohonan Wajib Pajak .........................(11)
NPWP..............(12) untuk melaksanakan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai atas
tempat kegiatan usaha sebagaimana tersebut diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain Yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT


TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG
MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Pertama : Mengabulkan permohonan dari ................(13) NPWP................(14) beralamat di ..............(15)


untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan
Pajak...............(16) atas tempat kegiatan usaha sbb :
1. ........... (17);
2. .................;
3. ..............dst.

Kedua : Penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan pada Kantor
Pelayanan Pajak..................(18) meliputi seluruh kegiatan tempat pemusatan Pajak Pertambahan
Nilai terutang yang beralamat .....................(19) termasuk tempat-tempat kegiatan usaha yang
dipusatkan sebagaimana tersebut dalam diktum pertama.

Ketiga : Penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak * oleh tempat kegiatan usaha yang dipusatkan
tetap terutang Pajak Pertambahan Nilai.

Keempat : Tempat kegiatan usaha yang dipusatkan tersebut dalam dictum pertama, tidak boleh menerbitkan
Faktur Pajak maupun Faktur Penjualan, baik untuk tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai
terutang maupun atas nama tempat kegiatan usaha yang dipusatkan. Faktur Pajak hanya
diterbitkan oleh tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai.
Kelima : Keputusan ini berlaku sampai tanggal................(20) dengan ketentuan bahwa segala sesuatu

TaxBase 6.0 Document - Page : 2


akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila kemudian ternyata terdapat kekeliuran
dalam keputusan ini.

................,.........................(21)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(22)
NIP................................(23)

Yth..................................(24)
Jalan................................(25)

Tembusan :
1. ....................................(26)
2. ..................................dst
(*) coret yang tidak perlu

TaxBase 6.0 Document - Page : 3


Lampiran I.A
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PERSETUJUAN


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA
PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nama dan alamat tempat kegiatan usaha yang daijukan Permohonan Pemusatan
Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
Angka 8 : Diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.
Angka 9 : Diisi dengan nomor Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 10 : Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 11 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 13 : Diisi sama dengan Angka 3
Angka 14 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 15 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 16 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 17 : Diisi dengan nama tempat penyerahan barang yang disetujui untuk dipusatkan.
Angka 18 : Diisi sama dengan Angka 16.
Angka 19 : Diisi sama dengan Angka 15
Angka 20 : Diisi dengan tanggal jatuh tempo berlakunya ijin pemusatan.
Angka 21 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 22 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 23 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 24 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 25 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 26 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat penyerahan kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 4


Lampiran I.B
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PENOLAKAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN
DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Membaca : Surat permohonan dari ................(3) NPWP..........................(4) Nomor.....................(5)


tanggal.....................(6) hal permohonan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang
Atas tempat kegiatan usaha sbb :
1. .........................(7);
2. ..........................
3. .........................dst.

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai :
1. Kantor Pelayanan Pajak....................(8) Nomor ......................(9)
tanggal.......................(10);
2. Kantor Pelayanan Pajak........................Nomor.............................tanggal ........................
3. Kantor Pelayanan Pajak...................Nomor........................tanggal....................;dst.
tidak terdapat alasan untuk mempertimbangkan permohonan Wajib Pajak
.........................(11) NPWP..............(12) untuk melaksanakan pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang atas tempat kegiatan usaha sebagaimana tersebut diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan dan Pajak
Jasa Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak Selain Yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENOLAKAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT
MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Pertama : Menolak permohonan dari ................(13) NPWP................(14) beralamat di ..............(15)


untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan
Pajak...............(16) atas tempat kegiatan usaha sbb :
1. ........... (17);
2. .................;
3. ..............dst.

Kedua : Tempat kegiatan usaha yang ingin dipusatkan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai .

Ketiga : Tempat kegiatan usaha yang ingin dipusatkan tetap melaksanakan hak dan kewajiban Pajak
Pertambahan Nilainya pada kantor tempat kegiatan usaha terdaftar/lokasi.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatu
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila kemudian ternyata terdapat kekeliuran
dalam keputusan ini.

TaxBase 6.0 Document - Page : 5


................,.........................(18)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(19)
NIP................................(20)

Yth..................................(21)
Jalan................................(22)

Tembusan :
1. ....................................(23)
2. ..................................dst

TaxBase 6.0 Document - Page : 6


Lampiran I.B
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PENOLAKAN


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA
PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nama dan alamat tempat kegiatan usaha yang diajukan Permohonan Pemusatan
Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
Angka 8 : Diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.
Angka 9 : Diisi dengan nomor Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 10 : Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 11 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 13 : Diisi sama dengan Angka 3
Angka 14 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 15 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 16 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 17 : Diisi dengan tempat penyerahan barang /jasa kena Pajak yang ditolak.
Angka 18 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 19 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 20 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 21 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 22 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 23 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 7


Lampiran I.C
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn
BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Surat pemberitahuan dari .....................(3)
NPWP.................(4) Nomor ...................(5) tanggal ...................(6) hal Pemberitahuan
Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang untuk tempat kegiatan usaha :
1. .........................(7);
2. ..........................
3. .........................dst.
Terdapat alasan untuk mempertimbangkan pemberitahuan Wajib Pajak .................(8)
NPWP..................(9) untuk pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana tersebut diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT


TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN
SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Pertama : Menyetujui berdasarkan pemberitahuan dari ...............(11) NPWP..................(12) beralamat


di.....................(13) untuk pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai
pada Kantor Pelayanan Pajak....................(14) dengan tempat kegiatan usaha sebagai berikut :
1. ...................(15);
2. .........................;
3. ...................; dst

Kedua : Keputusan ini berlaku sampai dengan tanggal...................(16).

TaxBase 6.0 Document - Page : 8


................,.........................(17)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(18)
NIP................................(19)

Yth..................................(20)
Jalan................................(21)

Tembusan :
1. ....................................(22)
2. ..................................dst

TaxBase 6.0 Document - Page : 9


Lampiran I.C
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PERSETUJUAN


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA
PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nama dan alamat tambahan tempat kegiatan usaha yang diajukan Permohonan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Angka 8 : Diisi sama dengan Angka 3 .
Angka 9 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 10 : Diisi dengan Nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat
Terutang Pajak Pertambahan Nilai yang diberikan sebelumnya.
Angka 11 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 13 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 14 : Diisi dengan KPP tempat Pemusatan Pajak Pertamabahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 15 : Diisi dengan tempat kegiatan usaha yang disetujui.
Angka 16 : Diisi dengan tanggal jatuh tempo ijin pemusatan sesuai Keputusan yang sebelumnya telah
diberikan.
Angka 17 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 18 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 19 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 20 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 21 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 22 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 10


Lampiran II.A
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI PENGUSAHA KENA
PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI
MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Membaca : Surat permohonan dari ................(3) NPWP..........................(4) Nomor.....................(5)


tanggal.....................(6) hal Permohonan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang
untuk penambahan tempat kegiatan usaha :
1. .........................(7);
2. ..........................
3. .........................dst.

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai :
1. Kantor Pelayanan Pajak....................(8) Nomor .................(9) tanggal................(10)
2. Kantor Pelayanan Pajak........................Nomor.....................tanggal .......................;
3. Kantor Pelayanan Pajak.....................Nomor..............................tanggal.................;dst.
terdapat alasan untuk mempertimbangkan permohonan Wajib Pajak .........................(11)
NPWP..............(12) untuk melaksanakan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai atas
penambahan tempat kegiatan usaha sebagaimana tersebut diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-........./PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai;
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT


TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI
PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK (E-FILLING)

Pertama : Mengabulkan permohonan dari ...............(15) NPWP..................(16) beralamat


di.....................(17) untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai
pada Kantor Pelayanan Pajak....................(18) sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan
Direktur Pajak Nomor : ............................(19) dengan penambahan tempat kegiatan usaha
sebagai berikut :
1. ...................(20);
2. .........................;
3. ...................; dst”

Kedua : Keputusan ini berlaku sampai dengan tanggal...................(21)

TaxBase 6.0 Document - Page : 11


................,.........................(22)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(23)
NIP................................(24)

Yth..................................(25)
Jalan................................(26)

Tembusan :
1. ....................................(27)
2. ..................................dst

TaxBase 6.0 Document - Page : 12


Lampiran II.A
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI
PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN
DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nama dan alamat tambahan tempat penyerahan Barang Kena Pajak yang diajukan
Permohonan Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai .
Angka 8 : Diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.
Angka 9 : Diisi dengan nomor Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 10 : Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan
Angka 11 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 13 : Diisi dengan Nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat
Terutang Pajak Pertambahan Nilai yang diberikan sebelumnya.
Angka 14 : Diisi sama dengan Angka 13
Angka 15 : Diisi dengan sama dengan 3
Angka 16 : Diisi dengan sama dengan 4.
Angka 17 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 18 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar
Angka 19 : Diisi dengan nomor kep djp persetujuan pemusatan terdahulu
Angka 20 : Diisi dengan tempat penyerahan barang/jasa kena Pajak yang disetujui.
Angka 21 : Diisi dengan tanggal jatuh tempo ijin pemusatan sesuai Keputusan yang sebelumnya telah
diberikan.
Angka 22 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 23 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 24 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 25 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 26 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 24 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat penyerahan kegiatan usaha yang dipusatkan

TaxBase 6.0 Document - Page : 13


Lampiran II.B
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PENOLAKAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA YANG DIPUSATKAN BAGI
PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN
PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Membaca : Surat permohonan dari ................(3) NPWP..........................(4) Nomor.....................(5)


tanggal.....................(6) hal Permohonan Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan
Nilai Terutang Atas tempat kegiatan usaha sbb :
1. .........................(7);
2. ..........................;
3. .........................dst.

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai :
1. Kantor Pelayanan Pajak...............(8) Nomor .................(9) tanggal...............(10);
2. Kantor Pelayanan Pajak...............Nomor.............................tanggal ........................;
3. Kantor Pelayanan Pajak......................Nomor........................tanggal....................;dst.
tidak terdapat alasan untuk mempertimbangkan permohonan Wajib Pajak
.........................(11) NPWP..............(12) untuk melaksanakan pemusatan tempat Pajak
Pertambahan Nilai terutang atas penambahan tempat kegiatan usaha sebagaimana tersebut
diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak Selain Yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENOLAKAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI PENGUSAHA
KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK (E-FILLING)

Pertama : Menolak permohonan dari ................(13) NPWP................(14) beralamat di ..............(15)


untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan
Pajak...............(16) atas penambahan tempat kegiatan usaha sbb :
1. ...................(17);
2. .........................;
3. ...................; dst.

Kedua : Tempat kegiatan usaha yang ingin dipusatkan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai.

Ketiga : Tempat kegiatan usaha yang ingin dipusatkan sebagaimana disebutkan dalam diktum pertama,
tetap melaksanakan hak dan kewajiban Pajak Pertambahan Nilainya pada Kantor Pelayanan Pajak
di tempat cabang/perwakilan terdaftar.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatu
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila kemudian ternyata terdapat kekeliuran

TaxBase 6.0 Document - Page : 14


dalam keputusan ini.

................,.........................(18)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(19)
NIP................................(20)

Yth..................................(21)
Jalan................................(22)

Tembusan :
1. ....................................(23)
2. ..................................dst

TaxBase 6.0 Document - Page : 15


Lampiran II.B
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PENOLAKAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI
PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN
DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nama dan alamat tambahan tempat kegiatan usaha yang diajukan Permohonan
Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
Angka 8 : Diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.
Angka 9 : Diisi dengan nomor Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 10 : Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 11 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 13 : Diisi sama dengan Angka 3
Angka 14 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 15 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 16 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 17 : Diisi dengan nama tempat kegiatan usaha yang ditolak.
Angka 18 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 19 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 20 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 21 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 22 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 23 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 16


Lampiran II.C
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK
YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Surat pemberitahuan dari .....................(3)
NPWP.................(4) Nomor ...................(5) tanggal ...................(6) hal Pemberitahuan
Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang untuk tempat kegiatan usaha :
1. .........................(7);
2. ..........................
3. .........................dst.
Terdapat alasan untuk mempertimbangkan pemberitahuan Wajib Pajak .................(8)
NPWP..................(9) untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai
atas penambahan tempat sebagaimana tersebut diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-..../PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERSETUJUAN PEMUSATAN TEMPAT


TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI
PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK (E-FILLING)

Pertama : Menyetujui berdasarkan pemberitahuan dari ...............(11) NPWP..................(12) beralamat


di.....................(13) untuk melaksanakan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai
pada Kantor Pelayanan Pajak....................(14) sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor :......................(15) dengan penambahan tempat kegiatan usaha
sebagai berikut :
1. ...................(16);
2. .........................;
3. ...................; dst.

Kedua : Keputusan ini berlaku sampai dengan tanggal...................(17).

TaxBase 6.0 Document - Page : 17


................,.........................(18)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(19)
NIP................................(20)

Yth..................................(21)
Jalan................................(22)

Tembusan :
1. ....................................(23)
2. ..................................dst

TaxBase 6.0 Document - Page : 18


Lampiran II.C
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PERSETUJUAN


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS
PENAMBAHAN TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK
YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nama dan alamat tambahan tempat kegiatan usaha yang diajukan Permohonan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Angka 8 : Diisi sama dengan Angka 3 .
Angka 9 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 10 : Diisi dengan Nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat
Terutang Pajak Pertambahan Nilai yang diberikan sebelumnya.
Angka 11 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 13 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 14 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 15 : Diisi dengan nomor ked djp persetujuan pemusatan terlebih dahulu.
Angka 16 : Diisi dengan tempat penyerahan barang/jasa kena pajak yang disetujui.
Angka 17 : Diisi dengan tanggal jatuh tempo ijin pemusatan sesuai Keputusan yang sebelumnya telah
diberikan.
Angka 18 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 19 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan ini.
Angka 20 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan ini.
Angka 21 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 22 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 23 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 19


Lampiran III
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PENCABUTAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN


NILAI UNTUK SELURUH ATAU SEBAGIAN TEMPAT KEGIATAN USAHA

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : bahwa berdasarkan Pasal 13 dan Pasal 15 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-...../PJ/2003, ijin pemusatan Nomor .............(3), karena terdapat perubahan fungsi tempat
kegiatan usaha yang dipusatkan sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-.........../PJ/2003/Pengusaha Kena Pajak tidak lagi menyampaikan SPT Masa PPN dan PPn BM
melalui Media Elektronik (e-filing)/ permohonan Pengusaha Kena Pajak Surat Nomor
..............(4)*.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai Bagi Wajib Pajak Selain Yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENCABUTAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT
TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI UNTUK SELURUH ATAU SEBAGIAN TEMPAT KEGIATAN
USAHA

Pertama : Mencabut Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor :.............(5) tentang Persetujuan Pemusatan
Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai yang diberikan kepada.................(6)
NPWP..............(7) beralamat di ....................(8) untuk melaksanakan pemusatan tempat
terutang Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak.....................(9) atas
seluruh/sebagian * tempat kegiatan usaha sbb :
1. ........................(10);
2. ........................;
3. ........................dst.

Kedua : Kepala Kantor Pelayanan Pajak secara jabatan mengukuhkan tempat kegiatan usaha yang semula
dipusatkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ...................(11) dengan ketentuan bahwa segala
sesuatu akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila kemudian ternyata terdapat
kekeliuran dalam keputusan ini.

................,.........................(12)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(13)
NIP................................(14)

Yth..................................(15)
Jalan................................(16)

Tembusan :
1. ...................................(17);
2. ..................................dst

*) coret yang tidak perlu


Lampiran III

TaxBase 6.0 Document - Page : 20


Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PENCABUTAN IJIN


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI UNTUK
SELURUH ATAU SEBAGIAN TEMPAT KEGIATAN USAHA

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan .
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan Nomor Keputusan Ijin Pemusatan yang pernah diberikan.
Angka 4 : Diisi dengan surat permohonan Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan angka 3.
Angka 6 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan NPWP.
Angka 8 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 9 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 10 : Diisi dengan nama dan alamat tempat kegiatan usaha yang mendapat ijin pemusatan.
Angka 11 : Diisi dengan tanggal jatuh tempo ijin pemusatan.
Angka 12 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 13 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 14 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 15 : Diisi sama dengan angka 6
Angka 16 : Diisi sama dengan angka 8.
Angka 17 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 21


Lampiran IV
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PERSETUJUAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Membaca : Surat permohonan dari ................(3) NPWP..........................(4) Nomor..................... (5)


tanggal..................... (6) hal Permohonan Perpanjangan Izin Pemusatan Tempat Pajak
Pertambahan Nilai Terutang Atas tempat kegiatan usaha nomor KEP-.................. (7) sbb :
1. .........................(8);
2. ..........................
3. .........................dst.

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Perpanjangan Izin Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai :
1. Kantor Pelayanan Pajak....................(9) Nomor ...............(10) tanggal.....................(11)
2. Kantor Pelayanan Pajak.....................Nomor...................tanggal ........................
3. Kantor Pelayanan Pajak......................Nomor......................tanggal....................; dst.
terdapat alasan untuk mempertimbangkan permohonan Wajib Pajak .........................(12)
NPWP..............(13) untuk memperpanjang pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai atas tempat kegiatan usaha sebagaimana tersebut diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak selain yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERSETUJUAN PERPANJANGAN IJIN


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK
SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(E-FILLING)

Pertama : Mengabulkan permohonan dari ................(14) NPWP................(15) beralamat di ..............(16)


untuk memperpanjang pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai pada
Kantor Pelayanan Pajak...............(17) atas tempat kegiatan usaha sesuai KEP-.............18) sbb :
:
1. ..................(19);
2. .................
3. ................dst.

Kedua : Penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan pada Kantor
Pelayanan Pajak...................(20) meliputi seluruh kegiatan tempat pemusatan Pajak
Pertamabahan Nilai terutang yang beralamat....................(21) termasuk tempat-tempat kegiatan
usaha yang dipusatkan sebagaimana tersebut dalam diktum pertama.

Ketiga : Penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak oleh tempat kegiatan usaha yang dipusatkan
tetap terutang Pajak Pertambahan Nilai.

Keempat : Tempat kegiatan usaha yang telah dipusatkan tersebut dalam diktum pertama, tidak boleh

TaxBase 6.0 Document - Page : 22


menerbitkan Faktur Pajak maupun Faktur Penjualan, baik untuk tempat pemusatan Pajak
Pertambahan Nilai terutang maupun atas nama tempat kegiatan usaha yang dipusatkan. Faktur
Pajak hanya diterbitkan oleh tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai.

Kelima : Keputusan ini berlaku sampai tanggal...................(22) dengan ketentuan bahwa segala sesuatu
yang akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila kemudian ternyata terdapat
kekeliuran dalam keputusan ini.

................,.........................(23)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(24)
NIP................................(25)

Yth..................................(26)
Jalan................................(27)

Tembusan :
1. ....................................(28);
2. ..................................dst

(*) coret yang tidak perlu

TaxBase 6.0 Document - Page : 23


Lampiran IV.A
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PERSETUJUAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN


TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA
PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI
MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nomor kep djp persetujuan pemusatan sebelumnya
Angka 8 : Diisi dengan nama dan alamat tempat kegiatan usaha yang diajukan Permohonan Pemusatan
Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
Angka 9 : Diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.
Angka 10 : Diisi dengan nomor Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 11 : Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 13 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 14 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 15 : Diisi sama dengan Angka 4
Angka 16 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak
Angka 17 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 18 : Diisi sama dengan Angka 7
Angka 19 : Diisi dengan nama tempat kegiatan usaha yang disetujui untuk dipusatkan.
Angka 20 : Diisi sama dengan Angka 16.
Angka 21 : Diisi sama dengan Angka 15
Angka 22 : Diisi dengan tanggal jatuh tempo ijin berlakunya ijin pemusatan .
Angka 23 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 24 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 25 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 26 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 27 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 28 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat penyerahan kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 24


Lampiran IV.B
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PENOLAKAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK SELAIN YANG
MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Membaca : Surat permohonan dari ................(3) NPWP..........................(4) Nomor.....................(5)


tanggal.....................(6) hal Permohonan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang
Atas tempat kegiatan usaha nomor KEP-............(7) sbb :
1. .........................(8);
2. ..........................
3. .........................dst.

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai :
1. Kantor Pelayanan Pajak...............(9) Nomor ......................(10) tanggal...............(11);
2. Kantor Pelayanan Pajak................Nomor....................tanggal ........................;
3. Kantor Pelayanan Pajak...............Nomor.....................tanggal....................;dst.
tidak terdapat alasan untuk mempertimbangkan permohonan Wajib Pajak
.........................(12) NPWP..............(13) untuk memperpanjang pelaksanaan pemusatan
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang atas tempat kegiatan usaha sebagaimana tersebut
diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak Selain Yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENOLAKAN PERPANJANGAN IJIN


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK
SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(E-FILING)

Pertama : Menolak permohonan dari ................(14) NPWP................(15) beralamat di ..............(16)


untuk memperpanjang pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai pada
Kantor Pelayanan Pajak...............(17) atas tepat kegiatan usaha sesuai KEP-............(18):
1. ..................(19);
2. .................;
3. ................dst.

Kedua : Tempat kegiatan usaha yang ingin dipusatkan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
untuk memperpanjang pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai.

Ketiga : Tempat kegiatan usaha yang ingin dipusatkan tetap melaksanakan hak dan kewajiban Pajak
Pertambahan Nilainya pada Kantor tempat kegiatan usaha terdaftar/lokasi.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatu

TaxBase 6.0 Document - Page : 25


akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila kemudian ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini.

................,.........................(20)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(21)
NIP................................(22)

Yth..................................(23)
Jalan................................(24)

Tembusan :
1. ....................................(25);
2. ..................................dst

TaxBase 6.0 Document - Page : 26


Lampiran IV.B
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PENOLAKAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN


TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA
PAJAK SELAIN YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI
MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nomor kep djp persetujuan pemusatan terdahulu.
Angka 8 : Diisi dengan nama dan alamat tempat kegiatan usaha yang diajukan Permohonan Pemusatan
Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
Angka 9 : Diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan.
Angka 10 : Diisi dengan nomor Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 11 : Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan Pemusatan Tempat Terutang
PPN yang dilaksanakan oleh KPP yang bersangkutan.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 13 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 14 : Diisi sama dengan Angka 3
Angka 15 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 16 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 17 : Diisi dengan KPP tempat pemusatan Pajak Pertambahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 18 : Diisi sama dengan Angka 7.
Angka 19 : Diisi dengan nama tempat kegiatan usaha yang ditolak.
Angka 20 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 21 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 22 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan.
Angka 23 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 24 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 25 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 27


Lampiran IV.C
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH....................................................... (1)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR :..........................................................(2)

TENTANG

PERSETUJUAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENYAMPAIKAN
SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : bahwa setelah membaca dan mempelajari Surat pemberitahuan dari .....................(3)
NPWP.................(4) Nomor ...................(5) tanggal ...................(6) hal Pemberitahuan
Perpanjangan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang untuk tempat kegiatan usaha
:
1. .........................(7);
2. ..........................
3. .........................dst.
Terdapat alasan untuk mempertimbangkan pemberitahuan Wajib Pajak .................(8)
NPWP..................(9) untuk perpanjangan pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai sebagaimana tersebut diatas.

Mengingat : 1. Pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000;
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-..../PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai bagi Wajib Pajak Selain Yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-128/PJ/2003 tentang Penetapan Satu Tempat
atau Lebih sebagai Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai Bagi Wajib Pajak Selain Yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERPANJANGAN PERSETUJUAN PEMUSATAN


TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG
MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (E-FILLING)

Pertama : Menyetujui berdasarkan pemberitahuan dari ...............(11) NPWP..................(12) beralamat


di.....................(13) untuk perpanjangan pelaksanaan pemusatan tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak....................(14) sebagaimana telah ditetapkan
dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor :......................(15) dengan penambahan
tempat kegiatan usaha sebagai berikut :
1. .........................(16);
2. .........................
3. .........................; dst”

Kedua : Keputusan ini berlaku sampai dengan tanggal...................(17)

................,.........................(18)
A.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah,

......................................(19)
NIP................................(20)

Yth..................................(21)
Jalan................................(22)

Tembusan :
1. ....................................(23);
2. ..................................dst

TaxBase 6.0 Document - Page : 28


Lampiran IV.C
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-128/PJ./2003
Tanggal : 22 April 2003

PETUNJUK PENGISIAN PERSETUJUAN PERPANJANGAN IJIN PEMUSATAN


TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PENGUSAHA KENA
PAJAK YANG MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN DAN PPn BM MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK (E-FILLING)

Angka 1 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Keputusan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini.
Angka 3 : Diisi dengan nama Wajib Pajak.
Angka 4 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak.
Angka 5 : Diisi dengan nomor Surat Wajib Pajak.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal Surat Wajib Pajak.
Angka 7 : Diisi dengan nama dan alamat tambahan tempat kegiatan usaha yang diajukan Permohonan
Pemusatan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Angka 8 : Diisi sama dengan Angka 3 .
Angka 9 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 10 : Diisi dengan Nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat
Terutang Pajak Pertambahan Nilai yang diberikan sebelumnya.
Angka 11 : Diisi sama dengan Angka 3.
Angka 12 : Diisi sama dengan Angka 4.
Angka 13 : Diisi dengan alamat tempat kedudukan Wajib Pajak.
Angka 14 : Diisi dengan KPP tempat Pemusatan Pajak Pertamabahan Nilai terutang terdaftar.
Angka 15 : Diisi dengan nomor kep djp persetujuan pemusatan terdahulu.
Angka 16 : Diisi dengan tempat kegiatan usaha yang disetujui.
Angka 17 : Diisi dengan tanggal jatuh tempo ijin pemusatan sesuai Keputusan yang sebelumnya telah
diberikan.
Angka 18 : Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya keputusan ini.
Angka 19 : Diisi dengan nama Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan ini.
Angka 20 : Diisi dengan NIP Kepala Kantor Wilayah DJP yang menerbitkan keputusan ini.
Angka 21 : Diisi dengan nama pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 22 : Diisi dengan alamat pemohon pemusatan tempat terutang PPN.
Angka 23 : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha yang dipusatkan.

TaxBase 6.0 Document - Page : 29

Anda mungkin juga menyukai