Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Biokimia.

Di susun oleh :

1. Usen
2. Oom
3. Lilis Komalasari
4. Iis Aries
5. Emay

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)

SEBELAS APRIL SUMEDANG

TAHUN 2017
1. Pengertian Perubahan Masyarakat
Definisi dari perubahan masyarakat adalah segala perubahan yang terjadi
dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah
pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana
perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya . Perubahan sosial
terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur
geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan. Sorokin (1957),
berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan suatu
kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan sosial tidak akan
berhasil baik.
Perubahan masyarakat merupakan bagian dari perubahan budaya.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan
sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis
perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan.

2. Strategi Perubahan Masyarakat dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi pembangunan.
dalam perspektif pembangunan ini, disadari betapa penting kapasitas
manusia dalam upaya meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal
atas sumber daya materi dan nonmaterial. sebagai suatu strategi
pembangunan, pemberdayaan dapat diartikan sebagai kegiatan membantu
klien untuk memperoleh daya guna mengambil keputusan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan, terkait dengan diri mereka termasuk
mengurangi hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan
melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk
menggunakan daya yang dimiliki dengan mentransfer daya dari
lingkungannya.
Memberikan batasan pemberdayaan sebagai upaya penyediaan
kepada orang-orang atas sumber, kesempatan, pengetahuan, dan
keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka menentukan masa
depannya dan untuk berpartisipasi di dalam dan mempengaruhi kehidupan
komunitas mereka.

3. Perubahan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat

Perubahan masyarakat terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya


komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti
perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau
revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan,
misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat
lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat
tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat
dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa
takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan;
hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.

Tipe – Tipe Masyarakat dalam Menyikapi Perubahan


a.Masyarakat Terbuka
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu:
1.Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi
dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif
bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan
terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-
norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini
tergolong masyarakat modern
berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern:
1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk
perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
2. Masyarakat yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi
Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik
dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari
dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka
demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang
datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima
semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan
bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan
nilai dan norma bangsa Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang
datang dari Barat itu modern. Westernisasi harus kita tolak. Kita bukan
orang Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan
norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial
yang ada di Barat.
b. Masyarakat Tertutup
Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa
perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka
menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan
namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau menerimanya sama
sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami
perubahan, kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan
berupa daun-daunan, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(nomaden) bahkan mereka belum menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup
1.Tak mau kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5.Mobilitas sosial rendah
Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
Kita telah belajar tentang perubahan sosial budaya dan globalisasi beserta
dampak perubahan sosial budaya dan globalisasi. Perubahan sosial budaya
pada masyarakat menimbulkan adanya perilaku positif dan negatif.
Berikut ini beberapa contohnya
A.Perilaku Positif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
1.Percaya Pada Diri Sendiri
Orang yang percaya diri tidak membiarkan kebiasaan lama, orang lain, dan
kondisi lingkungan mendikte nasibnya. Dia menunjukkan sikap dan
menentukan diri sendiri arah hidupnya. Ia tak pernah terkurung adalam
ketakutan, melainkan selalu berusaha melakukan tindakan membangun.
Orang seperti ini melihat perubahan sebagai sesuatau yang wajar.
Perubahan adalah tantangan dan kesempatan untuk berkembang. Ia juga
yakin bahwa ia dapat melewati setiap tantangan sebagai dampak dari
perubahan itu. Orang yang percaya diri akan meniali dirinya secara jujur.
Ia sadar akan semua aset berharga dalam dirinya dan selalu berusaha
menemukan aset lain yang belum dikembangkan. Ia juga membuat analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threats atau kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman) dalam dirinya.
Hasil dari analisis ini digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi
pengembangan diri yang lebih realistis
2. Berpikir Rasional
Menurut Habermas, rasionalitas adalah kemampuan berpikir secara logis
dan analitis. Berpikir secara analitis berarti berusaha menyelidiki suatu
peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Cara berpikir rasional
merupakan cara berpikir dimana orang mempertimbangkan akal budinya
dalam memutuskan sesuatu.
Orang seperti ini tak menerima begitu saja sebuah unsur baru. Ia akan
selalu menyelidikinya dan mempertimbangkannya.
Orang seperti ini akan cenderung mudah menerima sesuatu yang masuk
akal. Bila perubahan itu mengarah pada sesuatau yang baik, yang masuk
akal ia akan menerima perubahan itu.
Bila perubahan itu tidak masuk akal, dan negatif ia akan dengan segera
menolaknya
3. Terbuka Pada Inovasi
Orang yang terbuka pada inovasi akan cenderung dinamis dan mudah
berubah. Karena ia senantiasa terdorong untuk lebih dalam mengetahui
inovasi baru dan dengan segera mempelajarinya.
Semakin terbuka seseorang terhadap suatu inovasi, semakin besar pula
perubahan yang mungkin terjadi

B. Perilaku Negatif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya


1.Penyalahgunaan Teknologi
teknologi disisi lain dapat memudahkan dan membantu kehidupan
manusia jika digunakan secara bijaksana. Akan tetapi ketika teknologi
digunakan secara tidak bijaksana, akan menimbulkan dampak negatif.
Misalnya saja teknologi internet digunakan oleh sebagian orang untuk
pornografi dan melakukan kejahatan di dunia maya

2. Perilaku Kebarat-Baratan
Westernisasi adalah suatu asimilasi kebudayaan barat atau proses soosial
yang memperkenalkan kebiasaan dan praktik-praktik peradaban Barat. Hal
ini terjadi karena mereka menganggap semua yang dari Barat modern.
Mereka bertingkah seperti orang Barat agar dianggap modern. Buktinya
yaitu gaya hidup mereka yang ala barat, mulai dari cara berpakaian hingga
pola makan.
Bila diamati, budaya Barat berpotensi mengubah cara berpikir, cara
bekerja, dan cara hidup kita. Ketiga aspek ini tak semuanya negatif atau
positif. Dari ketiga aspek itu, cara hidup lebih cepat berubah daripada cara
berpikir ataupun cara bekerja. Tanpa sadar masyarakat membiarkan
kebudayaan Baratmengubah pola hidup mereka. Gaya hidup masyarakat
yang khas sudah mulai menghilang
3. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan sikap atau perilaku suka membeli barang untuk
mendapatkan prestise atau gengsi tertentu, tanpa memperhatikan
kegunaanya. Perilaku seperti ini lebih mendahulukan pemenuhan
keinginan dengan gaya hidup mewah daripada pemenuhan kebutuhan
pokok.
Dampak Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
a.Integrasi Sosial
Manusia atau masyarakat menemukan sistem nilai dan falsafah hidup baru.
Apabila hal ini terjai, maka unsur-unsur yang berbeda dapat saling
menyesuaikan, berarti yang terjadi adalah integrasi sosial
b. Disintegrasi Sosial
Disintegrasi sosial terjadi ketika unsur-unsur sosial yang berbeda yang ada
dalam masyarakat tidak mampu menyesuaikan diri satu sama lain. Ketika
unsur sosial yang satu memaksakan diri, maka unsur sosial yang lainnya
akan memberontak atau melawan.

4. Perubahan Masyarakat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Pada dasarnya ,otonomi daerah merupakan pancaran kedaulatan rakyat. Otonomi


diseberikan oleh pemerintahan kepada masyarakat dan sama sekali bukan kepada
daerah ataupun pemerintahan daerah. Dengan demikian, pernyataan bahwa
otonomi merupaakan milik masyarakat tersebut sebagai subjek dan bukannya
objek.
Dengan adanya partisipasi proaktif masyarakat, baikkepada pemerintah maupun
DPRD, maka banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh rakyatnya. Disinilah
pentingnya bila masyarakat selalu berpartisipasi, terlebih dalam perumusan
kebijakan public di daerah. Karena sesungguhnya masyarakat itu sendiri yang
lebih tahu akan kebutuhan dan permasalahannya.
Di era otonomi daerah, partisipasi masyarakat sangat diperlukan dengan harapan
antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan public di daerah selalu berpihak pada kepentingan rakyat
2. Kebijakan public di daerah sesuai dengan harapan dan kenginanan rakyat
3. Kebijakan public di daerah dapat menumbuhkan semangat persatuan
4. Kebijakan public di daerah dapat menimbulkan semangat bekerja sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemerintahan daerah
Sebagai warga negara Indonesia yang berdomisili atau bertempat tinggal di suatu
daerah, tent ki kita mempunyai hak dan kewajiban dalam upaya mendukung
suksesnya pembanguna di daerah. Disamping itu warga negara harus tanggap
terhadap ssegala kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan daerah. Hal itu
dimaksudkan
a. Agar kebijakan pemerintahan didaerah tidak menyompang dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b. Agar pemerintahan di daerah sesuai dengan dasar negara pancasila dan UUD 1945
c. Agar pemerintahan di daerah selalu berpihak pada kepentingan rakyat
Dukungan warga negara terhadap pemerintahan di daerah dapat diwujudkan
dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain:
a. Mematuhi dan melaksanakan peraturan daerah
b. Melaksanakan kegiatan keamanan dan ketertiban masyarakat
c. Merawat keindahan lingkungan
d. Membayar pajak bumi dan bangunan
e. Membayar pajak kendaraan bermotor
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam mendukung kinerja DPRD
Ada 2 faktor pendukung agar DPRD dapat menjalankan fungsi
pengawasannya dengan baik, yaitu
a. Faktor internal, yakni factor yang berasal dari dalam DPRD itu sendiri, dalam arti
bahwa anggota DPRD sebagai wakil rakyat, harus terus menerus berusaha untuk
meningkatkan kualitas kinerjanya. Adanya peningkatan kualitas kinerjaini
merupakan syarat agar kkepentingan rakyat terpenuhi.
b. Factor eksternal, yakni factor yang berasal dari luar DPRD, yang berupa
partisipasi masyarakat. Sebagai warga negara, hendaknya kita selalu memberikan
masukan kepada DPRD dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebgai
berikut
1. Menyampaikan masukan tentang prmasalahan irigasi yang sangat dibutuhkan
masyarakat petani di desa
2. Menyampaikan masukan tentang permaslahan polotik uang ketika terjadi
pemilihan calon kepala daerah dan wakilnya.
3. Menyampaikan masukan tentang permasalahan keamanan dan ketrtiban
masyarakat.

KESIMPULAN
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan
terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai