Anda di halaman 1dari 12

20 Sept' 05 1

Thypoid fever / demam typoid atau thypus


abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada
usus halus dengan demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan dan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran (T.H.
Rampengan dan I.R. Laurentz).
 Infeksi oleh kuman Salmonella Thyposa/ Eberthela
Thyposa (kuman gram negatif, motil dan tidak
menghasilkan spora, hidup baik sekali pada suhu
tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah
sedikit serta mati pada suhu 70˚C dan antiseptik)
 Bakteri ini ditransmisikan melalui air dan makanan
yang terkontaminasi feses
 Masa tunas biasanya 7-14 hari
1. Antigen O (Ohne Hauch) , merupakan
lipopolisakarida dari membran luar bakteri

2. Antigen H (Hauch,menyebar), merupakan


protein yang berhubungan dengan flagel dari bakteri

3. Antigen V1 (kapsul), berhubungan dengan kapsul


dari bakteri
 Menerima zat makanan yang sudah dicerna
untuk diserap melalui kapiler darah dan
saluran limfe
 Menyerap protein dalam bentuk asam
amino
 Karbohidrat diserap dalam bentuk
monosakarida
 Minggu pertama : deman, nyeri kepala, anoreksia,
mual, muntah, diare, konstipasi dan suhu badan
meningkat sore hari(39 – 41˚C). Kadang turun
pada malam dan pagi hari
 Roseola (rose spot), lesi makulopapular eritema
kurang lebih 2-4mm pada kulit dada atau perut
terjadi pada akhir minggu I atau awal minggu II.
Merupakan emboli kuman dimana di dalamnya
mengandung kuman salmonella.
 Minggu kedua : deman remiten, lidah kotor merah
ditepi, dilapisi selapu tebal, dibagian belakang
tampak lebih pucat, dibagian ujung dan tepi lebih
kemerahan. Pembesaran hati dan limpa, perut
kembung dan nyeri tekan pada perut kanan bawah
dan mungkin disertai gangguan kesadaran dari
ringan sampai berat seperti delirium.
 Gangguan kesadaran, koma, stupor atau somnolent
a. Jumlah leukosit normal/leukopenia/leukositosis.
b. Anemia ringan, LED meningkat, SGOT, SGPT
dan fosfat alkali meningkat.
c. Minggu pertama biakan darah S. Thypi positif,
dalam minggu berikutnya menurun.
d. Biakan tinja positif dalam minggu kedua dan
ketiga.
e. Kenaikan titer reksi widal 4 kali lipat pada
pemeriksaan ulang memastikan diagnostis.
Pada reaksi widal titer agglutinin O dan H
meningkat sejak minggu kedua. Titer reaksi
widal diatas 1 : 200 menyokong diagnosis.
 Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi
terhadap bakteri Salmonella typhi.
 Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya
aglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat
adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita
membuat antibodi (aglutinin) yaitu
◦ Aglutinin O: karena rangsangan antigen O
◦ Aglutinin H: karena rangsangan antigen
◦ Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi
 hanya aglitinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis
Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar
kemungkinan menderita Demam Tifoid.

(Widiastuti Samekto, 2001)


1. Tirah baring atau bed rest
2. Diet lunak atau diet padat rendah selulosa (pantang
sayur dan buahan), kecuali komplikasi pada intestinal.
3. Obat-obatan
a. Antimikroba :
Kloramfenikol 4 x 500 mg sehari /iv
Tiampenikol 4x 500 mg sehari oral
Kotrimoksaxol 2 x 2 tablet sehari oral (1 tablet =
Ampicillin atau amoxixilin 100 mg / kg BB sehari
oral/iv, dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
b. Antipiretik seperlunya
c. Vitamin B komplek dan vitamin C
4. Mobilisasi bertahap setelah 7 hari bebas deman.
Perdarahan intestinal, perforasi intestinal,
ilius paralitik, rejatan septic, pielonefritif,
kolesistisis, pneumonia, miokarditis,
peritonitis, meningitis, ensefalopati,
bronchitis kronis.

Anda mungkin juga menyukai